A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis energi dunia yang terjadi beberapa tahun terakhir ini mendorong
pengembangan energi alternatif (biofuel) yang berasal dari sumber daya energi
terbarukan (renewable resource), salah satunya adalah berasal dari tumbuhan (nabati).
Di Indonesia selama ini terdapat 30 jenis tumbuhan penghasil energi. Salah satu
tumbuhan penghasil energi yang sedang dikembangkan di Indonesia adalah
Nyamplung (Calophyllum spp). Nyamplung merupakan tanaman yang berasal dari
Afrika Timur dan Pantai India tetapi banyak tumbuh di daerah tropis khususnya di
negara kepulauan sekitar Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Di Indonesia,
nyamplung tumbuh menyebar merata di seluruh daerah terutama di sepanjang pesisir
pantai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kepulauan Maluku sampai
dengan Papua.
Beberapa nama daerah dari tanaman nyamplung adalah Sumatera : Eyobe
(Enggano), Punaga (Minangkabau), Penago (Lampung), Nyamplung (Melayu), Jawa :
Nyamplung (Jawa Tengah), Nyamplung (Sunda), Camplong (Madura), Bali : Camplong
(Bali), Nusa Tenggara : Mantan (Bima), Camplong (Timor), Sulawesi : Dingkalreng
(Sangir), Dongkalan (Mongondow), Dunggala (Gorontalo), Ilambe (Buol), Punaga
(Makassar), Pude (Bugis), Maluku : Hatan/Bintangur (Ambon), Fitako (Ternate), Bita
(Serui, Papua) .
Nyamplung merupakan tanaman hutan yang memiliki potensi dan prospek untuk
dikembangkan sebagai bahan baku biofuel. Biji nyamplung dapat dikonversi menjadi
biofuel dengan rendemen yang tinggi (diperkirakan mencapai 65%) dan dalam
pemanfaatannya tidak berkompetensi dengan bahan pangan. Selain itu nyamplung
mempunyai keunggulan ditinjau dari prospek pengembangannya ke depan dan
pemanfaatan lain, yaitu : 1) Tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara
alami di Indonesia, regenerasinya mudah dan berbuah sepanjang tahun, menunjukkan
kemampuan dengan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan, 2) Tanaman ini
relatif mudah dibudidayakan baik melalui hutan tanaman sejenis (monocultur) atau
hutan tanaman campuran (mixed-forest), 3) Cocok tumbuh di daerah beriklim kering,
permudaan alami dan berbuah sepanjang tahun, 4) Hampir seluruh bagian tanaman
Pokok Permasalahan
Kondisi geografis Papua menyebabkan terbatasnya sarana dan prasarana
pada
C.
D.
1.
Lokus Kegiatan
Pengamatan kajian potensi tegakan nyamplung dilakukan pada empat (4) lokasi
yaitu Kampung Armarea, Kampung Mariarotu, Kampung Aryepi (Aryepi) dan Pulau
Ambai. Kampung Armarea, Kampung Aryepi dan Kampung Mariarotu terletak di Pulau
Yapen Bagian Selatan, sedangkan Pulau Ambai terletak di Pulau Yapen bagian Timur.
Secara geografis Kabupaten Yapen terletak pada bagian Utara dengan koordinat
13503023.25 BT dan 10360,49 LS, bagian Selatan dengan koordinat 13601953.24
BT dan 105754.17 LS, bagian
di bagian
Utara berbatasan
dengan Kabupaten Biak, bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Waropen dan
Nabire, bagian
2.
Fokus Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan difokuskan untuk mengeksplorasi potensi nyamplung
3.
Bentuk Kegiatan
Prosedur Penelitian
Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan inventarisasi. Pemilihan dilakukan
dengan teknik eksploratif, dimana pohon yang dipilih didata ordinat dan diprediksi benih
rata-rata tahunannya. Eksplorasi dilakukan dengan cara:
1. sensus untuk luas areal 10 ha atau panjang pantai 5km; atau
2. sampling untuk luas areal > 10 ha atau panjang pantai > 5 km dengan jalur ukur
sebagai sampel sistematik lebar 20 m dan besarnya intensitas sampling (Is),
yaitu antara
5-10 %
Sampling 5%) atau 200 m (Intensitas Sampling 10 %) dengan arah jalur relatif
tegak lurus arah pantai.
Pengamatan dilakukan dengan inventarisasi tegakan pada jalur pengamatan.
Data yang dikumpulkan meliputi :
1. Jumlah batang dan distribusi diameter
Distribusi diameter pohon atau distribusi frekuensi pohon dinyatakan dalam
jumlah batang (frekuensi, kerapatan pohon) menurut kelas diameter.
2. Potensi buah/biji per ha (PB)
- Basis pohon (by single tree), pendugaan buah/biji (Pb) dilakukan tiap pohon.
yang dicacah (berada) pada tegakan obyek yang disurvey.
Basis tegakan (by area), pendugaan dilakukan tiap (nilai tengah) kelas
diameter dari distribusi diameter yang tersusun pada tegakan obyek yang
disurvey.
Pengolahan Data
1. Penyusunan distribusi diameter
PB = Pbi (i:1,2...n)/L
i=1
atau
k
PB = Nj Pbj (j:1,2...k)/L
j=1
dimana : Pbi - produksi buah/biji pohon ke i; Pbj - produksi buah/biji per pohon
pada kelas (nilai tengah) diameter ke j ; Nj jumlah pohon pada kelas diameter
ke j.
7.
1.
Perkembangan Kegiatan
Perkembangan kegiatan pada tahun pertama penelitian sesuai dengan tujuan
penelitian dan target kinerja yaitu memperoleh data dan informasi tentang potensi
nyamplung di beberapa tempat di Pulau Yapen dapat dilaporkan sebagai berikut :
a. Jenis-jenis Nyamplung (Calophyllum spp)
Secara taksonomis jenis nyamplung yang ditemukan di Kabupaten Kepulauan
Yapen terdiri 5 jenis yaitu :
1. Calophylum inophyllum L.
2. Calophyllum costatum
3. Calophyllum macrophyllum Scheffer
4. Calophyllum laticostatum P.E. Stevens
5. Calophyllum peekelii Laut
Namun sebagian besar didominasi oleh jenis Calophylum inophyllum L. yang biji
buahnya lebih berpotensi sebagai sumber bahan baku biofuel, dibanding keempat jenis
lainnya yang ukuran buahnya lebih kecil. Adapun deskripsi masing-masing jenis dapat
disajikan di bawah ini :
1. Jenis
Famili
Nama dagang
Nama daerah
Sinonim
Perawakan
Batang Utama
Tajuk
:
:
:
:
:
:
:
Calophylum inophyllum L.
Clusiaceae
Bintangur, nyamplung
Bita
Takikan Batang
Daun
Perbungaan
Bunga
:
:
Buah
1,5-1,7 cm.
pepagan 1-1,5 cm, bergetah kuning, pepagan dalam
keras berwarna krem.
tunggal, berhadapan silang, bentuk daun membundar
telur hingga melonjong,
tepi rata, pangkal daun
meruncing dan ujung daun terbelah, urat daun
sekunder menyirip, permukaan daun licin, panjang
daun 11-14.5 cm dan lebar daun 6,9-9,9 cm, panjang
tangkai daun 1,7-2,2 cm, lebar tangkai daun 0,2-0,4
mm, ruas tangkai daun 3,1-5 cm, tidak memiliki
stipula.
diujung ranting atau ketiak daun, berbentuk tandan.
berkelamin2, kadang hanya 1 kelamin yang berfungsi,
beraroma harum, hiasan bunga dengan 4-16 daun
tenda, keputih-putihan, dalam beberapa pusaran, putik
1, bakal buah beruang1 dengan 1 bakal biji di pangkal,
1 tangkai putik dan kepala putik berbentuk perisai.
batu, dengan perikarp yang terdiri atas eksocarp,
mesocarp, yang berdaging dan berserat serta
endocarp yang keras seperti batu.
2. Jenis
Famili
Nama dagang
Nama daerah
Sinonim
Perawakan
Batang Utama
:
:
:
:
:
:
:
Tajuk
Takikan Batang
Daun
Perbungaan
Bunga
Buah
:
:
Calophyllum costatum
Clusiaseae
bintangur, nyamplung
3. Jenis
Famili
Nama dagang
Nama daerah
Sinonim
Perawakan
Batang Utama
Tajuk
Takikan Batang
Daun
Perbungaan
Bunga
Buah
:
:
:
:
:
:
:
4. Jenis
Famili
Nama dagang
Nama daerah
Sinonim
Perawakan
Batang Utama
:
:
:
:
:
:
:
Tajuk
Takikan Batang
Daun
Perbungaan
Bunga
Buah
:
:
: batu, dengan perikarp yang terdiri atas eksocarp,
mesocarp, yang berdaging dan berserat serta
endocarp yang keras seperti batu.
5. Jenis
Famili
Nama dagang
Nama daerah
Sinonim
Perawakan
Batang Utama
Tajuk
Takikan Batang
Daun
Perbungaan
Bunga
Buah
:
:
:
:
:
:
:
b.
Potensi Tegakan
Tegakan nyamplung umumnya dijumpai pada daerah pantai dengan ketinggian
tempat antara 0 150 m dpl. Penyebaran nyamplung umumnya dijumpai pada daerah
pinggir pantai dan mengelompok. Pada daerah yang letaknya jauh dari pantai tegakan
nyamplung jarang ditemukan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa tegakan
nyamplung dijumpai pada daerah pesisir pantai dengan jarak antara 0 100 m dari bibir
pantai. .
Berdasarkan hasil pengamatan pada 4 lokasi yaitu Kampung Armarea, Kampung
Mariarotu, Kampung Aryepi dan Pulau Ambai menunjukan bahwa potensi nyamplung
bervariasi antara 2,7 5,3 pohon/ha. Besarnya potensi tegakan nyamplung
masing-
5.3
5
4
3
2.9
3.5
2.7
Armarea
Mariarotu
Moryei
P. Ambai
1
0
Pohon/Ha
atas yang terletak di bagian Timur dan Selatan Kabupaten Yapen juga terdapat pada
beberapa lokasi di bagian Utara dan Selatan Kabupaten Yapen. Daerah lain yang
terdapat tanaman nyamplung adalah Kabupaten Waren,
Biak Numfor,
Jayapura,
Tabel 2. Tinggi rata-rata bebas cabang dan tinggi total tanaman nyamplung pada lokasi
Kampung Armarea, Mariarotu, Aryepi dan Pulau Ambai.
Lokasi
Tinggi Bebas Cabang (m)
Tinggi Total (m)
Selang Tinggi Rata-rata
Kampung Armarea
3 13
7,1
8 - 24
13,9
Kampung Mariarotu
18
4,8
6 - 22
11,8
Kampung Aryepi
3 10
6,6
8 - 22
15,3
Pulau Ambai
18
3,3
5 - 19
10,1
c. Potensi Buah
Kondisi tegakan pada saat pengamatan, tidak dalam keadaan musim berbuah
sehingga potensi buah tidak dapat dilakukan. Dari hasil pengamatan menunjukan
bahwa tegakan nyamplung berbuah tidak serentak, namun berdasarkan informasi dari
masyarakat sekitar terdapat 2 musim berbuah tegakan nyamplung yaitu musim berbuah
besar atau serentak dan musim berbuah sedikit. Hal ini nampak dari hasil pengamatan
dimana pada keempat lokasi terdapat beberapa tegakan nyamplung yang sedang
berbunga. Selain itu terdapat pula pohon yang telah berbuah sebanyak 2 pohon
masing-masing sebanyak 1 pohon pada Kampung Moryei dan 1 pohon di Pulau Ambai.
