Kubik El
Kubik El
TUJUAN
Melatih keterampilan mahasiswa dalam pengenalan Kubikel/Panel
Tegangan Menengah, Trafo Distribusi, dan melakukan prosedur pengoperasian
(menghubungkan ke beban) dan prosedur melepaskan beban serta melakukan
pengujian dan pengoperasian transformator distribusi dalam rangka pengoperasian
Gardu Distribusi.
B. TEORI DASAR
Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi
sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik. Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang
dipasang pada gardu
Gambar 1. kubikel 20 kV SM 6
Fungsi Kubikel :
Kubikel Incoming
Kubikel Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo
daya ke busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke dalam
busbar 20 kV yang berada di dalam kubikel 20 kV.
Gambar 3. Busbar
2. Saklar Pembumian (Grounding)
Saklar pentanahan digunakan jika terjadi pemeliharaan terhadap peralatan lain
dan menghilangkan tegangan akibat kapasitansi yaitu dengan menghubungkan
saluran yang bertegangan ke bumi. Dalam keadaan normal saklar pentanahan pada
posisi terbuka dan bila saluran transmisi mengalami gangguan hubung singkat
maka saklar pentanahan akan ditutup dengan tujuan membebaskan tegangan pada
salusan transmisi.
tenaga
(PMT)
adalah
saklar
yang
digunakan
untuk
waktu pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak,
udara atau gas.
Gambar 5. PMT
4. Pemisah (PMS)
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada
sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus
dan menyambung rangkaian dengan arus yang rendah (5A), biasa dipakai ketika
dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga listrik
dan PMT serta di antara PMT dan beban.
Gambar 6. PMS
Mekanisme interlocking :
telah tertutup.
5. Rele Arus Lebih (OCR)
Rele arus lebih adalah suatu rele yang bekerjanya didasarkan adanya
kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam waktu
tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola pengamanan arus lebih.
Keuntungan dan fungsi rele arus lebih:
pendek
Satu fasa ke tanah dan dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai
pengaman
Beban lebih (overload).
Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan subtransmisi radial
Pengaman cadangan untuk generator, trafo tenaga dan saluran transmisi.
6. Heater
Gambar 7. Heater
Heater merupakan alat yang berfungsi untuk menjaga komponen
komponen kubikel dari kelembapan udara, karena kelembapan udara bisa
menimbulkan bercak bercak kotoran sehingga bercak kotoran akan menjadi
karatan di peralatan kubikel. Alat ini di operasikan pada tegangan 220 Volt.
Kubikel Metering
Kubikel Metering berfungsi untuk keperluan pengukuran. Kubikel ini
dilengkapi dengan alat pengukuran , seperti amperemeter, voltmeter, dan
wattmeter. Selain itu, kubikel ini juga dilengkapi dengan alat proteksi, seperti
fuse.
Gambar 9. Solefuse
2. Ampere Meter
Berfungsi mengukur arus listrik yang mengalir melalui fasa.
3. Watt Meter
digunakanuntuk pengukuran biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur,
sedang trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus
pengenalnya.
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Jika pada
kumparan
gayagerak magnet sebesar N1.I1.Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks pada
inti, kemudian membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan
sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, makapada kumparan
sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulken gaya gerak magnet N1I1pada
kumparan sekunder.
Kubikel Outgoing
Kubikel outgoing merupakan kubikel penghubung antara busbar 20 kV
yang berada di dalam kubikel dengan jaringan tegangan menengah. Kubikel CB
tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV 760
KV.
Transformator
Alat
Jumlah
Satuan
1.
Kotak Perkakas
Set
2.
Roll Meter
Buah
3.
Buah
4.
Megger Isolasi
Set
5.
Set
6.
7.
Tangga Fiber
Kunci inggris
1
1
Buah
Buah
8.
Engkol
Buah
9.
Jangka Sorong
Set
D. LANGKAH KERJA
Kubikel/ Panel Tegangan Menengah
a. Menyiapkan pedoman (jobsheet), mendengarkan instruksi dari
pembimbing, dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.
b. Mempelajari cara mengoperasikan kubikel jenis SM6
c. Menghidupkan kubikel dengan menggunakan engkol
d. Membuka tutup kubikel incoming, outgoing, dan metering sesuai
dengan prosedur.
e. Mencatat nameplate dan spesifikasi komponen dalam kubikel
f. Menutup kembali kubikel sesuai dengan prosedur
A. Posisi Lever Kubikel pada Saat Pengoperasian
Posisi untuk Opening (Membuka/OFF)
Posisi
untuk
Closing
(Menutup/ON)
instalasi
yang
baru
dipasang,
sebelum
melakukan
b. Memastikan pada outgoing sisi-C sudah aman dan siap untuk dimasukkan
tegangan.
c. MengONkan MCCB (C).
D. Operasional Kubikel SM6 di dalam Sistem (mengOFFkan)
1. Pengoperasian mengOFFkan instalasi Sisi LV Outgoing (C)
a. MengOFFkan beban-beban pada Outgoing (C).
b. Memastikan pada outgoing sisi-C sudah aman dan siap untuk diOFFkan.
c. MengOFFkan MCCB (C).
