Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

MEMBUAT LARUTAN DARI ZAT PADAT DAN ZAT CAIR

DISUSUN OLEH:

NAMA

: SHINTA MAHAPUTRI HAKIM

NIM

: 06111281621059

KELOMPOK

:6

PROGRAM STUDI

: FKIP FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

I.

Nomor Percobaan

: 02

II.

Judul Percobaan

: Membuat Larutan dari Zat Padat dan Zat Cair

III.

Tujuan Percobaan

: Terampil membuat larutan dari Zat Padat dan zat cair

IV.

Dasar Teori
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

terdispersi baik sebagai molekul, ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan
dapat berupa gas, cairan, ataupun padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sedikit solute dan relatif lebih besar terhadap zat pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang menganfung sebagian besar solute dan solvent yang tidak terlalu banyak. Solute
adalah zat terlarut, sedangkan solvent adalah zat yang dilarutkan (Baroroh 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah zat yang berwujud cair
misalnya air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform,
benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan
(Gunawan, 2004)
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena gas
bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia
merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkangas, cairan atau padatan falam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen tersistribusi tak
beratur dan pada atom atau molejul dari komponen lainnya (Syakri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat pada temperatur tertentu disebut larutan
jenuh. Sebelum mencapai titik kejenuhan larutan tidak jenuh.
Kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak
daripada terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan demikian
disebut larutan lewat jenuh
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat
zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung

banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua
komponen yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Molaritas
Komsentrasi adalam jumlah zat terlarut yang hadir terhadap jumlah pelarut tertentu
atau terhadap jumlah pelarut tertentu atau terhadap jumlah larutan tertentu. Molaritas adalah
jumlah mol terlarut setiap liter larutan.
Molaritas = n
v
n menunjukkan jumlah mol zat terlarut, v menunjukkan larutan dalam liter. Jika yang
diketahui bukan mol melainkan gram zat terlarut, maka diungkapkan dengan persamaan:
Molaritas =

massa x 1000
Mr
V(ml)

Pengenceran
Seringkali larutan dibuat dan disimpan di laboratorium dengan konsentrasi yang
tinggi sebagai larutan stok. Hal ini akan lebih menghemat waktu ketimbang harus selalu
membuat larutan setiap praktikum. Larutan stok ini nantinya tinggal diambil sedikit, yang
kemudian diencerkan sehingga konsentrasinya menjadi lebih kecil sesuai dengan kebutuhan.
Maka dari itu kita harus mengetahui cara mengencerkan larutan.
Ketika dilakukan pengenceran, sebenarnya jumlah mol zat terlarut tidaklah berubah,
yang berubah hanyalah volumenya saja. Maka berlaku persamaan sebagai berikut:
nsebelum pengenceran = nsesudah pengenceran
dan berdasarkan rumus molaritas sebelumnya, dimana n =M.V, maka:
n1 = n2
M1 V1 = M2 V2
Dimana M1 adalah konsentrasi awal sebelum pengenceran dan M2 adalah kkonsentrasi larutan
sesudah pengenceran.
V.

Alat dan Bahan

Neraca analitik
Kaca Arloji/kertas saring

Gelas ukur
Batang pengaduk

Beaker glass
Pipet tetes
NaCl

Na2CO3
Aquades 50 ml

VI.

Prosedur percobaan
Hitung masing-masing berat zat padat sesuai dengan rumus kimia
Timbang dahulu kertas atau kaca arloji dengan neraca kemudian timbang berat zat

padat yang diperlukan (yang akan dibuat)


Untuk volume larutan yang sedikit, gunakan gelas kimia
Larutkan dengan menggunakan aquades sebanyak yang diperlukan dalam perhitungan
Setelah larut, larutan yang dibuat disimpan dalam botol yang bewarna gelap dan
diberi label untuk digunakan pada percobaan selanjutnya.

VII.

Hasil pengamatan

Berat kaca arloji 38 gram


Kelompok 6

Membuat larutan 0,1 M NaCl sebanyak 25 ml


Mr NaCl=58,5g/mol
0,1 M=massa x 1000

58,5
25ml
Massa= 0,1M x 58,5g/mol x 25ml

1000

= 0,1 gram

Membuat larutan 0,1 M Na2CO3 sebanyak 25 ml


Mr Na2CO3=106g/mol
0,1 M=massa x 1000

106 25ml
Massa= 0,1M x 106g/molx 25ml

1000

= 0,3 gram

Hasil pengamatan lain


Kelompok 1
Membuat Larutan 0,1 M AgNO3 sebanyak 25 ml
Mr AgNO3= 169,8g/mol
0,1 M= massa
x 1000

169,8g/mol
25ml
Massa= 0,1M x 169,8g/molx 25ml

1000

= 0,4 gram

Membuat larutan 0,1 M HCL sebanyak 25 ml dari 12,2M HCL


M1xV1=M2xV2
12,2M x V1=0,1M x 25ml
V1= 0,1M x 25ml

12,2M

=0,2ml

Kelompok 2
Membuat larutan 0,1M Al2NO3 sebanyak 25 ml
Mr Al2NO3= 375g/mol
0,1 M= massa
x 1000

375g/mol
25ml

Massa= 0,1M x 375g/molx 25ml

1000

= 0,9gram
Membuat larutan 0,1M Iodida sebanyak 25ml
Mr Iodida= 166g/mol
0,1 M= massa
x 1000

166g/mol
25ml
Massa= 0,1M x 166g/molx 25ml

1000

= 0,415 gram

Kelompok 3
Membuat larutan 0,1M HNO3 sebanyak 25ml dari 17M HNO3
M1xV1=M2xV2
17 M x V1=0,1M x 25ml
V1= 0,1M x 25ml

17M

=0,14ml
Volume aquades yang diperlukan: 25ml-0,14ml=25,86ml

Kelompok 4
Membuat larutan 0,1 M H3PO4 sebanyak 25ml dari 17,4M N3PO4
M1xV1=M2xV2
17,4M x V1=0,1M x 25ml
V1= 0,1M x 25ml

17,4M

=0,14ml
Volume aquades yang diperlukan: 25ml-0,14ml=25,86ml

Kelompok 5
Membuat larutan 0,1 M NaOH sebanyak 25 ml
Mr NaOH= 40g/mol
0,1 M=massa x 1000

40g/mol
25ml
Massa= 0,1M x 40g/molx 25ml

1000

= 0,1 gram

Membuat larutan KmnO4


Mr KmnO4=158,04g/mol
0,1 M=
massa
x 1000

158,04g/mol
25ml

Massa= 0,1M x 158,04g/molx 25ml

1000
Massa= 0,39 gram

VIII.

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami membuat larutan yang berasal dari zat padat dan

zat cair, cara pembuatannya tidak jauh berbeda, hanya perumusan yang dipakai pada saat
menentukan zat yang diperlukan.

Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan

jumlah liter (V) larutan. Dimana mol sama dengan jumlah zat yang terlarut (m) dibagi
dengan massa Atom relatif(Mr). Dari persamaan ini kita akan mendapatkan jumlah zat
terlarut yang kita inginkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Setelah mendapatkan
hasil zat yang diperlukan, dilakukan penimbangan terhadap kaca arloji pada necara
ohaus supaya dapat mempermudah kita dalam melakukan penimbangan zat yang akan
dibuat larutan. pada praktikum ini, kami mendapatkan berat kaca arloji sebesar 38
gram. Dalam hal ini, kita melakukan penimbangan zat (contoh NaCl) dengan
menambahkan

Zat

NaCl

yang

diperlukan

dengan

berat

kaca

arloji

(38gram+0,1gram=38,1gram). Artinya untuk mendapatkan 0,1 gram NaCl pada kaca


arloji, kita harus menimbang seberat 38,1 gram pada neraca ohaus.

Untuk mengukur aquades yang diperlukan pada zat cair

dilakukan dengan menggunakan perumusan pengenceran. Dalam hal ini konsentrasi


zat dikali volume larutan sebelum pengenceran sama dengan konsentrasi zat dikali
dengan volume larutan sesudah pengenceran. Sehingga volume aquades yang
diperlukan adalah hasil pengurangan dari volume larutan yang telah ditentukan
dengan volume zat yang diperlukan (sebelum pengenceran).

IX.

Kesimpulan
1. Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau
lebih. Cara membuat larutan yaitu mencampurkan zat pelarut dan zat terlarutnya.
2. Dalam membuat suatu larutan, yang harus diperhatikan adalah massa dan konsentrasi
zat terlarut, volume zat pelarut (air)
3. Untuk mendapatkan larutan NaCl 0,1M sebanyak 25ml diperlukan NaCl sebanyak
0,1 gram, dan untuk mendapatkan larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 25ml diperlukan
Na2CO3 sebanyak 0,3gram.

X.

Daftar Pustaka
Ms, Adip dkk. 2015. Strategi dan Kumpas Tuntas SKL. Solo: Genta Smart

Publisher
Gunawan, D, Mulyani, S., (2004), Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I,
Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Baroroh

2004

dalam

addari.blogspot.co.id/2011_10_01_archive.html)

(http://pribadi-

Anda mungkin juga menyukai