Anda di halaman 1dari 11

BAB VII

K3 RS DAN PROTEKSI RADIASI

A. FASILITAS
Pemanfaatan pesawat sinar-x untuk diagnostik secara tepat
meliputi disain ruangan, pemasangan, dan pengoperasian sesuai dengan
norma keselamatan radiasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
instalasi ruangan pesawat sinar-x diagnostik sebelum bangunan didirikan,
antara lain lokasi bangunan, letak ruangan dan tebal dinding maupun
perisai pintu. Ruangan sinar-x harus dibangun dengan cukup kuat untuk
menahan beban peralatan yang ada di dalamnya dan dibangun
sedemikian, sehingga memberikan proteksi yang cukup terhadap
operator dan orang lain yang berada di sekitar ruangan pesawat sinar-x.
Dasar penentuan persyaratan ruangan pesawat sinar-x diagnostik
dengan mempertimbangkan potensi bahaya radiasi yang mungkin terjadi.
Agar resiko bahaya yang diterima pekerja radiasi ( radiation workers ),
staf lain ( non radiation workers ) dan masyarakat ( public ) harus dapat
ditekan sekecil kecilnya jika mungkin dapat ditiadakan.

Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Jiwa daerah propinsi jambi terdiri dari ruang
pemeriksaan Radiodiagnostik yang terproteksi dengan baik, antara lain :
1. Tebal Dinding ruangan yang setara dengan 30 cm.
2. Semua pintu kayu dilapisi dengan timah hitam setara dengan 2 mmPb
3. Mempunyai lampu merah ( lampu peringatan yang menandakan
pemeriksaan dengan radiasi sedang berlangsung ) diatas pintu masuk
ruang pemeriksaan
4. Pintu ruang pemeriksaan dilengkapi dengan atribut atau poster tanda
bahaya radiasi.

49

B. PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI


Persyaratan sebelum melakukan pemeriksaan radiologi adalah
keselamatan terhadap radiasi sehingga perlu diperhatikan oleh semua
pekerja radiasi. Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan
peralatan radiasi yang memadai dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Peralatan proteksi Radiasi yang tersedia antara lain :
1.

TLD ( personal monitoring )

2.

Apron

3.

Kaca Pb

4.

Lampu merah tanda bahaya radiasi

C. KESELAMATAN OPERASIONAL
Untuk menjamin terciptanya suatu pelayanan radiasi diagnostik yang
aman untuk petugas radiasi, pasien, keluarga pasien dan staf yang lain,
maka kegiatan keselamatan operasional perlu diperhatikan. Kegiatan itu
antara lain :
1. Komisioning
Untuk memastikan pesawat sinar-x bekerja dengan andal, baik untuk
kegiatan radiologi diagnostik, dan memenuhi peraturan perundang
undangan maka pesawat sinar-x harus dilakukan uji kesesuaian.
2. Inspeksi periodik
Inspeksi secara periodik terhadap peralatan sinar x, perlengkapan
proteksi radiasi dan hal yang menyangkut keselamatan atau penahan
radiasi ruangan pesawat sinar-x harus dilakukan untuk perbaikan
dalam hal adanya komponen yang rusak atau hal yang berhubungan
dengan keselamatan radiasi.
3. Pembatasan arah sinar
Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak boleh diarahkan ke
panel kontrol atau daerah lain yang tidak cukup penahan radiasi atau
yang hanya dipersiapkan untuk radiasi hambur.

