Anda di halaman 1dari 9

Diskusi IMMawati

Yogyakarta, 13Juni2014
Zulfa Mahdiatur Rasyida
#Siti Walidah
merupakan istri K.H. Ahmad Dahlan. Beliau
mempunyai tekad memajukan kaum perempuan.
1914, Ibu Siti Walidah mendirikan perkumpulan
perempuan yang diberi nama Sopo Tresno. Di
dalamnya diajarkan ilmu agama dan keterampilan
untuk perempuan.
Sopo Tresno yang didirikan Siti Walidah semakin
ramai dan banyak pengikutnya, sehingga
Muhammadiyah ingin membuat Anggaran Dasar dan
peraturan yang jelas untuk perkumpulan itu. K.H
Ahmad dahlan bersama Ki Bagus Hadikusumo, Kiyai
Mukhtar, dan Kiyai haji Fakhruddin merumuskannya,
dan memberi nama baru sopo tresno menjadi
Aisyiyah, yang diambil dari nama Istri Nabi
Muhammad SAW.
Q.S. An-Nahl: 97











Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Perempuan mempunyai hak sama dengan laki-laki
dalam hal mendapat pahala dari Allah.
Perempuan juga mempunyai tanggung jawab yang sama
dalam menjalani kehidupan.
Muhammadiyah memberikan izin kepada istri dan
anak-anak mereka untuk menuntut ilmu di sekolah
formal.
1. Aisiyah (divisi kewanitaan Muhammadiyah)
TK Aisyiyah -> hasil riil gerakan aisyiyah dalam
bidang pendidikan
2. Nyai Ahmad dahlan disebut Ibu Muhammadiyah dan
Penggerak Perempuan Muhammadiyah
Kompleksitas Problem Perempuan
saat ini??
Kompleksitas problem kemanusiaan yang
terkait dengan perempuan: KDRT, Trafiking,
HIV/AIDS, TKW dsb

Kaderisasi melalui berbagai jalur profesi, keluarga,


amal usaha (pendidikan, RS, Panti), kegiatan,
Memperbanyak komunitas-komunitas kultural dan
fungsional
Assalamualaikum wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai