Anda di halaman 1dari 25

A.

Pengertian Ekologi
Apa itu ekologi?Istilah tersebut dikenalkan oleh ahli Biologi dari Jerman yang
bernama Earns Haeckel pada tahun 1866. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
oikos(rumah) dan logos (ilmu). Jadi bila diartikan menurut istilah ekologi
merupakan kajian organisme hidup dalam rumahnya. Tetapi bila diartikan secara
keseluruhan, ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan total
antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.
Sekitar tahun 1900, ekologi
diakui

sebagai

berkembang
cepat,

ilmu

terus

apalagi

saat

dan

dengan
dunia

sangat peka dengan masalah


lingkungan

dalam

mengadakan dan memelihara


mutu

peradaban

Ekologi

merupakan

dunia.
cabang

ilmu yang mendasari dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut dikarenakan prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan
ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak.Tidak ada
satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi. Sebagai contohnya adalah
masalah globalisasi lingkungan, pastinya tidak akan pernah luput dengan yang
namanya ekologi.
Sehingga kajian ekologi dibagi menjadi 3:
1. Ekosfera
merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi
untuk menjamin sistem kehidupan terselenggara secara langgeng, dibagi
menjadi 3 yaitu;
Atmosfera
lapisan udara yang terdiri dari campuran berbagai gas yang menyelimuti
suatu planet baik planet bumi, merkurius, mars, jupiter, uranus, saturnus,
venus, neptunus dan lain-lain. Atmosfer ada di sekeliling kita mulai dari
permukaan tanah hingga jauh di angkasa sana.
Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfer (Atmosfir) Bumi
a. Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi
karena terkena gaya gravitasi bumi.
b. Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi
kehidupan makhluk hidup dengan lapisan ozon.

c. Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan


tumbuhan untuk bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti
oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan lain sebagainya.
d. Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai,

topan, dan lain-lain.


Hydrosfera
Pelapisan yang terbentuk air di muka bumi, lautan, air tanah, salju, dan
es yang menutupi kulit bumi. wilayah perairan yang mengelilingi bumi.
Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air,
hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari

permukaan bumi ditutupi oleh air.


Litosfera
Lapisan tanah dan batuan dari kerak bumi yang membentuk lapisanlapisan pembentuk mantel di bawah kerak bumi dan magma.

Fungsi-Fungsi Ekosfera :

Memperlunak iklim
Meresiklus bahan kimia yang diperlukan makhluk hidup
Menimbun bahan buangan/ limbah
Mengontrol lebih dari 95% dari semua hama tumbuhan, penyakit pada

hewan dan manusia


Mengelola plasma nutfah yang luar biasa jumlahnya
2. Biosfer adalah bagian luar dari planet bumi, mencakup udara, daratan, dan air,
yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam
pengertian luas menurut,geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global
yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk
interaksinya dengan unsur litosfer ( batuan ), hidrosfer ( air ) , dan atmosfer
( udara ) bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu satunya tempat yang
diketahui mendukung kehidupan. Biosfer dianggap berlangsung selama sekitar
3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia bumi.
3. Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan.
Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan seperti:
Panas matahari memberikan suhu yang pas untuk keberlangsungan
hidup organisme di bumi. Bumi juga menerima energi matahari dalam
jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair yang mana

merupakan salah satu siklus hujan , cuaca, dan iklim.


Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan
berklorofiluntuk berlangsungnya proses fotosintesis.

Makhluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan

minyak bumi dan batu bara sebagai sumber energi.


Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar matahari

dan mengubahnya menjadi energi listrik


Sel surya sudah banyak digunakan untuk kalkurator tenaga surya.
Pergerakan rotasi bumi menyebabkan adanya siang dan malam.
Karena gravitasi matahari sangat besar, matahari menjadi penyatu planet
planet dan benda angkasa lain yang mengelilinginya.

Ekologi dapat dibagi menjadi 2 menurut bidang kajiannya, yaitu :


1. Autokelogi
Yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara
individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya
mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya
terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus
merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain
adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di
padang alang-alang, dan lain sebagainya.
2. Sinekologi
ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu
kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari
struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di
hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan
wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.
Pembagian ekologi menurut habitat
1.
2.
3.
4.
5.

kologi bahari atau Ekologi kelautan


Ekologi perairan tawar
Ekologi terestrial atau Ekologi darat
Ekologiestuaria atau Ekologi muara sungai
Ekologi padang rumput

Pembagian ekologi menurut taksonomi


1.
2.
3.
4.
5.

Ekologi tumbuhan
Ekologi hewan
Ekologi serangga
Ekologi burung
Ekologi mikroba atau Ekologi jasad renik

Spesies adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan keturunan yang


berkaitan secara fisiologis. Sedangkan populasi adalah kumpulan makhluk hidup
sejenis atau satu spesies yang menempati kawasan tertentu. Populasi mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kerapatan atau kepadatan

Kerapatan tepat digunakan pada tumbuhan sedangkan kepadatan biasanya


2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

digunakan pada manusia.


Natalitas ( angka kelahiran)
Mortalitas (angka kematian)
Penyebaran umur
Potensi Biotik
Dispersi
Bentuk pertumbuhan dan perkembangan
Mempunyai sifat-sifat genetik yang secara langsung berhubungan dengan
ekologinya yaitu : beradaptasi, keserasian reproduktif, dan ketahanan
(probabilitas meninggalkan keturunannya dalam jangka waktu yang panjang.

Ciri-ciri populasi :
1.
2.
3.
4.
5.

Satu jenis (sama sifat, morfologi, anatomi dan fisiologi)


Dapat mengadakan hibridisasi secara acak dan menurunkan yang fertil.
Hidup di suatu daerah tertentu.
Besar populasi selalu berubah sesuai dengan waktu dan ruang.
Dinamika populasi erat hubungannya dengan kondisi lingkungan dan sumber
daya alamnya.

Faktor Kedinamisan Populasi:


1. Faktor keadaan populasi itu sendiri , viatilitas, persaingan, parasitisme,
simbiosisme, dll.
2. Faktor yang tidak saling tergantung pada kepadatan populasi, misalnya iklim,
cuaca, bencana alam, dll.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Mengenai Dinamika Populasi :
1. Angka kelahiran dan kematian.
2. Adanya migrasi.
3. Struktur umur.
Produktifitas adalah gambaran yang menunjukkan pertumbuhan suatu populasi
pada tempat tertentu pada jangka waktu yang tertentu pula.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang menempati suatu wilayah tertentu.
Nama komunitas biasanya diberikan kepada populasi yang dominan, mencolok dan
mudah diamati dari luar. Didalam komunitas terdapat interaksi antar populasi. Sifat
interaksi antar populasi tersebut berupa :
1.
2.
3.
4.
5.

Simbiosis mutualisme
Simbiosis parasitisme
Simboisis komensalisme
Predator mangsa
Persaingan

Macam komunitas secara garis besar dapat dibagi menjadi:


1. Komunitas akuatik
Komunitas ini misalnya terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di
kolam.

2. Komunitas Terestrial
Yaitu sekelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di padang rumput, di
padang pasir, di haalaman kantor, di halaman sekolah, di kebun raya, dll.
Ekosistem adalah tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan
ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan lingkungan
hidupnya yang merupakan komponen abiotik.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Komponen ekosistem ada dua yaitu komponen abiotik dan
komponen biotik.
1.

Komponen

abiotik

atau

komponen

tak

hidup

meliputi

udara

(nitrogen,oksigen,karbon dioksida,angin,kelembapan), suhu, air, mineral,


cahaya, keasaman dan salinitas.
a. Udara
Udara
di

atmosfer

nitrogen(N2,78%),Oksigen(O2,21%),karbon

tersusun

atas

dioksida(CO2,0,03%)

dan

gas lainnya. Gas nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer


bumi.
b. Air
Sekitarnya 80-90% tubuh makhluk hidup tersusun atas air.

Zat ini

digunakan sebagai pelarut didalam sitoplasma,untuk menjaga tekanan


osmosis sel dan mencegah dari kekeringan.
c. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang(S), fosfat(P),
kalium(K), kalsium(Ca), magnesium(Mg), besi(Fe), natrium(Na),dan
khlor(Cl). Mineral tersebut diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang
larut di dalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya
metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh.
d. Cahaya
Cahaya
matahari
digunakan
tumbuhan

untuk

melakukan

fotosintesis,tumbuhan tidak dapat hidup tanpa cahaya matahari. Makhluk


hidup lain tidak dapat menangkap cahaya untuk keperluan metabolisme
tubuhnya. Matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup di
bumi.
e. Suhu
Makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 0C40C,hanya makhluk hidup tertentu yang dapat hidup dibawah 0C atau di
atas 40C.
f. Keasaman(PH)

Keasaman berpengaruh terhadap makhluk hidup,biasanya makhluk hidup


memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Makhluk hidup tidak
dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa.
g. Kadar Garam (Salinitas)
Jika kadar garam tinggi,sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya
akan mematikan tumbuhan itu. Di daerah yang berkadar garam tinggi
hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya ,pohon bakau di pantai yang
2.

tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.


Komponen biotik atau komponen hidup terdiri dari produser,konsumer dan
dekomposer(pengurai)
a. Produser
Semua organisme berhijau daun(berklorofil) tergolong produser. Produser
meliputi

organisme

bersel

satu

seperti

ganggang,tumbuhan

lumut,tumbuhan paku,dan tumbuhan biji. Produser mampu mengubah zat


anorganik menjadi zat organik dengan pertolongan cahaya. Zat anorganik
yang diperlukan adalah CO2 dan H2O,yang akan diubah menjadi zat
organik yaitu gula(C6H12O6) yang diubah menjadi amilum(pati).
Organisme yang mampu menyusun zat organik disebut hidup secara
autotrof,produser dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup
lain.
b. Konsumer
Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan
bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan
untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan, dan tumbuhan
tak berklorofil merupakan konsumen karena tidak dapat mengubah bahan
anorganik menjadi bahan organik sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan
tak berklorofil disebut konsumen.
Konsumen dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut:
Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan
konsumen yang memakan tumbuhan secara langsung, misalnya,
hewan pemakan tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat,

belalang, tikus, sapi, kerbau, kambing, dan kuda.


Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan
konsumen yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya,
burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah

hewan pemakan daging (karnivora).


Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung elang

pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan

ulat.
Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan
konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia
sebagai pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada

tingkatan konsumen.
c. Dekomposer(pengurai)
Mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh makhluk hidup lain
yang mati atau sampah-sampah. Makhluk hidup yang tergolong pengurai
adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami
pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Zat-zat
makanan yang berupa zat organik yang terkandung didalamnya akan
terurai menjadi gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
mineral yang meresap ke dalam tanah.
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Kata ekologi
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti habitat atau tempat tinggal, dan
logos yang berarti ilmu atau kajian. Secara umum ekologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari interaksi anatara makhluk hidup dengan lingkungannya.
B. Level dalam Ekologi
Ekologi dikaitkan hanya dengan 6 (enam) level organisasi, yaitu: organisme
(individu), populasi, komunitas, ekosistem (ecology system ), sosio-ekosistem dan
ekosfer atau biosfer
1. Organisme (individu) adalah Kesatuan genetik yang sama.
Dalam setiap pernyataan suatu kejadian menurut sistem biologi dan ekologi,
organisme (bahasa Yunani: organon yang berarti alat) adalah kumpulan
molekul-molekul yang saling memengaruhi sedemikian sehingga berfungsi
secara stabil dan memiliki sifat hidup.
Istilah organisme kompleks mengacu pada organisme yang memiliki lebih dari
satu sel. nama lainya yang sering disebut selain organisme adalah makhluk
hidup Organisme terdiri dari manusia ,tumbuhan, hewan, serta mikro
organisme.
Ciri-ciri yang umum didapati pada banyak organisme adalah sebagai berikut:
Memerlukan nutrisi/makanan
Bernafas
Bergerak
Tumbuh
Berkembang biak
Peka terhadap rangsang
Beradaptasi, serta terdapat susunan kimia
Mengeluarkan zat sisa

Namun, ciri-ciri tersebut tidaklah universal. Mikroorganisme seperti misalnya


bakteri tidaklah bernapas, namun menggunakan jalur kimiawi lain. Banyak
organisme yang tidak mampu bergerak secara independen dan banyak organisme
tidak dapat
Virus tidak digolongkan sebagai organisme secara umum sebab virus tidak dapat
berkembang biak maupun melakukan metabolisme secara independen.
Meskipun memiliki enzim dan molekul-molekul yang menjadi ciri organisme
hidup, virus tidak mampu bertahan hidup di luar sel inangnya, dan sebagian
besar proses metabolisme virus membutuhkan inang beserta perlengkapan
genetikanya.
2. Populasi
Populasi adalah kelompok individu yang sejenis, yang dapat mengadakan
interbreeding dan menempati area tertentu, pada waktu tertentu. Populasi adalah
sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat
yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan
memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu
spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja
melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai
sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu
anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian
utama dalam kajian genetika populasi.
Kepadatan populasi adalah hubungan antara jumlah penduduk per satuan luas
atau volume ruang yang ditempati pada waktu tertentu.
1. Kepadatan populasi dan indeks jumlah relatif
Kepadatan populasi ialah besarnya populasi dalam hubungannya dengan
suatu unit atau satuan ruangan. Perlu diingat bahwa perhitungan jumlah
terlalu mementingkan arti organisme kecil, sedangkan biomassa terlalu
membesarkan arti organisme besar, sedangkan komponen arus energi
memberikan indeks yang lebih baik untuk membandingkan populasi mana
saja dalam ekosistem.
2. Konsep Dasar Laju (Vates)
Konsep Rate (tingkat perubahan), dimaksudkan sebagai ukuran
u/perubahan populasi, yaitu: hasil bagi antara besaran perubahan populasi
dengan periode waktu selama perubahan itu terjadi.
3. Natalitas (angka kelahiran)
Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kepadatan populasi
adalah natalitas, yaitu produksi individu-individu baru di dalam populasi

melalui kelahiran, haching, germinasi atau pembelahan. Fekunditas: kondisi


fisiologis yang mengacu pada kapasitas reproduksi organism. Fertilitas :
konsep ekologi yang didasarkan pada kemampuan organisme menghasilkan
anak pada periode tertentu
4. Mortalitas
Mortalitas adalah jumlah individu dalam populasi yang mati selama periode
waktu tertentu.
5. Penyebaran umur populasi
Individu di dalam populasi mencakup berbagai tingkat umur yaitu
prereproduktif, reproduktif dan postreproduktif. Proporsi individu dalam
setiap kelompok umur disebut distribusi umur. Keadaan distribusi umur
berpengaruh terhadap tingkat kematian dan kelahiran. Rasio dari kelompokkelompok umur dari populasi menentukan status reproduktif yang sedang
berlangsung dari populasi tersebut, sehingga menentukan pertumbuhan
populasi untuk waktu berikutnya. Dari distribusi umur dapat diramalkan
tingkat kelahiran dan kematian sehingga dapat diperkirakan keadaan
populasi masa yang akan datang, karena distribusi umur sangat besar
pengaruhnya perhadap pertumbuhan populasi dan dinamika populasi.
a. Populasi yang berkembang dengan cepat, sebagian besar individu muda,
b. Populasi stasioner memiliki pembagian kelas umur lebih merata,
c. Populasi menurun, sebagian besar individunya berusia tua.
Ada dua hal yang memengaruhi perubahan kepadatan populasi suatu organisme
pada suatu daerah/tempat, yaitu:
a. Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir atau datang dari
tempat lain.
b. Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang ada mengalami kematian
atau pergi ke tempat lain.
Apabila luas daerah tetap, jumlah penduduk yang datang lebih banyak dari yang
pergi serta jumlah penduduk yang lahir lebih banyak dari yang mati, maka
dikatakan kepadatan populasi meningkat.
Bila penduduk yang pergi lebih banyak dari yang datang, dan yang mati lebih
banyak dari yang lahir, maka kepadatan populasinya dikatakan menurun.
Kepadatan populasi dipengaruhi oleh:
a. Kematian (mortalitas)
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali
satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian
per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti
pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda

dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki


penyakit selama periode waktu tertentu.
Sepuluh negara dengan tingkat mortalitas terbesar adalah:
1. Angola 192.50
2. Afganistan 165.96
3. Sierra Leone 145.24
4. Mozambik 137.08
5. Liberia 295.00
6. Niger 122.66
7. Somalia 118.52
8. Mali 117.99
9. Tajikistan 112.10
10. Guinea-Bissau 108.72
b. Kelahiran (natalitas)
Dalam pengertian demografi, natalitas (fertilitas) adalah kemampuan wanita
untuk melahirkan, yang mencerminkan jumlah bayi yang dilahirkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya natalitas pada suatu Negara :
Kepercayaan dan agama
Tingkat pendidikan
Kondisi ekonomi
Kebijakan pemerintah
Adat istiadat dalam masyarakat
Struktur penduduk
Kesehatan
Angka kelahiran atau sering disebut dengan Natalitas diartikan sebagai
jumlah kelahiran hidup untuk setiap 1000 penduduk dalam waktu 1 tahun ,
juga disebut angka kelahiran kasar, dengan kriteria sebagai berikut :

diatas 30 berarti angka kelahirannya tinggi


antara 20 30 berarti angka kelahirannya sedang
Dibawah 20 berarti angka kelahirannya rendah

Faktor-faktor yang menambah jumlah kelahiran/Pro natalitas


Nikah usia muda
Pergaulan bebas
Derasnya arus informasi
Lemahnya iman
Kurangnya kesadaran ber-KB
Faktor yang menghambat jumlah kelahiran/ anti natalitas
menunda nikah
Pantang nikah
Penyakit
KB
c. Perpindahan (migrasi)
Migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif
(migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan

kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari
suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung
sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan
desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual,
melainkan penghasilah yang diharapkan (expected income). Kerangka
Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai
migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para
migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja
yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih
salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan.
Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar
kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa,
angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk
mendapatkan pekerjaan dikota.
3. Komunitas
Komunitas adalah kelompok organisme yang terdiri atas sejumlah jenis yang
berbeda, yang secara bersama-sama menempati habitat atau area yang sama,
dan terjadi interaksi melalui hubungan trofik dan spatial.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran
dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin
communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari
communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".[1]
Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
a. Berdasarkan Lokasi atau Tempat
Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat di
mana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
Dan saling mengenal satu sama lain sehingga tercipta interaksi dan
memberikan konstribusi bagi lingkungannya.
b. Berdasarkan Minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai
ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku, ras,
hobi maupun berdasarkan kelainan seksual. Komunitas berdasarkan
minat memiliki jumlah terbesar karena melingkupi berbagai aspek,
contoh komunitas pecinta animasi dapat berpartisipasi diberbagai

kegiatan

yang

berkaitan

dengan

animasi,

seperti

menggambar,

mengkoleksi action figure maupun film.


c. Berdasarkan Komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu
sendiri.
4. Ekosistem adalah komunitas alami yang berinteraksi satu sama lain, dengan
faktor fisik dan kemis seperti energi matahari, temperatur udara, angin,
kelembaban udara, air, tanah, dan sebagainya. Ekosistem juga didefinisikan
sebagai unit fungsional yang meliputi komponen biotik (tumbuhan, hewan, dan
manusia) dan komponen abiotik (lingkungan fisiko-kemis) dari area spesifik.
Oleh karena itu, untuk menyebutkan suatu ekosistem harus disebutkan juga area
spesifiknya. Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk
dikarenakan hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat juga dikatakan sebagai
suatu tatanan kesatuan secara utuh serta menyeluruh antara unsur lingkungan
hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan
hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber dari semua
energi yang ada dalam ekosistem.
Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara
bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut akan beradaptasi
dengan lingkungan fisik dan sebaliknya organisme juga dapat memengaruhi
lingkungan fisik yang digunakan untuk keperluan hidup. Kehadiran suatu
spesies dalam suatu ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber
daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang
masih dapat ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum
toleransi. Berikut komponen pembentuk ekosistem dan tipe-tipe ekosistem.
Komponen pembentuk ekosistem antara lain :
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia
yang medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik
memiliki beragam variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik
berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, antara lain:
a. Suhu

Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas


akan membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur
dalam tubuh.
b. Air
Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme.
Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap
ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.
c. Garam
Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam
organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial
mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan
kandungan garam yang tinggi.
d. Cahaya matahari
Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi
proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang
terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar
permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun,
intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat
peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan
tumbuhan tertekan.
e. Tanah dan batu
Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,,
komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme
yang berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah.
f. Iklim
Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta
dalam jangka waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global,
lokal, dan regional. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu
daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.

Biotik
Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme.
Komponen biotik merupakan suatu komponen yang menyusun
ekosistem selain komponen abiotik. Berdasarkan peran dan fungsinya,
makhluk hidup sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu heterotrof atau
konsumen dan dekomposer atau pengurai :
a. Heterotrof / konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan
dari bahan-bahan organik yang telah disediakan oleh organisme
lain sebagai sumber makanannya. Komponen heterotrof disebut
konsumen makro atau fagotrof karena makanan yang dimakan

berukuran kecil. Yang tergolong golongan heterotrof adalah


manusia, hewan, mikroba, dan jamur.
b. Pengurai / decomposer
Pengurai atau dekomposer merupakan

organisme

yang

menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari organisme


yang telah mati. Pengurai disebut konsumen makro atau sapotrof.
Hal ini karena makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran
yang lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
dari penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana
yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong
golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan jamur.
Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
c. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan
d. Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan organik sebagai
penerima elektron atau oksidan
e. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang sudah
teroksidasi juga sebagai penerima elektron. Komponen tersebut
berada di suatu tempat serta berinteraksi membentuk kesatuan

ekosistem yang teratur.


Akuatik (air)
a. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu yang
tidak menyolok, penetrasi cahaya yang kurang, serta terpengaruh
oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak pada
ekosistem air tawar adalah jenis ganggang, sedangkan tumbuhan
yang lainnya adalah tumbuhan biji.
b. Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi
dengan ion CI- dapat mencapai 55% terutama pada daerah laut
tropik, hal ini karena disana memiliki suhu yang tinggi dan
penguapan yang sangat besar. Pada daerah tropik, suhu laut dapat
berkisar 25 C. Terjadinya perbedaan suhu bagian atas dengan
bagian bawah tinggi dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang
disebut dengan termoklin.
c. Ekosistem estuary
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air
laut. Estuari sering dipagari dengan lempengan lumpur intertidal
yang cukup luas. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang
sangat tinggi serta memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan

yang dapat hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,


fitoplankton, dan ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing,
ikan, kerang, dan kepiting.
d. Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh
pada gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae memiliki
kemampuan untuk dapat tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin.
e. Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah. Air
sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit kandungan sedimen.
Aliran air dan gelombang secara konstan dapat memberikan oksigen
pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh beberapa hewan seperti
gurame, kura-kura, dan sebagainya.
f. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat
pantai. Efisiensi ekosistem terumbu karang sangat tinggi. Hewanhewan yang hidup pada karang memakan organisme mikroskopis
serta sisa organik lain. Kehadiran terumbu karang yang berada di
dekat pantai membuat pantai dapat memiliki pasir putih.
g. Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai
lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut serta ikan laut yang
mampu untuk dapat mengeluarkan cahaya.
h. Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhan yang
dapat berbunga di lingkungan laut. Tumbuhan tersebut dapat hidup
pada perairan pantai dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai
tunas berdaun yang tegak serta tangkai-tangkai yang merayap untuk
berbiak. Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamun banyak

dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.


Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan
temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial atau ekosistem darat
dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat berperan penting
untuk menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada
tempat tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat berbagai
gangguan misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan
sebagainya.

a. Hutan hujan tropis


Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik. Hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan 200-225 cm per tahun.
Spesies pepohonan relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda
tergantung letak geografisnya. Dalam hutan hujan tropis terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung
hantu.
b. Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki
curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi temperatur serta
kelembaban masih tergantung terhadap musim. Hewan yang hidup
di sabana antara lain serangga serta mamalia seperti zebra, hyena,
dan singa.
c. Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan
sekitar 25-30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur,
porositas atau peresapan air yang tinggi, dan drainase aliran air yang
cepat. Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri atas
tumbuhan terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala,
anjing liar, zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.
d. Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang
rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan
rendah sekitar 25 cm/tahun. Perbedaan suhu yang terjadi antara
siang dan malam sangat besar. Dijumpai pula tumbuhan menahun
berdaun seperti kaktus atau tak berdaun dan memiliki akar yang
cukup panjang serta mempunyai jaringan yang dapat menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun seperti ular, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lainnya.
e. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4
musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun.
Jenis pohon dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu
rapat. Hewan yang terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain
rusa, rubah, beruang, dan rakun.
f. Taiga

Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah


tropik. Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah.
Hutan taiga seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang
hidup di taiga antara lain moose, beruang hitam, dan burung-burung
yang bermigrasi ke selatan pada saat musim gugur.
g. Tundra
Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran
kutub utara serta terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan
pada ekosistem tundra yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
h. Karst (batu gamping /gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada
wilayah Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri tanahnya kurang subur

untuk pertanian, mudah longsor, sensitif terhadapt erosi.


Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:


a. Bendungan
b. Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
c. Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
d. Sawah irigasi
e. Perkebunan sawit
5. Sosio-Ekosistem adalah lingkungan masyarakat; tingkat organisasi yang lebih
tinggi dalam ekosistem
6. Ekosfer/biosfer adalah bagian bumi tempat semua organisme hidup berada dan
berinteraksi; atau bagian bumi dan atmosfer yang dapat menunjang kehidupan
organisme. Ekosfer terdiri atas: atmosfer (udara), hidrosfer (perairan/ lautan),
dan lithosfer (daratan/ tanah)
C. Greenhouse Effect
Keadaan suhu di bumi sekarang ini semakin hari semakin panas kita rasakan.
Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak menentu membuat kehidupan di muka
bumi ini terancam. Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta
pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab makin panasnya suhu
bumi karena tidak seimbangnya kadar karbon dioksida di udara dengan polusi
yang ditimbulkan oleh msin-mesin industri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain.
Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia khususnya di
Eropa terus meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian

lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun


juga gencar dilaksanakan.
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars,
Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).
Yang belakangan ini diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh
ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi,
10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34%
dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas,
23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk
perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak
diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman
dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari
permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di
atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam skala yang lebih kecil hal yang sama juga terjadi di dalam rumah
kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca.
Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar
inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca
menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang
disebut efek rumah kaca atau green house effect. Gas-gas yang berfungsi
bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau green house gases.

Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya
meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-

macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi


terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara
normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet. Uap air
atmosfer dan gas metana dari pembusukan mengabsorpsikan sebagian besar
inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga
dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer.
Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar
yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin. Sinar
dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorpsikan oleh karbon
dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan
meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat
sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang
berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan
bumi akan meningkat. Keadaan inilah yang disebut pengaruh rumah kaca.
Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari pencemaran udara berbentuk
gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca. Karbon dioksida mempunyai sifat
menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar inframerah sehingga temperatur
udara menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila kadar yang lebih ini merata di
seluruh permukaan bumi, temperatur udara rata-rata di seluruh permukaan bumi
akan sedikit naik, dan ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub
dan di puncak-puncak pegunungan, sehingga permukaan air laut naik.
Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas
matahari. Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan
kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen,
dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan.
Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di
atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi
inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi
inframerah ini akan tertahan oleh karbon dioksida dan uap air di atmosfer. Hanya
sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa
permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan
semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.

Sedangkan proses secara singkatnya yaitu ketika sinar radiasi matahari


menembus kaca sebagai gelombang pendek sehingga panasnya diserapa oleh bumi
dan tanaman yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Untuk selanjutnya, panas
tersebut di radiasikan kembali namun dengan panjang gelombang yang
panjang(panjang geklombang berbanding dengan energi) sehingga sinar radiasi
tersebut tidak dapat menembus kaca. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu yang di luar rumah kaca.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya
hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu
air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata
1-5C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5C sekitar tahun 2030.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini
akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan
bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan
laut untuk mengabsorpsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami: 25%
dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45%
diabsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca

diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur
dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon
(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek
rumah kaca.
Banyak hal gampang yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah
kaca yang menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu
dan peralatan elektronik saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk
bayar listrik, juga mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin
memanggil tukang servis AC. Carpooling atau berangkat bareng teman atau
keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga
menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastik
adalah bahan yang sulit untuk diuraikan. Kalau dibakar, plastik akan menjadi zat
racun atau polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh
plastik itu hanya menjadi sampah. Coba deh pakai tas karton atau tas kanvas.
D. Contoh Kasus Lingkungan Hidup di Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memaparkan kasus-kasus
lingkungan yang mereka tangani periode 2014-2015, di Jakarta Kamis,(2/7/15).
Kasus lingkungan termasuk extra ordinary crime. Dampak besar. Merugikan
negara. Belum lagi ancaman keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup, kata
Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK).
Roy, sapaan akrabnya, menyebut banyak kasus sudah dituntut di pengadilan
oleh KLHK tetapi hukuman sangat ringan. Dia berharap, persidangan yang sedang
berlangsung, bisa memberikan vonis hukum yang memberikan efek jera. Salah
satu persidangan sedang berlangsung, katanya, kasus kebakaran lahan di Ogan
Komering Ilir, Sumatera Selatan oleh PT Bumi Mekar Hijau (BMH). Kerugian
negara sampai Rp7 triliun, katanya.
KLHK, memasukkan berkas gugatan perdata kepada BMH di PN Palembang,
3 Februari 2015. Kini, agenda persidangan mendengarkan keterangan saksi fakta.

