Anda di halaman 1dari 1

Membagi kacang tanah ukuran halus dan kasar agar dapat membandingkan

pengaruh bentuk fisik kacang tanah terhadap kadar minyak yang diperoleh. Kacang
tanah dihaluskan agar mempermudah minyak yang ada dalam kacang tanah
terekstak oleh pelarut n-hexane. Pelarut ekstraksi yang digunakan dalam percobaan
ekstraksi kacang tanah adalah n-hexane. Pelarut n-hexane dipilih karena mudah
menguap. Pelarut n-hexane termasuk tergolong pelarut nonpolar yang mempunyai
titik didih sekitar 68c. Kemudian menimbang kacang tanah dengan masing-masing
ukuran sebanyak 25 gram sebagai berat sampel. Membungkus kacang tanah
dengan ukuran masing-masing menggunakan kertas saring dan kemudian diikat
dengan tali, fungsinya adalah agar pada saat ekstraksi serbuk kacang tanah tidak
ikut keluar bersama dengan minyak. Pada proses perendaman atau ekstraksi
bungkusan kacang tanah direndam pada pelarut n-hexane agar minyak yang ada
didalam kacang tanah larut pada pelarut n-hexane. Ekstraksi dilakukan selama
kurang lebih 3 jam. Pelarut n-hexane yang telah bercampur dengan minyak dari
kacang tanah dituang kedalam labu destilasi, pemanas yang digunakan untuk
memanaskan labu destilasi adalah heater mantle. Heater mantle terdiri dari

serat kaca yang lembut, yang berfungsi untuk melindungi dari kerusakan
akibat gesekan dengan labu, baik antara elemen pemanas dan temostatnya.
Serat kaca mempunyai ketahanan panas yang kuat dan memiliki isolasi suhu
yang sangat baik.
Proses destilasi dilakukan dengan menggunakan alat rotavapor.
Rotavapor atau rotary evaporator adalah suatu alat yang menggunakan
prinsip vakum destilasi. Pada proses destilasi suhu yang digunakan adalah
kurang lebih 68c untuk memisahkan pelarut n-hexane dengan minyak,
karena titik didih dari pelarut n-hexane adalah 68c, sedangkan titik didih
pada minyak adalah kurang lebih 180c. pada saat destilasi pelarut n-hexane
akan menguap dan hanya tersisa hanya minyak murni dari kacang tanah.

Anda mungkin juga menyukai