Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Marsyah Putri Lestari

Nim : D1051141025

Konservasi Lingkungan dan Sumber Daya Alam di Kawasan Danau


Serantangan
a. Informasi Umum
Danau Serantangan terletak di desa Sagatani Kecamatan Singkawang
Selatan. Desa Sagatani berada di bagian paling selatan Kota Singkawang dan
berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Bengkayang. Desa Sagatani
memiliki luas + 6.469 ha dan secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sanggau Kulor
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungai Raya
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pangmilang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan samalantan
Desa Sagatani di kelilingi oleh perbukitan seperti bukit Pajiji dan bukit
Sampuro. Bukit Pajiji berada di sebelah utara dimana daerah lembahnya mengalir
Sungai Lohabang yang bermuara ke danau Serantangan. Di sepanjang aliran
sungai terbentang lahan pertanian tanaman pangan yaitu padi dan oleh Masyarakat
setempat aliran sungai ini juga digunakan untuk keperluan penyediaan air bersih
dan penangkapan ikan. Sedangkan bukit Sampuro berada di sebelah Timur desa
Sagatani, di daerah terdapat Sungai Raya yang juga mengalir ke Danau
serantangan.
b. Fungsi dan Manfaat Danau
Bilamana dilihat secara umum, fungsi dan manfaat danau khususnya Danau
Serantangan adalah sebagai berikut : sebagai tempat reservoir air atau
menampung air dari sumber mata air dan memiliki fungsi yang dapat memelihara
hidrologi, disamping itu danau dikaitkan pula sebagai fungsi pengairan dimana
fungsi air pada daerah tertentu dimanfaatkan sebagai pemenuhan air bagi
pengairan, dan pemenuhan kebutuhan air lainnya bagi masyarakat. Danau juga
berfungsi sebagai objek wisata, serta sebagai tempat riset dan penelitian.
c. Karakteristik Danau

Danau Serantangan terdiri dari dua perairan yang memiliki luasan berbeda.
Luas masing-masing perairan tersebut pada kondisi normal adalah 107,36 ha dan
26,72 ha. Sehingga total luas perairan pada kondisi normal adalah 134,08 ha. Pada
kondisi banjir luas perairan danau Serantangan akan bertambah karena perubahan
elevasi muka air yang sangat cepat. Menurut informasi setempat kedalaman danau
Serantangan pada tahun 1985 berkisar antara 9-10 meter. Sekarang kedalaman
danau pertama hanya berkisar antara 1-2 meter, sedangkan kedalaman danau
kedua sedikit lebih dalam dengan kisaran antara 2-3 meter.
Ekosistem Danau Serantangan merupakan kekayaan alam Provinsi
Kalimantan Barat khususnya Kota Singkawang yang perlu dilestarikan agar
fungsi ekologisnya dapat berlangsung secara berkelanjutan. Air Danau
Serantangan telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Untuk kesinambungan
pemanfaatan air Danau Serantangan, maka diperlukan pengendalian kegiatan
pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan Danau Serantangan agar tidak
terjadi degradasi kualitas lingkungan danau. Komponen biologi sekitar Danau
Serantangan dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu komponen biologi terestrial
dan komponen biologi akuatik.

Komponen Biologi Terestrial


- Flora Darat
Flora merupakan organisme autotrop yang mampu memanfaatkan sinar
matahari untuk kehidupannya secara langsung. Flora mempunyai peranan
menjaga kestabilan lingkungan dan sebagai sumber energi yang penting bagi
organisme hidup disekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Flora
danau serantangan terdiri dari :

Hutan Dataran Rendah Perbukitan, tipe hutan ini didominasi oleh jenis-jenis dari
family Dipterocarpaceae perbukitan rendah seperti Tengkawang Rambai (
Shorea smithiana), Resak

(Vatica

micrantha),

Keruing

dan Tempurau

(Dipterocarpus spp), durian.

Hutan Kerangas, tumbuhannya agak kerdil dengan tinggi sekitar 20-26 m,


diameter batang kecil (kurus) menyerupai pohon pada tingkat tiang, tanah berpasir
dan miskin unsur hara.

Tanaman danau ; nipah, rumput, alang-alang, eceng gondok, ganggang hydrilla.

Tanaman Budidaya : karet (dominan), kopi, pisang, tebu, jagung


- Fauna darat
Fauna darat baik hewan budidaya dan fauna liar yang berada di wilayah
sekitar Danau Serantangan masih cukup beragam baik burung, mamalia, amphibi,
reptilia, maupun avertebrata. Fauna darat yang ada di sekitar wilayah Danau
Serantangan sebagai berikut :

Mamalia : Beruang madu, trenggiling, babi hutan

Burung : Bangau, kacer, layang-layang, tekukur, prenjak, punai, puyuh, gelatik,


gereja, cucuk udang hijau

Ikan : Gabus, keli/lele, patin, lais, belida, tapah, nila, sepat, betutu, gurame/kaloi,

