Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida,
yang sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut
sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai
dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada
manusia

sehat

tanpa

gejala.

Kandidiasis

pada

penyakit

sistemik

menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang


yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada
bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut
berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida
sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab
utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada
tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan
disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili
Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C.
parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat
menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi
dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik.
Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa
sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada
pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut
yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur
itu pada moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral
thrush, sehingga ia menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835)
menghubungkan penyakit pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat

dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan ibunya. Berg (1840)
berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat
yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi
ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih
diberikanlah nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah
menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara
lain Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya
Berkhout (1923) menamakan jamur itu dalam genus candida.

1.2

Tujuan Umum

Menjelaskan tentang konsep penyakit moniliasis/kandidiasis serta


pendekatan asuhan keperawatannya.

1.3 Tujuan Khusus


1. Mengetahui definisi dari moniliasis/kandidiasis
2. Mengetahui klasifikasi moniliasis/kandidiasis
3. Mengetahui etiologi dari moniliasis/kandidiasis
4. Mengetahui manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis
5. Mengetahui patofisiologi moniliasis/kandidiasis
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien dengan moniliasis atau
kandidiasis
7. Mengetahui penatalaksanaan serta pencegahan pada moniliasis atau
kandidiasis
8. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis atau
kandidiasis

1.4 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari moniliasis / kandidiasis?
2. Bagaimana klasifikasi moniliasis/kandidiasis?
3. Apakah etiologi dari moniliasis/kandidiasis?
4. Bagaimana manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis?

5. Bagaimana patofisiologi moniliasis/kandidiasis?


6. Apakah pemeriksaan penunjang pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?
7. Bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan pada moniliasisatau
kandidiasis?
8. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan moniliasis
atau kandidiasis?
9. Bagaiman asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?

1.5 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit moniliasis atau
kandidiasis serta mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien
dengan moniliasis atau kandidiasis dengan pendekatan Student Centre
Learning.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme
ini mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida,
khususnya C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada
penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian
antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam
kondisi tertentu atau pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit
yang melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit
misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS (Farlane .M, 2002). Pada
rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling sering
menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan
berupa lesi putih atau lesi eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut
kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning
sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa
kering atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi
tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik
secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau
penyakit-penyakit yang menyertainya. (Silverman S, 2001).
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah
infeksi jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi
oportunistik yang umum dari rongga mulut yang disebabkan oleh
pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan pada mulut bayi disebut
kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa

diistilahkan candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga


candidosis, trush, dan moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang
hanya menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida yang berat
tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang
imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia
kurang dari 6 bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut,
penyakit ini akan makin jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang
serius dan beberapa sumber mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh
sendiri (walaupun tentu saja lebih baik diobati).

2.2 Klasifikasi
1. Thrush
Mempunyai ciri khas dimana gambarannya berupa plak putih kekuning- kuningan
pada permukaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara dikerok
dan akan meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau dapat terjadi
pendarahan. Plak tersebut berisi netrofil, dan sel-sel inflamasi sel epitel yang mati
dan koloni atau hifa. (Greenberg M. S., 2003). Pada penderita AIDS biasanya lesi
menjadi ulserasi, pada keadaan dimana terbentuk ulser, invasi kandida lebih dalam
sampai ke lapisan basal (Mc Farlane 2002). Penyakit rongga mulut ini ditandai
dengan lesi-lesi yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan berupa bongkahan putih,
difus, seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan meninggalkan
permukaan merah, kasar, dan berdarah, dapat berupa bercak putih dengan putih
merah terutama pada bagian dalam pipi, pallatum lunak, lidah, dan gusi. Penderita
penyakit ini biasanya mempunyai keluhan terasa terbakar atau kadang-kadang
sakit didaerah yang terkena.
1. Kronis hiperplastik kandidiasis

Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah dan bibir, berupa
bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah.
Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau keganasan.
Kandidiasis tipe ini disebut juga kandidiasis leukoplakia, lesinya berupa plak
putih yang tidak dapat dikerok, gambaran ini mirip dengan leukoplakia tipe
homogen. (Greenberg.2003). Karena plak tersebut tidak dapat dikerok, sehingga
diagnosa harus ditentukan dengan biopsi. Keadaan ini terjadi diduga akibat invasi
miselium ke lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga dapat
berproliferasi, sebagai respon jaringan inang. (Greenberg M 2003). Kandidiasis
ini paling sering diderita oleh perokok.
1. Kronis atrofik kandidiasis
Disebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan. Mukosa palatum
maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini
dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida. Kandidiasis ini hampir 60%
diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai
gigi tiruan pada waktu tidur. Secara klinis kronis atrofik kandidiasis dapat
dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :
1. Inflamasi ringan yang terlokalisir disebut juga pinpoint hiperemi,
gambaran eritema difus, terlihat pada palatum yang ditutupi oleh landasan
geligi tiruan baik sebagian atau seluruh permukaan palatum tersebut (15%65%) dan hiperplasi papilar atau disebut juga tipe granular (Greenberg,
2003).
2. Akut atrofik kandidiasis atau disebut juga antibiotik sore mouth. Secara
klinis permukaan mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya disertai gejala
sakit atau rasa terbakar, rasa kecap berkurang. Kadang-kadang sakit
menjalar sampai ke tenggorokan selama pengobatan atau sesudahnya
kandidiasis tipe ini pada umumnya ditemukan pada penderita anemia
defiensi zat besi. (Greenberg, 2003).

3. Angular cheilitis, disebut juga perleche, terjadinya di duga berhubungan


dengan denture stomatits. Selain itu faktor nutrisi memegang peranan
dalam ketahanan jaringan inang, seperti defisiensi vitamin B12, asam folat
dan zat besi, hal ini akan mempermudah terjadinya infeksi. Gambaran
klinisnya berupa lesi agak kemerahan karena terjadi inflamsi pada sudut
mulut (commisure) atau kulit sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau
berfissure. (Nolte, 1982. Greenberg, 2003).
2.3

Etiologi

Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang
mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah
pada orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita
AIDS, pasien yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang
sistem imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di
dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur
ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida
dari vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang
tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan
menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. Diabetes
2. Leukimia
3. Gangguan

saluran

gastrointestinal

malabsorpsi dan malnutrisi.

yang

meningkatkan

terjadinya

4. Pemakaian antibiotik
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi Candida karena
antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di dalam
jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.
1. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan
organ. Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi
jamur. Kortikosteroid (sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk
perawatan pada paru-paru (misalnya asma) bisa berdampak pada
kandidiasis mulut.

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar mulut bayi
dan sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti kerak susu
namun sulit dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok, tidak
mustahil justru lidah dan mulut bayi dapat berdarah.
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan
kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam).
Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah,
nyeri, dan terasa seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat sembuh
sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak
dapat menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis
saat makan dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi
menjadi malas minum ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah.
Candida pada mulut bayi juga dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang
memperberat (misalnya pemakaian antibiotik jangka panjang).

2.5 Patofisiologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya
memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi
perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal
dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur
akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur
rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur
candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan
keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida
karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan
obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem
imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga,
ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans
yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah
tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang
menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab
mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab
atau kumur.

4. Diagnosa pasti dengan biopsi

2.7 Penatalaksanaan
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu,
pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop.
Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada
juga yang menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai
bersih, teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi
secara merata. Cara ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun
harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai membuat bayi muntah.

2.8 Komplikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
2.9 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :
1. Oral hygiene yang baik
2. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak
immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu,
payudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot
bayi

3. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan


kebersihan botol dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air
panas
4. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah
minum susu
5. Pastikan bayi beristirahat yang cukup
6. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap
2.10

Woc Candidiasis

Penggunaan kortikosteroid dan


antibiotik yang tak terkontrol,
immunodefisiensi

System imun
turun
Gangguan keseimbangan
flora normal di mulut
(candida albicans)

Pertumbuhan
jamur yang tak
terkontrol

Sisa susu pada mulut


bayi
Tidak
dibersihkan
Menyerang system
imun

Nyeri pada
mulut
Nafsu
makan
turun
MK : Perubahan
Nutrisi Kurang
dari Kebutuhan

:
SuhuMK
tubuh

Mulut bayi
kotor
Proses infeksi

MK: Perubahan
persepsi sensori
pengecapan
Candida
bermetastase
Ke faring
Nyeri pada
Peningkatan hormon
faring
prostatglandin, bradikinin,
histamin
Proses

Timbuk
bercak putih
di mulut
Kandidiasis
oral
Menggumpal
menutup
permukaan lidah
Menghambat
implus syaraf
pengecap
Tidak dapat
Bercak
mengecap
kemerahan
rasa
MK : Nyeri
Gejala
dengan
eksudat
Akut makin

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Anak N usia 18 bulan dengan berat badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke rumah
sakit karena panas, menangis terus, dan tidak mau minum. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan hasil di lidah , palatum, dan ovula terdapat bercak putih. Suhu badan
anak tersebut 38,5oC.

3.1 Pengkajian
Anamnesa
1. Identitas Anak
Nama

: An. N

Umur

: 18 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tanggal MRS

: 15 Desember 2010

Alamat

: Surabaya

Identitas Orang tua


Nama Ayah

: Tn. R

Nama Ibu

: Ny. P

Pekerjaan Ayah/Ibu

: PNS

Pendidikan Ayah/Ibu : S.1


Agama

: Islam

Alamat

: Surabaya

1. Riwayat Sakit dan Kesehatan


1. Keluhan utama
Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut dan
tubuhnya yang panas).
1. Riwayat penyakit saat ini
Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada mulut
terdapat bercak putih serta tidak mau minum ASI.
1. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
1. Riwayat Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.
1. Riwayat Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg
1. Riwayat Perkembangan
Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol
Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR

: 30 x/menit

Tekanan darah : 99/65 mmHg


B1 (breathing) : normal
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal
B4 (bladder) : normal

B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum
ASI.
B6 (bone) : normal
3.2 Analisa Data

Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

DS : anak menangis

Kandidasis

Hipertermi

DO: T : 38,5oC
Proses infeksi

pelepasan medaitor inflamasi:


bradikinin,

histamine,

dan

prostatglandin

Suhu tubuh meningkat

DS : anak menangis DO: Kandidiasis


timbul bercak putih pada
mulut,

timbul

bercak

kemerahan mengandung
eksudat

Timbul bercak putih

Nyeri akut

Menggumpal

menutup

permukaan lidah

Gejala semakin memberat

Timbul bercak kemerahan dan


mengandung eksudat

DS: anak menangis DO: Kandidiasis

Perubahan nutrisi kurang

Anak tidak mau minum

dari kebutuhan

ASI, BB turun dari 12


kg menjadi 10 kg, porsi

Nyeri pada mulut

makan selalu tidak habis

Tidak nafsu makan

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan


bentukan berwarna merah dan mengandung eksudat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
nafsu makan

3.4 Intervensi Keperawatan


1. Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil : -Anak tidak menangis
-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC

Intervensi

1. Berikan

Rasional

kompres

dingin

di

1. Di ketiak dan lipatan paha

sekitar lipatan misalnya ketiak,

terdapat

lipatan paha

darah

banyak

pembuluh

besar.

Hipertermi

mengalami

vasodilatasi

sehingga harus diberi kompres


dingin

agar

terjadi

vasokonstriksi
2. Peningkatan
1. Beri anak banyak minum air

suhu

mengakibatkan

tubuh

penguapan

putih atau susu lebih dari 1000

tubuh

meningkat

sehingga

cc/hari

perlu

diimbangi

dengan

asupan cairan yang banyak.


3. Suhu ruangan harus diubah
untuk mempertahankan suhu
mendekati normal
1. Ciptakan suasana yang nyaman
(atur ventilasi)

tipis

membantu

mengurangi penguapan tubuh

1. Anjurkan keluarga untuk tidak


memakaikan

4. Pakaian

selimut

dan

pakaian yang tebal pada anak


2. Kolaborasi : pemberian obat anti
mikroba, antipiretik pemberian
cairan parenteral

1. Digunakan untuk mengurangi


demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus, meskipun
demam
berguna

mungkin
dalam

dapat

membatasi

pertumbuhan organisme dan


meningkatkan

autodestruksi

dari sel-sel yang terinfeksi


2. Tanda vital merupakan acuan
untuk
anak

mengetahui
setelah

keadaan
dilakukan

tindakan keperawatan

1. Evaluasi tanda vital (suhu, nadi,


tensi, pernafasan) setiap 3 jam

1. Diagnosa : Nyeri akut yang berhubungan dengan proses infeksi yang


menghasilkan bentukan berwarna merah dan mengandung eksudat
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil: Anak tidak menangis, anak tampak rileks

Intervensi

1. Anjurkan

Rasional

ibu

untuk

menggendong
menenangkan
misalnya

dan
si

1. Anak akan merasa nyaman


dalam dekapan ibunya

anak

mengelus-elus

kepalanya
2. Ajarkan teknik distraksi pada
orang tua misalnya dengan

1. Mengalihkan perhatian anak


terhadap nyeri

memberikan anak mainan


3. Beri analgesik sesuai indikasi
1. Menghilangkan/mengurangi
nyeri
1. Evaluasi status nyeri, catat
lokasi, karakteristik, frekuensi,
waktu dan beratnya (skala 010)

2. Memastikan
setelah

kondisi

dilakukan

keperawatan

anak

tindakan

1. Diagnosa

: Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang

berhubungan dengan penurunan nafsu makan.


Tujuan : Nafsu makan anak kembali normal
Kriteria hasil

: -Anak mau minum ASI

-Anak tidak menangis


-Nutrisi terpenuhi 1000 kkal

Intervensi

Rasional

1. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit 1. Memberikan nutrisi yang adekuat
tapi sering

2. Mencegah kerusakan integritas pada mu


2. Menghindari makanan dan obat-obatan atau mulut
zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada
rongga mulut
3. Anjurkan pada ibu untuk terus berusaha

memberikan ASI untuk anak


4. Kolaborasi pemasangan NGT jika anak tidak 3. ASI merupakan nutrisi untuk anak dan
dapat makan dan minum peroral

meningkatkan sistem imun anak

4. Membantu klien untuk memenuhi n


enteral

BAB 4
PENUTUP

4.1

Kesimpulan

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.


albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan
khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan,
dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Kandidiasis meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut
dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi
Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang
orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien
transplantasi.

Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida
albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya
gigi, gigi palsu yang tidak pas).
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan
kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam).
Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah).
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.


Wong,Donna.2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC.
Herawati, Erna.(2008).Kandidiasis Rongga Mulut Gambaran Klinis dan
Terapinya.

http://www.google.co.id/url?

sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDEQFjAE&url=http%3A%2F
%2Fpustaka.unpad.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2009%2F05%2Fkandidiasis_rongga_mulut.pdf&rct=j&q=manifestasi
%20klinis%20moniliasis
%2Fkandidiasis&ei=mIIBTa7dDIWlcdq5nM0E&usg=AFQjCNF6t1M9kc6615qb
fLuVhQbOk-f5gA&cad=rja diakses pada 8 Desember 2010. Pukul : 08.15 WIB.
Wibowo,Andry.(2010).Candidiasis

Oral

Pada

Bayi.

http://www.medicalera.com/index.php?option=com_myblog&show=candidiasisoral-pada-bayi.html&Itemid=352 diakses pada : 13 Desember 2010. Pukul : 17.30


WIB.

Lovely-12.(2010).Tanda-tanda

Vital

http://dunialovely.blogspot.com/2010/04/tanda-tanda-vital-manusia.html
pada : 20 Desember 2010. Pukul : 11.51 WIB.

Manusia.
diakses

Anda mungkin juga menyukai