Anda di halaman 1dari 25

METODE PELAKSANAAN

BAB I
PENDAHULUAN

Metode Pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknikteknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam system manajemen
konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan
seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode konstruksi
merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam
dokumen pelelangan, keadaan teknis dan ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh
sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen
secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan konsep metode optimal yang diterapkan
dalam pelaksanaan konstruksi. Konsep metode pelaksanaan mencangkup pemilihan dan
penetapan yang berkaitan dengan keseluruhan segi pekerjaan termasuk pemilihan dan penetapan
sarana dan prasarana yang bersifat sementara sekalipun.
Metode

Pelaksanaan

yang

dipaparkan

disini

akan

sebagai

acuan

kerja

untuk

melaksanakan Pekerjaan Renovasi Gedung Studio TVRI-Bali yang dilaksanakan oleh CV.
KUSUMA MAKMUR nantinya.

BAB II
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

2.1 PENYUSUNAN RENCANA KERJA


Pada tahap persiapan pelaksanaan proyek maka harus disiapkan sarana dan prasarana
yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan proyek dan rencana persiapan fisik
dilapangan untuk mendukung dimulainya pelaksanaan proyek menjadi lebih lancar.
Rencana pelaksanaan proyek menjadi sangat penting dan menjadi standar atau pedoman
untuk kesuksesan pelaksanaan dilapangan demi tercapainya pengendalian biaya, mutu dan
waktu sesuai target yang direncanakan.
Rencana pelaksanaan proyek terdiri dari :
1. Organisasi Proyek dan Jobdescription
2. Jadwal Pelaksanaan Proyek dan Jadwal pengadaan Sumber Daya
3. Rencana Mutu Kontrak
4. Metode Pelaksanaan
5. Survey Lapangan
6. Mobilisasi dan Site Plan
7. Rencana Anggaran pelaksanaan ( RAP )
8. Rencana K3 Proyek
9. Rencana Kelola Lingkungan ( RKL ) dan rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL )
2.2 PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA
Manajemen dalam penyelenggaraan proyek tergantung dari 2 faktor utama yaitu Sumber
Daya dan Fungsi Fungsi Manajemen. Fungsi fungsi manajemen sebagaimana diketahui
antara lain dirumuskan sebagai POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling. Sedangkan Sumber Daya biasanya diuraikan sebagai 4M yaitu Man ( Manusia,
Tenaga Kerja ) , Money (Uang), Material ( Bahan ), Machine ( Peralatan ). Untuk menyusun
metode konstruksi yang lengkap diperlukan data dan analisa kebutuhan sumber daya tenaga
kerja, bahan yang akan dipakai dan paling penting adalah daftar kebutuhan peralatan.

2.2.1 Kebutuhan Tenaga Kerja


Disini kita menganalisa dan menyusun kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan
suatudetail item pekerjaan dan selanjutnya dibuatkan jadwal kebutuhan tenaga kerja.
Jadwal tersebut antara lain :
Rincian item pekerjaan secara detail
Rencana waktu pelaksanaan proyek
Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan
Rincian jumlah pekerja ( mandor dan tenaga kerja ) untuk melaksanakan suatu
item pekerjaan pada waktu tertentu.

2.2.2 Kebutuhan Bahan


Sebelum kita menghitung kebutuhan bahan, setelah kita mempelajari spesifikasi dan
metodeyang dipakai, maka kita perlu mengadakan survey dan penelitian bahan local
yang cocok untuk dipergunakan. Juga yang sangat penting adalah waktu pengadaan
bahan. Setelah kita mendapatkan jumlah bahan untuk menyelesaikan suatu item
pekerjaan dengan spesifikasi tertentu, maka kita harus membuat jadwal kebutuhan
bahan. Terdiri dari :
Rincian item pekerjaan secara detail
Rencana waktu pelaksanaan proyek
Rencana waktu pelaksanaan per item pekerjaan, Rincian jumlah / volume bahan
dengan sfesifikasi tertentu untuk melaksanakan item pekerjaan tersebut pada
waktu tertentu.

2.2.3 Kebutuhan Peralatan proyek


Didalam pembuatan Dokumen Metoda Pelaksanaan Konstruksi, pertama kali kita
harus menetapkan dan menghitung Construction Plant atas kebutuhan peralatan berat
yang dipakai pada suatu item pekerjaan berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai jadwal
pelaksanaan pekerjaan, tentu saja sesuai dengan metode konstruksi yang paling efisien
dan efektif. Untuk perhitungan kebutuhan peralatan proyek adalah sebagai berikut :
Menghitung produksi alat per jam
Menghitung waktu operasi tiap jenis peralatan didalam menyelesaikan suatu jenis
item pekerjaan. Dengan dibandingkan produksi alat per satuan volume / luas
maka dapat dihitung jumlah alat yang diperlukan didalam menyelesaikan satu
jenis item pekerjaan sesuai jadwal waktu yang tersedia.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada tahap persiapan lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-hal
dibawahini :

Fasilitas Lapangan Konstruksi

Papan nama proyek, sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen lelang.

