Bagian Isi
Bagian Isi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organ reproduksi membentuk apa yang dikenal sebagai traktus genitalis yang
berkembang setelah traktus urinarius. Kelamin laki-laki maupun kelamin perempuan
sejak lahir sudah dapat ditentukan. Tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal, sel
produksi berkembang di sebelah depan ginjal yang tumbuh sebagai koloni-koloni sel
kemudian membentuk kelenjar reproduksi. Perkembangan sifat terjadi pada umur 1014 tahun. Perubahan penting terjadi pada usia remaja ketika jiwa dan raganya menjadi
matang.
Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih berat,
pembesaran genitalia eksterna, tampilnya bulu di atas tubuh dan muka. Pada wanita
ditandai dengan menstruasi pertama (menarke), uterus dan vagina membesar, buah
dada membesar, serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah, sifat kelamin
sekunder tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu ketiak, dan pubis pelvis
melebar.(Syaifuddin,2006:250).
Perubahan-perubahan tersebut terjadi seiring pematangan sel reproduksi. Manusia
pada umumnya akan mengalami pubertas, menstruasi (pada wanita), mandi basah
(pada pria). Jika hal ini tidak dialami oleh remaja, maka akan timbul hal-hal
patologis. Untuk itu, belajar ilmu reproduksi sangat penting,
khususnya dalam
bidang kesehatan, agar dapat menjadi pedoman bagi calon profesional kesehatan. Hal
inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menulis makalah yang berjudul Sistem
Reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1) Apakah pengertian sistem reproduksi?
2) Apa sajakah bagian-bagian dari organ reproduksi wanita?
3) Apa sajakah hormon yang berpengaruh pada sistem reproduksi wanita?
4)
5)
6)
7)
8)
9)
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui
tujuan penulisan sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya kepada penulis,
agar lebih memperdalam pengetahuan dan wawasan mengenai materi sistem
reproduksi pada manusia, guna aplikasinya secara tepat dalam bidang kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme ynag dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
oragnisme berbeda antara jantan dan betina. System reproduksi pada perempuan
berpusat di ovarium.
2.2 Organ Reproduksi Wanita
b.
c.
d.
6.
Uretra
Kelenjar bartolin.
Kelenjar skene kiri dan kanan.
Himen (selaput dara). Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang
senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya dimulut vagina. Bagian ini bentuknya berbeda-beda. Ada yang
seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak, lubangnya ada
yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
B. Genitalia Dalam
Suatu alat reproduksi yang berada di dalam yang tak dapat dilihat kecuali dengan
jalan pembedahan.
Alat genetalia bagian dalam terdiri dari:
1. Vagina (liang kemaluan). Tabung yang dilapisi membran dari jenis epithelium
bergaris
Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7,5 cm. bagian ini merupakan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama
(vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina menonjol
leher rahim (serviks uteri) yang disebut porsio. Bentuk vagina sebelah dalam
berlipat-lipat disebut rugae.
2. Uterus (rahim). Organ yang tebal, berotot dan berbentuk buah pir, terletak di
dalam pelvis antara rectum dibelakang dan kandung kemih di depan, ototnya
disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan
ligamen. Panjang uterus kurang lebih 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm berat 50 gr.
Pada rahim wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus
adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 gr. Uterus terdiri dari:
a. Fundus uteri (dasar rahim). Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal
saluran telur.
b. Korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
c. Serviks uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri
internum.
Dinding Uterus terdiri dari:
a. Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah), merupakan
lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting dalam siklus haid. Seorang
wanita pada masa reproduksi, pada kehamilan endometrium akan menebal,
pembuluh darah bertambah banyak yang diperlukan untuk member makan
pada janin.
b. Miometrium (lapisan otot polos), tersusun sedemikian rupa sehingga dapat
mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan
mengalami pengecilan sampai ke ukuran normal sebelumnya.
c. Lapisan serosa (peritoneum viseral), terdiri atas ligamentum yang menguatkan
uterus yaitu:
a) Ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun.
b) Ligamentum sakrouterinum kiri dan kanan, menahan uterus supaya tidak
banyak bergerak.
c) Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam
keadaan antefleksi.
d) Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba.
e) Ligamentum infundibulo pelvikum, ligament yang menahan tuba falopi.
Fungsi uterus untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan,
ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterina ke uterus.
Pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina, endometrium
disiapkan untuk menerima ovum yan telah dibuahi dan ovum tertanam dalam
endometrium. Pada waktu hamil, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi
tipis, tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen
pada masa pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkontraksi
mendorong bayi dan plasenta keluar.
3. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi
yaitu pematangan folikel graaf dan mengeluarkan ovum. Bila folikel graaf robek
maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi penggumpalan darah pada ruang
folikel. Ovarium mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum.
b. Memproduksi hormon estrogen.
c. Memproduksi progesterone.
Ovarium disebut juga indung telur. Di dalam ovarium ini, terdapat jaringan
bulbus dan jaringan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium ini
hanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam pelvis di sebelah kiri-kanan uterus,
membentuk, mengembangkan serta melepaskan ovum, dan menimbulkan sifatsifat kewanitaan. Misalnya, pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi.
Bentuknya bulat telur, beratnya 5-6 gr. Bagian dalam ovarium disebut medulla
ovary dibuat dari jaringan ikat. Jaringan yang banyak mengandung kapiler darah
dan serabut kapiler saraf. Bagian luar bernama korteks ovari, terdiri dari folikelfolikel yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding epithelium dan berisi ovum.
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita terletak pada ovarium disamping kiri
dan kanan uterus, menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. Hormon ini
Disekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus latum dan plasenta,
sebagian kecil oleh korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel
ovarium dan meningkatkan tuba uterina dan jumlah otot uterus dan kadar protein
kontraktil uterus. Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan
sekresi FSH, dalam beberapa keadaan menghambat sekresi LH dan pada keadaan
lain meningkatkan LH. Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus yang
terdapat pada kelenjar mamae dan merupakan hormon feminisme wanita terutama
disebabkan hormon androgen. Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan beberapa
jaringan lainnya menyangkut interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel.
Pengaruh terhadap organ seksual, pembesaran ukuran tuba falopi, uterus, vagina,
pengendapan lemak pada mons veneris, dan labia mengawali pertumbuhan
mamae. Kelenjar mamae berkembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang
dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksila serta kulit menjadi lembut.
2. Hormon progesteron.
Hormone ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang bertanggung
jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan
vagina. Progesteron juga memiliki pengaruh anti-estrogenik pada sel-sel
miometrium, yang menurunkan kepekaan otot tersebut. Sensivitas miometrium
terhadap oksitosin dan aktivitas listrik spontan, miometrium sementara
meningkatkan potensial membrane serta bertanggung jawab meningkatkan suhu
basal tubuh pada saat ovulasi. Efek progesteron terhadap tuba falopii
meningkatkan sekresi dan mukosa, pada kelenjar mamae meningkatkan
perkembangan lobules dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit,
peningkatan sekresi iar dan natrium.
3. Follicle stimulating hormone (FSH).
Mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlanya terus-menerus
bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hopofise.
Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen
dalam jumlah yang cukup, suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan.
4. Luteinizing hormon (LH).
LH bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari
folikel de Graaf . LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone
dalam sel granulose. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan
menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah
hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya
ovulasi.
5. Prolaktin (luteotropin, LTH).
Hormon ini ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak
pada urine wanita hamil, masa laktasi dan menopause dibentuk oleh sel alfa
(asidofil) dari lobus anterior kelenjar hopofise. Fungsi hormon ini adalah
mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum kelenjar hipofise,
dirangsang dan diatur oelh pusat yang lebih tinggi hipotalamus untuk
menghasilkan gonodotrophin releasing factor. Estrogen yang disekresi oleh
ovarium adalah estrodial. Sebagian besar dibentuk oleh jaringan perifer dari
androgen yang disekresi oleh sel ovarium. Estriol adalah estrogen yang lemah,
merupakan produksi eksidasi yang berasal dari estrodial perubahan terjadi
terutama dalam hati. Potensial dari estrogenik dianggap sebagai estrogen utama
walaupun efek estrogenik dan estrogen tidak dapat diabaikan.
Progestin, yang paling penting dari progestin adalah progesteron dan sebagian
kecil progestin yaitu hidroksi progesteron yang disekresi bersama dengan
progesterone mempunyai efek yang sama. Pada wanita normal progesteron
disekresi dalam jumlah cukup banyak selama akhir siklus ovarium dan
progesterone juga disekresi oleh plasenta selama kehamilan khususnya setelah
kehamilan bulan keempat.
Estrogen dan progesteron keduanya disintesis dalam ovarium terutama dari
kolesterol yang berasal dari darah dalam jumlah kecil. Diperoleh dari asetil koenzim A, membentuk inti steroid ynag tepat. Selama sintesis progesteron dan
hormon kelamin pria (testoteron) akan disintesis pertama kali, baru kemudian fase
folikular dari siklus ovarium. Hampir semua testoteron dan sebagian besar
progesteron diubah menjadi estrogen oleh sel-sel granulose. Selama fase luteal
dari siklus jauh lebih banyak progesteron yang dibentuk yang semuanya akan
diubah dalam plasma wanita oleh ovarium.
kaudal ruang interkostalis VII-VIII. Kelenjar mamae terdapat di atas bagian luar fasia
torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis ke arah lateral sampai ke
linea axilaris media. Medial melewati linea media mencapai kelenjar mamae dari sisi
yang lain, ke arah bawah mencapai daerah axila (lipatan ketiak).
Kelenjar mamae menyebar di sekitar areola mamae dan mempunyai luas antara
15-24. Tiap lobus berbentuk piramid dengan puncak mengarah ke areola mamae.
Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa yang
padat, serat jaringan ikat fibrosa yang terbentang dari kulit ke fasia pektoralis yang
menyebar di antara jaringan kelenjar. Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran
keluar yang disebut ductus lactiverus yang bermuara ke papila mamae, paada daerah
areola mamae ductus lactiverus melebar disebut sinus laktiverus. Di daerah terminalis
lumen sinus ini mengecil dan bercabang-cabang ke alveoli. Di antara jaringan
kelenjar dan jaringan fibrosa ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang membentuk
postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Bagian dalam kelenjar
mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fisia dan kedudukan mamae mudah
bergeser.
Pembuluh darah mamae berasal dari a. mamaria interna dan arteri toracalis
lateralis. Vena superfisialis mamae mempunyai banyak anastomosa bermuara ke V.
mamaria interna dan vena toracalis interna/epigastrica, sebagian besar bermuara ke
vena toracalis latelaris. Pembuluh limfe mamae meliputi :
1. Aliran limfe superfisialis, 75% mengalir ke saluran toracalis lateralis berjalan
bersama arteri dan vena di lateral M. pectoralis mayor dan bermuara di N. XI
axilaris dan Nn. Supraclavikularis.
2. Aliran limfe profunda mengalir ke dinding torak menembus M. pectoralis mayor
bermuara ke N. XI pektolaris sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
3. Bagian medial aliran limfe subkutan berhubungan antara kedua mamae bermuara
ke N. XI supraklavikularis.
Dua faktor yang diatur oleh hormone dalam proses laktasi :
1. Produksi air susu (prolaktin). Dalam fisiolgi laktais, prolaktin merupakan
suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior yang penting
untuk memproduksi air susu ibu. Kadar hormon ini di dalam sirkulasi
menyebabkan
otot
uterus
berkontraksi
dan
membantu
involusi
payudara
distimulasi
oleh
estrogen
yang
merangsang
Pengaruh estrogen dan progesteron inggi pada akhir kehamilan. Cairan yang
disekresi beberapa hari terakhir atau minggu sebelum kelahiran disebut kolostrum.
Kolostrum ini mengandung protein dan laktose dalam konsentrasi yang sama seperti
air susu tetapi hampir tidak mengandung lemak. Setelah bayi dilahirkan, hilangnya
sekresi estrogen dan progesteron olehi klenjar hipofise yang berperan untuk
memproduksi air susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum. Lonjakan
sekresi mempertahankan kelenjar mamaria agar menyekresi air susu ke dalam alveoli
untuk periode laktasi berikutnya. Produksi air susu dapat berlangsung terus-menerus
selama anak masih mengisap walaupun kecepatan pembentukan air susu berkurang.
menstruasi. Sedangkan pada mamalia lain disebut estrus. Mesntruasi dapat diartikan
sebagai luruhnya ovum yang tidak dapat dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang
terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering disetai jaringan-jaringan kecil yang
bukan darah.
Penjelasan proses oogenesis :
- Oogeneis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur
(oosit primer) yang terbentuk sejak bayi lahir.
- Ketika masa puber, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan oosit
sekunder dan badan polar pertama (polosit primer). Proses ini dipengaruhi oleh
FSH (Folicel Stimulating Hormon).
- Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
sekitar sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormon LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah
matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya
hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi.
2) Siklus Menstruasi
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
A. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu
luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek. Terjadi secara periodik/sikus. Mempunyai kisaran waktu
tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase
yaitu :
1. Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakbiatkan juga
karena berhentinya sekresi hormon estrogen dan progresteron sehingga
kandungan hormon dalam darah menjadi tidaka ada.