2. Pengoperasian mengOFFkan Instalasi Sisi MV Incoming & Outgoing (B)
a. MengOFFkan kubikel DM1-A dengan push button electric atau tombol
b.
c.
d.
e.
f.
mekanik di CB Cubicle.
Memastikan trafo sudah OFF.
MengOFFkan Disconnecting Switch kubikel DM1-A.
MengONkan Grounding Switch kubikel DM1-A.
MengOFFkan kubikel CM dengan menggunakan tongkat.
MengOFFkan kubikel IM dengan menggunakan tombol merah pada
E. ANALISA
Pada job ini, praktikan diinstruksikan untuk mengenal panel tegangan
menengah (kubikel) dengan cara mengamati komponen-komponen penyusunnya.
Terdapat pula transformator step up yang menaikkan tegangan hingga mencapai
20 kV. Maka pada hari pertama yang dilakukan adalah mempelajari cara
membuka dan menutup kubikel dan simulasi mengoperasikannya.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran tahanan isolasi trafo step up 20kV, dan
selanjutnya pengukuran tahanan pembumian.
Berikut hasil praktik yang diperoleh:
Pada praktek bengkel catu daya ini, kubikel yang digunakan adalah
kubikel dengan bahan isolasi gas. Gas yang digunakan adalah gas SF6 (Sulfur
Hexafluorida), salah satu keunggulan gas SF6 ini yang digunakan sebagai bahan
isolasi yaitu memiliki sifat kimia yang lamban, stabil, tidak mudah terbakar dan
juga tidak beracun. Umumnya kubikel beroperasi dalam tiga kondisi. Yakni
kondisi ketika standby, maintenance, dan operasi.
Posisi awal kubikel adalah standby, dimana kubikel tersebut siap
dioperasikan baik pada kubikel incoming, metering, maupun outgoing siap untuk
dioperasikan apakah akan digroundingkan atau siap untuk di ON-kan, dan
penutup kubikel tidak dapat dibuka.
Untuk memilih posisi yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menggunakan engkol yang telah disediakan. Engkol ini digunakan untuk
membukan atau menutup earthing switch dan menghubungkan dengan
jaringan/busbar.
Untuk mengecek dan mengamati peralatan yang ada pada kubikel maka
harus diubah ke posisi grounding. Hal ini dilakukan agar semua peralatan yang
ada diamankan pada saat pengamatan.
Prosedur mengubah posisi standby menjadi posisi grounding:
sedang beroperasi. Tapi kubikel outgoing juga menyediakan tuas sebagai charge
manual bagi PMT jika terjadi pemadaman dimana PMT tidak mendapat suplai
baterai. Untuk PMT yang digunakan pada kubikel bengkel catu daya ini,
merupakan PMT tipe gas. Jadi, pada saat melakukan penghubungan ataupun
pemutusan beban, busur api yang ditimbulkan dari proses tersebut akan diredam
oleh media gas SF6.
1. Kubikel Incoming
20
100
Primary Secondary Rating : 3 kV : 3 V
Data Spesifikasi Transformator
Kapasitas/Ukuran/Si
mbol
Satuan
Merk Dagang
Daya Nominal
25
Jumlah Phasa
Frekuensi
50
KVA
Hertz
Hubungan Belitan:
Primer
Sekunder
Uraian
Kapasitas/Ukuran/Si
Satuan
mbol
Tegangan Nominal
Volt
21000
Volt
20500
Volt
20000
Volt
19500
Volt
19000
Volt
18500
Volt
18000
Volt
400
Volt
0,72
Ampere
36,08
ONAN
Ampere
50
55
125
C
KV
76,5
cm
43
cm
Berat Minyak
65,5
125
cm
L
Jumlah Berat
320
Kg
Primer
Sekunder
Arus Nominal:
Primer
Sekunder
Pendingin Minyak
Kenaikan Suhu:
Minyak
Kumparan
Panjang (A)
Lebar (B)
Tinggi (C)
Tempat
Jenis Uji/Ukur
Alat Uji/Ukur
Type
Tanggal Pengujian
Cuaca
Sisi Tegangan
Tegangan
Rendah R Body
(220/380 V)
Sekunder
Primer
Sekunder
Terminal
Nilai Tahanan
(M)
1000
S Body
1000
T Body
1000
N Body
1000
LL
Tegangan Menengah R Body
0
1000
(20 KV)
S Body
1000
T Body
- Tegangan Rendah LV HV
1000
1000
Tegangan Menengah
Harga tahanan isolasi antara dua saluran kawat pada peralatan listrik
ditetapkan paling sedikit adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Berikut
merupakan perhitungan tahanan isolasi minimal untuk trafo yang diamati oleh
praktikan :
Pada sisi primer :
Tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000 ohm
Pada sisi sekunder :
Tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 20.000 = 20.000.000 ohm
Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui tahanan isolasi trafo yang
telah diukur oleh praktikan nilainya lebih tinggi dari syarat minimum yang sudah
ditentukan berdasarkan perhitungan di atas. Maka trafo tersebut dapat dikatakan
masih layak untuk dioperasikan. Namun hal tersebut tidak dapat dipastikan
mengingat alat ukur/megger yang digunakan memiliki batas ukur yang rendah,
disamping itu diketahui bahwa alat ukur yang digunakan sudah tidak lagi
berfungsi dengan baik.