Anda di halaman 1dari 17

Filsafat Ilmu memberikan pengetahuan tentang:

Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis


Landasan Ontologis: pengembanganilmu, artinya titik tolak
penelaaha ilmu pengetahuan di dasarkan atas sikap dan
pendirian filosofi yang dimiliki oleh seorang ilmuwan.
(menjelaskan hakekat ilmu)
Landasan Epistemologis: pengembangan ilmu, artinya titik
tolak penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas cara dan
prosedur dalam memperoleh kebenaran. Yaitu metode ilmiah.
(mengkaji sumber, dan cara memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan)
Landasan Aksilogis: pengembangan ilmu, merupakan sikap
etis yang harus dikembangkan oleh seorang ilmuwan, terutama
kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.(nilai
(values) yang bersifat normatif dlm memberikan makna dan
nilai pengetahuan atau manfaat ilmu)
Tugas
Dari Proposal Penelitian atau Tesis saudara buatlah ringkasan
laporan/makalah yang menggambarkan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis dari proposal atau penelitian
saudara. Sebagai contoh seperti laporan berikut ini.

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA


PERGERAKAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK JAKARTA

OBYEK PENELITIAN
(ONTOLOGI)

PERILAKU
INVESTOR

HARGA
SAHAM

FAKTOR
FUNDAMENTAL

LIKUIDITAS

AKTIVITAS

PROFITA
BILITAS

Obyek Empirik

Obyek Empirik

FAKTOR
TEKNIKAL

SUKU KURS
INBUNGA DOLAR FLASI

LEVERAGE

Obyek Empirik

Landasan Ontologis dalam Penelitian ini

Perilaku Investor
Tujuan investor menanamkan dananya di pasar modal adalah mencari
keuntungan semaksimal mungkin. Keuntungan yang diperoleh inevestor atas
dananya yang diinvestasikan pada saham berupa bagian laba (dividen) dan selisih
harga jual saham dengan harga belinya (capital gain). Keuntungan dari dividen
hanya diperoleh setiap tahun, sementara keuntungan dari capital gain diperoleh
setiap kali terjadi transaksi jual beli saham. Pada transaksi jual beli terdapat dua
kemungkinan yang terjadi, jika harga jual lebih tinggi dibanding harga belinya
investor akan memperoleh keuntungan yang disebut capital gain dan jika harga
jualnya lebih rendah dibanding harga beli investor akan menderita kerugian atau
capital loss.
Pada umumnya para pemain di lantai bursa lebih banyak yang
mengharapkan keuntungan dari perdagangan saham, karena bisa diperoleh setiap
saat. Harga saham bisa berubah setiap saat, dan perubahan harga tersebut secara
teoritik dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor fundamental dan faktor
teknikal. Faktor fundamental adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri (emiten). Apabila perusahaan
yang mengeluarkan saham dalam kondisi yang baik kinerjanya, harga saham
akan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan kepercayaan investor kepada
emiten semakin baik, investor mempunyai harapan akan memperoleh bagian
keuntungan atau dividen yang besar. Faktor fundamental ini bisa dilihat dari
laporan keuangannya yang diterbitkan tiap tiga bulan sekali, dan dari laporan
keuangan emiten bisa dilihat tingkat kinerja keuangannya baik dari segi
kemampuan menghasilkan keuntungan (profitabilitas), kemampuan membayar
hutang (Likuiditas), struktur modalnya (Leverage), maupun tingkat efisiensi dan
efektivitasnya dalam mengelola kekayaannya (aktivitas). Sementara Faktor
Teknikal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan yang
mempengaruhi harga saham perusahaan. Harga saham sangat rentan dengan
berbagai isu dan kasus yang terjadi di luar perusahaan. Kondisi ekonomi
misalnya sangat mempengaruhi berfluktuasinya harga saham, seperti yang terjadi
pada saat krisis ekonomi tahun 1997 menyebabkan semua harga saham

