RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan aksiologi: nilai kegunaan ilmu
2. Bagaimana nilai kegunaan ilmu dalam aksiologi
3. Bagaimana macam-macam kategori dasar aksiologi
4. bagaimana kaitan
TUJUAN
1. untuk memahami arti dan maksud dari aksiologi: nilai kegunaan
ilmu
2. untuk mengetahui dan memahami kegunaan aksiologi: nilai
kegunaan ilmu
3. untuk menyebutkan dan menjelaskan kategori dasar aksiologi
4. untuk mengetahui kegunaan teori nilai: nilai kegunaan ilmu
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AKSIOLOGI
Aksiologi berasal dari kata axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Dengan demikian aksiologi adalah teori tentang nilai (Amsal
Bakhtiar, 2004). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Suriasumantri, 2000).
MenurutBramel dalam Amsal Bakhtiar (2004), aksiologi terbagi dalam tiga
bagian. Pertama, moral conduct yaitu tindakan moral yang melahirkan
etika. Kedua, esthetic expression yaitu ekspresi keindahan. Ketika, sosio
political life yaitu kehidupan social politik yang akan melahirkan filsafat
sosio politik. Dalam encyclopedia of philosophy, dijelaskan bahwa
aksiologi disamakan dengan value dan valuation. Ada tiga bentuk value dan
valuation, yaitu
A. Nilai, sebagai suatu kata benda abstrak. Dalam arti sempit: berupa
sesuatu yang baik, menarik, dan bagus. Adapun dalam pengertian
luas: kewajiban, kebenaran, dan kesucian. Aksiologi merupakan
bagian dari etika. Lewis menyebutkan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Sebagai instrument untuk menjadi baik, atau sesuatu
menjadi menarik, sebagai nilai inheren atau kebaikan seperti
estetika dari sebuah karya seni, sebagai nilai instrinsik menjadi baik
dalam dirinya sendiri, sebagai nilai contributor atau nilai yang
merupan pengalaman yang berupa kontribusi.
B. Nilai sebagai kata benda konkret, contohnya ketika kita berkata
sebuah nilai atau nilai-nilai, ia seringkali dipakai untuk merujuk
kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia, dan system
nilai. Kemudian dipakai untuk apa-apa yang memiliki nilai atau
bernilai sebagaimana berlawanan dengan apa-apa yang tidak
dianggap baik atau bernilai.
C. Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai,
memberi nilai, dan dinilai. Menilai sama dengan evaluasi yang
digunakan untuk menilai perbuatan. Dewey membedakan dua hal
tentang menilai, ia bisa berarti menghargai dan mengevaluasi (Paul
Edwards, (ed.) dalam Amsal Bakhtiar, 2004).
kekuasan. Apakah keukasan itu merupakan berkat atau mala petaka bagi
manusia, semua itu terletak pada orang yang menggunakan kekuasaan
tersebut. Ilmu itu sendiri bersifat netral, ilmu tidak mengenal sifat baik atau
buruk dan pemilik pengetahuan itulah yang harus mempunyai sikap. Jalan
mana yang akan ditempuh dalam memanfaatkan kekuasaan yang besar
terletak pada sistm nilai pemilik pengetahuan tersebut.
Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan
di terapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadisebuah
teknolgi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak
terlepas dari siilmuannya. Seorang ilmuan akan dihadapkan pada
kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan
membawa pada persoalan etika keilmuan serta masalah bebas nilai. Untuk
itulah tanggung jawab seorang ilmuan haruslah dipupuk dan berada pada
tempat yang tepat, tanggung jawab akademis, tanggung jawab moral.
Kemudian bagaimana dengan nilai dalam ilmu pengetahua. Seoraang
ilmuan haruslah bebas dalam menetukan topic penelitianya, bebas dalam
melakukan eksperimen-eksperimen. Kebebasan inilah yang nantinya akan
dapat dapat mengukur kualitas kemampuanya. Ketika seseorang ilmuan
bekerja, dia hanya tertuju pada proses kerja ilmuanya dan tujuan agar
penelitianya berhasil dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan
utamanya, dia tidak mau terikat dengan nilai-nilai subjektif, seperti nilainilai dalam masyarakat, nilai agama, niali adat, dan sebagainya. Bagi
seorang ilmuan kegiatan ilmiahnya dengan kebenaran ilmiah adalah yang
sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai
bentuk kemudahan bagi manusia. Namun apakah hal itu selalu demikian?
