Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PEMBAHASAN
Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran.
Secara sederhanan yang dimaksut dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran
yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Pelayanan
rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan
yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga diselenggarakan dirumah pasien
(homecare) serta dirumah perawatan (nursing homes).
Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan oleh
poliklinik yang ada kaitanya dengan rumah sakit (hospital based ambulatory care). Jenis
pelayanan rawat jalan dirumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :
a. Pelayanan gawat darurat (emergency service) yaknin untuk menangani pasien yang butuh
pertolongan segera dan mendadak
b. Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services) yakni yang
memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh
sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi. Sedangkan perawatan
selanjutnya tetapditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk
d. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery sercices) yakni memberikan pelayanan bedah
yang tipulangkan pada hari yang sama
Banyak faktor yang berperan sebagai penyebab makin berkembangnya pelayanan dan
juga sarana pelayanan dan juga sarana pelayanan berobat jalan ini. Jika disederhanakan,
paling tidak dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
relatif lebih sederhana dan murah oleh karena itu lebih banyak didirikan
2. Kebijakan pemerintah untuk m,engendalikan biaya kesehatan mendorong
dikembangkanya sebagai sarana pelayanan rawat jalan
3. Tingkat kesadaran kesehatn penduduk yang semakin meningkat, tidak lagi membutuhkan
pelayanan untuk mengobati penyakit saja tetapi juga
untuk memelihara atau
meningkatkan kesehatan yang umumnya dapat dilayanai oleh sarana pelayanan rawat
jalan saja.
4. Kemajuan ilmu teknologi kedokteran yang telah dapat melakukan berbagai tindakan
kedokteran yang dulunya memerlukan pelayanan rawat inap tetapi pada saat ini cukup
dilayani dengan rawat jalan saja

BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN RAWAT JALAN

Pelayanan Rawat Jalan dilakakukan pada 4 Instalasi adapun instalasi tersebut adalah :
1. Instalasi Gawat Darurat
Memberikan pertolongan pada kasus kegawat daruratan medik kepada seluruh lapisan
masyarakat, naik itu pasien umum, Askes, Jamkesmas, Jamsoskes dan Muba Semesta
2. Instalasi Rawat Jalan
Memberikan pelayanan optimal kepada seluruh lapisan masyarakat Umum, Askes,
Jamkesmas, Jamsoskes, dan Muba Semesta yang menggunakan fasilitas instalasi rawat
jalan tersebut.
3. Instalasi Graha Spesialis
Merupakan private clinic yang memberikan pelayanan optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat yang melayani kasus-kasus spesialistik pasien umum, Akses dengan syarat
khusus maupun perusahaan yan telah berkerja sama
4. Instalasi Brain and Heart center
Memberikan pelayanan khusus sebagai unggulan RSUD munyang kute bidang
gangguan vaskuler, jantung dan otak.

BAB II
TATA LAKSANA
Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa asuhan dirumah sakit merupakan
bagian dari satu system pelayanan yang terintegrasi dengan para professional dibidang
pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun satu kontuinitas
pelayanan. Maksut dan tujuanya adalah menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan

pelayanan yang tersedia dirumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,

kemudian

merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya. Hasilnya adalah meningkatkan mutu


asuhan pasien dan efesiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit.
Informasi penting untuk membuat keputusan yang benar tentang :
1. Kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani rumah sakit
2. Pemberian pelayanan yang efesien kepada pasien
3. Rujukan kepelayanan lain baik di dalam maupun keluar rumah sakit dan pemulangan
pasien yang tepat kerumah.
Pelayanan pasien yang baik, bermutu, professional dan diterima pasien merupakan tujuan
utama pelayanan dimasing-masing unit kerja instalasi dan rumah sakit pada umumnya,
namun hal ini tidak mudah dilakukan dewasa ini. Meskipun rumah sakit telah dilengkapi
dengan tenaga medis, perawat, dan sarana penunjang lengkap, masih sering terdengar ketidak
puasan pasien akan pelayanan kesehatan yang mereka terima, untuk mencapai hal tersebut
salah satu langkah penting yang perlu dilakukan adalah pelaksanaan pelayanan yang
mengacu pada standar prosedur operasional (SPO)
Proses assessment pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan yang berkelanjutan untuk
emergensi, efektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah. Proses
assessment pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang digunakan pada
sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan.

Assesmen pasien terdiri atas tiga proses utama :


1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologi, social dan riwayat
kesehatan pasien
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan imaging diagnostic
(radiologi ) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah di
identifikasi

Assessment pasien sudah benar bila memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan
kesehatan, dan permintaan atau prefensinya. Proses-proses ini paling efektif dilaksanakan bila
berbagai professional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien berkerja sama
Assessmen

awal

dari

seorang

pasien

rawat

jalan

sangat

penting

untuk

mengidentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan Assessmen awal
memberikan informasi untuk :
1.
2.
3.
4.

Memahami pelayanan apa yang dicarim pasien


Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
Menetapkan diagnose awal
Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelunya
Untuk mendapat informasi ini, assdesmen awal temasuk evaluasi kondisi medis

pasien melalui

pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatanya. Assessmen psikologis

menetapkan status emosional pasien (contoh : pasien depresi, agresif atau ketakutan dan
potensial penyakit dirisendiri atau orang lain)
Pengumpulan informasi social pasien tidak dimaksud untuk mengelompokkan pasien.
Tetapi konteks, social, budaya, keluarga, dan ekonomi pasien merupakan factor penting yang
dapat mempengaruhi respon pasien terhadap penyakit dan pengobatan. Keluarga dapat sangat
menolong dalam assessment perihal tersebut dan untuk memahami keinginan dan preferensi
dalam proses assessment ini. Factor ekonomis dinalaib sebagai pasien dari assessmen social
atau dinilai secara terpisah bila pasien dan keluarganya yang bertanggung jawab terhadap
seluruh atau sebagian dari biaya selama dirawat atau waktu pemulangan pasien berbagai staf
yang kompeten dapat terlibat dalam proses assessment pasien.

Hasil utama assessment awal pasien adalah untuk memahamim kebutuhan pelayanan
medis dan pelayanan keperawatan sehingga pelayanan dan pengobatan dapat di mulai
Pada keadaan gawat darurat, assessment awal medis dan keperawatan, dapat dibatasi
kepada kebutuhan dan kondisi yang nyata. Juga apabila tidak ada waktu untuk mencatat
riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik yang lengkap diagnosis pra operatif sebelum
tindakan dilaksanakan.
Standar pemeriksaan yang dilakukan
1. Standar pemeriksaan fisik

a. Anamnesis
Dokter pemeriksaan kesehatan menegaskan agar pertanyaan pertanyaan yang di
ajukan dijawab oleh peserta dengan jelas dan benar
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat perawatan di rumah sakit : pernah dirawat, alasan dirawat, lama dan
jenis penyakit yang diderita
4. Riwayat kecelakaan : pernah mendapat kecelakaan, dirawat atau tidak, berapa
lama perawatan dan penderita cacat sementara atau tetap.
5. Riwayat operasi : pernah operasi atau tidak, jenis operasi kapan di oprasi, dimana
dan berapa lama pasca operasi
6. Riwayat pekerjaan sebelumnya : pernah kerja atau belum, di mana dan berapa
lama serta mengapa berhenti dari pekerjaan tersebut
7. Riwayat haid, bagi tenaga wanita bagi tenaga wanita perlu ditanyakan kapan
mulai haid, teratur atau tidak, sakit atau tidak, masalah kehamilan melahirkan ,
KB, keguguran , dan jumlah anak.
8. Riwayat penyakit keluarga : diabetes mellitus, hiperteroid, kanker dll
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan menurut perinci dalam kartu pemeriksaan,
pemeriksaan fisik deselenggarakan ditempat yang peneranganya cukup dan dalam
suasana tenang serta tidak tergesa-gesa adapun rincian pemeriksaan meliputi ;
1. Berat badan
2. Tinggi badan
3. Denyut nadi
4. Frekuensi pernafasan
5. Tekanan darah
6. Pemeriksaan mata
7. Pemeriksaan THT
8. Pemeriksaan gigi dan mulut
9. Pemeriksaan leher
10. Pemeriksaan dada
11. Pemeriksaan jantung
12. Pemeriksaan paru
13. Pemeriksaaan Abdomen
14. Pemeriksaan n. Urogenital
15. Pemeriksaan kulit dan kelamin
16. Pemeriksaan Ekstremitas
Selain itu bila diperluk
an dapat menggunakan Spirometri. Audiometri dll. Kesimpulan hasul
pemeriksaan fisik : ada/tidak ada kelainan (bila ada kelainan agar dijelaskan )
2. Standar Pemeriksaan Jiwa/Psikiatrik
Pada pemeriksaan psikiatrik yang bertujuan mendapatakan
3. Standar Pemeriksaan Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai