PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam hubungan antar negara di dunia terdapat berbagai macam masalah yang begitu
kompleks sehingga perlu adanya pertahanan terhadap negara masing-masing. Negara-negara
di dunia akan berusaha untuk melindungi negaranya dari ancaman luar dengan cara
membangun aliansi atau organisasi regional. Saat ini, terdapat banyak sekali bentuk-bentuk
aliansi di dunia untuk masalah ekonomi, pertahanan, budaya dan sebagainya. Dalam kawasan
atau regional juga saat ini hampir semua kawasan mempunyai organisasi regionalnya masingmasing. Walaupun memang belum semuanya secara vokal atau sudah terintegrasi dengan
baik dalam pembangunan kawasannya. Menurut Mansbaach, region atau kawasan adalah
Pengelompokan regional di identifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan
dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta
keikutsertaan dalam organisasi internasional.1
Sementara itu, menurut Coulumbis dan Wolfe, dalam bukunya yang berjudul
Introductions to International Relations, Power and Justice, terdapat empat cara atau kriteria
yang bisa kita pergunakan untuk mendefinisikan dan menunjuk sebuah kawasan atau region:2
1. Kriteria geografis: mengelompokkan negara dalam berdasarkan lokasinya dalam
benua, sub-benua, kepulauan dan lain sebagainya seperti: Eropa dan Asia.
2. Kriteria politik/militer: mengelompokkan negara-negara dengan berdasarkan pada
keikutsertaannya dalam berbagai aliansi, atau berdasarkan pada orientasi ideologis
dan orientasi politik, misalnya blok sosialis, blok kapitalis, NATO dan non-blok.
3. Kriteria ekonomi: mengelompokkan negara-negara berdasarkan pada kriteria terpilih
dalam perkembangan pembangunan ekonomi, seperti GNP, dan output industri,
misalnya negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang atau
yang terbelakang.
4. Kriteria transaksional: mengelompokkan negara-negara berdasarkan pada jumlah
frekuensi mobilitas penduduk, barang, dan jasa, seperti imigran, turis, perdagangan
1 Nuraeini S, Deasy Silvya dan Arfin Sudirman, Regionalisme Dalam Studi
Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 1.
2 Ibid.
1
dan berita. Contoh ini dapat kita lihat pada wilayah seperti Amerika, Kanada dan
Pasar Tunggal Eropa.
Kajian ciri khusus suatu kawasan adalah ciri geografis, sosiologis, etnolinguistik, sistem
sosial-politik dan ekonomi suatu kawasan tertentu, sehingga kita dapat membedakan unit-unit
anggota kawasan tersebut dengan unit di luar kawasan. Misalnya, struktur geografis Eropa
yang kontinental dengan Asia Tenggara yang maritim pasti akan berpengaruh berbeda
terhadap karakteristik penduduk dan negaranya, yang berpengaruh juga pada pola sosioekonominya (industri, agrikultur atau perikanan) atau pada sistem politiknya (misalnya, gaya
demokrasi yang berkembang pasti berbeda).3
Sebagai contoh adalah regionalisme di Eropa. Sejarah berdirinya Uni Eropa tidak lepas
dari adanya proposal Perancis pada tahun 1950 yang dikenal dengan Schuman Plan.
Schuman Plan mengajukan pengaturan pasar bersama batu bara dan besi baja di bawah badan
pengawas yang independen di Eropa. Rencana Perancis ini diterima baik oleh negara-negara
di Eropa seperti Jerman, Italia, Belgia, Belanda dan Luksemburg. Kesepakatan diantara
keenam negara Eropa negara-negara tersebut secara resmi di tandatangani pada tanggal 18
April 1951 dengan terbentuknya European Coal and Steel Community. Kemudian, adanya
ancaman Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur telah mendorong keenam negara
pendiri ECSC untuk lebih memperluas kerjasamanya di bidang ekonomi. Pada tanggal 25
Maret 1957 ditandatangani Traktat Roma dan Traktat pembentukan European Atomic Energy
Community (EURATOM) yang merupakan dasar hukum bagi pembentukan European
Economic Community (EEC).4
Pada tanggal 8 April 1965 keenam negara anggota MEE menandatangani suatu traktat
yang menyatukan para eksekutif di ECSC, EEC dan EURATOM. Setelah diratifikasi oleh
keenam negara di Eropa tersebut, maka MEE berubah menjadi European Community
(Masyarakat Eropa) sejak 1 Juli 1967 dengan dilengkapi oleh berbagai institusinya antara lain
Komisi Eropa, Dewan Eropa, Parlemen Eropa dan Court of Justice. Akhirnya, Traktat
Maastricht yang di tandatangani tanggal 7 Februari 1992 secara resmi memberlakukan Pasar
3 Op.Cit, 3.
4 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 111.
2
Tunggal Eropa pada tanggal 1 Januari 1993 dengan dimensi baru pada integrasi Eropa
(European Union). Uni Eropa berdiri di atas tiga pilar, yaitu:5
Pilar ekonomi; Pasar Tunggal Eropa menuju Uni Ekonomi dan Moneter
1.4.
Jika tujuan tersebut sudah terpenuhi, manfaat yang diharapkan dapat di berikan oleh
makalah ini adalah:
1. Dari Segi Akademis, penelitian ini sebagai bahan informasi bagi pengkaji masalahmasalah internasional dalam mengkaji masalah-masalah regional, khususnya Uni
Eropa.
1.5.
Sistematika Penulisan
1.BAB 1.
Pada bab pertama makalah ini akan berisi pendahuluan yang akan membahas tentang
latar belakang masalah yang akan di bahas, masalah-masalah yang akan dijawab dalam
pembahasan, tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini.
2. BAB 2.
Pada bab kedua makalah ini akan berisi tentang kerangka teori yang berhubungan dengan
apa yang ada dalam pembahasan makalah ini.
3. BAB 3.
5 Ibid, 111-112.
3
Pada bab ketiga makalah ini akan berisi tentang isi, yaitu pembahasan masalah yang
diajukan dalam bab 1. Serta penjabaran dari teori-teori yang ada dalam bab 2.
4. BAB 4.
Pada bab keempat makalah ini akan berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
semua pembahasan yang sudah dituliskan dalam makalah. Serta adanya pendapat penulis
tentang masalah yang diangkat dalam makalah.
BAB 2
4
KERANGKA TEORI
Beberapa teori yang menjelaskan bagaimana tumbuh dan berkembangnya
regionalisme:6
Teori Sistematik
Neorealisme
Interdependensi struktural dan globalisasi
Regionalisme dan
Interdependensi
Neo-fungsionalisme
Neo-liberal, Institusionalisme
Konstruktivis
Teori Sub-ordinat
8 Ibid, 52.
9 Ibid, 59.
10 Ibid, 64.
6
BAB 3
ISI
3.1. Sanksi Ekonomi Uni Eropa Terhadap Rusia
Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia adalah konsekuensi dari Rusia yang mendukung
kelompok separatis Ukraina yang mau memisahkan Crimea keluar dari negara Ukraina.
