Anda di halaman 1dari 7

LO 2

Tujuan ekstraksi seri :


a. Memberikan oklusi yang lebih baik pada geligi permanen.
b. Menuntun dan mengontrol erupsi gigi agar erupsi pada lengkung yang
benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ekstraksi seri disusun
dalam suatu catatan dan dianalisa dengan lengkap sehingga diperoleh diagnosa
yang tepat dan rencana perawatan diperlukan. Sedangkan untuk menentukan
diagnosa yang tepat harus dilakukan pemeriksaan klinis, pembuatan model studi
dan foto periapikal. Keadaan lain yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan
ekstraksi seri yaitu :

Adanya ketidakseimbangan antara ukuran gigi dan struktur tulang


penyokong, apakah cukup ruangan untuk memperoleh susunan gigi yang
baik

Menetapkan apakan penderita dan orang tuanya mengerti bahwa


perawatan ekstraksi seri merupakan prosedur yang berlangsung terus
menerus lebih dari 4-5 tahun. Bila kerjasama yang baik antara pasien dan
operator tidak diharapkan, maka ekstraksi seri ini sebaiknya tidak
dilakukan. Perawatan ekstraksi seri yang tidak teratur lebih buruk daripada
tidak dilakukan perawatan sama sekali

Seorang ahli orthodonsi harus menyadari bahwa ekstraksi seri bukanlah


prosedur yang berurutan dengan pasti. Perawatan dapat diubah satu atau
beberapa kali selama periode pengamatan tergantung pada derajat
perbaikan yang terjadi, munculnya akibat lain dari maloklusi dan
kecepatan erupsi gigi permanen

LO 4

Prosedur diagnosis ortodonsia diperlukan untuk mendapatkan diagnosis


yang tepat dari suatu maloklusi gigi. Beberapa analisis yang diperlukan meliputi :
analisis umum,analisis lokal, analisis fungsional, serta analisis model.
Analisis Umum
a. Identifikasi pasien :
- Nama pasien
- Jenis kelamin
- Umur / tanggal lahir
- Tempat tinggal / alamat
- Nama orang tua
b. Analisis umum
Bertujuan untuk mendapatkan informasi riwayat kesehatan atau medical
history dari penderita saat masih dalam kandungan sampai pada saat
penderita datang ke klinik. Beberapa pertanyaan yang bisa dinyatakan
pada penderita (didampingi orang tua) adalah :
-

penyakit yang pernah diderita pada saat balita sampai sekarang

penyakit yang pernah diderita orang tua saat mengandung

pernahkah dilakukan operasi yang melibatkan daerah dento-facial

trauma yang melibatkan daerah dento-facial

bagaimana proses kelahiran (ada tidaknya trauma saat itu)

bagaimana kesehatan umum penderita saat ini

adanya perawatan khusus yang pernah dilakukan sehubungan dengan


penyakit tertentu

pernah dilakukan rawat inap karena penyakit tertentu

adanya malformasi yang didapat secara herediter atau kongenital

adanya beberapa alergi yang diderita

adanya kelainan dari saluran pernafasan

berapa tinggi badan dan berat badan

berasal dari kebangsaan atau suku mana

motivasi penderita datang ke klinik untuk perawatan ortodonsia

3.1.2 Analisis Lokal


a. Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstra oral yang pertama adalah tipe profil. Tipe profil terdiri
dari tiga macam yaitu cekung, lurus dan cembung. Adapun cara
pemeriksaannya dilihat dari arah samping penderita, kemudian ditarik garis
imajiner yang menghubungkan antara titik glabella-lip contour-symphisis.
-

Tipe profil lurus, apabila titik glabella-lip contour-symphisis berada


dalam satu garis lurus

Tipe profil cekung, apabila symphisis lebih ke anterior dibandingkan


gabella dan lip contour

Tipe profil cembung, apabila

symphisis lebih ke posterior

dibandingkan titik glabella dan lip contour.


Pemeriksaan kedua adalah pemeriksaan tipe kepala yang terdiri dari tiga
macam yaitu brachycephalic, dolicocephalic, dan mesocephalic. Tipe
kepala ini berhubungan dengan tipe muka dan bentuk lengkung geligi.
Adapun cara pemeriksaannya adalah penderita didudukkan pada posisi

paling rendah, kemudian dilihat dari atas dan diukur perbandingan antara
panjang dan lebar kepala. Pengukurannya dilakukan menggunakan Indeks
Cephalic (IC).
-

Tipe brachycephalic mempunyai tipe muka lebar dan pendek,


sedangkan bentuk lengkung geliginya lebar

Tipe dolicocephalic mempunyai tipe muka dan bentuk lengkung geligi


yang panjang dan sempit

Tipe mesocephalic mempunyai tipe muka dan bentuk lengkung geligi


parabola. (Herniyati dkk, 2013)

b. Intra Oral
Pemeriksaan intra oral terdiri dari :
1. Mukosa mulut
Setiap pemeriksaan gigi harus meliputi pemeriksaan pipi, palatum, lidah,
dan dasar mulut. Warna jaringan mukosa mulut merah muda, demikian
juga dengan gingiva, kontur mengikuti lengkung gigi, relative flat,
konsistensi kenyal serta permukaannya membentuk stippling pada
attached gingiva.

2. Gigi gigi
Identifikasi gigi individual dengan berputar disetiap rahang. Gigi yang
tidak terlihat dalam mulut harus diperiksa dengan radiograf. Gigi tidak
terlihat atau tambahan serta kelainan lain harus diperhatikan. Kecuali
bila setiap gigi dapat diidentifikasi secara positif.
3. Kondisi gigi

Gigi dengan lesi karies yang dalam atau restorasi yang besar harus
diperiksa untuk menentukan prognosa jangka panjangnya. Hasil
pemeriksaan ini dapat mempengaruhi penentuan gigi yang akan dicabut.

4. Keadaan periodontal
Pada anak anak gingivitis kronis biasanya disebabkan oleh kebersihan
mulut yang buruk. Kadang kadang terlihat gingivitis hiperplasia pada
daerah insisivus atas. Keputusan dilakukan pencabutan ortodonti dapat
mempengaruhi kesehatan periodontal.

5. Bentuk dan kesimetrisan wajah


Asimetri memiliki peran penting terutama bila terjadi malrelasi rahang
misalnya crossbite bukal atau penyimpangan garis tengah.
6. Kebersihan rongga mulut
Standard kebersihan mulut merupakan indeks yang baik dari kesadaran
dan kerjasama pasien. Perawatan ortodonti aktif jangan dilakukan untuk
pasien dengan kebersihan mulut yang buruk, pertama karena
penggunaan pesawat dalam keadaan mulut yang kotor dapat
memperburuk kesehatan mulut dan kedua, karena kerjasama pasien
kurang memuaskan.
7. Fase geligi

Analisis Fungsional
Analisis fungsional meliputi leeway space, path of closure, TMJ, dan pola
atrisi.
Analisa Model

Analisis model meliputi pemeriksaan bentuk lengkung gigi, jumlah lebar 4


insisive rahang atas, diskrepansi model, kurve of spee, pergeseran gigi-gigi, gigi
terletak salah, pergeseran garis median, kelainan kelompok gigi, relasi geligi
rahang atas terhadap geligi rahang bawah, relasi geligi anterior rahang atas dan
rahang bawah dan klasifikasi maloklusi menurut Angle.

Diskrepansi Model
Diskrepasi model adalah selisih antara tempat yang tersedia dan tempat

yang dibutuhkan yang diukur dari model studi.


Tujuan Diskrepansi Model :
a. Untuk menentukan adanya kekurangan atau kelebihan tempat gigi
geligi dari model studi.
b. Untuk menentukan macam perawatan pada maloklusi yang ada.
Macam perawatan :
1.) Apabila kekurangan tempat <6 mm : non ekstraksi
2.) Apabila kekurangan tempat 6-8 mm : border line (tidak bisa
menentukan)
3.) Apabila kekurangant tempat >8 mm : ekstraksi

Pemeriksaan Radiografi
a. Untuk membantu menegakkan diagnosa karies pada permukaan gigi yang
tidak bisa dilihat pada pemeriksaan klinis
b. Untuk mendeteksi kelainan perkembangan gigi (pola erupsi gigi)
c. Untuk menemukan gangguan khusus, misalnya kondisi jaringan periapikal
yang berhubungan dengan gigi non-vital atau yang mengalami trauma

d. Untuk melihat letak benih gigi permanen


e. Untuk melihat ada dan tidaknya benih gigi permanen

LO 5
Perawatan ekstraksi seri dikatakan berhasil jika :
a. Gigi permanen tidak terjadi maloklusi.
b. Maloklusi terkoreksi.
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawatan :
a. Penatalaksanaan ekstraksi seri harus sesuai dengan waktunya (4-5 tahun)
agar keadaan tidak bertambah parah.
b. Hasil perawatan yang stabil dan gigi dibiarkan erupsi secara alami.

Anda mungkin juga menyukai