A.
TINJAUAN KASUS
1.
Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru-paru yang ditandai oleh
terjadinya infiltrasi atau konsolidasi yang penyebabnya dapat lobar, lobuler atau
interstisial (Smeltzer,2008).
2.
Etiologi
Bronchopneumonia dapat disebabkan oleh :
a.
b.
c.
d.
Patofisiologi
Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke traktus
respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. Karena daya tahan tubuh lemah
maka infeksi mneybar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan gejala
ringan: batuk, pilek, panas, malaise. Bila infeksi bertambah kuat, terjadi infiltrasi
yaitu masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan konsolidasi
yaitu penimbunan mukus paru-paru yang menyebabkan gangguan ventilasi,
gangguan difusi dan gangguan perfusi yang menyebabkan hipoksemia yang
ditandai dengan gejala bertambah berat dengan pernapasan cuping hidung,
pernapasan cepat, sianosis, kadang-kadang konstipasi atau diare, muntah dan
distensi abdomen. Jika hal ini tidak ditanggulangi terjadi kondisi yang lebih buruk
yaitu kegagalan pernapasan (Lackmans, 2009).
4. Manifestasi Klisnis
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritic
Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pada pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sering dijumpai adalah:
a.
b.
c.
6.
Penatalaksanaan Medis
a.
Penicillin 50.000 u/kg BB/ hari ditambah dengan Klorampenikol 50-70 mg/ kg
BB/ hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektru luar seperti
Ampicillin. Pengobatan ini diteruskan sampai batas demam 4-5 hari.
b.
diperlukan campuran
c.
Karena sebagian besar pasien jatuh pada keadaan asidosis metabolik akibat
kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi dengan analisis gas
darah arteri (Rahmatullah, 2007).
B.
TINJAUAN ASKEP
1.
Pengkajian
a.
Data subjektif
Kemungkinan akan ditemukan data bahwa anak dikeluhkan batuk pilek,
muntah, panas, diare, nafsu makan menurun, jumlah jam tidur berkurang, sesak,
rewel dan mual. Orang tua pasien bertanya-tanya tentang keadaan penyakit
anaknya.
b.
Data objektif
Kemungkinan data yang ditemukan adalah anak/pasien tampak sesak, nafas
cepat dan dangkal, terlihat nafas cuping hidung, retraksi otot bantu pernafasan,
cyanosis, respirasi > 60 x/menit, anak tampak pucat, batuk-batuk, suhu
meningkat( > 38C, berkeringat, bibir kering, terjadi leukositosis, ronkhi positif,
ekspirasi memanjang, dari hasil rontgen tampak adanya konsolidasi atau
infiltrasi paru, kultur nasofaring positif, berat badan menurun.
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
Perencanaan
a.
Intervensi : -
b.
Penghisapan lendir.
Intervensi : -
c.
Meminimalkan aktivitas.
Intervensi : -
d.
Intervensi : -
e.
Intervensi : -
f.
Intervensi : -
4.
Evaluasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
C. WOC
Bakteri, virus dan jamur penyebab bronchopneumonia,
aspirasi karena makanan atau benda asing.
Hipoksemia
Pernafasan cuping
hidung.
Pernafasan cepat.
Batuk, pilek.
Ketidakefektipan
bersihan jalan nafas.
Muntah.
Diare.
Demam.
Berkeringat.
Bibir kering.
Mual/ muntah.
Nafsu makan
menurun.
Kelelahan.
Kurang pengetahuan
orang tua
Resiko kekurangan
volume cairan
Intoleransi aktivitas
Komplikasi
Gagal nafas.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Pasiyan Rahmatullah (2007), Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Editor : R.
Doenges, Marilynn (2008). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata : EGC.
Smeltzer SC, Bare B.G (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I,
Jakarta : EGC
Reevers, Charlene J, et all (2010). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba
Medica.
Lackmans (2009). Care Principle and Practise Of Medical Surgical Nursing,