Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BAGIAN-BAGIAN DARI TULANG-TULANG CRANIUM

Disusun Oleh :
Ahmad Muslim

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


D III KEPERAWATAN GIGI

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbilalamin, kami menyampaikan puji
syukur kehadirat Tuhan Semesta Alam, Allah Subhanahu wa taala Yang telah
memberikan kami ilmu dan kesempatan untuk menyusun makalah ini. Tak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami, drg. Debi Kania
Tri Putri dan juga kepada teman-teman serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berharap bahwa data dan kesimpulan yang kami susun mengenai
cranium ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya. Semoga makalah ini
juga dapat menjadi referensi dalam penyusunan makalah lainnya.
Mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan tata bahasa, salah tafsir ataupun
salah ketik, sesungguhnya kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyusun
makalah ini hingga mendekati sempurna.
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca karya kami ini,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dalam memperbaiki karya kami di
kesempatan selanjutnya
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Banjarmasin, Maret 2012
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anatomi berasal dari dua kata yaitu ana yang berarti menguraikan dan
tomy yang berarti memotong. Jadi anatomi adalah ilmu yang mempelajari
susunan tubuh manusia dengan jalan mengurai dan memotong bagiannya.
Anatomi juga berarti ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh. Anatomi
mencakup bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Namun dalam bidang
kedokteran gigi yang berkaitan adalah anatomi regio kepala dan leher. Pada regio
kepala yang di bahas adalah tulang tengkorak, maxilla dan mandibula. Tulang
tengkorak terdiri dari batok kepala (calvaria) dan basis kranii. Dan terdiri dari
beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan occipital.

2. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tulang-tulang pada cranium
b. Untuk mengetahui letak tulang-tulang cranium

BAB II
PEMBAHASAN
Cranium terbagi menjadi dua yaitu :
a. Neurocranium, terdiri dari tulang batok kepala dan dasar kepala
b. Viscerocranium, terdiri dari tulang-tulang wajah

Neurocranium terdiri dari tulang:


Os Frontale
Os Parietale
Os Temporale
Os Occipitale

Os Spenoidale
Os Ethmoidale

Tulang tulang wajah (Viscerocranium) terdiri atas tulang tulang :


Os Zygomaticum
Maxilla
Os Nasale
Os Lacrimale
Vomer
Os Palatinum
Concha
Nasalis Inferior
Pandangan
Anterior
Cranium

Os.
melengkung

Frontale
ke

bawah

untuk

atau

tulang

dahi,

membentuk margo superior orbita.

Arcus superfisialis dapat dilihat pada kedua sisi, dan incisura suprraorbitalis atau
foramen orbitale dapat di temukan. Di medial, os frontale bersendi dengan processus
frontalis maxila dan os nasale. Di lateral, os frontale bersendi dengan os
zygomaticum.
Margo orbitalis di batasi si superior oleh frontale, di lateral oleh os
zygomaticum, di inferior oleh maxilla, dan di medial oleh processus maxilaris dan os
frontalis. Di dalam os frontale, tepat di atas margo orbita, terdapat dua rongga yang

diliputi oleh membrrana mucosa yang disebut sinus frontalis. Rongga ini
berhubungan dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator suara.
Kedua os nasale membentuk batang hidung. Cavum nasi dibagi menjadi dua
oleh septum nasi, yang sebagian besar dibentuk oleh os vomer. Concha nasalis
superior dan media merupakan tonjolan os ethmoidale pada setiap sisi ke dalam
cavum nasi, sedangkan concha nasalis inferior merupakan tulang sendiri.
Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars anterior palatum durum, sebagian
dinding lateral cavum nasi, dan sebagian dasar orbita. Kedua tulang ini bertemu di
garis tengah pada sutura intermaxillaris dan membentuk pinggir bawah apertura
nasalis. Di bawah orbita, maxilla ditembus oleh foramen infraorbitale. Processus
alveolaris menonjol ke bawah dan bersama dengan sisi lainnya membentuk arcus
alveolaris, yang menampung gigi geligi atas. Pada setiap maxilla terdapat rongga
berbbentuk piramid yang dilapisi membrana mukosa yang disebut sinus maxillaris.
Os Zygomaticum membentuk tonjolan pipi dan sebagian dinding lateral serta
dasar orbita. Di medial bersendi dengan maxilla, dan di lateral dengan processus
zygomaticus ossis temporalis membentuk arcus zygomaticus. Os zygomaticus
ditembus oleh dua foramen untuk n. zygomaticofacialis dan zygomaticotemporalis.
Pandangan Lateral Cranium

Os frontale membentuk bagian depan sisi tengkorak dan bersendi dengan os


aparietale pada sutura coronalis. Os parietalis membentuk sisi ndan atap cranium dan

bersendi satu dengan yang lain di garis tengah pada sutura ssaggitalis. Di belakang
keduanya bersendi dengan os occipitalis pada sutura lambdoidea.
Bagian-bagian os temporale yaitu pars squamosa dan tympanica, processus
mastoideus, processus styloideus dan processus zygomaticus dan ala major ossis
sphenodalis. Bagian paling tipis dari dinding lateral tengkorak, tempat dimana sudut
anteroinferior os parietale bersendi dengan ala major ossis sphenodalis di sebut
pterion.
Linea temporalis superior dan inferior yang mulai sebagai sebuah garis dari
margo posterior processus zygomaticus

ossis frontalis dan bercabang sewakru

melengkung ke belakang. Fossa temporalis terletak di bawah linea temporalis


inferior.
Fossa infratemporalis terletak di bawah crista infratemporalis pada ala mayor
ossis sphenoidalis. Fisura pterygomaxillaris merupakan fisura vertikal yang terletak
di dalam fossa di antara processus pterygoideus ossis sphenoidalis dan belakang
maxilla. Ke medial fisura ini berhubungan dengan fossa pterygopalatina.
Fisura orbitalis inferior adalah fisura horizontal di antara ala major ossis
sphenoidalis dan maxxila. Fisura ini berjalan ke depan ke dalam orbita. Fossa
pterygopalatina adalah ruang kecil di belakang dan bawah rongga orbita. Ke lateral
berhubungan dengan fossa infratemporalis melalui fisura pterygomaxillaris, ke
medial dengan cavum nasi melalui foramen sphenopalatina, ke superior dengan
tengkorak melalui foramen rotundum dan ke anterior melalui fissura orbitalis inferior.
Pandangan Posterior Cranium

Bagian
posterior

kedua

os

parietale

bersama

sutura

saggitalis

dapat

dilihat dari

atas. Di bawah, os parietale bersendi dengan pars squamosaossis occipitalis pada


sutura lambdoidea, Pada masing-masing sisi, os occipitale bersendi dengan os
temporale. Di garis tengah os occipitale terdapat peninggian permukaan dasar yang
disebut protuberantia occipitalis externa, yang merupakan tempat perlekatan otot dan
ligamentum nuchae. Di kiri kanan protuberantia terdapat linea nuchae superior yang
terbentang ke lateral, ke os temporale.
Pandangan Superior Cranium

Di
os

anterior,

frontale

bersendi

dengan kedua os

parietal

sutura

pada

coronalis.

Kadang kadang kedua

belahan os frontale

gagal berfusi,
meninggalkan

sutura metatopica di garis tengah. Di belakang, kedua os

parietale bersendi pada sutura saggitalis.


Pandangan Inferior Cranium

Processus palatinum maxilla dan lamina


horizontalis

ossis

palatini

dapat

di

idebtifikasi. Di anterior pada garis tengah

terdapat fossa dan foramen insisivum. Di posterolateral terdapat foramen palatinum


majus dan minus.
Di atas tepi posterior palatum durum terdapay choanae. Choanae ini
dipisahkan satu dengan yang lain oleh margo posterior vomer dan di batasi di lateral
oleh lamina medialis provessus pterygoideus ossis sphenoidalis. Ujung inferior
lamina madialis processus pterygoideus diperpanjang sebagai taju yang melengkung
yaitu hamulus pterygoideus.
Posterolaterlah terhadap lamina lateralis processus pterygoideus, ala major
osssis sphenoidalis ditembus oleh foramen ovale yang besar dan foramen spinosum
yang kecil. Di belakang spina ossis sphenoidalis, pada daerah antara ala major ossis
sphenoidalis dan pars petrosus ossis temporalis, terdapat alur untuk pars cartilaginosa
tuba auditiva.
Fossa mandibularis ossis temporalis dan tuberculum articulare membentuk
facies articularis superior untuk articulatio temporomandibularis. Fossa ini dipisahkan
dari lamina tympanica di posteriornya oleh fissura tympanosquamosa. Processus
styloideus ossis temporale menonjol ke bawah dab depan dari aspek inferiornya.
Muara canalis caroticus terlihat juga pada permukaan inferior pars petrosus ossis
temporalis.
Bentuk ujung medial pars petrosus ossis temporalis tidak teratur dan bersama
dengan pars basilaris ossis occipitalis dan ala major ossis sphenoidalis membentuk
foramen lacerum. Di dalam celah antara processus styloideus dan processus
masttoideus dapat dilihat

foramen styloimastoideum. Medial terhadap processus

styloideus, pars petrosus ossis temporale mempunyai incisura yang dalam, yang
bersama dengan incisura yang lebih dangkal pada os occipitale membentuk foramen
jugulare.
Di belakang apertura nasi posterior dan di depan foramen magnum terdapat os
sphenoidale dan pars basilaris ossis occipitalis. Tuberculum pharyngeum adalah
tonjolan kecil di gagris tengah pada permukaan bawah pars basilaris ossis occipitalis.
Condylus occipitalis dapat diidentifikasi. Condylus occipitalis ini bersendi dengan
aspek superior massa lateralis vertebra cervicalis pertama, os atlas. Superior terhadap
condylus

occipitalis

N.hypoglossus.

terdapat

canalis

hypoglosus

untuk

tempat

lewatnya

Posterior terhadap foramen magnum di garis tengah, terdapat protuberantia


occipitalis externa. Linea nuchae superior dapat ditemukan karena melengkung di
kanan dan kiri protuberantia.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan maka dapat disimpulkan, Tengkorak atau cranium tersusun
atas beberapa tulang yang saling bersendi yang tidak bergerak yang disebut
sutura. Calvaria adalah bagian atas dari cranium, dan basis crania adalah bagian
paling bawah dari cranium. Pada bagian calvaria terdapat berbagai macam tulang
yaitu os frontale, os parieal, os occipital, os temporal, os sphenoidale dan os
ethmoidale. Sedangkan tulang-tulang wajah terdiri atas os zygomaticum, maxilla,
os nasale, os lacrimale, vomer, os palatinum, dan concha nasalis inferior. Cranium
memiliki sutura-sutura, diantaranya adalah sutura saggitalis, sutura occipitalis,
sutura lambdoidea, sutura occipitomastoidea, sutura parietomastoidea dan sutura

coronalis. Foramen yang terdapat dalam cranium yaitu foramen jugulare,,


foramen magnum, foramen stylomastoideum, foramen spinosum, foramen
lacerum, foramen ovale, foramen palatine majus dan minus, foramen caecum,
foramen rotundum, dan foramen mastoideum.

DAFTAR PUSTAKA
1. Snell S. Richard. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.
Jakarta: EGC. 2006

Anda mungkin juga menyukai