Ukraina, yang merupakan negara pisahan Uni Soviet semakin bersikap pro Barat dengan
menandatangani kerja sama kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa (UE). Kerja sama
Ukraina dengan UE menawarkan kesempatan kepada semua pihak untuk bekerja sama demi
masa depan yang lebih aman dan memastikan secara tegas keanggotaan Ukraina di dalam
UE. Meskipun penandatanganan kerja sama tersebut merupakan hak berdaulat setiap negara,
Rusia yang kecewa dengan kebijakan Ukraina telah memperingatkan negara tersebut akan
ada konsekuensi serius yang harus dihadapi pasca penandatangan kerja sama itu. Pihak Rusia
menilai blok ekonomi yang terbentuk itu merugikan perekonomiannya. Upaya kerja sama
Ukraina dengan UE ini telah ditempuh melalui proses yang tidak mudah. Di masa
pemerintahan mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych upaya ini digagalkan, sehingga ia
dijatuhkan dari pemerintahannya Februari 2014. Pelengseran Presiden Ukraina Viktor
Yanukovych yang merupakan sekutu Rusia, dibalas Rusia dengan mendukung gerakan
pemisahan diri Crimea dari Ukraina. Langkah Crimea yang melepaskan diri dari negara
Ukraina dengan dukungan Rusia, kemudian diikuti oleh wilayah-wilayah lain di timur
Ukraina yang penduduknya sehari-hari memang berbahasa Rusia.11
Pihak Barat menuduh Rusia bermaksud memecah belah bekas wilayah Uni Soviet
tersebut. Intervensi Rusia dalam masalah Ukraina dinilai tidak sesuai dengan norma-norma
internasional. Meski majelis tinggi parlemen Rusia telah membatalkan resolusi yang
memungkinkan penggunaan kekuatan militer di Ukraina atas permintaan Presiden Vladimir
Putin, sikap keras Rusia telah memunculkan reaksi negatif di pihak UE. Sebanyak 28
pemimpin UE menyatakan Rusia harus mengambil keputusan untuk mendukung rencana
perdamaian
Ukraina.
Rusia
diminta
mengambil
langkah
efektif
untuk
berhenti
mendestabilisasi Ukraina, menciptakan kondisi aman untuk rencana perdamaian yang akan
11 Adirini Pujayanti, Posisi Rusia dan Perkembangan Krisis Ukraina, Info Singkat
Hubungan Internasional vol.6 no.13 (2014): 5.
7
12 Ibid, hal.6.
13 Ibid, hal.7.
14 Sanksi Baru Terhadap Rusia Mulai Diterapkan, DW, di akses pada 28 April,
2015, http://www.dw.de/sanksi-baru-terhadap-rusia-mulai-diterapkan/a17917673.
8
Terkait sanksi tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan pihak Barat
akan efek global dari sanksi yang dijatuhkan kepada mereka. Putin mengancam, sanksi AS
terhadap Moskow bisa membahayakan perusahaan asing yang ada di Rusia. Menurut Putin,
perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di pasar energi Rusia akan merasakan efek dari
sanksi tersebut, mereka bisa menderita kerugian besar jika ini terus berlanjut. Komentar yang
dilemparkan Putin tersebut mengancam operasi dari beberapa perusahaan energi dunia yang
bergantung pada pasokan energi dari Rusia, mengingat pasokan energi dari Timut Tengah
sedang dalam kondisi tidak stabil.16
3.2. Balasan Rusia Terhadap Sanksi Uni Eropa
Terhadap sanksi yang banyak di berikan kepada pihaknya, Rusia berencana untuk
melakukan kebijakan luar negeri untuk membalas sanksi kepada pihak-pihak yang
bersangkutan. Kebijakan luar negeri terdiri dari tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan yang
dimaksudkan untuk memandu keputusan dan tindakan pemerintah menyangkut urusan-urusan
eksternal, terutama hubungan dengan negara-negara asing. Pengelolaan hubungan luar negeri
menghendaki agar mempertimbangkan dengan hati-hati rencana tindakan yang diambil untuk
kepentingan dan urusan luar negeri.17 Biasanya pengambilan keputusan kebijakan luar negeri
akan berusaha semaksimalkan mungkin untuk menghindari perselisihan antar negara dan
memelihara hubungan baik antar negara. Namun, tidak jarang negara pun mengambil
kebijakannya secara keras untuk kepentingan melindungi negaranya.
Rusia menyatakan akan memberlakukan sanksi balasan terhadap AS dan UE yang
dinilai telah melakukan "upaya permusuhan dengan memberikan sanksi kepada Rusia.
Selain itu, Rusia juga menjanjikan dukungan terhadap sejumlah perusahaan yang terpukul
oleh sanksi dari negara-negara Barat. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memperluas
15 Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Rusia, DW, di akses pada 28 April,
2015, http://www.dw.de/uni-eropa-jatuhkan-sanksi-baru-terhadap-rusia/a17908330.
16 Putin peringatkan efek global sanksi terhadap Rusia, SINDONEWS.com, di
akses pada 28 April, 2015,
http://international.sindonews.com/read/859199/41/putin-peringatkan-efekglobal-sanksi-terhadap-rusia-1398851091.
17 Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan
Internasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 439.
9
sanksi ekonomi terhadap Rusia karena dituduh mengirim pasukan ke wilayah timur Ukraina
untuk membantu gerakan separatis pro-Moskow. Rusia menilai pemberlakukan sanksi-sanksi
baru anti-Rusia sebagai upaya permusuhan yang sesuai dengan aksi konfrontasional yang
telah sering diambil oleh pemerintahan Amerika Serikat. Kementerian Rusia mengatakan
bahwa sanksi-sanksi dari negara Barat adalah tindakan yang tidak dipertimbangkan dengan
matang dan tidak akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah Rusiah. Presiden Rusia
Vladimir Putin yang berulang kali membantah keterlibatan dalam konflik di Ukraina
mengatakan bahwa aksi balasan akan dipertimbangkan secara hati-hati agar tidak
berpengaruh terhadap perekonomian Rusia.18
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevic, pada September
2014 menunjukkan bahwa sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Rusia merupakan satu kebijakan
yang sama sekali bermusuhan dengan Rusia dan bertentangan dengan kepentingan Uni Eropa
sendiri. Pemimpin Rusia di berbagai tingkat akan mengenakan langkah-langkah sesuai dan
sama dengan langkah-langkah Uni Eropa. Diplomat Rusia ini sekaligus menegaskan bahwa
Moskwa memprotes keras sanksi-sanksi yang direncanakan dikenakan oleh Amerika Serikat
terhadap Rusia, menganggap ini sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional
karena hanya ada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru punya
berwewenang mengeluarkan sanksi-sanksi. Di segi lain, Juru bicara Lukashevic menekankan
bahwa sanksi-sanksi ini menimbulkan kerugian besar untuk negara-negara lain dan Rusia
akan memberikan balasan terhadap sanksi-sanksi yang bermusuhan ini.19
Rusia akan membalas sanksi baru yang dijatuhkan negara-negara Barat atas konflik di
Ukraina, dan kemungkinan akan melarang sejumlah pesawat melintasi wilayah udaranya.
Untuk membalas sanksi Uni Eropa dan Amerika, pemerintah Federal Rusia mengumumkan
daftar nama jenis makanan yang dilarang untuk di impor. Rusia untuk sementara
menghentikan pengeskporan produk daging, susu, buah-buahan dan sayur mayur yang
berasal dari Amerika, Uni Eropa, Kanada, Australia dan Norwegia. Kemarin, pemerintah
federal Rusia melarang penerbangan transit yang berasal dari Ukraina menuju Goergia,
18Rusia Janjikan Embargo Balasan untuk AS dan UE, Harian Nasional, di akses
pada 29 April, 2015, http://www.harnas.co/2014/09/13/rusia-janjikan-embargobalasan-untuk-as-dan-ue.
19 Rusia menyatakan memberikan balasan terhadap sanksi-sanksi Barat,
VOV5, di akses pada 29 April, 2015, http://vovworld.vn/id-ID/Berita/Rusiamenyatakan-memberikan-balasan-terhadap-sanksisanksi-Barat/270086.vov.
10
Azerbaijan, Armenia, Turki dan lain-lain untuk melewati teritorial udara Rusia. Selain itu,
Rusia sedang mempertimbangkan pelarangan penerbangan maskapai Eropa dan Amerika
menuju Asia melewati teritorial udara Siberia.20
3.3. Dampak Embargo Uni Eropa-Rusia Terhadap Kawasan Uni Eropa
Dalam hubungan perdagangan luar negeri Uni Eropa, Rusia menempati posisi ke-3
menyusul Amerika dan Tiongkok. Rusia merupakan pasar ekspor makanan terbesar kedua
bagi Uni Eropa dan pasar ekspor produk daging yang penting bagi Uni Eropa. Data Biro
Statistik Uni Eropa menunjukkan, di antara ekspor ke Rusia pada tahun 2013, nilai ekspor
produk pertanian tercatat 11,8 miliar Euro, nilai total ekspor makanan dan bahan mentah
makanan mencapai 12,2 miliar Euro. Selain itu, Uni Eropa mengekspor sayur mayur dan
buah-buahan senilai 2 miliar Euro kepada Rusia.21
Sanksi perdagangan dapat merugikan kedua belah pihak. Menurut perkiraan Komisi
Uni Eropa, berkat sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, pendapatan Uni Eropa tahun ini dan
tahun depan akan masing-masing berkurang sedikitnya 40 miliar Euro dan 50 miliar Euro,
GDP masing-masing akan berkurang 0,3 persen dan 0,4 persen. Sedangkan, balasan Rusia
terhadap sanksi Uni Eropa akan melonjakkan dampak negatif terhadap ekonomi Uni Eropa.
Juru bicara Komisi Uni Eropa dalam pernyataannya kemarin menyatakan kesal atas sanksi
Rusia terhadap Uni Eropa, dan mengatakan bahwa sanksi Rusia tersebut dilaksanakan dengan
motif politik. Juru bicara tersebut mengatakan, Komisi Uni Eropa akan melakukan evaluasi
terhadap dampak yang akan ditimbulkan oleh sanksi Rusia terhadap Uni Eropa. Uni Eropa
mempertahankan hak untuk melakukan kegiatan setimpal.22
Keputusan Rusia untuk memberlakukan embargo terhadap impor produk makanan
dari Uni Eropa akan memengaruhi ekspor pangan Eropa hingga 10 persen dan berpotensi
menimbulkan krisis. Meski embargo ini juga akan merugikan Rusia karena kekurangan
pasokan bahan pangan segar, namun di sisi lain membuat banyak eksportir harus mencari
pasar baru dan kemungkinan kehilangan pasar dari negara-negara berkembang. Rusia
20 Apakah Balasan Rusia Dapat Menyakiti Barat?, CRI Online, di akses pada 29
April, 2015, http://indonesian.cri.cn/201/2014/08/08/1s150580.htm.
21 Apakah Balasan Rusia Dapat Menyakiti Barat?, Op.Cit.
22 Ibid.
11
mengimpor 35 persen makanan untuk konsumsi warganya. Sekitar 10 persen impor bahan
pangannya yang bernilai hingga 16 miliar dolar setahun berasal dari Uni Eropa. Di antara 18
negara anggota Uni Eropa, Jerman dan Belanda adalah dua negara pemasok bahan pangan
terbesar ke Rusia.23
Ekonomi Belanda akan kehilangan setidaknya 300 juta euro (400 juta dolar AS)
karena akan meng-embargo pangan ke Rusia. Total nilai ekspor makanan ke Rusia sebesar
500 juta euro pada 2013, menghasilkan 300 juta euro untuk bisnis Belanda, dengan 200 juta
euro akan lari pada penyedia layanan di negara-negara tetangga. Pada saat Belanda mulai
pulih dari resesi, pertumbuhan PDB negara itu diperkirakan melambat dengan 0,25-0,50
persen dalam hal potensi kerugian. Menurut kantor statistik, dua persen ekspor Belanda pergi
ke Rusia, sektor yang terkait dengan sekitar 5.000 pekerjaan. Uni Eropa baru-baru ini
mengalokasikan 125 juta euro untuk sejumlah produsen makanan Eropa yang terpengaruh
oleh embargo pangan Rusia.24
Namun, dalam hal embargo Rusia ini, dalam tubuh Uni Eropa sendiri pun mengalami
keretakan. Hal ini terjadi setelah beberapa negara menolak usulan untuk memberlakukan
sanksi baru kepada Rusia. UE berencana untuk memberlakukan embargo senjata bagi Rusia.