Penempatan Gudang
Gudang akan kami buat untuk melindungi material seperti semen atau bahan lain
yang sensitive terhadap air dan sinar matahari, gudang yang cukup aman harus
dibuat termasuk rak dari kayu agar bahan tidak langsung bersinggungan dengan
tanah, untuk lokasi pembuatan Gudang ini akan kami tanyakan pada saat Rapat PreConstruction Meeting (PCM).

Mobilisasi dan Penempatan Alat Bantu Kerja


Bersamaan dengan pembuatan fasilitas lapangan, peralatan yang akan digunakan akan
kami mobilisasikan. Program mobilisasi harus dibuat detail dan diawasi ketat karena
sering sekali keterlambatan mobilisasi menyebabkan keterlambatan proyek secara
keseluruhan. Alat bantu kerja kami untuk pekerjaan bangunan tidaklah banyak,
diantaranya :
Pisau Potong/ Grenda = 3 buah
Kereta Dorong = 2 buah
Cangkul = 2 buah
Sekrop = 4 buah
Bak Adukan = 1 unit
Molen = 1 unit
Drill = 2 unit
Mesin las besi = 2 unit
Cutting well = 2 unit
Genset 30kVA = 1 unit
Jack drill = 1 unit
Dan alat bantu lainya.
Peralatan diatas cukup akan kami letakkan pada gudang yang telah tersedia, lain halnya
alat seperti grenda, cangkul dan skrop akan kami mobilisasikan bersamaan dengan
mobilisasi tenaga kerja.

Mobilisasi Barang/ Material


Penentuan access road yang dipakai sangat penting karena mobilisasi pendatangan
bahan /material proyek harus dan tidak boleh terlambat. Access road akan kami
koordinasikan selanjunya agar tidak mengganggu aktifitas di areal Project. Material akan
kami datangkan 1 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan setiap hari akan kami lakukan
pemeriksaan terhadap kekurangan bahan dan dilakukan pemesanan material untuk hari

selanjutnya. Jadi diperkirakan material akan masuk setiap hari (Kecuali hari minggu)
untuk kelancaran pekerjaan ini dan kebersihan di areal lokasi pekerjaan agar tidak
tertumpuk terlalu banyak stock material.

Mobilisasi Tukang dan Pekerja


Tukang/ Pekerja yang akan kami gunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, akan
kami sediakan Bedeng/Basecamp tidak jauh dari lokasi tetapi diluar areal Project,
kemudian tenaga akan kami kirim/antarkan di Pagi Hari dan dilakukan Penjemputan di
Sore Hari (kecuali kerja lembur). Jumlah tenaga kerja kami untuk pelaksanaan pekerjaan
ini :
Mandor : 1 Orang
Kepala Tukang Batu 1 Orang
Tukang Batu : 5 Orang
Kepala Tukang Kayu : 1 Orang
Tukang Kayu : 5 Orang
Tukang Las: 6 Orang
Tukang Pipa : 2 Orang
Pekerja Biasa (Tidak Terlatih) : 12 Orang

Mutual Check
Pekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanya terdiri dari longitudinal
crossection survey. Hasil dari mutual check 0% harus diselesaikan dulu dari pengawas
pekerjaan, sebelum datanya dijadikan pedoman pembuatan shop drawing.

Test Material
Semua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan / disetujui
oleh konsultan supervise.

Job Mix Formula (JMF)


Setelah test material, segera dilaksanakan pembuatan job mix formula terutama untuk
pekerjaan beton.

Membuat Dokumentasi
Membuat dokumentasi tiap progress dilapangan selalu diambil yaitu dari 0 %, 25%,
50%,75% sampai dengan 100%.

Melakukan pengukuran / uitzet

3.2 PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA


3.2.1 Tahapan Pelaksanaan pekerjaan utama
Item pekerjaan untuk pelaksanaan pembangunan meliputi :

Pek. Persiapan.

Pek. Galian dan Urugan.

Pek. Pasangan

Pek. Beton Struktur

Pek. Kontruksi Baja

Pek. Mekanika, Elektrikal dan Plumbing

Tahapan dari pelaksanaan pekerjaan ini kami uraikan sebagai berikut :

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan
areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman
semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya
tidak ada kendala.

Setelah Pekerjaan Pembersihan dilanjutkan dengan pemasangan Bouwplank/Pengukuran


untuk papan diketam halus atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang
air) dengan sudut-sudutnya yang siku. Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan
dimana lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya dan juga dalam pekerjaan
ini

akan

ditentukan

ketinggian

lantai

yang akan

dilaksanakan.

Pemasangan

Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan Direksi Pekerjaan dan


Konsultan Pengawas, maka kami lanjutkan dengan pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
Semua galian harus terlindung dari longsoran tanah maupun genangan air sehingga perlu
adanya pompa air untuk pengeringan. Rapikan galian sesuai ketentuan.

Setelah galian tanah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas, kami
lanjutkan dengan pekerjaan urugan pasir, lama pekerjaan ini 7-8 hari kerja.

Pasangan batu kosong disusun dibawah pondasi yang berfungsi untuk mengatasi gerakan
dinamis tanah sehingga tidak merusak pondasi dan struktur bangunan di atasnya.
Aanstamping mempunyai ketebalan rata-rata 20 cm,dengan panjang sesuai dengan
panjang pondasinya, dan di isi pasir atau batu pecah pada celahnya hingga kokoh serta
pemasangan batu kosong

Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garisdan arah yang
tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi

Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per
lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh Direksi, maka lapisan dasar
berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan kerikil diatasnya setebal
12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat.

