2006
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2006 diberi istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan Kurikulum 2004 (KBK) yang disempurnakan mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang merupakan
penjabaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Oleh karena itu, kurikulum 2004
merupakan embrio dari Kurikulum 2006. Kurikulum sebagai rancangan pembelajaran
memiliki kedudukan yang sangat tinggi yang akan menentukan proses dan hasil belajar
peserta didik bahkan hasil pendidikan secara keseluruhan.
Pada kurikulum 2006 pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan, BSNP
menyusun Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP meliputi: Poin
1: visi, misi, tujuan satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, beban belajar dan kalender
akademik. Poin 2: silabus setiap mata pelajaran yang disusun oleh setiap guru. Dan poin 3:
RPP yang disusun oleh setiap guru.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini adalah tujuan
pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan atau standar-standar yang lebih
operasional, serta kesesuaiannya dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, sosial budaya
masyarakat, kebutuhan dan potensi SMK dan peserta didik. KTSP ini di susun untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan berbagai karakteristik, kebutuhan
dan potensi tersebut.
Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiyayaan, dan penilaian pendidikan, dua dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi SD/MI dalam mengembangkan kurikulum.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMK di nyatakan tercapai apabila
kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan
pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes, dan nontes.
Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan
terencana dengan baik, agar dapat diterima untuk: (1) memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat dan masyarakat global; (2) mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
perkembangan dunia global; dan (3) melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan/ atau
mengembangkan keterampilan untuk hidup mandiri1
Berdasarkan uraian diatas, maka kami mengkaji semua yang telah tersebutkan di atas
dengan judul makalah Pengembangan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan di SMA.
BAB II
1
H. Muhaimin, Hj. Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada: 2008), hlm, 333-334.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada didaerah.
Mulyasa dalam Heri Gunawan mengemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.2
Menurut Wina Sanjaya, dihubungkan dengan konsep dasar dan desain kurikulum,
maka KTSP memiliki semua unsure tersebut yang sekaligus merupakan karakteristik KTSP
itu sendiri, yakni:
a. Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
Hal ini dapat dilihat dari pertama, struktur program KTSP yang memuat sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata pelajaran yang
harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan
jumlah jam pelajaran secara ketat. Kedua, criteria keberhasilan KTSP lebih banyak
diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
sistem kelulusan yang ditentukan oleh standar minimal penguasaan isi pelajaran
seperti diukur dari hasil Ujian Nasional. Soal-soal dalam UN itu lebih banyak bahkan
seluruhnya menguji kemampuan kognitif siswa dalam setiap mata pelajaran.
Walaupun dianjurkan kepada setiap guru menggunakan sistem penilaian proses
mislanya dengan portofolio, namun pada akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh
sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
b. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini dapat
dilihat dari prinsip-prinsip pelajaran dalam KTSP yang menekankan kepada aktivitas
siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai
pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan mislanya melalui CTL, inkuiri,
pembelajaran portofolio, dan lain sebagainya. Demikian juga secara tegas dalam
2
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm 61.
Wina Sanjaya, Teori dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), ( Jakarta : Kencana, 2010 ),
hlm, 131.
4
Abudllah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm, 225.
adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan
langkah yang harus diacu dalam pengembangan KTSP. Keuda, model KTSP sebagai salah
satu contoh hasil akhir pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan
berpedoman pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu
tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan hendaknya dugunakan sebagai refrensi.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk:
a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Belajar untuk memahami dan menghayati;
c. Beljaar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.5
Menurut pemakalah, KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan
individu yang menekankan kepada aktivitas siswa dan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang terbit pada 2006.
Dan di sesuaikan dengan kompetensi dan potensi yang ada pada satuan pendidikan tertentu.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Landasan penyusunan KTSP sebagai berikut:
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1&2, Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1.
b. Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 17 ayat 1&2, dan Pasal 49 Ayat 1.
c. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomer 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
(SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Peraturan Mendiknas Nomer 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas
Nomer: 22 dan 23.
f. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomer: DJ. II. 1/ PP.OO/ED/681/2006,
tanggal 1 Agustus 2006, Tentang Pelaksanaan Standar Isi (khusus untuk
madrasah).
5
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm, 471 472.
keterkaitan
dan
kesinambungan
yang
bermakna
dan
tepat
antarsubstansi.
H. Muhaimin, Hj. Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
kurikulum
dilakukan
dengan
melibatkan
pemangku
kurikulum
harus
memperhatikan
keseimbangan
tuntutan
3. Bahasa;
4. Matematika;
5. 5 IPA;
6. IPS;
7. Senidanbudaya;
8. Pendidikan jasmasi dan olahraga;
9. Keterampilan/kejuruan dan;
10. Muatan lokal;
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK memperhatikan kelompok mata
pelajaran sebagai berikut:
1. Agamadan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Agama, Pendidikan kewarganegaraan, Pengembangan Diri, IPA, Seni Budaya, IPS,
Penjaskes, Matematika dan Kejuruan.
2. Kewarganega-raan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela
negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Agama, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia , Bahasa Inggris, Seni Budaya,
Penjaskes, dan Pengembangan diri.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK dimaksudkan
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dan kemandirian kerja.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Kejuruan, KKPI, dan
Muatan Lokal.
4. Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.
5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber,
dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. Penjaskes, IPA, dan Muatan Lokal.
G. Pengembangan Silabus
a. Pengertian Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
b. Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
dan psikomotor).
c. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
pokok yang
menunjang pencapaian
standar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
H. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran:
Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran
selama penyelenggaraan pendidikan ditingkat satuan pendidikan.
Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru yang mengajarkan mata
pelajaran yang sama pada tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau
kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah.
2. Implementasi pembelajaran persemester menggunakan:
Penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
kelompok normatif dan adaptif dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum
ksanakan,
dievaluasi,
dan
ditindaklanjuti
oleh
masing-masing
guru.