Anda di halaman 1dari 9

TASK 6

Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPA

CURRICULUM DEVELOPMENT, ASSESSMENT AND EVALUATION

Oleh:
SADAM HUSEIN
I2E016025

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2016

Judul

Curriculum Development, Assessment and Evaluation

Tahun

Penulis

Prof. Dr. Iftikhar Uddin Khwaja, Ms. Shahnaz

Penerbit

Learning Innovation Division Higher Education Commission, Islamabad

A. Pendahuluan
Salah satu kegiatan penting dari suatu universitas adalah mengembangan
kurikulum. Selama beberapa dekade terakhir, para sarjana telah meningkatkan
keraguan dan pertanyaan tentang validitas ketergantungan pada pendekatan
subjek yang berpusat pada pengembangan kurikulum yang didominasi oleh isi
buku teks. Selain itu, konvergensi disiplin akademis dalam bentuk bidang yang
luas dan masalah-orientasi pengetahuan menggabungkan berbagai perspektif
teoritis memerlukan prosedur yang inovatif untuk pengembangan kurikulum.
Dari dua masalah di atas, modul ini bermaksud untuk membekali guru
universitas dengan pengetahuan dasar dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
memainkan peran yang efektif dalam merancang kurikulum untuk area
mengajar mereka dan untuk mengembangkan dan kelas berbagai macam tes
sesuai dengan hasil belajar dimaksudkan. Modul yang bergantung pada
kegiatan berpusat pada peserta didik dibagi menjadi delapan sesi.
B. Tujuan
Untuk membekali MLS dengan nilai-nilai, keterampilan dan pengetahuan
sehingga mereka dapat melatih guru kelas untuk melakukan tugas-tugas
pengembangan kurikulum secara efisien dan efektif
C. ISI
Pengembangan modul bergantung pada kegiatan yang berpusat pada
peserta didik yang dimana kegiatan terbagi dalam delapan sesi:
1. Sesi 1: Konsep Kurikulum
Kurikulum dapat didefinisikan sebagai pengalaman total. Dari
sudut pandang ini, Kurikulum bukan hanya konten yang dipilih dan
disampaikan, tetapi juga kegiatan yang direncanakan dan tidak
direncanakan di mana individu berpartisipasi sebagai mahasiswa.

2. Sesi II: Langkah Konkrit Akal dalam Pengembangan Kurikulum


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam merancang kurikulum
untuk mempromosikan berpikir kritis dan kreatif.
a. Mengidentifikasi hasil pembelajaran
Karena hasil belajar atau tujuan instruksional memandu seluruh
proses pendidikan, perhatian serius harus diberikan untuk memilih dan
mengidentifikasi mereka sedemikian rupa bahwa guru berposisi untuk
merancang strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapainya. Untuk
alasan ini para ahli telah memberikan perhatian besar pada kriteria untuk
identifikasi tujuan tersebut atau hasil belajar. Meskipun bahwa ada variasi
dalam kriteria yang diusulkan oleh para ahli, ada kesepakatan umum
bahwa hasil belajar atau tujuan instruksional harus jelas, dapat dicapai, dan
penting.
b. Menyeleksi dan mengorganisasi konten
Para ahli menyarankan bahwa konten harus mencakup karakteristik
antara lain validasi, signifikan, menarik, kemampuan pembelajaran, dan
konsisten.
c. Mengidentifikasi Strategi intstruksional
Dengan

tetap

melihat

tujuan

kurikulum,

guru

dapat

mengembangkan strategi eklektik dari tiga model pengajaran berikut.

Model subyek berdasarkan

Berpikir induktif (Taba).

Pelatihan Permintaan (Suchman).

Penyelidikan ilmiah (Schwab)

Pertumbuhan kognitif (Piaget)

Muka organizer (Ausubel)

Non-direktif mengajar (Rogers)

Pertemuan kelas (Glasser)

Model Interaksi Sosial

Grup Penyelidikan (Dewey)

Permintaan sosial (Massialas dan Cox)

Yurisprudensi (Oliver dan Shaver)

Bermain peran (Shaftel dan Shaftel)

Model Perilaku

Manajemen kontingensi dan pengendalian diri (Skinner)

Pelatihan ketegasan (Wolpe dan Lazarus)

Pelatihan langsung (Gagne)

Beberapa rekomendasi berdasarkan penelitian yang secara


konsisten telah terbukti efektif dan efisien dalam pelaksanaan strategi
pengajaran yaitu:

Penekanan oleh guru, tujuan akademik eksplisit bahwa

siswa memahami

Harapan yang tinggi dari siswa dengan guru

Penjelasan guru yang jelas dari pembelajaran tugas

Guru yang efektif mempertanyakan untuk memantau

kemajuan siswa dan paham

Alokasi waktu bagi siswa untuk berlatih contoh, dan

petunjuknya dan umpan balik disediakan dan kesalahan dikoreksi

Guru berusaha untuk pembelajaran lebih

Guru ulasan prestasi secara teratur dan menekankan

siswa akuntabilitas
d. Perubahan Kurikulum
Strategi perubahan kurikulum membutuhkan metodologi, yang
dapat diringkas sebagai berikut:

Perubahan kurikulum membutuhkan urutan sistematis

pekerjaan yang berhubungan dengan semua aspek kurikulum mulai dari


tujuan untuk sarana.

Sebuah strategi untuk perubahan kurikulum melibatkan

menciptakan kondisi untuk bekerja produktif.

Mempengaruhi perubahan kurikulum melibatkan sejumlah

besar pelatihan, keterampilan baru perlu dipelajari, perspektif kognitif baru


harus diperoleh, dan mode berpikir yang baru perlu dimulai.

Perubahan

selalu

melibatkan

faktor

manusia

dan

emosional.

Sejak

membutuhkan

pengembangan

berbagai

jenis

kurikulum

kompetensi

sangat
di

kompleks,

combin

yang

berbeda negosiasi pada titik-titik yang berbeda dari pekerjaan.

Mengelola

perubahan

kurikulum

memerlukan

kepemimpinan yang terampil. Hal ini juga memerlukan kepemimpinan


didistribusikan.
3. Sesi III: Penilaian Mahasiswa
a.

Definisi penilaian

Penilaian adalah suatu proses dimana informasi diperoleh terkait dengan


tujuan yang objektif atau dikenal. Menurut " Oxford Dictionary ",
istilah ini mengacu pada " Evaluasi atau Perkirakan nilai sifat atau
kualitas dari sesuatu " Hampir semua kamus bahasa Inggris
mendefinisikan penilaian dengan cara yang sama.
b.

Berbagai jenis penilaian mahasiswa

Berbagai

jenis

penilai

yang

dilakukan

pada

mahasiswa

yaitu

pemeriksaan, pengujian serta penilaian kelas


c.

Macam Tes

Klasifikasi dengan sifat pengujian item

a.

Subyektif

b.

Tujuan

Klasifikasi dengan tujuan penggunaan

a.

Criterion- direferensikan

b.

Norma-referenced

Klasifikasi dengan akseptabilitas profesional

a.

Formal (Standar)

b.

Informal

a.

Klasifikasi Fungsional
Tes Standardisasi informal dan (klasifikasi oleh

profesional penerimaan).
b.

Survei penguasaan atau diagnostik tes

c.

Kecepatan vs Daya tes

d.

Kriteria direferensikan vs tes Norm-referenced

(klasifikasi dengan tujuan menggunakan).


e.

Tujuan vs subyektif (klasifikasi oleh sifat

pengujian item).
f.Situasi masalah tes

4. Sesi IV: Hasil Belajar dan table spesifikasi


a.

Definisi dari tujuan

Guru dengan instruksi yang baik dan evaluasi menghadapi tugas-tugas


dasar, yang masing-masing memerlukan pernyataan yang jelas tentang
tujuan juga dikenal sebagai hasil belajar:

Mereka harus memutuskan tujuan dan sasaran sumatif tentu saja

pada akhir nya berharap untuk mendapatkan.

Mereka harus memilih bahan yang tersedia secara komersial

(buku pelajaran, panduan guru, video, topik, dll) atau mereka sendiri
membuat bahan untuk memberikan pengalaman belajar yang akan
membantu siswa mencapai tujuan tersebut.

Mereka harus memberikan kontinuitas dan urutan untuk

membantu siswa mengintegrasikan pengalaman yang kadang-kadang


tampaknya terisolasi.

Mereka harus mengukur atau mengevaluasi kinerja siswa dalam

kaitannya dengan tujuan awalnya.


b.

Strategi dalam mengembangkan tujuan pendidikan

Tiga strategi lain yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi dan


merinci tujuan pendidikan:

Analisis tes guru

Hasil pengamatan kelas

Taksonomi tujuan pendidikan

c.

Tabel Spesifikasi

Tiga langkah yang masuk di tabel spesifikasi. Pertama, tujuan umum


menyatakan sementara dalam hal agak luas harus diputuskan oleh guru
atau kurikulum builder. Kedua, untuk istirahat setiap tujuan tersebut

kedalam sebuah konten komponen dan perilaku komponen. Serta ketiga


yaitu penyusunan tabel spesifikasi dengan menggunakan matriks dua
dimensi atau grafik.
5. Sesi V: Jenis tes objektif
Tes objektif adalah bentuk penilaian dimana setiap pertanyaan
memiliki satu jawaban benar yang biasanya digunakan untk menguji
materi factual dan pemahaman konsep dan tes ini sering digunkan
untuk menguji kelompok besar. Ada dua macam tes objektif:
Jenis Supply
Jenis Pilihan
Beberapa jenis tes objektif
Jawaban pendek
Melengkapi item tes
Item benar-salah
Item pilihan ganda
Mencocokkan kolom
Ada beberapa cara penskoran untuk tes objektif yaitu:
Hand-scoring
Dua teknik Hand-scoring diantaranya fan key yaitu selembar kertas
di mana, jawaban yang benar ditulis dalam serangkaian kolom dan
teknik cut-key yaitu selembar kertas dengan ukuran yang sama
seperti salinan tes atau lembar jawaban. Namun, dipotong dalam
posisi yang tepat untuk mengungkapkan jawaban yang ketika
membuatnya.
Mesin Skoring
Mesin skoring yang telah diprogram dengan computer untuk
memeriksa lembar jawaban dengan kecepatan dan ketepatan yang
lebih baik dalam memeriksa hasil tes objektif.
Correcting of Guessing
Permasalah yang terus-menerus dihadapi dengan tes pencapaian
tujuan adalah kecenderungan siswa untuk menebak ketika mereka

tidak tahu jawaban yang benar, kadang-kadang menebak ini


didasarkan pada pengetahuan parsial.
6. Sesi VI: Jenis Tes Subjektif
Tes subjektif (esai) biasanya terdiri dari beberapa pertanyaan
yang harus dijawab dan mengharuskan kita untuk banyak menulis dan
tes subjektif dievaluasi dengan memberikan pendapat untuk tes jenis ini
lebih menantang dan mahal dalalm persiapannya, mengelola dan
mengevaluasinya dengan benar, namun hasilnya bisa lebih valid jika
dibandingkan dengan tes objektif. Ada beberapa poin yang harus
diingat saat membuat item tes esai yaitu:
Memberikan waktu dan pikiran yang cukup untuk mempersiapkan
pertanyaan esai.
Pertanyaan harus ditulis sedemikian rupa sehingga mendatangkan
perilaku untuk dievaluasi/dinilai.
Memperkirakan kerangka kerja.
Membatasi daerah cakup dari pertanyaan.
Jangan memberikan pilihan.
Mengadopsi pertanyaan panjang menurut umur atau kemampuan siswa.
Menggunakan jawaban yang relative singkat.
Mempersiapkan kunci jawaban.
Metode penskoran untuk tes subjektif yaitu menggunakan
metode analisis penilaian, guru harus terlebih dahulu menuliskan
jawaban yang benar untuk setiap item tes dan metode rating (kadangkadang disebut metode global atau holistik) juga mensyaratkan bahwa
respon yang benar ditulis, oleh guru untuk setiap item tes. Namun,
jawaban tidak dibagi, keutuhan jawaban ditekankan, pemberi skor
mencoba untuk memahami ruang lingkup secara lengkap. Atas dasar
keutuhan

setiap

jawaban,

pemberi

skor

terbanyak

biasanya

mengklasifikasikannya dalam salah satu dari tiga atau satu dari lima
kategori dimana setiap kategori mewakili tingkat kulaitas.
7. Sesi VIII: Grading Sistem

Pada Sesi kedelapan grading sistem lebih menekankan pada Hasil


Belajar untuk memungkinkan peserta untuk: Tepat mewakili tingkat
kemampuan siswa dalam angka dan huruf dan pada Konsep Kunci dan
Isi Kuliah interaktif terkait.

Anda mungkin juga menyukai