Pada Kampung Aryepi, pohon yang berbuah dengan diameter 10 cm dengan
jumlah buah sebanyak 293 buah dengan berat buah 6,573 kg. Sedang di Pulau Ambai,
pohon yang berbuah dengan diameter 55 cm dengan jumlah buah sebanyak 871 buah
dengan berat buah 19,219 kg. Oleh karena terbatasnya tegakan yang berbuah maka
pengamatan potensi buah nyamplung pada keempat lokasi tidak dapat dilakukan.
d.
2.
dana tidak dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan, sebagai contoh musim
buah nyamplung yang datang pada bulan-bulan tertentu, ternyata dana turun meleset
waktunya, sehingga kegiatan menghitung potensi buahnya tidak dapat dilaksanakan.
c.
1.
Perencanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran untuk kegiatan 2012 sebelumnya tersaji sebagai
berikut :
Tabel Rencana Anggaran Belanja Kegiatan Penelitian Nyamplung
No.
A.
B.
Rincian Kegiatan
Volume
Harga Satuan
960 jam
320 jam
320 jam
320 jam
40.000
35.000
30.000
Jumlah Biaya
150.000.000
47.100.000
33.600.000
12.800.000
11.200.000
9.600.000
270 HOK
50 HOK
220 HOK
50.000
50.000
13.500.000
2.500.000
11.000.000
4.350.000
4.635.000
4.350.000
1 paket
No.
Rincian Kegiatan
Kegiatan Survay
- Meter roll
- Buku Ekspedisi
- Sarung Tangan Kain
- Kertas tisu roll
- Parang
- Plastik Spesimen
- Kantong kain
- Kotak Specimen (toolkit)
- Kertas Koran
- Gunting Stek
- Tali rafia
- Caliper mini
- Kuas kecil
- Kantong plastik biasa
- Plakban besar
- Plastik tras bag
- Spiritus
- Sepatu lapang
- Kaos kaki
- Meteran kain
- Pensil
- Ballpoint
- Penghapus
- Spidol permanen
- batere alkalin AAA
- Kertas A4 70 gram
- Cartridge hitam
- Cartridge warna
Volume
1 paket
2 buah
6 buah
12 pasang
7 buah
6 buah
6 buah
5 buah
2 buah
4 kg
6 buah
2 roll
3 buah
6 buah
2 pak
3 buah
2 bungkus
2 liter
3 pasang
6 pasang
2 roll
2 kotak
2 kotak
1 kotak
4 buah
15 buah
5 rim
5 buah
3 buah
Harga Satuan
4.350.000
70.000
15.000
10.000
5.000
80.000
40.000
25.000
100.000
20.000
45.000
35.000
60.000
10.000
30.000
20.000
80.000
40.000
100.000
25.000
10.000
50.000
75.000
35.000
15.000
3.000
40.000
135.000
150.000
C.
3 OT
27 hari
30 hari
3 orang
460.000
565.000
2.020.000
35.430.000
12.420.000
16.950.000
6.060.000
b. Yapen (Serui)
Penginapan 3 org (Gol III) x 10 hari
Uang Harian 3 org (Gol III) x 11 hari
Transport Manokwari Serui (PP)
3 OT
30 hari
33 hari
3 orang
460.000
565.000
2.020.000
35.430.000
12.420.000
16.950.000
6.060.000
c. Menghadiri Seminar/Diklat
Penginapan 1 org (Gol III) x 4 hari
Uang harian 1 org (Gol III) x 5 hari
Transport Manokwari Jakarta
2 OT
8 hari
10 hari
2 orang
500.000
500.000
5.007.500
18.015.000
4.000.000
5.000.000
10.015.000
d. Kordinasi/Presentasi Hasil
Penginapan 1 org (Gol III) x 4 hari
1 OT
4 hari
460.000
7.890.000
1.840.000
8 OT
Jumlah Biaya
4.350.000
140.000
45.000
120.000
35.000
480.000
240.000
125.000
200.000
80.000
270.000
70.000
180.000
60.000
60.000
60.000
160.000
80.000
300.000
150.000
20.000
100.000
150.000
35.000
60.000
45.000
200.000
675.000
450.000
96.765.000
No.
