Nim : D1051141025
Danau Serantangan terdiri dari dua perairan yang memiliki luasan berbeda.
Luas masing-masing perairan tersebut pada kondisi normal adalah 107,36 ha dan
26,72 ha. Sehingga total luas perairan pada kondisi normal adalah 134,08 ha. Pada
kondisi banjir luas perairan danau Serantangan akan bertambah karena perubahan
elevasi muka air yang sangat cepat. Menurut informasi setempat kedalaman danau
Serantangan pada tahun 1985 berkisar antara 9-10 meter. Sekarang kedalaman
danau pertama hanya berkisar antara 1-2 meter, sedangkan kedalaman danau
kedua sedikit lebih dalam dengan kisaran antara 2-3 meter.
Ekosistem Danau Serantangan merupakan kekayaan alam Provinsi
Kalimantan Barat khususnya Kota Singkawang yang perlu dilestarikan agar
fungsi ekologisnya dapat berlangsung secara berkelanjutan. Air Danau
Serantangan telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Untuk kesinambungan
pemanfaatan air Danau Serantangan, maka diperlukan pengendalian kegiatan
pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan Danau Serantangan agar tidak
terjadi degradasi kualitas lingkungan danau. Komponen biologi sekitar Danau
Serantangan dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu komponen biologi terestrial
dan komponen biologi akuatik.
Hutan Dataran Rendah Perbukitan, tipe hutan ini didominasi oleh jenis-jenis dari
family Dipterocarpaceae perbukitan rendah seperti Tengkawang Rambai (
Shorea smithiana), Resak
(Vatica
micrantha),
Keruing
dan Tempurau
Ikan : Gabus, keli/lele, patin, lais, belida, tapah, nila, sepat, betutu, gurame/kaloi,
d. Permasalahan
Permasalahan Pemanfaatan Ruang Kawasan DTA (Berdasarkan RTRW) :
Permasalahan pemanfaatan ruang kawasan Daerah Tangkapan Air adalah kurang
efektifnya program daerah untuk menjaga kelestarian lingkungan berupa program
rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan, serta pengembangan dan
pengelolaan kawasan. Dimana kegiatan perusakan lingkungan khususnya hutan
dan air danau lebih tinggi dibandingkan kegiatan menjaga lingkungan.
Permasalahan kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) pada Danau Serantangan
adalah maraknya kegiatan PETI yang merusak lingkungan dan juga terjadinya
penebangan ilegal di daerah sekitar danau serantangan.
Permasalahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan (Berdasarkan
RTRW) : Daerah sempadan danau adalah daerah sepanjang kiri kanan danau
dihitung dari tepi sungai sampai garis sempadan danau yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan pelestarian fungsi sungai, baik yang telah
dibebaskan maupun yang tidak dibebaskan. Permasalahan pemanfaatan ruang
kawasan sempadan danau adalah kurang efektifnya program daerah untuk
menjaga kelestarian lingkungan berupa program rehabilitasi dan pemantapan
fungsi kawasan, serta pengembangan dan pengelolaan kawasan yang dilaksanakan
oleh Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Energi Sumber Daya Mineral Kota
Singkawang.
Pengelolaan kawasan sempadan danau diarahkan untuk melindungi sungai dari
kegiatan yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai dan kondisi
fisik tepi dan dasar danau. Kawasan ini berada 100 meter dikiri kanan danau.
Kenyataan di lapangan, danau tersebut sudah mulai terganggu fungsinya akibat
aktivitas yang berkembang di sekitarnya yaitu limbah yang berasal dari sungai
yang masuk ke danau,
memberikan dampak negatif pada aspek sosial ekonomi terutama bagi masyarakat
sekitarnya. Masyarakat sebagai pengguna danau akan mempunyai rasa memiliki,
apabila mereka sadar dan peduli akan manfaat danau bagi kehidupan. Oleh karena
itu masyarakat harus memiliki kesadaran dan kemandirian dalam pengelolaan
danau.
3. Mewujudkan koherensi kebijakan pengelolaan danau, sasarannya berupa adanya
kelembagaan yang kuat serta sistem informasi yang baik antara stakeholder.
Selama ini, pengelolaan danau masih dilakukan secara sektoral dan regional serta
belum memiliki kejelasan mengenai peran dan pembagian tanggung jawab bagi
masing-masing pemangku kepentingan. Evaluasi dari kegiatan seringkali
didasarkan pada kepentingan masing-masing sektor sehingga tidak jarang
menimbulkan konflik diantara para pengguna. Peran pemerintah melalui
departemen atau dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum atau Balai Pengelola
Wilayah
Sungai
sangat
diharapkan
untuk
bertindak
sebagai
fasilitator