Bahan saringan pasir dan kerikil harus sesuai dengan spesifikasi teknik. Lapisan dasar
harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi
pondasi yang kuat untuk pemasangan batubelah dan batu pecah.

Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan
pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga pasangan batu kosong yang
selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak longsor.

Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus di hindari. Harus diusahakan agar
semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan baikpada bidang yang datar. Batu
belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak menonjol di atas garis yang
dicantumkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Semua celah dalam pasangan
batu kosong harus diisi atau dikunci dengan batu pecah yang baik. Baiknya batu pecah
yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga
diantara batu belah.

Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk bagian
galian serta bagian pengaturan garis, ketinggian dan kelandaiannya.

Terkecuali diisyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondas

istruktur

penahan dinding harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka
dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horizontal.

Bahan dasar lapisan filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter
harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan.

Pelaksanaan Pemasangan Batu, Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan
batu, pasir, air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak
penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh
pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.

Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam
kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5-10 cm sebagai lantai kerja.

Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.

Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.

Pemasangan lapis batu pertama diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3-5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2-3cm (tidak bersinggungan)
pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.

Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan
menonjol, masing-masing batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang
sedang dibangun.

Batu-batu harus dengan hati-hati dipasang untuk menghindarkan pergeseran atau gerakan
batu yang sudah dipasang. Alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk
menopang dan memasang batu-batu besar, berat dalam posisinya. Penggilasan atau
memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak diijinkan.

Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan


menggunakan sendok adukan.

Jika sebuah batu dalam struktur terlepas atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu
tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang
kembali dengan campuran yang baru.

Campuran untuk spesi pondasi batu kali adalah 1 Semen : 6 Pasir Pasang.

Satu hari sebelum dilakukan pemasangan batu kali, kami akan mendatangkan material
untuk pondasi terlebih dahulu.

Pasangan pondasi batu kali kami kerjakan sesuai Shop Drawing yang akan kami ajukan
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan, lama pekerjaan pondasi dikerjakan 910 hari kerja.

Setelah hasil pekerjaan pasangan batu kali telah mendapat persetujuan, kami lanjutkan
untuk pekerjaan pemasangan beton Pondasi setempat/Footing diantaranya perakitan
tulangan besi, pemasangan begesting dan pengecoran beton.

Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran
pondasi setempat.

Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat/ footing, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut

Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass

Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang
di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran

Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi). Supaya
balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak
sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.

Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. Papan
cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring
dengan bantuan alat waterpass, Papan cetakan tidak boleh bocor, Papan-papan disambung
dengan klem / penguat / penjepit

Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak

Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat
juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.

Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,


split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.

Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume


1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume split serta
air secukupnya.

Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir,
kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya

Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung
mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan setelah
pengeringan 3 - 4 hari kerja dilanjutkan dengan pekerjaan pasangan batako di bawah
sloof, setelah pasangan batako bawah sloof selesai maka pekerjaan dilanjutkan dengan
pekerjaan sloof.

Langkah langkah pekerjaan sloof diawali dengan Memasang papan bekisting sloof
yang telah dirakit sebelumnya sesuai dimensi rencana.

Bekisting yang digunakan adalah papan dengan tebal 2 cm dan diberi pengaku berupa
kayu usuk 5/7 cm

Menempatkan tulangan Sloof yang telah dirangkai. Seluruh sloof menggunakan tulangan
utama berupa Baja Tulangan ulir 16 dan 13 dan beugel berupa Baja Tulangan Polos
10 dengan jarak sesuai dengan gambar kerja yang ada.

Memasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar besi tulangan tidak turun
pada saat pengecoran dan memberi selimut beton

Sebelum pengecoran beton sloof praktis, kami akan memasangan kait kait/stek besi untuk
pekerjaan kolom praktis pada lelengen yang akan dikerjakan.

Pengecoran sloof menggunakan beton mutu K- 250, adukan dituang ke bak penampungan
sementara

Setelah beton sloof kering dan dilakukan pembongkaran begesting, kami lanjutkan
dengan pekerjaan kolom pedestal

Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang


digunakan yaitu besi 16 sebagai tulangan utama dan besi 10 sebagai sengkang
(begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu
usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.

Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas
pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas
terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar
tulangan, panjang penjangkaran,ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran besi
tulangan yang digunakan,posisi penempatan water stop.Kontrol Kualitas kedua yaitu
Kontrol kualitas saat pengecoran.

Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas
untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

Kegiatan pengecoran.Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh.

Kegiatan Curing (perawatan)Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah


pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam
keadaan basah.

Pengeringan kolom pedestal 7 hari dilanjutkan dengan pekerjaan kontruksi baja.

Dalam pelaksanaa pekerjaan kontruksi baja ada beberapa aspek yang perlu dipersiapkan
dan beberapa tahapan pengerjaan yaitu :
a) Gambar kerja
b) Penyediaan alat kerja
c) Penyediaan listrik kerja
d) Fabrikasi
e) Perakitan
f) Penyetingan
g) Erection (Pemasangan)
h) Pasca Erection

1. Gambar kerja (shop drawing)


Konsep pemahaman gambar-gambar baja atau gambar pelaksanaan sebelum masuk
dalam tahap fabrikasi adalah :

Denah portal, jarak dan dimensi

Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):


Sambungan
Pengelasan
Baut-baut
Angkur-angkur / pengangkuran

2. Penyediaan alat kerja


Dalam penyediaan alat pekerjaan yang umum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
dibagi dalam 2 tahapan,yaitu:

Tahap Fabrikasi, menggunakan alat :


Mesin pemotong besi
Mesin bor Magnet
Mesin Las listrik
Las karbit (Otogen)
Generator/genset

Tahap Erection, menggunakan alat :


Mobile Crane
Tali tambang
Tali baja
Peralatan Las
Kunci / Kunci momen
Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)

3. Penyediaan listrik kerja


Pada proses pengelasan listrik dibutuhkan energi listrik yang memadai untuk menunjang
pelaksanaannya, dalam hal ini jenis listrik yang digunakan adalah listrik yang bersumber
dari PLN dengan tegangan 4500 watt. Dan energi listrik yang diperoleh dari tenaga
generator/genset dengan output 30 kVA

4. Pabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik
untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel
atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Pengangkuran
Fungsi Pemegang Struktur atas ( Kolom / Kuda-kuda) pada posisi yang sebenarnya /
tepat diikat oleh angkur besi beton yang di pasang bersamaan dengan pengecoran
kolom fedestal.
Buat Bouwplank setempat
Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
Angkur dipasang di mal dan diberi 6 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass
Begesting kolom dipasang.
Kolom dicor
Mal angkur dilepas
Untuk plat landas digunakan plat dengan tebal 8 mm yang telah dilubangi, kemudian
angkur dicheck vertikalnya dan horizontalnya menggunakan waterpass tanggan satu
persatu. Pengelasan dilakukan dengan bahan dan alat yang disyaratkan dalam RKS
dan gambar kerja.
Peralatan yang digunakan :
Generator / Genset
Onvomer / Trafo las
Kabel las dan
Stang las (handle)
Topeng las
Kawat las
Metode pelaksanaannya yaitu :
Pada pekerjaan pengelasan bagian yang akan di las adalah penyambungan antara pelat
kopel dengan penampang batang rangka baja. Plat kopel di potong dengan
menggunakan mesin pemotong besi. Pada bidang atau bagian yang akan dilas
didekatkan sedekat mungkin dan dibersihkan dari kotoran dan debu serta air terlebih
dahulu. Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan mengikuti gambar rencana. Dalam
assembling dan penyambungan bagian yang dilas berurutan sehingga dapat dihindari
semaksimal mungkin distorsi dari bagian-bagian yang dilas. Seluruh material baja
harus dilindungi dengan cat dasar Zinc

dengan tebal seperti tertera di dalam

spesifikasi RKS. Sebelum dilakukan pengecetan dilakukan pembersihan terlebih


dahulu pada permukaan baja dengan mekanikal Wire Brush. Setelah permukaan bersih
dilakukan pengecetan dengan menggunakan cat dasar

Pengecetan Primer

menggunakan kuas sedangkan pengecetan Finishing dilakukan dengan menggunakan


Spray Gun Rangka batang yang telah di Pabrikasi sebelumnya.

5. Perakitan
Perakitan terhadap elemen rangkaian struktur portal rangka baja, Rangka batang terlebih
dahulu ditandai dengan penamaan pada batangnya. Semua konstruksi baja yang telah
selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang jelas sesuai bagian masing-masing
agar dapat dipasang dengan mudah. Kode tersebut ditulis dengan cat atau sejenisnya agar
tidak mudah terhapus. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan
untuk sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda. Pada Kolom Pedestal Plat
Tumpu di letakkan diatas kemudian dilakukan kontrol Horizontal.
6. Penyetingan/Kontrol Horizontal Pada Plat Tumpu Kolom
Penyetingan Kelurusan (Lot) Pada Kolom Dengan Waterpass
7. Erection
Erection dilakukan dengan menggunakan alat bantu Mobile Crane untuk lebih
memudahkan dan mempercepat proses kerja. Sebelum dilakukan Erection terlebih dahulu
dibuat Erection Schedule agar lebih mudah dipahami daerah mana yang akan dilakukan
erection. Erection dilakukan sesuai dengan gambar kerja.

Persiapan dan peralatan :


Mobile Crane
Tali tambang
Tali baja
Peralatan Las
Kunci / Kunci momen
Safety
Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll).

Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja
ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kodekode yang ada
Tenaga penarik Liyer dan tali baja
Tenaga yang menempa baja pada posisi untuk dipasang baut-baut
Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi

Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :


Untuk kolom sesuai dengan kode-kode yang terdapat pada Shop drawing.
Kolom dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil
pengelasan.
Tahap pertama kolom pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik
dengan Liyer.
Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck
panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang.
Kolom diletakkan pada plat tumpu yang telah dipasang pada kolom pedestal.

Pengelasan pertemuan antara kolom dan plat tumpu.


Untuk membantu kekakuan kolom dipasang plat kopel.
Untuk membantu kekakuan segera dipasang ikatan angin antara kolom ke
kolom yang lainnya sebagai penyangga kolom agar tidak mengalami
keruntuhan. Setelah erection selesai maka kontruksi baja dicat dahulu dengan
cat primer.
8. Pasca Erection
Selanjutnya pekerjaan yang dikerjakan adalah pekerjaan plat dak atap dan
pekerjaan beton listplank.

Perakitan bondex dak atap, begisting listplank dan balok listplank dilakukan
bersamaan sesuai dengan gambar rencana menggunakan bondex 0,75, plywood 9
mm dan kayu usuk 5/7 disanggah dengan scaffolding.

penulangan besi wiremesh tanpa dirangkap untuk plat dak serta listplank
sedangkan pada balok listplank penulangan besinya menggunakan besi ulir 13
mm dengan beugel besi polos 8 mm.

Setelah semua persiapan selesai dikerjakan dan diperiksa, beri perhatian khusus
pada perancah bekisting, pastikan semua telah terpasang pada posisinya masingmasing dan mampu untuk menahan beban beton cor selama pengecoran.

Periksa juga seluruh pekerjaan pipa-pipa yang akan tertanam pada beton plat atap.

Pastikan lahan yang akan dicor bersih dari segala kotoran, gunakan kompresor
untuk mengusir serbuk-serbuk kayu bekas pembuatan bekisting plat, karena hal
itu akan mempengaruhi kekuatan beton.

Buat laporan dan serahkan ke konsultan pengawas, mengenai jadwal dan teknis
pengecoran.

Jadwal pengecoran tersebut mencakup jumlah kubikasi, mutu beton yaitu beton
K250 ,jadwal kendaraan ready mix serta jadwal serta peralatan lainnya.

Gunakan vibrator untuk melancarkan jalannya beton cair memasuki rongga-ronga


besi, sehingga beton yang tercipta hasilnya padat (tidak kosong).

Setelah selesai pengecoran, saat beton setengah kering, lakukan screeding beton.
Hal ini dilakukan untuk penentuan elevasi titik jatuh air hujan, agar saat beton
telah jadi, apabila terjadi hujan tidak terjadi endapan di atas Dak beton.

Bekisting harus tetap dipertahankan hingga umur beton telah benar-benar cukup
( 21 hari)

Selama beton belum kering, lakukan penyiraman pada beton selama 12 hari pagi
dan sore berturut-turut.

Pada pemasangan pipa instalasi air yang menembus pelat beton, beton harus dicor
kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis waterproofing.

Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45 derajat)
dari plester sebelum lapisan waterproofing.

Setelah semua atap beton dibersihkan dari kotoran, dengan mengguakan sikat
kawat dan disetujui, baru diberi lapisan waterproofing di atasnya.

Di atas lapisan waterproofing diberi lapisan pelindung/screed dari campuran 1PC:


4 Pasir dengan ketebalan yang disesuaikan dengan gambar.

Semua pekerjaan ini harus mendapat petujuk dan persetujuan Pengawas/direksi.

Pekerjaan instalasi air hujan ( bekas ) ada beberapa aspek yg perlu diperhatikan
dan beberapa tahapan pekerjaan yaitu :
Material
Material yg digunakan untuk instalasi pipa air hujan adalah pipa PVC AW dia
4 , beserta fitting fitting juga menggunakan kelas AW dan menggunakan
lem PVC, hanger clamp, clamp pipa menggunakan bahan yg kuat.
Pelaksanaan instalasi pipa air hujan.
Jika pipa air hujan menembus palat dak atau dinding maka Pemasangan
sparingan instalasi pipa air hujan harus dilakukan sebelum pengecoran beton
dengan dan diberi cincin agar pipa tidak bergeser serta kuat di dalam plat
beton. Dalam penyambungan fitting pipa harus dipastikan ujung pipa yg akan
disambungkan bersih dan diamplas dahulu sebelum dilem menggunakan lem
pipa PVC. Pipa air hujan ( vertikal ) harus diklem di dinding untuk
memperkecil getaran serta menambah estitika serta kerapian instalasi pipa
PVC.

3.2.2 Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja & Personil


Bahan, Peralatan dan tenaga kerja yang akan kami pakai adalah :

Bahan :
Pasir Urug = 12,36 m3
Batu Kali = 5,50 m3
Pasir Pasang = 39,3 m3
Semen Portland = 350 zak @40kg
Kayu Usuk Begesting = 6.5 m3
Polywood = 44 lembar
Paku Usuk = 100 kg
Besi Beton = 4.230 kg
Besi Weir Mess M8 = 399 m2
Koral Beton = 28,4 m3
Besi Baja WF = 18.330 kg
Bondex 0,75 = 368 m2

Peralatan :
Pisau Potong/ Grenda = 3 buah
Kereta Dorong = 2 buah
Cangkul = 2 buah
Sekrop = 4 buah
Bak Adukan = 1 unit
Molen = 1 unit
Drill = 2 unit

Mesin las besi = 2 unit


Cutting well = 2 unit
Genset 30kVA = 1 unit
Jack drill = 1 unit
Dan alat pendukung lainnya.

Tenaga Kerja :
Mandor : 1 Orang
Kepala Tukang Batu 1 Orang
Tukang Batu : 5 Orang
Kepala Tukang Kayu : 1 Orang
Tukang Kayu : 5 Orang
Tukang Las: 6 Orang
Tukang Pipa : 2 Orang
Pekerja Biasa (Tidak Terlatih) : 12 Orang

Personil :
Site Manager : 1 orang
Pelaksana Lapangan : 1 Orang
Mekanik : 1 Orang
Surveyor : 1 Orang
Logistik : 1 Orang

3.2.3 Pengendalian Terhadap Resiko K3


JENIS BAHAYA & RESIKO K3
PENGENDALIAN RESIKO K3

Tertimbun longsoran Luka

PENGENDALIAN RESIKO K3
Pembuatan turap penahan tanah

berat

Terjatuh ke lubang Luka

Pembuatan pagar pelindung

ringan

Kaki terkena ujung besi Luka

pembesian

berat

Penggunaan Sepatu untuk melakukan pekerjaan

Tangan terkena gergaji saat


memotong kayu Luka ringan/

Pengguanaan slop tangan untuk melakukan


pemotongan kayu dan batu alam

berat;

Terkena

Mesin

Pencampur

Pastikan mesin molen layak paki

Spesi (molen) Luka Berat

Tertimpa Batu Kali Luka


berat

Terkena

Pembuatan tempat untuk penyimpanan batu kali


dan dianjurkan untuk memakai helm pengaman

Mesin

Pencampur

Spesi (Molen) Luka berat

pastikan molen layak paki

3.2.4 Rencana Waktu Pelaksanaan


Simulasi untuk waktu pelaksanaan pekerjaan Renovasi Gedung Studio TVRI-Bali dari
tahap pembesihan lokasi sampai dengan finishing yaitu 50 hari kalender.

3.3 LAMPIRAN FLOWCHAT/BAGAN ALIR


KONTRAK

SPMK
No
O

Pek. Persiapan

Persiapan Tenaga Kerja

Persiapan Bahan & Material


Chek
Persiapan Peralatan
Persiapan Personil
Ya

50 Hari

Pekerjaan Utama

Perbaiki

No

Kalender
Pekerjaan Galian & Urugan
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Beton Struktur

Chek

Pekerjaan Konstruksi Baja


Pekerjaan Plumbing
Ya

Serah Terima Pertama (PHO)

Masa Pemeliharaan

Pemantauan 1 x dalam 1 minggu

Rusak

60 Hari
Kalend
er

Serah Terima Pertama (PHO)

Perbaiki

3.4 PENANGANAN PADA MASA PEMELIHARAAN


3.4.1 Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, dan untuk memperkecil terjadinya kerusakan pada masa pemeliharaan, perlu
dilakukan pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
antara lain mengontrol :
Seluruh material yang digunakan
Pemilihan tenaga kerja
Perawatan alat
Test material di laboratorium dan lapangan.
3.4.2 Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawab langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku.
3.4.3 Setelah diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama saat pelaksanaan pekerjaan
mencapai 100%, kami akan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan senilai 5% (lima persen)
dari nilai kontrak untuk menjamin bahwa kami akan selalu mengadakan pemeriksaan
terhadap hasil kerja kami, dan apabila saat masa pemeliharaan tersebut konstruksi
pekerjaan mengalami kerusakan akibat kecerobohan kami selaku pelaksana pekerjaan,
kami bersedia memperbaiki sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

BAB IV
ADMINISTRASI PELAPORAN
Setelah semua item pekerjaan dilapangan dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan juga sesuai dengan dokumen lelang maka bisa dilakukan Serah Terima Pekerjaan Pertama
adapun pendukung dilakukannya serah terima kontraktor berkewajiban membuat :
Laporan harian, Mingguan dan Bulanan
Membuat Addendum pekerjaan jika terdapat perubahan yang spesifik dilapangan
Membuat As Built Drawing
Laporan foto foto kegiatan
Demikian Methode Pelaksanaan yang dapat kami paparkan disini sebagai control
pelaksanaan pekerjaan nanti dilapangan.
Denpasar, 17 Oktober 2016
CV. KUSUMA MAKMUR

( Komang Ary Subandi, ST )


Direktur

K3 ( KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA )

Salah satu menjaga terjadinya kecelakaan tersebut adalah melalui usaha keselamatan kerja yang
baik.

RANGKAIAN URUTAN KEJADIAN KECELAKAAN :

a) Kelemahan Pada Pengawasan oleh Manajemen


( Lack of Management Control )
Yang dimaksud dengan pengawasan disini adalah sebagai fungsi manajemen tentang
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan ( pelaksanaan ) dan pengawasan. Partisi aktif
dari manajemen sangat menentukan keberhasilan suatu usaha pencegahan kecelakaan.
b) Sebab Dasar ( Basic Cause )
Sering disebut juga sebagai akar penyebab ( roof cause ). Sebab dasar ini merupakan suatu
penyakit yang sesungguhnya Sebab dasar ini merupakan sebab yang paling mendasar
terhadap suatu kecelakaan yang meliputi :
Faktor Manusia
Faktor Pekerjaan
3. Sebab langsung ( Immediate Cause )
Sebab langsung dari suatu kecelakaan merupakan suatu keadaan yang mendahului sebelum
peristiwa kontak. Sebab Langsung meliputi:
Tindakan Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
Faktor-faktor ini sebenarnya hanya merupakan suatu gejala atau suatu pertanda bahwa ada
sesuatu yang tidak benar, apakah pada system atau pada manajemen.
4. Kecelakaan
Jika ketiga urutan di atas tercipta, maka pristiwa yang tidak diinginkan hanya menunggu
waktu saja dan hal ini dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk cedera atau kerusakan.
Kecelakaan adalah karena adanya suatu kontak dengan sumber atau energi yang melampaui
batas kemampuan tubuh atau benda itu sendiri.
5. Kerugian
Jika seluruh rangkaian telah terjadi akan mengakibatkan kerugian terhadap manusia dan harta
benda yang mempengaruhi kualitas pekerjaan

BIAYA KECELAKAAN
Ada dua golongan utama biaya yang disebabkan oleh kecelakaan adalah sebagai berikut:
Biaya yang diasuransikan atau biaya langsung.
Biaya yang tidak diasuransikan atau biaya tidak langsung.

TAHAPAN PENGENDALIAN
Urutan kejadian rangkaian tidak hanya menggambarkan beberapa penyebab kecelakaan
tetapi juga beberapa kesempatan untuk melakukan pengendalian / control. Kesempatan
tersebut dapat digolongkan kedalam tiga kelompok pengendalian yaitu :

a. Pengendalian / Kontrol Sebelum Terjadi Kontak.


Tahapan ini meliputi sesuatu yang dilakukan untuk mengembangkan serta melaksanakan
suatu program guna menjauhkan dari suatu resiko, mencegah kejadian yang dapat
merugikan dan merencanakan langkah-langkah untuk mengurangi kerugian bila terjadi
kontak.
b. Pengendalian / Kontrol Saat Terjadinya Kontak
Banyak pengukuran pengendalian / control yang biasa dilakukan pada waktu dansaat
terjadi kontak ini tidak untuk mencegah kejadian atau kecelakaan, tetapi yang terpenting
untuk mengendalikan kerugian dengan melakukan pengurangan sejumlah tenaga yang
dipakai atau kontak yang membahayakan dan memperkuat badan atau struktur.
c. Pengendalian / Kontrol Setelah Peristiwa Kontak
Kontrol yang dilakukan setelah peristiwa kontak adalah untuk memperkecil tingkat
keparahan dari suatu kerugian.
Melaksanakan rencana tindakan keadaan darurat.
Melakukan pertolongan dan perawatan pada korban.
Melaksanakan pengendalian kebakaran.
Melakukan pemindahan peralatan, bahan-bahan dan fasilitas yang rusak dan
melakukan pembersihan.

ALAT PELINDUNG DIRI


Alat pelindung diri merupakan alat pelindung bagi para pekerja terhadap ancaman bahaya
fisik maupun gangguan terhadap kesehatan. Adalah sangat penting bahwa alat pelindung diri
yang diperlukan harus digunakan sebagai suatu kesadaran agar pekerja selalu bekerja dengan
aman, dan oleh karena itu maka bagian yang bersangkutan akan :
a. Menetapkan setandar minimum untuk alat pelindung diri yang dipergunakan oleh seluruh
pekerja yang bekerja di lapangan atau melaksanakan kegiatan perusahaan.
b. Melakukan survey identifikasi bahaya secara menyeluruh untuk seluruh kegiatan guna
menentukan spesifikasi, tambahan persyaratan-persyaratan alat pelindung diri untuk
kegiatan yang berbeda-beda.
c. Memberitahukan petunjuk-petunjuk alat pelindung diri perorangan kepada seluruh
pekerja. Adapun alat-alat pelindung / keselamatan itu antara lain :
Alat pelindung ( kepala, mata & tubuh, pernafasan, kaki )
Sabuk pengaman/safety belt
Alat pelampung
Peralatan P3K
Isi Kotak Peralatan P3K

No

Alat Pertolongan

Satuan

Jumlah

Keterangan

1.

Pembalut cepat No. 1

Bungkus

Kasa steril

2.

Pembalut cepat No. 2

Bungkus

Kasa steril

3.

Pembalut cepat No. 3

Bungkus

Kasa steril

4.

Kapas 8-10 gram

Rol

Kasa steril

5.

Kapas Berlemak

Rol

Kasa steril

6.

Kasa steril 1/5 m

Dos

Kasa steril

7.

Kasa steril 5x5 cm

Dos

8.

Kasa steril 10x10 cm

Dos

9.

Pembalut 8 cm

Rol

- Kain segitiga

Helai

Bidai kayu 9x45 cm

Set

- Plesteran

Set

Berbagai plesteran

Rol

- Gunting pembalut

Buah

Sabun

Buah

5n

- Peniti pengaman

Buah

12

Berbagi

Arteri klen

Buah

Ukuran

- Pinset

Buah

Lembar

10

- Buku catatan

Buah

Buku P3K

Buah

- Sofratule

Buah

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Kartu luka

Isi 16 buah

4n

Standar PMI

INSPEKSI KESELAMATAN KERJA


Inspeksi keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan
tindakan yang tidak aman dan segera memperbaikinya sebelum kondisi dan tindakan
berbahaya tersebut menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan.

Inspeksi keselamatan kerja bertujuan untuk meniadakan kecelakaan dengan jalan mengamati
penyebab kecelakaan sedini mungkin dan segera melakukan perbaikan sebelum terjadi
kecelakaan. Setiap melakukan inspeksi keselamatan kerja harus mampu mengamati baik
kondisi yang berbahaya maupun tindakan yang tidak aman.

Menurut tanggung jawabnya inspeksi keselamatan kerja dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Inspeksi Ekstern
Yaitu suatu inspeksi yang dilakukan oleh pihak luar seperti :
Inspeksi rutin dari bagian HSE
Inspeksi dari pihak asuransi
b. Inspeksi Intern
Adalah suatu inspeksi yang dilakukan oleh pengawas seperti :
Inspeksi tempat kerja sendiri
Inspeksi kegiatan bawahan sendiri, seperti kendaraan dan peralatan sebelum mulai
dipergunakan.

PENANGANAN PADA KECELAKAAN KERJA


1. Penanganan Pada Kecelakaan Ringan
a. Melaporkan kebagian administrasi.
b. Penanganan pada korban kecelakaan yang dilaksanakan di lokasi proyek (P3K) atau
puskesmas terdekat.
c. Apabila tidak memungkinkan harus dibawa ke rumah sakit untuk penanganannya.
2. Penanganan Pada Kecelakaan Berat
a. Melaporkan adanya kecelakaan berat kebagian administrasi.
b. Membawa korban kecelakaan ke rumah sakit untuk penanganannya.
c. Memonitoring penanganan dan perawatannya.
d. Apabila korban kecelakaan berat mengalami cacat seumur hidup akan diberikan
asuransi Jamsostek.
3. Penanganan Pada Korban Kecaelakaan Meninggal
a. Melaporkan adanya kecelakaan korban meninggal kebagian administrasi, ke polisi.
b. Membawa korban kecelakaan meninggal ke rumah sakit untuk mendapatkan visum.
c. Mengecek status karyawan/pegawai.
d. Melaksanakan penanganan jenasah sampai ke penguburannya.
e. Penyelesaian claim asuransi Jamsostek yang akan diberikan Jamsostek untuk korban
kecelakaan meninggal.
Penjelasan :
a. Di Indonesia Peraturan Perundang-undangan tentang K3 telah memadai. Departemen
Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap K3 pada Pekerjaan Konstruksi.
b. Di Lingkungan Departemen Tenaga Kerja ada unit/petugas yang melakukan fungsi
pengawasan/inspeksi yaitu para inspector K3.
c. Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum terdapat petugas yang melaksanakan
inspeksi, termasuk pengawasan K3.
d. Dalam Kontrak pekerjaan konstruksi tercantum klosul tentang kewajiban kontraktor
untuk melakukan K3.
e. Kontraktor harus mempunyai petugas dalam bidang K3 yang disebut Safety Officer.

KERUGIAN BILA TIDAK MELAKSANAKAN K3


K3 sangat penting dan bermanfaat baik bagi Pemberi Kerja, pemborong maupun Tenaga
Kerja. Bila tidak dilaksanakan dapat menimbulkan kerugian.
a. Bagi Pemberi Kerja
Bila terjadi kecelakaan, dan menjadi musibah seperti kebakaran, maka proyek dapat
tertunda penyelesaiannya. Sekali pemberi kerja tidak akan mengeluarkan biaya tambahan
karena adanya kebakaran tersebut, namun tertundanya penyelesaian proyek berarti
merupakan penundaan manfaat proyek. Bila proyek itu dibiayai dari dana kredit, jelas
pemberi kerja akan menanggung bunga kredit itu selama waktu tertundanya proyek
beroperasi.
b. Bagi Kontraktor

Banyak sekali kerugian yang dipikul. Baik kerugian dalam keuangan, bahan, pikiran serta
nama baik. Apabila terjadi kecelakaan itu menimbulkan kerugian masyarakat yang
besar, kontraktor akan diprotes, dituntut, bahkan tidak mungkin juga akan dicaci maki
oleh masyarakat, misalnya dari pers.
c. Bagi Tenaga Kerja
Bagi tenaga kerja mendapat kecelakaan, apabila sampai cacat berat, berarti yang
bersangkutan akan kehilangan kesempatan kerja sesuai dengan kesempatan yang telah
dimiliki, atau malah tidak dapat bekerja sama sekali. Bagi yang sudah berkeluarga,
kecelakaan itu juga menimbulkan penderitaan bagi istri dan anak-anaknya. Dari uraian
tersebut, jelaslah bahwa K3 perlu dilaksanakan sebaik-baiknya oleh setiap orang yang
bekerja pada pekerjaan konstruksi, terutama bagi Pelaksana Lapangan yang mempunyai
tanggung jawab dan secara langsung bekerja di lokasi proyek.

PENUTUP
Demikianlah secara singkat telah diuraikan beberapa hal tentang Kesehatan dari Keselamatan
Kerja (K3). Kita tidak dapat menjamin bahwa kita tidak akan mendapat kecelakaan. Tetapi
dengan Sistem Manajemen keselamatan kerja kita akan dapat mengurangi resiko dari
mendapatkan kecelakaan kerja.

Denpasar, 17 Oktober 2016


CV. Kusuma Makmur

Komang Ary Subandi, ST


Direktur

Anda mungkin juga menyukai