Disusun Oleh :
Ika Hayun Al Aziz
NIM P 27220012 118
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyusun
dan meyelesaikan makalah ini dalam batas waktu yang telah ditentukan oleh
pembimbing. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak semester 3 tahun ajaran 2013/2014.
Dengan dibuatnya makalah ini maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Asrining selaku Pembimbing dan koordinator Mata ajar Keperawatan
Anak.
2. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Surakarta.
3. Teman-teman se-Jurusan DIV Keperawatan Poltekkes Surakarta.
Sebagaimana kita tahu dalam kehidupan sehari-hari banyak makanan
maupun minuman jajanan anak yang beredar bebas di masyarakat umum. Namun
tanpa kita sadari sebenarnya dalam makanana tersebut terkandung zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh terutama untuk tumbuh kembang anak. Zat-zat tersebut
umumnya digunakan bebas demi menarik minat konsumen terutama anak dan
mendapatkan keuntungan yang besar tanpa melihat dampak negatifnya bagi
kesehatan konsumen. Makanan yang beredar di masyarakat tersebut diantaranya
mengandung zat adikif buatan yang sangat berbahaya seperti pemanis, pengawet,
penyedap rasa buatan, dan lain sebagainya. Sebaiknya penggunaan zat seperti ini
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................... 1
Rumusan Masalah ...................................................................... 2
Tujuan ......................................................................................... 2
Manfaat ....................................................................................... 3
BAB II
ISI
Pengertian MSG .........................................................................
Sejarah Munculnya MSG ...........................................................
Proses Pembentukan MSG .........................................................
Kandungan dalam MSG .............................................................
Bahaya Penggunaan MSG ..........................................................
Kontroversi Penggunaan MSG bagi Kesehatan Anak ............
Cara Menyikapi Penggunaan MSG ...........................................
BAB III
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................
Saran ...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai
bidang,termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa
dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, dan dapat pula meningkatkan
diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif
kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen
dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah
bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk
meningkatkan
produk tersebut.
Hampir disetiap bahan makanan mengandung zat aditif khususnya
monosodium glutamat (MSG) atau mononatrium glutamat yang merupakan
senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak (flavour potentiator) atau
menekan rasa yang tidak diingankan dari suatu bahan makanan (Winarno,
1988:208). MSG juga merupakan zat penyedap rasa yang banyak digunakan
oleh produsen makanan untuk membuat produknya menjadi lebih enak. Zat
tersebut merupakan pembentuk protein, sehingga apabila zat makanan
ditambahkan vetsin (MSG) akan berasa seperti ditambah kaldu daging
(protein).
MSG juga merupakan zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari
hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula tebu. Ketika MSG ditambahkan
pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti glutamat yaitu
memberikan rasa sedap dan enak pada makanan. MSG terdiri dari air,
sodium, glutamat. Sebenarnya MSG yang berbentuk kristal putih ini tidak
memiliki rasa, tetapi mempunyai fungsi sebagai penegas cita rasa (flavour
enhancer) makanan, terutama dari protein hewani (daging, ikan, ayam)
Dari berbagai senyawa pembangkit cita rasa yang beredar bebas di pasaran
seperti misalnya MSG, 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium
sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya
monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi antara
produsen dan konsumen (Winarno 2004). Namun sejauh ini, belum banyak
penelitian langsung terhadap manusia. Hasil dari penelitian dari hewan,
memang diupayakan untuk dicoba pada manusia. Tetapi hasil-hasilnya masih
bervariasi. Sebagian menunjukkan efek negatif MSG seperti pada hewan,
tetapi sebagian juga tidak berhasil membuktikan. Yang sudah cukup jelas
adalah efek ke terjadinya migren terutama pada usia anak-anak dan remaja.
Sampai sekarang penggunaan MSG masih menjadi kontroversi. Beberapa
peneliti mengatakan penggunaan MSG dalam batas berlebihan dapat
menyebabkan berbagai penyakit, namun ahli pangan Amerika dan BPOM
Indonesia masih memperbolehkan penggunaan zat ini baik untuk anak, ibu
hamil dan dewasa karena hasil riset masih banyak menunjukkan kegagalan
dari hasil uji terhadap efek MSG itu sendiri (Sediaoetama,1989).
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengupas tentang bahaya dari
penggunaan
zat
penyedap
rasa
sintesis
ini
pengaruhnya
terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak ini yang masih menjadi pro dan kontra
bagi kita semua terutama kita orang kesehatan yang menjadi advocad dalam
keperawatan anak nantinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Monosodium Glutamate (MSG) ?
2. Bagaimana sejarah munculnya MSG dalam dunia pangan ?
3. Bagaimana proses pembentukan MSG sehingga bisa menjadi bahan
penyedap rasa pada makanan ?
4. Apa kandungan dalam MSG sehingga dapat penyedap rasa makanan ?
5. Meliputi apa saja bahaya penggunaan MSG terutama bagi tumbuh
kembang anak-anak ?
6. Mengapa terjadi kontroversi dalam penggunaan MSG ?
7. Bagaimana cara menyikapi dan mencegah bahaya penggunaan MSG
khususnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak ?
C. Tujuan
Tujuan Umum :
1. Menjelaskan dan memaparkan tentang pengertian Monosodium Glutamate
(MSG).
Tujuan Khusus :
Agar para Ibu dapat memberikan penanganan terbaik dan lebih berhati hati
lagi dalam memberikan makanan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang MSG (Monosodium Glutamat) mulai dari
pengertian sampai bahayanya bagi tumbuh kembang anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis : menambah pengetahuan dan mengetahui batas aman
penggunaan dan tentang zat aditif yang terkandung dalam makanan
terutama pada MSG.
b. Bagi Pembaca : menambah pengetahuan dan wawasan tentang
makanan yang mengandung MSG dan bahayanya bila dikonsumsi
dalam jumlah berlebihan. Semakin lebih selektif dalam memilihkan
makanan
atau
membuatkan
makanan
untuk
anaknya
dan
BAB II
PEMBAHASAN
berfungsi
sebagai
penguat/penyedap
rasa
pada
makanan
(duniaveteriner.com, 2013).
Asam glutamat atau yang sering disebut dengan MSG (Monosodium
Glutamat). pada tahun 1940, asam glutamat telah digunakan di berbagai
macam jenis produk makanan di berbagai negara, khususnya dalam kurun
waktu 40 tahun terakhir. Asam glutamat merupakan salah satu dari 20 asam
amino yang ditemukan pada protein dan MSG merupakan monomer dari
asam glutamat. MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai
macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa
gurih yang berarti. Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging,
sayur, sup berasa lebih nikmat dan gurih(Anonimous 2006).
banyak. Hal ini disebabkan untuk menambah rasa pada masakan China
sehingga terasa gurih. Namun ternyata kandungan MSG yang banyak ini
tidak bisa diterima oleh orang yang sensitif dengan MSG. Sehingga mereka
yang sensitif tidak cocok dengan makanan china ini, khususnya pada MSG
yang terkandung di dalamnya, mengalami semacam alergi.
B. Sejarah Munculnya Monosodium Glutamate (MSG)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi
sebenarnya memiliki sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang
mampu menyajikan masakan yang sangat lezat. Rahasianya adalah
penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun
1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan
kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini
melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya asam, manis, asin dan pahit dengan
umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat)
(Anonimous 2006). Sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen
juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan mengubahnya menjadi dalam
bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya
sebagai penyedap rasa.
Ikeda melakukan penelitian pada bumbu tradisional Jepang yaitu
kaldu dari rumput laut (Kombu). Dia berhasil mengisolasi sumber rasa yaitu
asam glutamat dan di Jepang rasa ini dikenal Umami. Ikeda mendapatkan
hak paten atas metode produksi MSG tersebut. Namun, asam glutamat
murni yang dihasilkannya tidak menarik secara komersial karena sifat fisik
garam, tetapi hal ini dapat membuat dehidrasi anak karena sifatnya menarik
kandungan air dalam tubuh (babyorchestra.wordpress.com, 2013).
D. Proses Pembentukan Monosodium Glutamate (MSG)
Monosodium glutamat merupakan senyawa sintetik, dengan kata lain
MSG merupakan zat aditif buatan. Proses pembuatan MSG menurut
Profesor Dr. Umar Anggara Jenie, guru besar Fakultas Farmasi UGM dan
PAU-Bioteknologi UGM adalah sebagai berikut:
1. MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula (molases) oleh
bakteri (Brevibacterium lactofermentum). Dalam proses fermentasi
ini, pertama-tama akan dihasilkan asam glutamat. Asam glutamat
yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambah soda
(Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk monosodium glutamat
(MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan
dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk kristal murni, yang siap
dijual di pasar.
2. Sebelum bakteri (pada butir 1) tersebut digunakan untuk proses
fermentasi pembuatan MSG, maka terlebih dahulu bakteri tersebut
harus diperbanyak (dalam istilah mikrobiologi: dibiakkan atau
dikultur) dalam suatu media yang disebut Bactosoytone. Proses pada
butir 2 ini dikenal sebagai proses pembiakan bakteri, dan terpisah
sama sekali (baik ruang maupun waktu) dengan proses pada butir 1.
Setelah bakteri itu tumbuh dan berbiak, maka kemudian bakteri
Porcine
hanya
sebagai
katalis
saja.
dijelaskan
disini,
bahwa
proses
pembuatan
media
produk
biotik-industri
lainnya.
autisme,
mengurangi
kemampuan
perhatian
dan
seperti
misalnya
GABA
(Gama
Amino
Butyric
4. Adiktif (ketagihan).
Anak yang terbiasa mengkonsumsi makanan dengan MSG akan
menolak jika diberi makanan tanpa MSG.
5. Obesitas.
MSG mengganggu hubungan endokrin antara meta-thermoregulatory
modulators (neuropeptida dan peptin) dan brown fat. MSG mengurangi
thermogenicity brom fat dengan menekan asupan makanan.
6. Kerusakan Retina.
Retina berfungsi menerima cahaya sebelum diteruskan ke otak untuk
diterjemahkan sebagai objek penglihatan.MSG dalam dosis tinggi dapat
merusak neuron (sel-sel saraf) pada lapisan dalam retina mata. Kerusakan
retina mengakibatkan mata juling, kerusakan otak, gangguan hormonal dan
gangguan jiwa (duniaveteriner.com, 2013).
7. Kanker
MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari
sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat
pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat
karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG
pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan
suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun
protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat
mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat
berpengaruh.
G. Cara Menyikapi Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG)
Karena penggunaan MSG sampai sekarang masih menjadi kontroversi
baik positif maupun negatif, untuk itu demi kesehatan tubuh dan
pertumbuhan anak sebaiknya orang tua menghindari atau membatasi
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monosodium glutamate (MSG) adalah hasil kombinasi ikatan garam
natrium hidroksida (sodium) dan asam glutamat (asam amino non-esensial
penyusun protein). Dimana kandungan dari MSG adalah 78% Glutamat,
12% Natrium (sodium) dan 10% air, dibuat melalui proses fermentasi
glukosa oleh bakteri brevibacterium lactofermentum menghasilkan asam
glutamat kemudian ditambah Sodium sehingga terbentuk monosodium
glutamat. Adapun efek positifnya antara lain berperan dalam metabolisme
tubuh (protein, karbohidrat dan lemak), sebagai reseptor SSP (otak) dan
sumber energi bagi absorbsi unsur nutrisi dalam darah (usus). Efek
negatifnya adalah menurunkan dan merusak fungsi syaraf (otakhipotalamus), penyebab kanker, hipersensitivitas, kerusakan retina dan
gangguan tumbang.
B. Saran
Sudah sepantasnya mulai sekarang kita bersikap bijaksana dengan
mengurangi penggunaan MSG dalam masakan anak. Karena saat itu anak
mengalami tumbang yang sangat pesat, adanya zat yang berbahaya dapat
mengganggu/menghambat proses tumbang tersebut. Oleh karena itu orang
tua sebaiknya peduli dan memperhatikan gizi dan makanan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
diakses
September