Kerusakan lingkungan akibat pembakaran hutan dan lahan 20.000 hektar Rp2,6
triliun, dan biaya pemulihan Rp5,2 triliun. Sidang ini jadi salah satu perhatian
kami. Kalau menang, kita bisa selamatkan uang negara Rp7 triliun, kata Jasmin
Ragil Utomo, Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan.
BMH, anak usaha Asia Pulp and Paper (APP), memiliki izin HTI 250.370
hektar di Ogan Komering Ilir, Sumsel. Berdasarkan data hotspot Walhi Sumsel dari
satelit Terra dan Aqua selama Agustus-16 September 2014, dari 1.173 hotspot, 169
di perkebunan dan 531 titik terbanyak di HTI, terbanyak di konsesi BMH. KLHK,
kata Ragil, sedang menangani 10 kasus melalui sengketa pengadilan. Sebagian
besar kasus kebakaran lahan.
Ada juga kasus kebakaran hutan dan lahan 1.000 hektar oleh PT Jatim Jaya
Perkasa di Simpang Damar, Desa Sei Majo, Rokan Hilir. Kerugian dan biaya
pemulihan harus diganti JJP hampir Rp500 miliar.
Selain gugatan perdata, sidang pidana JJP sedang berlangsung di PN Rokan
Hilir. Kosman Vitoni Immanuel Siboro, Asisten Kepala Kebun II PT JJP dituntut
lima tahun penjara dan denda Rp5 miliar oleh Kejaksaan Negeri Rokan Hilir.
Jikalahari, organisasi lingkungan di Riau, bersama Riau Corruption Trial
mengkhawatirkan perkara pidana JJP karena terdakwa Kosman diadlili majelis
hakim yang tidak bersertifikat lingkungan.
Pengaduan kasus
Selama setahun terakhir, kata Direktur Penanganan, Pengaduan, Pengawasan
dan Sanksi Administrasi, Kemal Amas, ada 134 pengaduan diterima. Pengaduan
kehutanan 173 kasus, terdiri dari konflik tenurial dan inkuiri masyarakat adat.
Sedangkan lingkungan hidup 132 kasus, terdiri dari pertambangan, agroindustri,
dan manufaktur.
Istanto, Direktur Pencegahan dan Pengembangan Hutan melaporkan,
kejahatan kehutanan yang ditangani KLHK selama 2014-2015. Ada illegal logging
59 kasus, perambahan 20, penanganan terkait tumbuhan dan satwa liar 27,
politically exposed timber industries dua, dan kebakaran lima kasus.
Kita sedang menangani 90 kasus pidana kehutanan dengan persentase
keberhasilan 50%, katanya. Dari 90 kasus, 45 masih tahap penyelidikan,
penyidikan, serta melengkapi berkas yang kurang untuk naik ke persidangan.
Sebanyak 31 kasus P.21, enam proses persidangan, dan delapan kasus vonis.

Kepala BKSDA Sulawesi Utara, Sudiyono, memaparkan, kasus perburuan


satwa dilindungi yang berhasil ditangani. Pelaku perburuan monyet hitam Sulawesi
atau yaki, vonis satu tahun dan denda Rp40 juta.
Masih terkait pidana kehutanan. Kasus Riau dan Cibinong juga menjadi
perhatian kementerian ini. PN Cibinong mengadili dua pelaku pendudukan kawasan
hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Pelaku membangun villa 143
unit, kata Tri Siswo Rahardjo, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun
Salak.
Di Riau, kasus perburuan gading gajah menjadi perhatian khusus. Kemal
Amas, mantan Kepala BKSDA Riau menyebutkan, pembunuhan empat gajah
Sumatera di Riau menimbulkan kerugian negara Rp1,2 miliar. Ketujuh tersangka
perburuan gading gajah menjalani persidangan di PN Bengkalis.
Yunus, Direktur Penegakan Hukum Pidana, melaporkan penanganan kasus
kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.
Selama 2012-2014, ada 14 kasus karhutla kami tangani. Tiga kasus sampai
ke tahap P.21 (berkas perkara lengkap), masing-masing karhutla, perusahaan tak
memiliki izin, dan illegal logging. Itu kasus di Riau, katanya.
Sebenarnya, katanya, ada 54 kasus perusahaan terlibat illegal logging dan
kebakaran hutan. Hanya tiga berhasil kita usut sampai ke pengadilan. Kami
terkendala luasan lahan perusahaan yang besar, sementara tenaga amat kurang.
Saksi dan alat bukti sulit ditemui karena saat itu kebakaran serentak dimana-mana.
Dengan beragam kasus yang ditangani, kata Roy, KLHK serius menangani.
Mereka punya perangkat kerja mumpuni. Balai BKSDA 27 unit, balai taman
nasional 50 unit, SPORC 11 brigade. Belum lagi sumber daya manusia. Polhut
8.105 orang, PPLH 152 orang, PPLHD 973 orang, PPNS LH 416 orang, PPNS
Kehutanan 1.043 orang, SPORC 764 orang. Kelihatannya banyak. Tapi ingat,
mereka harus bekerja mengamankan hutan seluas 120 juta hektar dan menjadi
pelindung masyarakat. Ini tidak mudah.
Untuk itu, katanya, ke depan KLHK berencana membuat unit kerja yang
menangani penegakan hukum di daerah. Jadi nanti kita punya tangan sampai ke
bawah.
E. Contoh Kasus Lingkungan Hidup di Dunia
Kasus Smog Los Angeles : tahun 1950 an, los angeles mengalami smog, yakni
asap yang menebal yang menyerupai kabut menyebabkan timbulnya berbagai
macam penyakit misterius seperti yang menyerang ayam, sapi, dan domba mati.