mengalami penurunan yang sangat drastis yang diindikasikan dengan turunnya


indeks harga saham gabungan dari 600 lebih menjadi hanya sekitar 300. Ada
beberapa variabel faktor teknikal yang mempengaruhi harga saham seperti suku
bunga, tingkat inflasi, nilai kurs valuta asing, kebijakan ekonomi, dan lainnya.
Faktor fundamental dan teknikal ini akan menyebabkan perubahan
perilaku investor, dan perilaku investor ini yang menyebabkan berfluktuasinya
harga saham. Dengan demikian pada hakekatnya penelitian ini merupakan
penelitian terhadap perilaku investor yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut
di atas.
Untuk memahami perilaku investor, perlu kiranya mengenal siapa
investor itu sebenarnya. Bailard, Biehl & Kaiser (sebuah lembaga investasi di
California, Amerika) mengatakan bahwa pada dasarnya ada lima macam investor
di pasar modal yang sering disebut dengan the Five-Way Models. Kelompok
pertama disebut kelompok petualang atau adventurers. Orang-orang yang
termasuk dalam kelompok ini pada umumnya tidak mempedulikan risiko, bahkan
cenderung untuk menyukainya (risk takers). Akibatnya, sebagai investor mereka
cenderung untuk tidak mempedulikan para penasehat keuangannya karena
berbeda pandangan terhadap risiko. Dapat dibayangkan bila kelompok ini dalam
jumlah yang cukup besar akan sangat mempengaruhi harga saham.
Kelompok kedua dinamakan dengan kelompok celebrities. Kelompok ini
terdiri dari orang-orang yang selalu ingin tampil, menonjol dan menjadi pusat
perhatian. Mereka tidak peduli dengan perhitungan untung ruginya investasi,
asalkan keputusan mereka membeli sekuritas dapat publikasi yang luas dan
didengar oleh orang banyak. Kelompok ini juga cenderung risk takers.
Kelompok ketiga disebut sebagai kelompok individualist. Kelompok ini
terdiri dari orang-orang yang cenderung untuk bekerja sendiri dan tidak peduli
pada keputusan investasi orang lain (cenderung tidak mengikuti arus). Kelompok
ini berusaha menghindari risiko yang tinggi dan tidak keberatan untuk
menghadapi risiko yang moderat.
Kelompok keempat disebut kelompok guardians. Kelompok ini
beranggotakan investor yang lebih matang, lebih berpengalaman serta

berpengetahuan relatif luas. Mereka cenderung untuk sangat berhati-hati dalam


mengambil keputusan investasi. Kelompok ini selalu mendiskusikan keputusan
investasinya dengan financial advisors sebagai partner. Jika dalam pengambilan
keputusan terjadi kesalahan mereka tidak akan mengkambinghitamkan orang lain
sebab semua sudah didiskusikan secara mendalam. Sedangkan kelompok kelima
adalah kelompok yang tidak bisa secara tegas dimasukkan ke salah satu dari
empat kelompok di atas, kelompok ini sering disebut sebagai kelompok straight
arrows.
Faktor Fundamental
Seperti diuraikan di atas bahwa faktor fundamental adalah faktor-faktor
yang berasal dari perusahaan yang mengeluarkan saham. Faktor ini sering
disebut dengan kinerja perusahaan, baik kinerja keuangan maupun kinerja non
keuangan. Kinerja non keuangan tidak dibahas di sini sebab konsentrasi dari
penelitian ini adalah dari sisi keuangan. Kinerja keuangan biasa diwujudkan
dengan rasio-rasio keuangan yang diperoleh dari hasil analisis laporan keuangan
yang diekspos kepada publik setiap tiga bulan.
Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi, bagi
perusahaan publik harus dilaporkan ke pasar modal dan diekspos ke publik setiap
tiga bulan agar masyarakat (investor) mengetahui perkembangan perusahaan
publik tersebut. Ini menyangkut transparansi kondisi perusahaan agar investor
tahu persis bagaimana kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham yang telah
dibelinya.
Kinerja keuangan perusahaan yang diwujudkan dalam rasio-rasio
keuangan tersebut bisa dipilah menjadi 4 rasio, pertama rasio likuiditas yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban
finansialnya (hutang) baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang.
Kedua rasio profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan dengan semua sumber dana yang dipunyai baik modal
sendiri maupun hutang. Ketiga rasio leverage atau sering disebut struktur modal
adalah seberapa besar kekayaan perusahaan dibiayai dengan hutang. Dan