49

D. KESELAMATAN PETUGAS
Semua usaha harus dilakukan dalam melaksanakan penyinaran
sinar-x, sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan
paparan minimum pada petugas radiasi. Kegiatan itu antara lain :
1. Bekerja di Ruang Operator
Ruang operator biasanya terpisah dengan ruang penyinaran atau jika
berada dalam ruangan penyinaran harus disediakan tabir Pb dan
dilengkapi dengan kaca Pb.
2. Pemakaian Alat Proteksi Radiasi
Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan
radiasi yang memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan,
dan digunakan dengan baik dan benar.
3. Pemakaian Monitor Perorangan
Untuk mencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi maka
diperlukan adanya personal monitoring. Di instalasi Radiologi Rumah
Sakit Jiwa daerah propinsi jambi personal monitoringnya adalah TLD.
4. Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi
Pengawasan kesehatan di Bagian Radiologi Rumah Sakit Jiwa daerah
propinsi Jambi bagi pekerja radiasi dilakukan sekurang-kurangnya
sekali setahun dan apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan
kesehatan tambahan jika pekerja radiasi mengalami penyinaran
radiasi berlebih.
E. PROTEKSI RADIASI KEPADA PASIEN
Selain menjamin amannya bahaya radiasi untuk pekerja radiasi, proteksi
terhadap pasien juga perlu diperhatikan. Kegiatan ini antara lain :
1. Persyaratan pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap pasien hanya dilakukan bila ada permintaan
tindakan radiologi dari dokter pengirim. Dalam hal terjadi keraguan

49

akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahli radiologi atau dokter


pengirim
2. Pengurangan Dosis Radiasi Pasien
Penggunaan faktor eksposi yang sesuai tanpa mengurangi tegaknya
diagnosa

Pembatasan

daerah

penyinaran

dengan

pengaturan

kolimasi sesuai dengan objek yang akan dilakukan penyinaran. Jarak


fokus dengan kulit untuk dental x-ray paling tidak 20 cm. Jarak fokus
dengan film untuk chest x-ray sekurang kurangnya 120 cm.
3. Penggunaan Alat Proteksi Radiasi
Keluarga pasien atau pendamping harus memakai apron di dalam
ruang penyinaran.
F. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT DAN PELAPORAN
Keadaan darurat adalah keadaan bahaya sedemikian yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan manusia, kerugian harta benda
atau

kerusakan

lingkungan

yang

timbul

sebagai

akibat

adanya

kecelakaan nuklir dan atau kecelakaan radiasi yang terjadi diwilayah


tertentu.
Prosedur kerja :
1. Penanggulangan Keadaan Darurat
a. Hentikan operasi instalasi, keluarkan penderita dari medan radiasi
b. Amankan daerah

di sekitar kecelakaan dan tidak seorangpun

boleh memasuki daerah tersebut apabila dikawatirkan adanya


ledakan yang dapat segera timbul atau keadaan darurat lainnya.
c. Perkirakan dosis radiasi dan tentukan tingkat kecelakaan.
d. Segera meminta bantuan ke instansi terkait bila diperlukan
e. Ukur tingkat / besarnya radioaktivitas yang mungkin melekat pada
tubuh penderita
f.

Kelompokkan penderita menurut dosis yang diterima.

g. Lakukan dekontaminasi apabila perlu

49

h. Susun rencana pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur,


dengan memperhatikan keselamatan manusia harus diutamakan.
i.

Laporkan ke bagian Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Kerja,


organisasi kawasan dan Nasional (BAPETEN)

2. Pelaporan
a. Pelaporan dilakukan setiap bulan, ada atau tidak adanya
kecelakaan

ke bagian Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

Kerja.
b. Pelaporan dibagi menjadi Laporan Bulanan Kecelakaan Kerja,
PAK

/ PAHK, dan Laporan Bulanan Kasus Kecelakaan

Pengunjung dan Vendor.


G. PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BAHAN INFEKSIUS
BERBAHAYA
Prosedur penanganan dan pembuangan limbah bahan infeksius
berbahaya adalah sebagai berikut :
1. Sampah Non Medis
a. Sampah non medis di buang pada tempat sampah yang telah di
sediakan.
b. Setiap pagi sampah diangkut oleh cleaning service RS ke tempat
pembuangan.
2. Limbah Cairan Obat Prosesing Film
Limbah cairan fixer, developer dan air pembilas film langsung di buang
pada saluran pembuangan limbah di kamar gelap ruangan Radiologi
yang dialirkan langsung ke saluran pembuangan IPAL RSJD Provinsi
Jambi.