Negara yang paling kuat menolak embargo senjata terhadap Rusia adalah Prancis, hal ini
dikarenakan Prancis telah membuat kesepakatan besar dengan Rusia. Negara Beruang Merah
itu telah memesan dua unit kapal perang kepada Prancis dengan kontrak sebesar 1,2 miliar
Euro. UE rencananya akan kembali menggelar pertemuan guna membahas masalah ini.
Selain embargo senjata, UE juga berencana untuk menjatuhkan sanski ekonomi yang lebih
luas kepada pihak Rusia.25
23 Rusia Terapkan Embargo Impor Pangan, Uni Eropa Paling Merugi,
Kompas.com, di akses pada 29 April, 2015,
http://internasional.kompas.com/read/2014/08/07/21514351/Rusia.Terapkan.Emb
argo.Impor.Pangan.Uni.Eropa.Paling.Merugi.
24 Embargo Pangan ke Rusia Rugikan Belanda 300 Juta Euro,
ANTARAJATIM.com, di akses pada 29 April, 2015,
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/139437/embargo-pangan-ke-rusiarugikan-belanda-300-juta-euro.
25 Terkait Sanki untuk Rusia, UE Terbelah, SINDONEWS.COM, di akses pada 29
April, 2015, http://international.sindonews.com/read/885746/41/terkait-sankiuntuk-rusia-ue-terbelah-1406106462.
12
Dalam hal ini seharusnya Uni Eropa lebih cermat dalam mengambil keputusan.
Memang Rusia telah melanggar etika internasional dengan membantu kaum separatis di
Ukraina untuk memberontak. Namun, yang perlu di pertimbangkan adalah apakah sanksi
seperti yang di jatuhkan pihak Uni Eropa dan Amerika Serikat ini betul-betul perlu atau
hanya sekedar permainan politik? Sebagaimana yang diketahui bahwa Amerika Serikat dan
Rusia pernah berperang untuk bersaing memperluas pengaruhnya. Pastinya Amerikat Serikat
tidak akan membiarkan Rusia dalam usaha-usahanya untuk memperluas pengaruhnya
kembali. Dengan ini pun Amerika Serikat berusaha mendekati Uni Eropa untuk sama-sama
menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Tindakan Uni Eropa ini menjadi kurang cermat ketika
ternyata kerjasama ekonomi antara Uni Eropa dan Rusia bukanlah dalam skala yang kecil.
Jadi, wajar saja jika akhirnya ini akan menimbulkan keretakan dalam Uni Eropa itu sendiri.
Negara-negara yang melakukan perjanjian dengan Rusia seperti Perancis, pastinya akan
tambah merugi lagi. Padahal, mereka sebelumnya juga sudah merugi dengan embargo bahanbahan pangan.
Kebijakan
ekonomi
pada
dasarnya
merupakan
keputusan
politik
karena
BAB 4
KESIMPULAN
Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia adalah konsekuensi dari Rusia yang mendukung
kelompok separatis Ukraina yang mau memisahkan Crimea keluar dari negara Ukraina.
