Baku Mutu Lingkungan (BML) Ukuran batas/kadar makhluk hidup, zat, energi/komponen yang ada/harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup (UURI No. 32/2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup) Aspek legalitas: Dasar hukum BML tersebut dalam UURI No. 32/2009 Perlindungan LH dilakukan berdasarkan BML yang diatur dengan peraturan & perundangan Penjelasan Agar dapat ditentukan telah terjadi kerusakan LH perlu ditetapkan BML, baik penetapan kriteria kwalitas LH maupun kwalitas buangan/limbah. Kriteria & pembakuan dapat berbeda untuk tiap lingkungan, wilayah & waktu mengingat akan perbedaan tata gunanya. Perubahan kondisi lingkungan setempat & perkembangan iptek akan berpengaruh pada kriteria & pembakuan yang ditetapkan
Fungsi Baku Mutu LH
Tolok ukur yang dipakai bersama untuk mengatasi perbedaan/ silang pendapat dalam memandang kondisi real LH Menilai kondisi LH masih baik atau tercemar! Mempertahankan kemampuan LH/daya dukung lingkungan (carrying capacity) Meliputi: daya dukung, daya toleransi & daya tenggang Gangguan terhadap LH diukur menurut besar/kecilnya penyimpangan dari batas-batas yang telah ditetapkan (nilai ambang batas BML) Disesuaikan dengan kemampuan/daya tenggang LH! Nilai ambang batas Batas tertinggi & terendah dari kandungan zat, makhluk hidup/komponen lain dalam setiap interaksi dengan LH (khususnya yang berpengaruh terhadap mutu LH) Lingkungan tercemar Apabila kondisi LH telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimum dan/atau minimum) yang ditetapkan berdasarkan BML
Beberapa Baku Mutu LH (1)
Terkait dengan aktivitas industri, digunakan 2 sistem BML: Effluent Standard Merupakan kadar maksimum limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan Stream Standard Merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu (misal: sungai, waduk & danau). Kadar yang diterapkan didasarkan pada kemampuan sumberdaya & sifat peruntukannya
Beberapa Baku Mutu LH (2)
Jenis BML yang sudah diatur: Baku mutu air pada sumber air (baku mutu air) Batas kadar yang diperbolehkan bagi zat/polutan dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya Baku mutu limbah cair Batas kadar yang diperbolehkan bagi zat/polutan untuk dibuang dari sumbernya ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak menyebabkan dilampauinya baku mutu air Baku mutu udara ambien Batas kadar yang diperbolehkan bagi zat/polutan terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan dan/atau benda/properti Baku mutu udara emisi Batas kadar yang diperbolehkan bagi zat/polutan untuk dikeluarkan/diemisikan dari sumber pencemaran udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien Baku mutu air laut Batas kadar makhluk hidup, zat, energi/komponen lain yang ada/harus ada & zat/polutan yang ditenggang adanya dalam air laut
Baku Mutu Air & Limbah Cair (1)
Jenis & tujuan baku mutu air & limbah cair: Kriteria mutu air Disusun & diterapkan untuk menentukan kebijakan perlindungan sumberdaya air (water resources) dalam jangka panjang. Di Indonesia ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut! Baku mutu air limbah (effluent standard) Disusun & digunakan untuk perencanaan, perijinan & pengawasan mutu air limbah dari berbagai sektor (misal: industri, pertambangan, dsb). Di Indonesia ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut & pemanfaatannya! Badan air (water body) dapat digolongkan menjadi: Golongan A Air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dulu Golongan B Air baku yang baik untuk air minum & rumah tangga, dapat digunakan untuk keperluan lain tetapi tidak sesuai untuk Gol A Golongan C Air yang baik untuk perikanan & peternakan, dapat digunakan untuk keperluan lain tetapi tidak sesuai untuk Gol A & B Golongan D Air yang baik untuk pertanian & dapat digunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga air & dapat digunakan untuk keperluan lain tetapi tidak sesuai untuk Gol A, B & C Golongan E Air yang tidak sesuai untuk keperluan yang tersebut dalam Gol A, B, C & D
Baku Mutu Air & Limbah Cair (2)
Air pada suatu sumber air menurut gunanya termasuk dalam Gol A, B, C, D atau E Ditetapkan oleh Gubernur (dengan mempertimbangkan daya dukungnya)! Untuk melindungi sumber air sesuai dengan peruntukannya Ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair (berpedoman pada alternatif baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh Menteri KLH) Ditetapkan oleh Gubernur (dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima air pada suatu sumber air)! Limbah cair harus memenuhi syarat: Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan Tidak mengakibatkan turunnya kwalitas air pada sumber air penerima limbah
Baku Mutu Udara
Data banyaknya zat/polutan yang terdapat di udara (kondisi udara) dapat diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan (sesuai dengan prosedur ilmiah yang telah baku) atau data sekunder dari Kantor BMG Departemen Perhubungan Baku mutu udara ambien Ditetapkan oleh Gubernur (dengan memperhatikan kondisi udara setempat & berpedoman pada baku mutu udara ambien yang ditetapkan oleh Menteri KLH)! Baku mutu udara ambien & emisi ditetapkan dengan maksud melindungi kwalitas udara di suatu daerah/kota Setiap kegiatan yang mengemisikan polutan ke udara ditetapkan mutu emisinya dengan maksud: Mutu emisi dari polutan gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu udara emisi yang telah ditetapkan Tidak menyebabkan turunnya kwalitas udara
Sampai Ketemu di Kuliah Berikutnya!
Wassalam Ingainga! Jaga Lingkungan Hidup Jangan Sampai Tercemar..!