Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Tanah.......................................................................................... 3
2.2 Unsur unsur Hara.......................................................................................... 4
BAB III KESIMPULAN............................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang.
Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu
sel zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang
mempunyai akar, batang, dan daun. Pertumbuhan diartikan sebagai
proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah dan
volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali).
Perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih
dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi faktor genetis (hereditas) dan proses fisiologis individual yang
bersifat spesifik. Faktor eksternal atau faktor lingkungan meliputi
pengaruh iklim, tanah, dan biota tempat tumbuhan berada.
Tanah dalam bahasa Yunani yaitu pedon ataupun dalam bahasa
latin yaitu solum mempunyai pengertian yaitu suatu bagian dari
kerak bumi yang tersusun dari mineral dan atau bahan organik. Tanah
ini juga dapat diartikan sebagai lapisan teratas sebelum atmosfer yang
melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi
organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur
kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Dari
hal tersebut, apabila dikaitkan dengan bidang pertanian, tanah ini
sendiri merupakan suatu sumber daya yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan demi mendapatkan hasil produksi tanaman yang
diinginkan. Hal ini disebabkan karena tanah digunakan sebagai media
alami dengan berbagai fungsi dari suatu sistem yang kompleks, salah
satu fungsi yang biasa diketahuinya yaitu sebagai media tumbuh dan
berkembangnya makhluk hidup, yaitu tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tanah?
2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Tanah?
3. Pengaruh tanah terhadap pertumbuhan tanaman?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tanah!
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ilmu Tanah!
3. Untuk mengetahui pengaruh masing masing jenis tanah terhadap
pertumbuhan tanaman!

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah
Tanah dalam bahasa Yunani yaitu pedon ataupun dalam bahasa
latin yaitu solum mempunyai pengertian yaitu suatu bagian dari
kerak bumi yang tersusun dari mineral dan atau bahan organik. Tanah
ini juga dapat diartikan sebagai lapisan teratas sebelum atmosfer yang
melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi
organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur
kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang beronggarongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.
Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal
sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah
sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu
lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari
tanah.
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme,
membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan
tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk
tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau
disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai
asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui
tubuh tanah tersebut.
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan
saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan
kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk
dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau
tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral.
Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari
pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama
lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik
cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa
asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan
organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral

berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur
(sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena
memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk
partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh
komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan
lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan
didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan
lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat
orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat,
merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat
memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras
sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching).
Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran
bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun
proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat
disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna
tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan
besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena
pengaruh
kondisi
proses
kimia
pembentukannya.
Suasana
aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan
warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa
pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk
dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat.
Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas.
Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah
tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang
antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik
bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara
dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur
(sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan
mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila
berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Beberapa unsur hara yang diperlukan tanaman : karbon (c), hidrogen, oksigen,
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, belerang, besi, mangan, boron, Mo,
tembaga, seng, dan klor. Unsur hara tersebut tergolong unsur hara esensial. Berdasarkan
jumlah kebutuhan bagi tanaman, di kelompokan menjadi 2 , yaitu unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang di perlukan tanaman dalam
jumlah besar. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsure hara yang di perlukan tanaman

jumlah yang relative kecil. Unsur hara makro meliputi N,P,K,Ca,Mg, dan S. Sedangkan
unsure hara meliputi Fe, Mn B, Mo, Cu, Zu dan Cl.
2.2 Unsur unsur Hara
Berikut beberapa penjelasan ion-ion unsur hara yang di perlukan tumbuhan :
A. Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan komponen struktural protein, asam nukleat,
hormon, dan enzim. Gejala kekurangan N, pertumbuhan terhambat
(tumbuhan menjadi kerdil), serta daun menjadi pucat dan kuning.
B. Kalium (K)
Kalium berfungsi untuk mengatur keseimbangan ion di dalam sel
serta merupakan kofaktor enzimdan berperan didalam metabolisme
karbhidrat. Gejala kekurangan kalium yaitu, perubahan karbohidrat
terhambat dan daun berwarna kuning.
C. Fosfor (P)
Fosfor merupakan penyusun fosfolipid asamnukleat dan ATP
(adenosin tripospat). Gejala kekurangan P, yaitu
pertumbuhanterhambat dan daun berwarna hijau tua serta ada bagian
yang mati.
D. Sulfiur (S)
Sulfur merupakan komponen asam amino, sistein, metionin, dan
beberapa vitami. Gejala kekurangan S, yaitu daun menjadi kuning.
E.