Reptil : biawak, kadal, ular (piton, sendok/tedung, air, pucuk daun)

d. Permasalahan
Permasalahan Pemanfaatan Ruang Kawasan DTA (Berdasarkan RTRW) :
Permasalahan pemanfaatan ruang kawasan Daerah Tangkapan Air adalah kurang
efektifnya program daerah untuk menjaga kelestarian lingkungan berupa program
rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan, serta pengembangan dan
pengelolaan kawasan. Dimana kegiatan perusakan lingkungan khususnya hutan
dan air danau lebih tinggi dibandingkan kegiatan menjaga lingkungan.
Permasalahan kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) pada Danau Serantangan
adalah maraknya kegiatan PETI yang merusak lingkungan dan juga terjadinya
penebangan ilegal di daerah sekitar danau serantangan.
Permasalahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan (Berdasarkan
RTRW) : Daerah sempadan danau adalah daerah sepanjang kiri kanan danau
dihitung dari tepi sungai sampai garis sempadan danau yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan pelestarian fungsi sungai, baik yang telah
dibebaskan maupun yang tidak dibebaskan. Permasalahan pemanfaatan ruang
kawasan sempadan danau adalah kurang efektifnya program daerah untuk
menjaga kelestarian lingkungan berupa program rehabilitasi dan pemantapan
fungsi kawasan, serta pengembangan dan pengelolaan kawasan yang dilaksanakan

oleh Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Energi Sumber Daya Mineral Kota
Singkawang.
Pengelolaan kawasan sempadan danau diarahkan untuk melindungi sungai dari
kegiatan yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai dan kondisi
fisik tepi dan dasar danau. Kawasan ini berada 100 meter dikiri kanan danau.
Kenyataan di lapangan, danau tersebut sudah mulai terganggu fungsinya akibat
aktivitas yang berkembang di sekitarnya yaitu limbah yang berasal dari sungai
yang masuk ke danau,

kegiatan PETI, penebangan hutan ilegal. Hal ini

menyebabkan kualitas air menjadi semakin menurun.


Permasalahan perairan danau secara umum adalah kondisi pencemaran
lingkungan yang semakin hari semakin meningkat. Pencemaran yang terjadi di
Danau Serantangan yang harus segera diatasi adalah maraknya kegiatan PETI
yang menyebabkan danau tercemar merkuri dan air menjadi keruh. Dampak yang
dihasilkan dari kegiatan ini adalah semakin berkurangnya ekosistem danau, air
danau yang tidak dapat digunakan sebagai air baku, pendangkalan danau. Selain
itu belum adanya penetapan zonasi juga mempengaruhi permasalahan perairan
yang apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan terjadinya konflik khususnya
antara kegiatan perikanan dan pariwisata.
e. Solusi
1. Mengembalikan dan mempertahankan fungsi-fungsi danau secara lestari untuk
kesejahteraan rakyat sasarannya berupa pemanfaatan danau untuk kesejahteraan
masyarakat. Danau memiliki banyak manfaat bagi kesejahteraan rakyat berupa
penampung air untuk irigasi, bahan baku air minum, untuk budidaya perikanan,
agroekowisata, olahraga air. Berdasarkan cara pandang perairan danau sebagai
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
masyarakat umum secara berkelanjutan menempatkan kepentingan sektor-sektor
sebagai matrik sasaran pengelolaan dengan sektor lingkungan sebagai faktor
pengikatnya.
2. Membangkitkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan
danau, sasarannya berupa Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan Danau. Danau merupakan sumber daya yang memberikan banyak
manfaat bagi manusia.

Degradasi nilai dan fungsi dari suatu danau akan

memberikan dampak negatif pada aspek sosial ekonomi terutama bagi masyarakat
sekitarnya. Masyarakat sebagai pengguna danau akan mempunyai rasa memiliki,
apabila mereka sadar dan peduli akan manfaat danau bagi kehidupan. Oleh karena
itu masyarakat harus memiliki kesadaran dan kemandirian dalam pengelolaan
danau.
3. Mewujudkan koherensi kebijakan pengelolaan danau, sasarannya berupa adanya
kelembagaan yang kuat serta sistem informasi yang baik antara stakeholder.
Selama ini, pengelolaan danau masih dilakukan secara sektoral dan regional serta
belum memiliki kejelasan mengenai peran dan pembagian tanggung jawab bagi
masing-masing pemangku kepentingan. Evaluasi dari kegiatan seringkali
didasarkan pada kepentingan masing-masing sektor sehingga tidak jarang
menimbulkan konflik diantara para pengguna. Peran pemerintah melalui
departemen atau dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum atau Balai Pengelola
Wilayah

Sungai

sangat

diharapkan

untuk

bertindak

sebagai

fasilitator

pengembangan kelembagaan pengelolaan partisipatif tersebut. Dengan adanya


kelembagaan yang kuat diharapkan adanya keterbukaan akses data dan informasi.
Melalui suatu sistem informasi sangat penting untuk pemberdayaan masyarakat
serta masukan-masukan ilmiah kepada kepemerintah dalam menetapkan
kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai