Anda di halaman 1dari 4

1. Apa manifestasi oral dari orang yang mengkonsumsi obat hipertensi dan diabetes militus ?

=> Obat obat antihipertensi dapat diklasifikasikan dalam beberapa


golongan dengan manifestasi oral efek sampingnya, antaranya:
1. Diuretic
Manifestasi oral: xerostomia, reaksi likenoid, dysgeusia, angioderma,
eritema.
2.Penghambat adrenoreseptor Beta( -blocker)
Manifestasi oral: xerostomia, reaksi likenoid, dysgeusia, angioderma.
3.Calcium Channel Blockers ( Antagonis Kalsium)
Manifestasi oral: pembesaran gingival, xerostomia, dysgeusia, ulser
4. Penghambat Angitensin-Converting Enzyme ( ACE-Inhibitor)
Manifestasi oral: xerostomia, ulser, dysgeusia, angioderma, reaksi
likenoid, sindroma mulut terbakar(SMT)
5. Antagonis Reseptor Angiotensin II (Angiotensin receptor blocker, ARBs)
Manifestasi oral: xerostomia, angioderma
- manifestasi oral diabetes militus
A. Gingivitis dan periodontitis
Gingivitis merupakan inflamasi pada gusi yang mudah untuk disembuhkan,
dimana pada jaringan ginggiva terlihat kemerah-merahan disertai
pembengkakan dan bila disikat dengan sikat gigi akan berdarah. Gingivitis
akan menimbulkan terbentuknya periodontal pocket disertai adanya resorpsi
tulang, sehingga gigi goyang dan akhirnya tanggal.
B. Xerostomia dan disfungsi kelenjar saliva
Hiperglikemia mengakibatkan meningginya jumlah urin sehingga cairan
dalam tubuh berkurang dan sekresi saliva juga berkurang. Dengan
berkurangnya saliva, dapat mengakibatkan terjadinya xerostomia. Dalam
rongga mulut yang sehat, saliva mengandung enzim-enzim antimikroba,
misalnya : Lactoferin, perioxidase, lysozyme dan histidine yang berinteraksi
dengan mukosa oral dan dapat mencegah pertumbuhan kandida yang
berlebihan. Pada keadaan dimana terjadinya perubahan pada rongga mulut
yang disebabkan berkurangnya aliran saliva, sehingga enzim-enzim
antimikroba dalam saliva tidak berfungsi dengan baik, maka rongga mulut
menjadi rentan terhadap keadaan mukosa yang buruk dan menimbulkan lesi
lesi yang menimbulkan rasa sakit. Pasien diabetes mellitus yang mengalami
disfungsi kelenjar saliva juga dapat mengalami kesulitan dalam mengunyah
dan menelan sehingga mengakibatkan nafsu makan berkurang dan
terjadinya malnutrisi.
C. Infeksi kandidiasis
Kandidiasis oral merupakan infeksi bakteri oportunistik yang terjadi dalam
keadaan hiperglikemia karena keadaan tersebut dapat menyebabkan
terjadinya disfungsi aliran saliva karena adanya kehilangan cairan dari tubuh
dalam jumlah yang banyak, sehingga aliran saliva juga berkurang. Selain itu,
juga menyebabkan komplikasi berupa microangiopathy yang paling sering

muncul pada penderita diabetes mellitus terkontrol atau tidak terkontrol.


Oleh itu, Kandidiasis dapat ditemukan pada penderita diabetes mellitus bila
didukung berbagai faktor yang ada. pada penderita diabetes mellitus, seperti
terjadinya defisiensi imun, berkurangnya aliran saliva, keadaan malnutrisi
dan pemakaian gigi tiruan dengan oral hygiene yang buruk.
D. Sindroma mulut terbakar
Pasien dengan sindroma mulut terbakar biasanya muncul tanpa tanda-tanda
klinis, walaupun rasa sakit dan terbakar sangat kuat. Pada pasien dengan
diabetes mellitus tidak terkontrol, faktor yang menyebabkan terjadinya
sindroma mulut terbakar yaitu berupa disfungsi kelenjar saliva, kandidiasis
dan kelainan pada saraf.6,16 Adanya kelainan pada saraf akan mendukung
terjadinya gejala-gejala paraesthesias dan tingling, rasa sakit / terbakar yang
disebabkan adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga
mulut.
E. Infeksi oral akut
2. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
- Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes
tersebut yaitu edukasi, pengaturan makan, olahraga, dan obat. Berikut uraian satu per satu mengenai
masing-masing pilar.
1. Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko
diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes, serta pengobatan
diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan
kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari bahwa mereka mampu
menanggulangi diabetes, dan diabetes bukanlah suatu penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis
sebagai penderita diabetes bukan berarti akhir dari segalanya.
2.Pengaturan makan
Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk mengendalikan gula darah, tekanan darah,
kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes dapat dihindari, sambil
tetap mempertahankan kenikmatan proses makan itu sendiri. Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi

teratur dan disebar merata dalam sehari. Seperti halnya prinsip sehat umum, makanan untuk penderita
diabetes sebaiknya rendah lemak terutama lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat
termasuk sayur dan buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang dibutuhkan
untuk aktivitas sehari-hari penderita.
3. Olahraga
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain
itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh penderita
sehingga pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi
makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah. Panduan umum
yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai
secara bertahap. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan, berenang,
bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan
sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita
diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi sebelum olahraga
dimulai.
4. Obat
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah tetap tidak
terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat di
atas. Obat juga digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti
pada komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang terlampau tinggi.
3.Resiko-resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi pasien hipertensi, antara lain :
Resiko akibat anestesi lokal
Larutan anestesi lokal yang biasa digunakan adalah lidokain dengan adrenalin. Larutan adrenalin yang
diinjeksikan ke pembuluh darah bisa menimbulkan takikardi (berdebar-debar), stroke volum meningkat,
sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya ischemia otot jantung
(kekurangan oksigen pada otot jantung) yang menyebabkan angina pectoris (nyeri dada), jika berat
berakibat fatal, yaitu infark myocardium (matinya otot jantung).
Adrenalin masih dapat digunakan asal kandungan tidak lebih atau sama dengan 1:200.000. dapat juga
digunakan anestesi lokal lain, yaitu mepivacain 3% karena dengan konsentrasi tersebut mempunyai efek
vasokonstriksi ringan sehingga tidak perlu campuran vasokonstriktor.
Resiko akibat pencabutan gigi
Komplikasi akibat pencabutan adalah perdarahan yang sulit dihentikan. Perdarahan bisa terjadi dalam
bentuk perdarahan yang sulit dihentikan saat dilakukan tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing
(rembesan darah) yang membandel setelah tindakan pencabutan.
Pendarahan yang terlalu banyak, bisa mengakibatkan menurunnya angka hemoglobin atau sel darah
merah, sehingga penderita bisa kekurangan darah.
Hal ini juga dapat diperparah oleh penggunaan adrenalin dalam larutan anestesi lokal yang merupakan
vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah menyempit menyebabkan tekanan darah meningkat,
pembuluh darah kecil akan pecah, sehingga terjadi perdarahan. Apabila kita tidak menggunakan
vasokonstriktor, darah tetap mengalir sehingga terjadi perdarahan pasca pencabutan.
Resiko pengobatan pada penderita hipertensi
Penting juga ditanyakan kepada pasien apakah mengkonsumsi obat-obatan pengencer darah, dan obatobat lain karena juga dapat menyebabkan perdarahan.
Penting dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum tindakan bedah mulut / pencabutan gigi. Jika
pasien ada riwayat hipertensi, maka saat dilakukan pencabutan harus dalam keadaan terkontrol tekanan
darahnya, pasien masuk dalam hipertensi stage I, maksimal tekanan darah 140/90. Jika tekanan darah
pasien tinggi, pencabutan gigi sebaiknya ditunda dan pasien dirujuk ke dokter ahli penyakit dalam untuk
mengontrol tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai