Anda di halaman 1dari 3

RSCM

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional


Dr. Cipto Mangunkusumo

PELAYANAN PENANGANAN
POSTERIOR INTEROSSEUS NERVE
Nomor Dokumen:

No. Revisi :
00

Halaman :
1/2

No. Dokumen Unit:


029/H2.F1.D/DEPT-MEDIK.ORTHOTRAUMA/SPO/HAND/2013

Disiapkan oleh :
Nama

dr. Wahyu Widodo, SpOT

Jabatan

Kepala Departemen Medik


Orthopaedi dan Traumatologi

Disetujui Oleh :
Dr. dr. Ratna Dwi Restuti
SpTHT-KL (K)
Direktur Medik dan
Keperawatan

Tanda
Tangan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan oleh:
Direktur Utama

Dr. dr. C.H. Soejono, Sp.PD-KGer


NIP. 196006121985121001
Tanggal Terbit :
20 April 2016

Unit Kerja : Departemen medik


Orthopaedi dan Traumatologi
RSCM

Pengertian
Terjadi saat nervus posterior interosseus ulnaris mengalami kompresi atau trauma. Keadaan ini dapat terjadi
akibat trauma maupun non trauma. Nervus ini menginervasi extensor carpi radialis brevis, extensor
digitorum, extensor digiti minimi, extensor carpi ulnaris, otot supinator, extensor pollicis brevis, extensor
pollicis longus, extensor indicis. Gejala yang mungkin terjadi antara lain finger drop, deviasi radial wrist saat
ekstensi.
Tujuan
1. Menurunkan/menghilangkan tekanan pada ruangan tersebut
2. Mencegah kerusakan dan komplikasi yang lebih buruk
3. Mengembalikan/meningkatkan fungsi yang masih ada (kasus reversible )
4. Memberikan pelayanan yang efektif dan mengurangi morbiditas
Kebijakan :
1. Tindakan dilakukan sesuai indikasi medik dan standar
prosedur medik
2. Tindakan dilakukan oleh dokter yang bersangkutan
Biaya administrasi keuangan harus diselesaikan sesuai dengan tindakan yang dilakukan ( sebelum
operasi
Prosedur :
1. Pasien mendaftar di bagian pendaftaran dan akan diberikan kartu kontrol
2. Keseluruhan tindakan tatalaksana meliputi kegiatan
a. Anamnesa: bagian yang mengalami nyeri, pembengkakan, pergerakan yang menyebabkan nyeri,
serta kemungkinan riwayat trauma.
b. Pemeriksaan fisik meliputi Look, Feel dan Move. Diperiksa kemungkinan adanya finger drop, dan
deviasi radial wrist saat ekstensi.
c. Pemeriksaan penunjang umumnya tidak rutin dikerjakan. Pemeriksaan radiologis dilakukan
sesuai instruksi dokter.
3. Penanganan dapat diierjakan dengan prosedur non operatif maupun operatif.
4. Prosedur non operatif yang dapat dikerjakan berupa pemberian NSAID, injeksi kotikosteroid local
serta latihan fisik.
5. Apabila dengan penanganan non operatif tidak ada perbaikan, maka dilakukan prosedur operasi
berupa insisi+dekompresi pada daerah saraf yang mengalami penjepitan.
6. Pasien kemudian diberikan informed consent dan jadwal tindakan operasi.

RSCM
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
Dr. Cipto Mangunkusumo

PELAYANAN PENANGANAN
POSTERIOR INTEROSSEUS NERVE
Nomor Dokumen :

No. Revisi :
00

Halaman :
2/2

No. Dokumen Unit :


029/H2.F1.D/DEPT-MEDIK.ORTHOTRAUMA/SPO/HAND/2013

7. Pasien sudah harus dirawat paling lambat 1 hari sebelum tindakan dilakukan untuk pemeriksaan preanaestesi oleh dokter anaestesi atau dirawat lebih awal sesuai kebutuhan toleransi operasi (pasien
dapat dikonsultasikan ke dokter spesialis lain untuk toleransi operasi).
8. Persiapan operasi dilakukan di ruangan atas instruksi dokter orthopaedi.
9. Pasien sudah harus datang 30 menit sebelum tindakan dan menyelesaikan administrasi keuangan
sebelum dilakukan tindakan
10. Tindakan dilakukan oleh dokter spasielis orthopaedi.
11. Pasca tindakan pasien kembali ke ruangan. Perawatan selama di ruangan menjadi tanggungjawab
dokter orthopaedi dan akan dipulangkan apabila keadaan pasien memungkinkan
12. Pasien diharuskan kontrol sesuai dengan instruksi dokter.
13. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien baik akibat tindakan operasi maupun akibat keadaan
lanjut dari penyakit ditangani oleh spesialis orthopaedi
Unit Terkait :
1. Departemen Penyakit Dalam
2. Departemen Anak
3. Departemen Neurologi
4. Departemen Radiologi
5. Departemen Anestesi
6. Ruang Rawat Terkait

Anda mungkin juga menyukai