Besi (Fe)

merupakan unsur mikro yang di serap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero
(Fe2+). Fe dapat di serap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik).
Khelat Fe yang bias digunakan adalah Fe-EDTA, fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe
dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan
Fe lewat daun dianggap cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama
pada tanaman yang mengalami defensial Fe. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun
kloropil, protein, enzim, dan peran dalam perkembangan kloroplas.gejala defenisi yang
tampak adalah pada daun muda, mula-mula secara bertempat-tempat daun berwarna
hijau pucat dan kekuningan. Menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan
penurunan jumlah ribosom secara drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein
disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua
enzim, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringannya tidak mati.

Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah
menjadi warna kuning da nada pula yang menjadi warna putih. Fungsi lain Fe ialah
sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses tersebut misalnya reduksi N2,
reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan terhambatnya
pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna.
F.

Mangan (Mn)

Mangan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainya, Mn dianggap
dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan
lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat begerak atau beralih tempat dari logam yang
satu ke organ yang lain membutuhkan. Mangan terdapat dalam tanah berbentuk
(MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn dilepaskan dari
bantuan terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Mn merupakan penyusun
ribosom dan juga mengaktifkan polimerasi, sentesis protein, karbohidrat. Berperan
sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk
fungsi fotosentesik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam
sentesis klorofil. Defesiensi unsur Mn pada tanaman antara lain adalah pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muds mirip kekahatan Fe tapi lebih
banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna
keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun
muda,split seed pada tanaman lupin.
G. Seng

(Zn)

Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin
diserap dalam bentuk monovalent Zn(OH). Di samping itu, Zn diserap dalam bentuk
kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat
daun. Kadar Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm,sedangkan kadar Zn dalam
tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Fungsi Zn antara lain : pengaktif enzim anolase,
aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lasetimase, sistein desulfihidrasi, histidin dan
peptidase. Juga berperan dalam biosentesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Adapun Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan
mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya
nekrosis. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan
sering menyebabkan ketersediaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering
menunjukan adanya gejala definsiasi Zn. Terutama pada tanah berkapur.
H. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) diserap dalm bentu ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam
bentuk senyawa kompleks organic. Dalam getah tananman baik dalam xylem maupun
floem hamper semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam
akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Kebnyakan Cu terdapat
dalam kloroplas (>50%) dan di ikat oleh plastosianian. Hara mikro Cu berpengaruh pada
klorofil, karotenoid, plastokuinom dan plastosianin. Fungsi dan peranan Cu antara
lain :mengaktipkan enzim sitokrom-oksidase, asam butirat-fenolasi dan lactase. berperan
dalam metabolisme proteien dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman

generative, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusun lignin. Adapun
gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain :pembungaan dan pembuahan terganggu,
warna daun muda kuning dab kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta
batang dan tangkai daun lemah.
I.

Molibdenum (Mo)

Molybdenum diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasai antara titik kritik dengan
toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya
bagi hewan yang memakannya. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Tanah
yang disewahkan menyebkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan
kerena dilepaskannyaMo dan dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe(II) oksida hidrat
fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan
xanthine oksidase. Gejala yang timbul kerena kekurangan Mo hamper menyerupai
kekurangan N. kekurangan Mo dapat menghambat pertumbahan tanaman, daaun menjadi
pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambatgejala defisiensi Mo dimulai dari daun
tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggelung dan daun
umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga
kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
J.

Boron (B)

Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar
antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron
yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar totol boron dalam tanah. Boron
ditranportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan
difuse. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga
banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses subsitusi isomorfik dengan
A13+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin
(H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Fungsi boron dalam
tanaman antara lain berperan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein,
fenol dan auksin. Disamping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan,
dan deferensiasi sel, permeabilitas membran dan pekecambahan serbuk sari. Gejala
defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan merestematik
(pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang
sangat rentan, mudah terserang penyakit.
K. Klor

(Cl)

Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan
dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun.
Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang
terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran
hara mikro. Klor dalam tanah tidak di ikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan
mudah tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh kerena itu,
hara Cl kebamyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah
keracunan makanan. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan

osmoses sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan
ion lain.

BAB III
KESIMPULAN
1. Tanah dalam bahasa Yunani yaitu pedon ataupun dalam
bahasa latin yaitu solum mempunyai pengertian yaitu suatu
bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan atau
bahan organik. Tanah ini juga dapat diartikan sebagai lapisan
teratas sebelum atmosfer yang melapisi dan mengelilingi bumi,
menyediakan kebutuhan bagi organisme yang hidup di atasnya,
serta mengandung unsur-unsur kimia dengan fungsi berbeda
yang dimiliki oleh setiap unsurnya.
2. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah.
3. Tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbungan karena tanah memilili unsur hara
yang diperlukan tanaman apabila tanaman tidak mendapatkan
unsur hara maka tanaman akan layu, tidak sehat, bahkan mati.

Anda mungkin juga menyukai