Ukraina, yang merupakan negara pisahan Uni Soviet semakin bersikap pro Barat dengan
menandatangani kerja sama kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa (UE). Meskipun
penandatanganan kerja sama tersebut merupakan hak berdaulat setiap negara, Rusia yang
kecewa dengan kebijakan Ukraina telah memperingatkan negara tersebut akan ada
konsekuensi serius yang harus dihadapi pasca penandatangan kerja sama itu. Pihak Rusia
menilai blok ekonomi yang terbentuk itu merugikan perekonomiannya. Upaya kerja sama
Ukraina dengan UE ini telah ditempuh melalui proses yang tidak mudah. Di masa
pemerintahan mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych upaya ini digagalkan, sehingga ia
dijatuhkan dari pemerintahannya Februari 2014. Pelengseran Presiden Ukraina Viktor
14
Yanukovych yang merupakan sekutu Rusia, dibalas Rusia dengan mendukung gerakan
pemisahan diri Crimea dari Ukraina. Langkah Crimea yang melepaskan diri dari negara
Ukraina dengan dukungan Rusia, kemudian diikuti oleh wilayah-wilayah lain di timur
Ukraina yang penduduknya sehari-hari memang berbahasa Rusia.
Rusia akan membalas sanksi baru yang dijatuhkan negara-negara Barat atas konflik di
Ukraina, dan kemungkinan akan melarang sejumlah pesawat melintasi wilayah udaranya.
Untuk membalas sanksi Uni Eropa dan Amerika, pemerintah Federal Rusia mengumumkan
daftar nama jenis makanan yang dilarang untuk di impor. Rusia untuk sementara
menghentikan pengeskporan produk daging, susu, buah-buahan dan sayur mayur yang
berasal dari Amerika, Uni Eropa, Kanada, Australia dan Norwegia. Kemarin, pemerintah
federal Rusia melarang penerbangan transit yang berasal dari Ukraina menuju Goergia,
Azerbaijan, Armenia, Turki dan lain-lain untuk melewati teritorial udara Rusia. Selain itu,
Rusia sedang mempertimbangkan pelarangan penerbangan maskapai Eropa dan Amerika
menuju Asia melewati teritorial udara Siberia
Sanksi perdagangan dapat merugikan kedua belah pihak. Menurut perkiraan Komisi
Uni Eropa, berkat sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, pendapatan Uni Eropa tahun ini dan
tahun depan akan masing-masing berkurang sedikitnya 40 miliar Euro dan 50 miliar Euro,
GDP masing-masing akan berkurang 0,3 persen dan 0,4 persen. Sedangkan, balasan Rusia
terhadap sanksi Uni Eropa akan melonjakkan dampak negatif terhadap ekonomi Uni Eropa.
Keputusan Rusia untuk memberlakukan embargo terhadap impor produk makanan dari Uni
Eropa akan memengaruhi ekspor pangan Eropa hingga 10 persen dan berpotensi
menimbulkan krisis.
Dalam hal ini seharusnya Uni Eropa lebih cermat dalam mengambil keputusan.
Memang Rusia telah melanggar etika internasional dengan membantu kaum separatis di
Ukraina untuk memberontak. Namun, yang perlu di pertimbangkan adalah apakah sanksi
seperti yang di jatuhkan pihak Uni Eropa dan Amerika Serikat ini betul-betul perlu atau
hanya sekedar permainan politik? Sebagaimana yang diketahui bahwa Amerika Serikat dan
Rusia pernah berperang untuk bersaing memperluas pengaruhnya. Pastinya Amerikat Serikat
tidak akan membiarkan Rusia dalam usaha-usahanya untuk memperluas pengaruhnya
kembali. Dengan ini pun Amerika Serikat berusaha mendekati Uni Eropa untuk sama-sama
menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Tindakan Uni Eropa ini menjadi kurang cermat ketika
ternyata kerjasama ekonomi antara Uni Eropa dan Rusia bukanlah dalam skala yang kecil.
15
Jadi, wajar saja jika akhirnya ini akan menimbulkan keretakan dalam Uni Eropa itu sendiri.
Negara-negara yang melakukan perjanjian dengan Rusia seperti Perancis, pastinya akan
tambah merugi lagi. Padahal, mereka sebelumnya juga sudah merugi dengan embargo bahanbahan pangan.
16