Keadaan inilah yang mengilhami terbitnya buku The Silent Spring (Musim Semi
Yang Sunyi). Oleh Rachel Carson, 1962 yang menggambarkan betapa para petani
berbicara tentang banyaknya penyakit dalam keluarganya, para dokter menyaksikan
penyakit baru yang muncul pada pasiennya, dll.
Kasus minamata Jepang (diulas secara mendalam oleh Harada Masazumi,
tragedi minamata, 2005), yaitu timbulnya penyakit baru di teluk minamata
Jepang, laporan 1955 dan 1956, yang menyerang manusia dan hewan, seperti tulang
penderita menjadi rapuh. Yang kemudian (1968) diketahui, ternyata penyebab
dari limbah industri, termasuk pupuk pertanian.
Global : salah satu masalah lingkungan hidup secara global yang dapat
mengancam keidupan umat manusia adalah pemanasan global, yaitu naiknya
intensitas efek rumah (Greenhouse Effect) yang disebabkan meningkatnya gas
(CO2) dalam atmosfir (astmosphere) selimut bahan, gas berupa udara, yakni bahan
udara di sekeliling bumi (yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan
biosphere dan ecosphere yang dapat menunjang kehidupan) yang juga disebut
gas rumah kaca (GRK). Dampak rumah kaca ini pada prinsipnya diakibatkan
pembakaran dalam berbagai kegiatan manusia (pabrik, transportasi, dll). Catatan :
secara filosofis, sumber masalah lingkungan (al) : tidak tahu, tidak mampu, dan
tidak peduli untuk mencegah/mengatasinya
Negara maju dan negara miskin : meskipun secara ekologis bumi ini dipandang
sebagai suatu ekosistem besar, namu adanya perbedaan karakteristik negarabangsa-bangsa antara negara maju dengan negara berkembang membawa pula
karakteristik pada masalah lingkungan hidup yang dihadapi masing-masing negara
yang bersangkutan. Negara maju : masalah lingkungan hidup yang dominan
dihadapi/negara-negara maju adalah pencemaran lingkungan hidupa pada SDA
tanah, air dan udara akibat kemajuan industri (dalam arti luas). Masalah lingkungan
hidup yang dihadapi pada dunia/negara-negara berkembang didominasi oleh
perusakan lingkungan hidup terutama pada lahan, hutan dsb. Serta pencemaran
lingkungan dari limbah domestik (rendah biaya dan iptek). Jadi kemajuan dan
keterbelakangan sama-sama menimbulkan LH, meskipun dengan sumber penyebab
dan karakteristik yang berbeda
Selain akibat perbuatan manusia, masalah lingkungan hidup juga dapat terjadi
karena alam yang juga besar akibatnya pada kehidupan manusia (sosiosistem).
Letusan gunung api, gempa bumi dan Tsunami (gelombang) pasang merupak
bagian dari peristiwa alam yang membawa masalah lingkungan hidup bahkan
kemusnahan. Letusan gunung tambora 1816, mengakibatkan 90.000 orang

meninggal; Tsunami NTT 1994, bahorok sumatera utara 2003, dan gempa tsunami
aceh/thailand/srilangka 2004 yang menyebabkan ratusan ribu jiwa meninggal,
gempa bumi DIY dan beberapa daerah selatan jawa 27 mei 2006, dll. Merupakan
sebagian kecil dari begitu banyak peristiwa alam yang membawa malapetaka bagi
kehidupan manusia. Semburan/banjir, Lumpur panas sidoarjo jatim akhir 2005sekarang juga didominasi oleh faktor alam, meskipun terjadinya dengan campur
tangan manusia.
Banjir yang sering terjadi akhir-akhir ini dan sangat merugikan kehidupan
manusia (desa-kota). Banjir bandang yang melanda DKI Jakarta, tahun 2002 dan
masih terus berlangsung, dan beberapa daerah lainnya (depok, bandung, samarinda,
dll) merupakan bagian kecil dari fenomena ini. Sepintas adalah peristiwa alam
tetapi sesungguhnya merupakan perpaduan dari (akumulasi) antara pengaruh
aktivitas manusia dengan peristiwa alam, baik pada negara maju maupun pada
negara berkembang/miskin. Penimbunan atau bangunan pada situs kantong-kantong
resapan air di daerah kota, dan semakin berkurangnya hutan secara kuantitas dan
kualitas akibat kegiatan dari manusia, merupakan faktor penyebab fenomena ini.

Anda mungkin juga menyukai