Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK DAN DINAMIK


ACARA : PETA TOPOGRAFI DAN PENDAHULUAN
GEOLOGI FOTO

Disusun oleh:
ANISA UTARI HUMAIRA
21100111140111

LABORATORIUM GEODINAMIK, HIDROGEOLOGI,


DAN PLANOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2011

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Geologi Fisik dan Dinamik, acara: Peta Topografi dan
Pendahuluan Geologi Foto ini telah disahkan pada:
Hari

Tanggal

Pukul

Sebagai tugas praktikum Geologi Fisik dan Dinamik mata kuliah Geologi Fisik.

Semarang,

November 2011

Mengetahui,
Asisten Acara

Neli Nikla Iklima


L2L009034

Praktikan

Anisa Utari Humaira


21100111140111

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan...................................................................
1.2 Pelaksanaan Praktikum.............................................................

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Macam-Macam Peta..................................................................
2.2 Pengertian Peta Topografi.........................................................
2.2.1 Unsur-Unsur Peta Topografi...........................................
2.2.2 Sayatan Peta Topografi...................................................
2.2.3 Manfaat Peta di Bidang Geologi.....................................
2.3 Pengertian Geologi Foto...........................................................
2.3.1 Faktor-Faktor Interpretasi Foto Udara............................

BAB III METODOLOGI


3.1 Alat dan Bahan..........................................................................
3.2 Diagram Alir..............................................................................
BAB IV PENGOLAHAN DATA
4.1 Sayatan Peta..............................................................................
4.2 Profil Normal............................................................................
4.3 Profil Eksagrasi.........................................................................
BAB V

PEMBAHASAN..............................................................................

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan...............................................................................
6.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LEMBAR ASISTENSI.....................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Topografi...............................................................................
Gambar 2.2 Skala Gambar................................................................................
Gambar 2.3 Legenda Peta Topografi................................................................
Gambar 2.4 Pembagian Quadrangle System lama............................................
Gambar 2.5 Pembagian Quadrangle System baru............................................
Gambar 2.6 Indeks Peta di Sekitar Peta............................................................
Gambar 2.7 Indeks Administrasi......................................................................

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Relief menurut Van Zuidam (1983).............................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

1.2

Maksud dan Tujuan

Praktikan dapat menjelaskan pengertian peta topografi.


Praktikan mengetahui unsur-unsur dari peta topografi.
Praktikan mengetahui langkah-langkah pembuatan profil normal dan

profil eksagrasi dari peta topografi


Praktikan dapat membaca peta topografi.
Praktikan mengetahui pengertian geologi foto.

Pelaksanaan Praktikum
Hari

: Jumat

Tanggal

: 4 November 2011

Waktu

: 13.30 15.30

Tempat Pelaksanaan : Gedung Pertamina Sukowati, Ruang GS 102

BAB II

DASAR TEORI
2.1

Macam-Macam Peta
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau
sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu.
Dapat pula diartikan sebagai proyeksi orthogonal dari suatu kenampakan
bentang alam ke dalam bidang datar. Peta seringkali sangat efektif untuk
menunjukkan lokasi dari obyek-obyek alamiah mauun obyek buatan
manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek
lainnya.

Peta topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggamabrkan bentuk tinggi
rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topograf digunakan garis
kontur, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang

mempunyai ketinggian sama.


Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau
sebagian permukaan bumi dengan skala lebih kecil antara 1:250.000
sampai 1:1000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah
yang luas, misalnya propinsi, Negara bahkan dunia. Dalam peta
chorografi juga digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu
wilayah diantaranya gunung, sungai, danau, jalan batas wilayah, kota,

rawa, dll. Atlas adalah salah satu kumulan peta chorografi.


Peta khusus atau Tematik
Disebut peta khusus karena peta tersebut hanya menggambakan
satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin
ditampilkan, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh: peta
curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran penduduk dll.

2.2

Pengertian Peta Topografi


Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk tinggi
rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topograf digunakan garis kontur,

yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai


ketinggian sama. Peta ini menggandung informasi yang sangat lengkap
mengenai ketinggian dan kemiringan suatu tempat (garis kontur), tandatanda alam (sungai, jalan, hutan dan sebagainya) dan juga batas-batas
wilayah administratif. Peta ini dibuat oleh lembaga resmi yaitu
BOKUSURTANAL

Gambar 2.1 Peta Topografi

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan penyebaran bentuk


dan ukuran dari roman muka bumi yang meliputi :
a. Relief
Kenampakan beda tinggi dan rendahnya suatu tempat dengan
tempat lain serta curam dan landainya lereng suatu daerah. Dalam peta
relief digambarkan dengan perubahan warna dari cerah (tempat yang
memiliki evalasi rendah) menuju warna yang lebih gelap (memiliki
evalasi tinggi). Sebagai contoh adalah dataran tinggi, gunung, tebing,
bukit dan lain-lain.
b. Penyaluran/Drainage
Merupakan jalur atau tempat akumulasi dan tempat mengaliranya
air permukaan, termasuk disini adalah seluruh jalan air (water ways).
Contoh-contohnya adalah rawa, sungai, dan laut.
c. Hasil Budaya/Culture
Kenampakan hasil aktivitas manusia antara lain desa, kota, jalan rel
kereta, dsb. Kenamapakan ini biasanya digambarkan dengan warna
hitam.

Secara khusus peta geologi digunakan untuk merekam segala data geologi,
misalnya :
Penyebaran batuan
Struktur geologi
Morfologi suatu daerah, dsb.
2.2.1

Unsur-Unsur Peta Topografi


Layaknya peta-peta yang lain, Peta Topografi memiliki unsur unsur di
dalamnya. Dibawah ini adalah unsur unsur penting dalam peta topografi
adalah:

Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. Judul peta menyatakan lokasi yang
ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda

akan mempunyai judul yang berbeda pula


Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak horizontal sebenarnya
dengan jarak ada peta. Terdapat tiga macam skala yang dipakai
pada peta fotografi, yaitu :
o Representatif Fraction Scale (Skala fraksional)
Merupakan skala yang ditunjukkan dengan pecahan. Misal
1:10.000. Artinya jika jarak 1 cm pada peta memiliki
panjang 10.000 cm di lapangan. Skala ini memiliki
kelemahan bila suatu peta telah dicopy (tidak asli) maka
keakuratan

skala

ini

berkurang

dan

tidak

dapat

dipertanggungjawabkan karena bisa saja terjadi pembesaran


atau pengecilan gambar.
o Grafic scale (Skala gambar)
Merupakan perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak
peta yang menggunakan sepotong garis.
Contoh:

Gambar 2.2 Skala Gambar

o Verbal Scale (Skala verbal)


Merupakan skala yang dinyatakan dengan ukuran panjang.
Misalnya 1 cm = 10 km atau 1 cm = 5 km skala ini hampir

sama dengan skala fraksional


Legenda
Kumpulan penjelasan mengenai tanda-tanda medan yang
mewakili keadaan atau tanda yang ada di lapangan. Legenda
biasanya terletak di samping kanan bawah dari peta.

Gambar 2.3 Legenda Peta Topografi

Arah utara
Arah utara penting untuk orientasi medan agar kita dapat
menentukan posisi kita pada peta dan memperoleh arah mata
angin yang benar. Ada tiga macam arah utara, yaitu :

1. Utara magnetic (Magnetic north)


Merupakan arah magnet bumi yang ditunjukkan oleh
jarum kompas (biasanya yang berwarna merah)
2. Utara peta (Grid north)
Merupakan arah utara pada lembar kerja peta yang
bersangkutan.
3. Utara sebenarnya (True north)
Arah utara geografis atau arah utara sesuai dengan sumbu
bumi.

Arah utara magnetic dan arah utara sebenarnya membentuk


sudut penyimpangan yang disebut sudut deklinasi. Angka
deklinasi berfungsi sebagai koreksi agar pengeplotan ke dalam
topografi dilakukan setepat mungkin.

Nomor lembar peta


Setiap negara memiliki penamaan tersendiri dalam membagi
wilayah negaranya menjadi kotak-kotak yang akan dipetakan
menjadi peta topografi. Kotak-kotak tersebut akan diberi
nomor urut menurut suatu sistem tertentu. Sistem ini biasanya
disebut Quadrangle System dari negara yang bersangkutan. Di
Indonesia sistem Quadrangle ada dua macam yaitu:
a. Quadrangle system lama
Merupakan sistem pembagian kotak dengan luas 20ox20o
dimana titik 0o berada di Jakarta dan titik 0o lintang berada
di ekuator. Penomoran garis lintang menggunakan angka
romawi sedangkan penomoran bujur dengan menggunakan
angka arab.

Gambar 2.4 Pembagian Quadrangle System lama

No peta 47/XLII, berskala 1:100.000


No peta 47/XLII-A, berskala 1:50.000
No peta 47/XLII-g, berskala 1:25.000
b. Quadrangle system baru
Merupakan sistem pembagian kotak dengan luas 30o x 20o
dimana titik 0o bujur berada di Greenwich dan titik 0 o
lintang berada di ekuator.

Gambar 2.5 Pembagian Quadrangle System baru

Coverage diagram

Merupakan

keterangan

yang

menunjukkan

referensi

bagaimana peta ini dibuat sehingga kita tahu ketelitian peta.

Indeks nomor peta daerah sekitar


Menunjukkan kedudukan peta yang bersangkutan terdapat
lembar-lembar peta disekitarnya. Ini berguna bagi yang akan
mencari peta berada di sebeleahnya memiliki nomor berapa.
Umumnya lembar tersebut diletakkan pada bagian tengah
indeks peta. Indeks peta biasanya ditempatkan di sudut kiri
bawah atau disesuaikan dengan format dari lembaga yang
mengeluarkan peta.

Gambar 2.6 Indeks Peta di Sekitar Peta

Indeks administrasi
Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan, hal ini
penting untuk memudahkan pengurusan surat izin untuk
melakukan penelitian atau pemetaan.

Gambar 2.7 Indeks Administrasi

Edisi Peta
Keterangan yang menunjukkan kapan daerah pada peta
disurvei, dipetakan, dan dibuat.

2.2.2 Sayatan Peta Topografi


a. Garis Kontur
Garis Kontur merupakan garis pada peta yang menghubungkan
titik-titik yang memiliki ketinggian (elevasi) yang sama.
Macam kontur :

Kontur biasa

Kontur Indeks
Merupakan garis kontur yang dicetak tebal pada peta
topografi yang menunjukkan kelipatan tertentu dari
beberapa kontur.

Kontur depresi
Merupakan garis kontur yang menunjukkan adanya
morfologi cekungan atau depresi. Bentuk kontur ini adalah
garis kontur biasa namun terdapat garis tegak lurus kea rah
dalam, misal pada gambar danau.

Kontur setengah
Merupakan kontur dengan kelipatan setengah dari interval
kontur yang seharusnya.

Adapun sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut :


1) Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui suatu
lembah atau sungai dan berada di relief tinggi.
2) Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu puncak
bukit akan berbentuk melingkar tertutup. Bagian puncak
bukit adalah bagian tertinggi dari kontur yang berbentuk
lingkaran tertutup.
3) Garis kontur pada daerah yang berlereng landai dicirikan
oleh spasi kontur yang rapat.
4) Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili wilayah
yang memiliki lereng yang seragam.

5) Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan


lainnya, kecuali jika berada di daerah lereng yang
menggantung (overhanging).
6) Perubahan arah kemiringan lereng selalu diperlihatkan
dengan perulangan dari ketinggian yang sama seperti dua
buah garis kontur yang berbeda dengan nilai ketinggian
yang sama.
Perhitungan interval kontur merupakan jarak sebenarnya di
lapangan antara dua kontur yang berdekatan, rumusnya sebagai
berikut :
IK (interval kontur) = 1/2000 x Skala peta
b. Kelereng (Slope)
Sebelum mencari kelerengan kita hendaknya telah mengetahui
beda tinggi titik awal dan akhir sayatan yang dicari dengan
h = IK x kontur yang terlewati
Kelerengan merupakan besarnya sudut yang terbentuk antara
permukaan daerah terhadap muka air laut. Slope dapat dicari
dengan:
Slope = h/d
Keterangan:
h: selisih antara ketinggian awal sayatan dengan akhir
sayatan
d: jarak / panjang sayatan
Sedangkan persen kelerengan dapat dicari dengan mengkalikan
nilai slope dengan 100%. Berikut ini adalah klasifikasi
kelerengan menurut Van Zuidam.
Tabel 2.1 Klasifikasi Relief menurut Van Zuidam (1983)

Klasifikasi Relief
Datar / hampir datar
Bergelombang landai
Bergelombang curam
Berbukit bergelombang

% Relief
02
37
8 13
14 20

Beda Tinggi
< 50
550
25 75
50 200

Berbukit terjal
Pegunungan terjal
Pegunungan sangat

21 55
56 140
> 140

200 500
500 1000
>1000

terjal
c. Profil/Penampang Topografi
Penampang tegak atau sayatan tegak adalah gambaran yang
memperlihatkan profil atau bentuk dari permukaan bumi.
Profil ini diperoleh dari line of section yang telah ditentukan
lebih dulu pada peta topografi, misalnya A-A atau B B.

Persyaratan pembuatan profil


1. Profil sayatan harus melewati sebagian besar wilayah
peta
2. Dimulai pada kontur yang diketahui ketinggiannya dan
berakhir

pada

kontur

yang

ketinggiannya

juga

diketahui.
3. Profil sayatan (line of section) berupa garis lurus.

Skala Profil
a. Skala normal (nature scale) merupakan profil dimana
skala vertical sama dengan skala horizontal.
b. Skala perbesaran (exaggerated scale) merupakan profil
dimana skala vertikal dibuat lebih besar dari pada skala
horizontal (dibuat dengan kebutuhan).

2.2.3 Manfaat Peta di Bidang Geologi

Memberikan gambaran tentang gejala dan proses geologi yang

ada/terjadi pada daerah yang dipetakan


Memberikan tafsiran kondisi dan proses geologis apa saja yang
pernah terjadi didaerah yang dipetakan sepanjang zaman geologi
terhitung sejak terbentuknya batuan yang tertua di daerah

pemetaan sampai saat pemetaan berlangsung.


Memberikan evaluasi potensi geologi yang bersifat positif dan
negative yang ada atau mungkin ada sehingga daerah yang

dipetakan dapat dikembangkan secara bijaksana ditinjau dari


sudut pandang geologi.
(Wartono Raharjo, 1999)
2.3

Pengertian Geologi Foto


Geologi foto merupakan ilmu yang mempelajari gejala gelogi dari
hasil interpretasi foto udara. Sedangkan interprestasi foto itu sendiri
merupakan suatu pengambilan atau pengukuran data/informasi mengenai
sifat dari sebuah fenomena, objek, atau benda dengan menggunakan
sebuah perekam tanpa berhubungan langsung dengan objek yang akan
dikaji.
Foto udara untuk terapan geologi pada umumnya dipotret antara tengah
pagi hingga tengah hari, pada waktu matahari membuat sudut besar dan efek
bayangannya kecil. Foto udara yang mempunyai sudut matahari kecil dipotret
pada pagi hari atau sore hari pada waktu matahari berbentuk 10 o atau kurang di
atas horizon.

Pada foto ini terdapat daerah bayangan yang sering

memperlihatkan adanya perbedaan relief dan pola tekstur yang halus yang tidak
tampak pada foto udara yang sudut mataharinya besar. Beberapa pola bayangan
seperti ini dapat membantu dalam identifikasi unit geologi. Akan tetapi karena
kondisi penyinaran berubah cepat pada pagi atau sore hari, sudut penyinaran
dan kondisi pemotretan foto tidak mungkin tetap selama penerbangan pada
suatu sudut matahari kecil.

2.3.1 Faktor Faktor Intepretasi Foto Udara


Faktor-faktor yang mengintepretasikan foto udara adalah sebagai
berikut :
1. Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau
kerangka suatu objek individual. Bentuk agaknya merupakan
faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada
citra foto.
2. Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala
foto. Objek dapat disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak
dinilai dengan cermat.
3. Pola

Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk


umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak
objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk
pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam
mengenalinya.
4. Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada
foto.ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh objek.
5. Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau
kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek
yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam
bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali
pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi.
6. Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur
dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin
terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada
foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan
dan rona individual. Apabila skala foto diperkecil maka tekstur
suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.
7. Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain
sangat bermanfaat dalam identifikasi.

BAB III
METODOLOGI
3.1

Alat dan Bahan


Alat:
Penggaris
Alat tulis (pensil, ballpoint)
Kalkulator
Bahan:
Peta topografi
Kertas HVS
Kertas milimeter block

3.2

Diagram Alir

BAB VI
PENUTUP
6.1

Kesimpulan

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan penyebaran

bentuk dan ukuran dari roman muka bumi (relief, drainage, culture).
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama, yang diukur dari suatu bidang

pembanding tertentu.
Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis kontur yang
berurutan.
Sifat garis kontur:
o Garis kontur tidak pernah saling berpotongan, kecuali dalam
keadaan ekstrim seperti pada tebing yang menggantung.

o Garis kontur akan merenggang jika topografi landai dan merapat


bila curam
o Garis kontur tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis
kontur yang bernilai lain.
o Pada lembah, garis kontur akan meruncing ke hulu.
o Penentuan besarnya kontur-kontur. (Makin besar skala peta,
interval konturnya makin kecil)
o Geologi foto merupakan ilmu yang mempelajari gejala geologi dari
hasil interpretasi foto udara.
6.2

Saran
a. Praktikan sebaiknya teliti dalam melakukan plotting.
b. Praktikan sebaiknya banyak membaca buku referensi mengenai cara
membaca peta topografi khususnya kontur.

DAFTAR PUSTAKA
Diktat Panduan Praktikum Geologi Fisik dan Dinamik. 2011. Program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi (diakses pada tanggal 6 November
2011 pukul 20.13 WIB)
http://rizkykurniarubianto.wordpress.com/2011/05/03/peta-topografi/

(diakses

pada tanggal 6 November 2011 pukul 19.15 WIB)


http://www.oocities.org/ourormed/tutorial_4.htm (diakses pada tanggal 6
November 2011 pukul 20.28 WIB)

LABORATORIUM GEODINAMIK, HIDROGEOLOGI


DAN PLANOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LEMBAR ASISTENSI
Nama

: Anisa Utari Humaira

NIM

: 21100111140111

Praktikum

: Geologi Fisik dan Dinamik

Acara

: Peta Topografi dan Pendahuluan Geologi Foto

Semester

:1

Tahun Akademik

: 2011/2012

Asisten

: Neli Nikla Iklima

No

Tanggal

Keterangan

Paraf

Anda mungkin juga menyukai