49

H. ALUR PENANGANAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA


1. Alur Penanganan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi

Karyawan Bersangkutan
IGD RS Jiwa Daerah
provinsi Jambi (dokter
umum)
Konsul dokter spesialis

Karyawan bekerja biasa


Karyawan diistirahatkan
karyawan diistirahatkan
karyawan bekerja biasa

Dirawat
2. Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi

Karyawan Bersangkutan
Kepala Instalasi/Unit
Karyawan Bersangkutan

Kepala Bidang Kesehatan dan


Keselamatan Kerja K3RS
Kepala K3RS
DIREKTUR RS Jiwa Daerah Provinsi
Jambi

49

I. FORMAT LAPORAN KASUS KECELAKAAN KERJA / PENYAKIT


AKIBAT KERJA

LAPORAN KASUS KECELAKAAN KERJA/PENYAKIT AKIBAT


KERJA
( diisi oleh karyawan)
1. Nama Karyawan

______________________________________
2. Unit Kerja
:
______________________________________
3. Atasan Karyawan
:
______________________________________
4. Tempat, Tanggal dan waktu kejadian
:
___________________________
5. Jabatan pekerjaan/lama bekerja

___________________________
6. Uraian kejadian kecelakaan
a. Bagaimana terjadinya kecelakaan

_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
b. Jenis pekerjaan waktu kecelakaan
____________________________

49

c. Saksi yang melihat kecelakaan

____________________________
7. Sebutkan :
a. Mesin, pesawat, instalasi, alat proses, cara kerja, bahan atau
lingkungan yang menyebabkan kecelakaan
_____________________________________________________
_____________________________________________________
b. Bahan, proses, lingkungan, cara kerja atau sifat pekerjaan yang
menyebabkan penyakit akibat kerja
_____________________________________________________
_____________________________________________________
(diisi oleh dokter)
8. Akibat Kecelakaan
a. Akibat
yang
diderita
korban
:
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
b. Sebutkan
bagian
tubuh
yang
sakit
:
_____________________________________________________
c. Sebutkan
jenis
penyakit
akibat
kerja
:
_____________________________________________________
d. Keadaan penderita setelah pemeriksaan pertama :
Berobat jalan :
Dirawat di :

Jambi, ____________
Karyawan bersangkutan

Atasan Karyawan

_________________
__________________
Mengetahui
Ka. Manajemen fasilitas dan keselamatan

49

Dr.

J. FORMAT LAPORAN KECELAKAAN KERJA, PAK DAN PAHK


FORMAT LAPORAN KECELAKAAN KERJA, PAK DAN PAHK
UNIT/INSTALASI ......................................................................
Kepada Yth,
Ketua Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS Jiwa Daerah
Provinsi Jambi
Di
Jambi
Lokasi :
No
Nama

Jenis

49

Sumber Tindakan

Ket

Petugas
1

Kecelakaan/PAK/PAHK
2

Bahaya
3

Awal
4

1
2
3
4
5

Jambi,
2014
Ka. Instalasi/UNIT
(_____________)

49

K. STRUKTUR

ORGANISASI

TIM

MANAJEMEN

FASILITAS

DAN

KESELAMATAN KERJA

STRUKTUR ORGANISASI TIM MANAJEMEN FASILITAS DAN


KESELAMATAN KERJA

DIREKTUR UTAMA
Dr

INSTALASI
TERKAIT
-

UNIT
PENDUKUNG

Polisi
Pemadam

Kebakaran
-

PLN
BAPEDA
LDA

KETUA
Dr.

Dinas
Kesehatan

Ka. Instalasi
Ka.
Bagian
Ka.

SEKRETARIS

PENANGGUNGJAWAB
KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA

Dr.

PENANGGUNGJAWAB
KESIAPAN
MENGHADAPI
WABAH DAN
BENCANA

PENANGGUNGJAWAB
PENANGANAN B3 DAN
LIMBAH

PENANGGUNGJAWAB
KESIAPAN
MENGHADAPI
KEBAKARAN

PENANGGUNGJAWAB
PEMELIHARAAN
PERALATAN MEDIS

61

PENANGGUNGJAWAB
PEMELIHARAAN
FASILITAS
FISIK&KESEHATAN
LINGKUNGAN

PENANGGUNGJAWAB
PEMELIHARAAN
SISTEM UTILITAS

Anda mungkin juga menyukai