2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali.
Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan
hormon estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen
dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium
yang robek.
3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus
luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh
darah.
4.
Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil
dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk
menghambat sekresi hormon estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan
dinding
endometrium
akan
terhenti
sehingga
menyebabkan
Terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang
telah matang dan menghasilkan zigot. Zigot akan menempel/implantasi pada dinding
uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Fertilisasi adalah
pembuahan ovum oleh sperma yang pada umumnya terjadi di tuba fallopi. Supaya
berhasil, fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi karena
dalam jangka waktu itulah ovum dapat dibuahi, sedangkan sperma dapat bertahan 72
jam di dalam tubuh wanita.
Saat ejakulasi, jutaan sperma memasuki saluran vagina wanita, apabila coitus
dilakukan pada waktu yang sama dengan ovulasi maka beberapa sperma ini akan
berkelana ke arah yang berlawanan dengan arah gerak ovum, namun hanya satu yang
dapat masuk dan membuahi ovum. Setelah sperma masuk ovum, kepalanya
membangkak cepat untuk membentuk pronukleus jantan. Kemudian, 23 kromosom
pronukleus jantan dan 23 kromosom pronukleus betina saling bersekutu untuk
membentuk kembali unsur 46 kromosom dalam ovum yang telah mengalami
fertilisasi. Seks anak ditentukan oleh jenis sperma yang memfertilsasi ovum, apakah
mengandung kromosom X atau kromosom Y. Sedangkan ovum hanya mempunyai
kromosom X dan tidak pernah mempunyai kromosom Y. setelah penggabungan
pronukleus jantan dan betina waktu fertilisasi, ovum yang telah mengalami fertilisasi
kemudian mengandung 44 kromosom autosom dan dua kromosom X yang
menyebabkan terbentuknya anak perempuan, atau kromosom X dan Y yang
Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding
uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormon HCG (hormon
Chorionik
gonadotrophin).
Hormon
ini
melindungi
kehamilan
dengan
1. AIDS
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis
kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang
kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000.
Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan
dengan kemoterapi maupun radiasi.
3. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang sering
menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih kehijauan
dari vagina. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Gardnertella vaginalis. Dapat pula
disebabkan oleh protozoa, misalnya Trichomonas vaginalis atau oleh jamur Candida
albicans.
4. Impotensi
Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis. Impotensi
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain gangguan produksi hormone
testosterone, kelainan psikis, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alcohol, obatobatan, dan gangguan sistem saraf.
5. Gonorea
Gonorea merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang selaput lendir pada
uretra, serviks, rectum, sendi, tulang, faring, dan mata. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gonorea yang ditularkan dari ibu ke anaknya saat
kelahiran dapat menyebabkan kebutaan. Bakteri Neisseria mudah bermutasi sehingga
resisten terhadap antibiotic. Oleh karena itu penyakit ini harus segera ditangani.
Gejalanya rasa sakit saat buang air kecil dan kelurnya nanah berwarna kuning
kehijauan dari uretra.
6. Hipertropik Prostat
Hipertropik Prostat adalah pembesaran prostat yang terjadi pada pria berusia
50 tahun. Penyakit ini diduga berhubungan dengan penuaan dan proses perubahan
hormone. Gejalanya adalah rasa ingin kencing terus menerus. Dapat diobati dengan
operasi.
7. Prostatis
Prostatis adalah peradangan pada prostat yang sering disertai dengan
peradangan uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menyumbat uretra
sehingga timbul rasa nyeri dan sulit buang air kecil.
8. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan menghasilkan keturunan atau mandul.
Infertilitas ini bisa disebabkan pria atau wanita.
9. Kanker Serviks
Kanker Serviks (kanker leher rahim) banyak dialami wanita berusia 40-55
tahun. Kanker serviks di duga erat denagn infeksi Virus Herpes Simpleks tipe dua dan
human papilloma virus. Pengobatannya dengan operasi, sinar radioaktif dan obat.
10. Sifilis
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Melalui penulisan makalah ini, penulis menyarankan untuk para pembaca,
agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam lagi mengenai sistem reproduksi,
bagian-bagiannya, fisiologi, hormon yang mempengaruhi, patologi, dan lain-lain.
Pemahaman konsep ini dilakukan guna memperdalam dan menerapkan ilmu
reproduksi yang tepat dalam bidang kesehatan khususnya pada calon profesional
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA