Anda di halaman 1dari 5

58

A. Pengamatan Angiogenesis pada MKA secara Mikroskopis (Histologis)


Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan menganalisis
preparat histologis MKA secara deskriptif. Pengamatan mikroskopis respon
angiogenik ini dilakukan untuk mendukung pengamatan makroskopis
sehingga dapat mengetahui lebih jelas perubahan-perubahan yang terjadi pada
pembuluh darah MKA akibat perlakuan senyawa uji dan membandingkannya
dengan gambaran histologis kelompok kontrol yang diberi paper disc, bFGF
serta pelarut PEG 400 dan PBS.
Dinding pembuluh darah utama atau proses vaskulogenesis jauh
lebih tebal daripada dinding pada pembuluh darah baru atau dinding
pembuluh darah dari proses angiogenesis. Selain itu pembuluh darah hasil
proses angiogenesis memiliki lumen yang lebih sempit dibandingkan dengan
pembuluh darah utama (Gambar 15). Berdasarkan pernyataan Ribatti et al.
(2003), pembuluh darah khususnya pembuluh darah kapiler memiliki lumen
yang sempit, terdistribusi pada sebagian besar MKA, dan jumlahnya akan
meningkat seiring dengan perkembangan embrio.
Hasil penelitian tentang pengamatan mikroskopis dari MKA
menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (Gambar 15) menunjukkan
bahwa kelompok kontrol bFGF terdapat banyak pembuluh darah berdinding
tipis, hal ini menandakan bahwa pembuluh darah tersebut merupakan
pembuluh darah baru dari proses angiogenesis (Gambar 15A). Berdasarkan
pengamatan mikroskopis juga dapat terlihat jumlah eritrosit pada pembuluh
darah utama lebih padat daripada eritrosit pada pembuluh darah baru. Selain
itu, diameter pembuluh darah baru lebih kecil dari pembuluh darah utama.

59

Pembuluh darah pada kelompok kontrol paper disc (Gambar 15B) dan
kontrol paper disc termuati PBS dan PEG 400 (Gambar 15C) memiliki
dinding yang tebal dengan eritrosit yang padat di dalamnya serta diameternya
lebih besar, hal ini menandakan bahwa kelompok kontrol paper disc dan
paper disc termuati PBS dan PEG 400 tidak banyak mengalami proses
angiogenesis.
M

C
M

M
M

Gambar 15. Pengamatan Mikroskopis (Histologis) Menggunakan Pewarnaan


Hematoksilin-Eosin
Kelompok kontrol dengan implantasi pada MKA menggunakan (A)
paper disc termuati bFGF, (B) paper disc, (C) paper disc termuati PEG &
PBS; Kelompok perlakuan dengan mplantasi pada MKA menggunakan
paper disc termuati bFGF dan ekstrak metanolik biji nangka sebanyak (D)
17,5 g/ml, (E) 26,25 g/ml, (F) 35 g/ml, (G) 43,75 g/ml, (H) 52,5
g/ml; (M) : mesenkim,
: pembuluh darah baru,
: pembuluh darah
utama; perbesaran objektif 40 kali

58

60

Dalam gambaran histologis juga dapat dilihat pola paralel pembuluh


darah baru yang terbentuk dari hasil angiogenesis. Kelompok bFGF memiliki
lebih banyak pola paralel pembuluh darah baru dibandingkan dengan
kelompok lain. Hal ini mengindikasikan bahwa pola paralel ini merupakan
gambaran histologis dari pola radial yang dihasilkan dari pertumbuhan
pembuluh darah angiogenik yang diamati secara makroskopis. Kelompok
kontrol lain tidak memiliki pola ini karena pertumbuhan pembuluh darah
tidak memiliki pola radial dan merupakan pertumbuhan yang normal.
Kelompok perlakuan juga terdapat struktur pembuluh darah baru dengan pola
paralel. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat efek bFGF pada
kelompok perlakuan.
Hasil pengamatan mikroskopis juga menunjukkan bahwa pembuluh
darah baru tetap berisi darah dengan eritrosit yang terlihat berwarna pink tua
pada pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Hal ini sesuai dengan penelitian
Deryugina & Quigley (2008) bahwa pembuluh darah angiogenik memiliki
eritrosit bernuklei yang terwarnai pink tua menggunakan Eosin. Densitas
eritrosit yang tinggi menuju ke sel endotel menunjukkan bahwa pembuluh
darah telah memiliki aktivitas yang fungsional karena fungsi eritrosit adalah
sebagai pembawa nutrien. Kelompok perlakuan (Gambar 15) menunjukkan
bahwa semakin tinggi dosis ekstrak metanolik biji nangka yang diberikan
untuk implantasi pada MKA, densitas/persebaran eritrosit pada pembuluh
darah baru tersebut tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi
ekstrak yang diberikan, angiogenesis yang terbentuk menjadi semakin tidak

61

fungsional. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi ekstrak yang diberikan
dapat menekan proses angiogenesis yang distimuli bFGF.

M
M

Gambar 16. Pengamatan Mikroskopis (Histologis) Menggunakan Pewarnaan


Mallory Acid Fuchsin
Kelompok kontrol dengan implantasi pada MKA menggunakan (A)
paper disc termuati bFGF, (B) paper disc, (C) paper disc termuati PEG &
PBS; Kelompok perlakuan dengan mplantasi pada MKA menggunakan
paper disc termuati bFGF dan ekstrak metanolik biji nangka sebanyak (D)
17,5 g/ml, (E) 26,25 g/ml, (F) 35 g/ml, (G) 43,75 g/ml, (H) 52,5
g/ml; (M) : mesenkim,
: pembuluh darah baru,
: pembuluh darah
utama; perbesaran objektif 40 kali

Ribatti et al. (2003) menyatakan bahwa meningkatnya jumlah


pembuluh darah baru juga disebabkan oleh banyaknya fibroblast pada
mesenkim intermediet. Berdasarkan pengamatan histologis preparat MKA
yang diwarnai menggunakan Mallory Acid Fuchsin (Gambar 16),
menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol bFGF, kepadatan sel pada

58

62

jaringan mesenkim lebih padat dibandingkan dengan kelompok kontrol paper


disc dan paper disc termuati PBS dan PEG 400. Kelompok perlakuan
menunjukkan bahwa semakin tinggi ekstrak, kepadatan sel pada jaringan
mesenkim semakin berkurang sehingga jumlah pembuluh darah baru dari
proses angiogenesis juga semakin sedikit.

Anda mungkin juga menyukai