Rincian Kegiatan
Uang harian 1 org (Gol III) x 5 hari
Transport Manokwari Jakarta
Volume
5 hari
1 orang
D.
Belanja Lain-lain
- Fotocopy dan Penjilidan
(3 proposal, 6 laporan antara, 3 LHP, 3
arsip)
1 Paket
Harga Satuan
315.000
4.475.000
Jumlah Biaya
1.575.000
4.475.000
1.500.000
15 buku
100.000
1.500.000
Rincian Kegiatan
Gaji dan Upah
1. Honor Peneliti (3 org x 8 bln)
- Peneliti Muda (1 org x 40 jam x 8 bln)
- Peneliti Pertama ( 1 org x 40 jam x 8
bln)
- Calon Peneliti (1 org x 40 jam x 8 bln)
2. Honor Tenaga Harian Lepas
a. Survayor 12 orang x 8 hari
b. Survayor 7 orang x 8 hari
c. Pengenal Jenis 11 orang x 10 hari
d. Surveyor 5 orang x 5 hari
B.
Volume
Harga Satuan
960 jam
320 jam
320 jam
40.000
35.000
Jumlah Biaya
149.877.000
48.150.000
33.600.000
12.800.000
11.200.000
320 jam
30.000
9.600.000
50.000
50.000
50.000
50.000
14.550.000
5.200.000
2.800.000
5.500.000
1.250.000
4.350.000
4.350.000
70.000
15.000
10.000
5.000
80.000
40.000
25.000
100.000
20.000
45.000
35.000
60.000
10.000
30.000
20.000
4.635.000
4.350.000
4.350.000
140.000
45.000
120.000
35.000
480.000
240.000
125.000
200.000
80.000
270.000
70.000
180.000
60.000
60.000
60.000
291 HOK
104 HOK
56 HOK
110 HOK
25 HOK
1 paket
1 paket
2 buah
6 buah
12 pasang
7 buah
6 buah
6 buah
5 buah
2 buah
4 kg
6 buah
2 roll
3 buah
6 buah
2 pak
3 buah
No.
Rincian Kegiatan
- Plastik tras bag
- Spiritus
- Sepatu lapang
- Kaos kaki
- Meteran kain
- Pensil
- Ballpoint
- Penghapus
- Spidol permanen
- batere alkalin AAA
- Kertas A4 70 gram
- Cartridge hitam
- Cartridge warna
C.
3 OT
30 hari
33 hari
3 orang
b. Yapen (Serui)
Penginapan 3 org (Gol III) x 9 hari
Uang Harian 3 org (Gol III) x 10 hari
Transport Manokwari Serui (PP)
D.
Volume
2 bungkus
2 liter
3 pasang
6 pasang
2 roll
2 kotak
2 kotak
1 kotak
4 buah
15 buah
5 rim
5 buah
3 buah
Harga Satuan
80.000
40.000
100.000
25.000
10.000
50.000
75.000
35.000
15.000
3.000
40.000
135.000
150.000
9 OT
Jumlah Biaya
160.000
80.000
300.000
150.000
20.000
100.000
150.000
35.000
60.000
45.000
200.000
675.000
450.000
96.092.300
300.000
565.000
2.595.000
35.430.000
9.000.000
18.645.000
7.785.000
3 OT
27 hari
30 hari
3 orang
300.000
565.000
3.831.000
36.543.000
8.100.000
16.950.000
11.493.000
1 OT
4 hari
5 hari
1 orang
460.000
415.000
4.458.300
8.373.300
1.840.000
2.075.000
4.458.300
d. Kordinasi/Konsultasi Hasil
Penginapan 1 org (Gol III) x 4 hari
Uang harian 1 org (Gol III) x 5 hari
Transport Manokwari Jakarta
1 OT
4 hari
5 hari
1 orang
390.000
415.000
3.970.400
7.966.000
1.560.000
2.075.000
3.970.400
6 hari
7 hari
1 orang
300.000
560.000
2.060.500
7.780.000
1.800.000
3.920.000
2.060.500
500
1.000.000
1.000.000
Belanja Lain-lain
- Fotocopy
1 Paket
2000 lembar
3.
nyamplung di Kabupaten Kepulauan Yapen. Rencananya aset data dan informasi ini di
masa mendatang akan dipublikasi dalam bentuk leaflet, poster, artikel-artikel di majalah
populer, jurnal ilmiah serta buku petunjuk teknis. Perkembangan sampai saat ini masih
berupa laporan-laporan yang belum terpublikasi.
4.
terjadi
penundaan
pencairan
dana
yang
menyebabkan
kurang
1.
Prosedur Penelitian
Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan inventarisasi. Pemilihan dilakukan
dengan teknik eksploratif, dimana pohon yang dipilih didata ordinat dan diprediksi benih
rata-rata tahunannya. Eksplorasi dilakukan dengan cara:
3. sensus untuk luas areal 10 ha atau panjang pantai 5km; atau
4. sampling untuk luas areal > 10 ha atau panjang pantai > 5 km dengan jalur ukur
sebagai sampel sistematik lebar 20 m dan besarnya intensitas sampling (Is),
yaitu antara
5-10 %
Sampling 5%) atau 200 m (Intensitas Sampling 10 %) dengan arah jalur relatif
tegak lurus arah pantai.
Pengamatan dilakukan dengan inventarisasi tegakan pada jalur pengamatan.
Data yang dikumpulkan meliputi :
5. Jumlah batang dan distribusi diameter
Basis tegakan (by area), pendugaan dilakukan tiap (nilai tengah) kelas
diameter dari distribusi diameter yang tersusun pada tegakan obyek yang
disurvey.
Pengolahan Data
7. Penyusunan distribusi diameter
PB = Pbi (i:1,2...n)/L
i=1
atau
k
PB = Nj Pbj (j:1,2...k)/L
j=1
dimana : Pbi - produksi buah/biji pohon ke i; Pbj - produksi buah/biji per pohon
pada kelas (nilai tengah) diameter ke j ; Nj jumlah pohon pada kelas diameter
ke j.
8.
2.
dan informasi tentang jenis-jenis nyamplung, potensi tegakan nyamplung, potensi buah
penghasil biji dan peta sebaran nyamplung yang ada di lokasi penelitian.
3.
peneliti dari BPK Manokwari, Dinas Kehutanan Kabupaten Yapen, Masyarakat di lokasi
penelitian yang sebagian besar terlibat dalam kegiatan survey potensi nyamplung yang
dilakukan serta adanya kordinasi antar peneliti dari BPK Manokwari dan peneliti
nyamplung dari Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan Bogor yang bersedia
sharing pengalaman penelitian yang telah dilakukan.
B.
1.
rakyat
berbasis
tanaman
nyamplung
baku
2.
kordinasi antar lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini seperti : PPKP Kemristek,
BPK Manokwari, Dinas Kehutanan Kabupaten Yapen, Masyarakat, Pusprohut, Balai
Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
1.
BBPBPTH
BPK Manokwari
Masyarakat
Dinas
Kehutanan
UNIPA
Keterangan ::
1. PKPP Kementerian Ristek sebagai pihak sponsor/penyandang dana
2. Tim peneliti dari Balai Penelitian Kehutanan Manokwari sebagai fasilitator dalam
program pengembangan nyamplung sebagai sumber bahan baku energi
alternatif pengganti bahan bakar tak terbarukan.
3. Masyarakat yang berperan sebagai subjek program. Kelembagaan masyarakat
yang akan dilibatkan berupa kelembagaan adat, kelembagaan formal (LMD) dan
kelembagaan agama.
2.
3.
B.
1.
hutan tanaman rakyat berbasis nyamplung sebagai sumber bahan baku energi
alternatif. Tegakan nyamplung yang tumbuh secara alami dan menyebar di sepanjang
pantai di wilayah Kabupaten Yapen merupakan sumber benih yang dapat dimanfaatkan
masyarakat sebagai penghasil benih bagi hutan tanaman rakyat.
Strategi pemanfaatan hasil penelitian ini adalah dengan mengembangkan
kordinasi multipihak sehingga terjalin suatu forum komunikasi antar lembaga untuk
mewujudkan pembangunan hutan tanaman rakyat berbasis nyamplung sebagai bentuk
pengembangan energi alternatif di pedesaan.
2.
3.
Perkembangan Pemanfaatan
Pada tahun pertama kegiatan penelitian ini, hasilnya belum dapat dimanfaatkan
oleh pengguna karena masih berupa data-data dalam laporan yang belum terpublikasi.
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Beberapa
kendala
diantaranya
lambatnya
dana
yang
turun
kadang-kadang
mengganggu tahapan kegiatan. Sebagai contoh dana yang turun tidak sesuai dengan
musim buah nyamplung, sehingga sulit untuk dapat mengukur potensi nyamplung.
Membengkaknyaanggaran karena terjadinya kendala non teknis seperti kelangkaan
BBM di daerah dan cuaca buruk menyebabkan tahapan kegiatan tidak dapat dilakukan,
misalnya pengurangan luasan areal survey dan lain-lain.
2.
kali terjadi kendala non teknis seperti yang tersebut pada poin 1 diatas.
3.
yaitu berupa komunikasi dan kerjasama antar lembaga yakni BPK Manokwari, PPKP
B.
Saran
1.
dukungan
semua
pihak
sebagai
bentuk
sinergitas
kordinasi
DAFTAR PUSTAKA
Bustomi, dkk. Laporan Tahunan Nyamplung . 2009. Tidak Diterbitkan
Departemen Kehutanan (Dephut), 2008. Tanaman Nyamplung sebagai Sumber Energi
Biofuel. Www. Indonesia.go.id [Diakses tanggal 20 Februari 2012].
Dweek, A.C, and Meadows, T. 2002. Tamanu (Callophylum inophyllum) the Africa,
Asia Polynesian and Pasific Panacea. Int J. Cos. Sci, 24:1-8.
Friday, J.B. and Okano, D. 2006. Callophyllum inophyllum (kamani) Species Profiles
for Pasific Island Agro Forestry. http://www.traditionaltree.org akses tanggal 23
Februari 2012.
Heyne, K.
1987.
Tumbuhan Berguna Indonesia III.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan, Jakarta.
Mahfuds, 2008. Potensi Pengembangan Nyamplung. Potensi dan Peluang Nyamplung
sebagai Bahan Baku Biodiesel di Indonesia. Balai Besar Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman Hutan Jogjakarta. http://fudz1.multiply.com/journal/item/4
[Diakses tanggal 10 Januari 2012].
Martawijaya, A.,I.Kartasujana, K.Kadir dan S.A. Prawira. 2005. Atlas Kayu Indonesia.
Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen
Kehutanan. Bogor.
Rostiwati, T., Yetti, H., Yamin M. 2007. Upaya Penanaman Nyamplung (Callophyllum
spp) sebagai Pohon Potensial Penghasil HHBK. Mitra Hutan Tanaman. Vol. 2
No. 2, Oktober.Pp. 34-41.
Sahirman. 2009. Perancangan Proses Produksi Biodiesel dari Minyak Biji Nyamplung.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Suara Merdeka, 2008. Nyamplung BBN yang Potensial.
Sudrajat,R., Sahiman, D.Setiawan., 2007. Pembuatan Biodiesel dari Biji Nyamplung.
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 25 No. 1, Februari, pp. 41-56.
Sumutcyber.com, 2008. Biji Nyamplung jadi Biofuel.
Suprapto,
H.,
2008.
Biji
Nyamplung
Bisa
Jadi
Energi
www.economy.okezone.com. [ Diakses tanggal 19 Januari 2012].
Alternatif.