Bahwa ilmu pengetahuan dan teknologinya merupakan berkah dan
penyelamat bagi manusia, terbebas dari kutuk yang membawa mala petaka
dan kesengsaraan? Memang dengan jalan mempealajari teknologi seperti
Penerapan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan, apakah itu
berupa teknologi maupun teori-teori emansipasi mayarakat dan sebagainya
itu, mestilah memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, nilai agama, nilai
adat, dan sebaginya. Ini berarti ilmu pengetauan tersebut sudah tidak bebas
nilai. Karena itu sudah berada di tengah-tengah masyaraka luas dan
masyarakat akan mengujinya.
Oleh karena itu karena tanggung jawab lain yang berkaitan dengan
penerapan teknologi dimasyarakat, yaitu menciptakan hal positif. Namun,
tidak semua teknologi atau ilmu pengetahuan selalu memiliki dampak
positif ketika berada ditengah msayarakat. Kadang kala teknologi
berdampak negatif, misalnya masyarakat menolak atau mengklaim suatu
teknologi bertentangan atau tidak sejalan dengan keinginan atau
pandangan-pandangan yang telah ada sebelumnya, seperti rekayasa genetik
( kloning manusia) yang dapat dianggap berentangan dengan kodrat
manusia atau ajaran agama. Dalam persolan ini perlu ada penjelasan leih
lanjut. Bagi seorang ilmuan apabila ada semacam kritikan terhadap ilmu,
dia harus berjiwa besar, berisfat terbuka untuk menerima kritik dari
masyarakat. Tugas seorang ilmuan harus menjelaskan hasil penelitianya
sejernih mungkin atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat.
Di bidang etika, tanggung jawab seorang ilmuan, bukan lagi memberi
informasi namun harus memberi contoh. Dia harus lagi bersifat objektif,
terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam
pendirian yang dianggap benar, dan kalau berani mengakui kesalahan.
Semua sifat ini, merupakan implikasi etis dari proses penetuan kebenaran
secara ilmiah. Ditengah situasi dimana nilai mengalami keguncangan, maka
seorang ilmuan harus tampil kedepan. Pengetahuan yang dimilikanya
merupakan kekuatan yang akan memberinya keberanian. Hal yang sama
harus dilakukan pada masyarakat yang sedang membangun, seseorang
ilmuan harus bersikap sebagai seorang pendidik dengan contoh yang baik.
Kemudian bagaimana solusi bagi ilmu yang terkait dengan nilai-nilai? Ilmu
pengetahuan harus terbuka pada konteksnya, dan agamalah yang menjadi
konteksnya itu. Agama memngarahakan ilmu pengetahauan pada tujuan
hakikinya, yakni memahami ralitas alam, dan memahami eksistensi Allah,
agar manusia menjadi sadar akan hakikat penciptaan diri, dan tidak
mengarahkan ilmu pengetahuan melalu pada praxis, pada kemudahankemudahan material duniawi. Solusi yang di berikan oleh Al-Quran
terhdapa ilmu pengetahuan yang terikat dengan nilai adalah dengan cara
mengembalikan ilmu pada jalur semestinya, sehingga ia menjadi berkat dan
rahmat pada manusia dan alam bukan sebaliknya membawa mudharat
Bedarkan sejarah tradisi islam ilmu tidaklah berkembang pada arah
terkendali, tapi ia harus bergerak kearah maknawi dan umat berkuasa untuk
mengendalikanya. Kekusaaan manusia atas ilmu pegetahuan harus
mendapat tempat yang utuh, eksistensi ilmu pengetahuan bukan melulu
untuk mendesak kemanusiaan, tetapi kemanusiaan yang menggenggam
ilmu pengetahuan untuk kepentingan dirinya dalam rangka pengembangan
diri kepada sang pencipta.
Tentang tujuan ilmu pengetahuan, ada beberapa perbedaan antara filosof
denga para ulama. Sebagian berpendapat bahwa pengetahuan sendiri
merupakan tujuan pokok bagi orang yang menekuninya, dan mereka
ungkapakan tentang hal ini dengan ungkapan, ilmu pengetahuan untuk
ilmu pengetahuan, seni untuk seni, sastra untuk satra, dan lain sebagainya.
Menurut mereka ilmu pengetahuan hanyalah sebagai objek kajian untuk
mengembangakan ilmu pengetahuan sendiri. Sebagian yang lain, cenderung
berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan merupakan upaya para peneliti
atau ilmuan menjadikan ilmu pengetahuan sebagi alat untu menambahkan
kesenangan manusia dalam kehidupan yang sangat terbatas di muka bumi
ini. Menurut pendapat yang kedua ini, ilmu pengetahuan itu untuk
meringankan beban hidup manusai atau untuk membuan manusia senang
karena dari ilmu pengetahuan itulah yang nantinnay akan melahirkan
teknologi. Teknologi jelas sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mengatsi