keempat rasio aktivitas yakni efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan


kekayannya.
Faktor Teknikal
Fakator Teknikal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
yang berasal dari luar perusahaan yang menerbitkan saham. Faktor teknikal ini
ada yang terjadinya sepanjang waktu seperti suku bunga bank, nilai kurs valuta
asing, inflasi, tapi juga ada yang terjadinya tidak menentu seperti kebijakan
ekonomi, kondisi ekonomi, statemen pemerintah, isu-isu politik, dan informasiinformasi yang menyesatkan.
Faktor teknikal dalam penelitian ini hanya mengambil yang terjadinya
sepanjang waktu. Sebab faktor yang sporadis kejadiannya sulit diprediksi dan
sulit diukur. Dengan demikian hanya suku bunga bank, kurs valuta asing, dan
inflasi yang diperhitungkan mempengaruhi harga saham.
Suku bunga bank merupakan kompensasi dari bank kepada masyarakat
karena bank memanfaatkan dana masyarakat. Masyarakat pemilik dana
(investor) mempunyai kebebasan untuk menggunakan dananya, apakah akan
disimpan di bank, digunakan untuk usaha, atau ditanamkan pada sekuritas
(saham). Secara rasional investor akan menanamkan dananya pada instrumen
yang paling menguntungkan dengan mengkombinasikan dengan risiko yang akan
dihadapi. Jika suku bunga bank tinggi, maka investor banyak yang menanamkan
dananya pada bank, dan kesempatan menanamkan dananya ke pasar modal
berkurang. Dengan demikian tingginya suku bunga secara teoritik akan
berdampak turunnya harga saham, sebab banyak investor yang menjual
sahamnya untuk dialihkan kepada bank.
Kurs valuta asing adalah nilai mata uang asing dibandingkan dengan mata
uang rupiah. Jika kurs mata uang asing semakin tinggi dibanding rupiah, maka
investor cenderung akan menanamkan uangnya ke valuta asing, karena takut
semakin lama nilai rupiah semakin rendah. Investor akan mengalihkan investasi
saham kepada investasi pada valuta asing.

Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus


menerus (Nopirin, 1991). Semakin tinggi inflasi akan semakin tinggi harga-harga
umum di pasar. Dengan inflasi yang tinggi menyebabkan memegang uang tunai
tidak menguntungkan, sehingga cenderung untuk menginvestasikan pada
instrumen yang menhasilkan keuntungan lebih tinggi.

a. Landasan Epistemologis dalam Penelitian


ini
Model Kerangka Pikir
Likuiditas
Profitabilitas
Leverage

Faktor
Fundamental

Aktivitas

Perilaku
Investor

Harga
Saham

Suku Bunga
Kurs Valas
Inflasi

Faktor
Teknikal

Faktor fundamental merupakan variabel laten independen (mempengaruhi)


yang diukur dengan beberapa indikator. Indikator-indikator ini didapat dari
sumber dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan yang akan diteliti. Dari
dokumentasi (berupa laporan keuangan) akan dianalisis menjadi indikator.
Indikator Likuiditas yang merupakan kemampuan membayar hutang dapat
dihitung dengan rumusan:
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar

Semakin tinggi tingkat likuiditas, kreditor semakin percaya kepada


perusahaan, sehingga kinerja keuangan perusahaan sangat baik. Dengan
demikian likuiditas berhubungan positif dengan harga saham.
Indikator Profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan diukur dengan Return on Investment (ROI), yang dapat diperoleh
dengan formulasi:
Laba Setelah Pajak
ROI

x 100
Total Aktiva

Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diterima perusahaan, semakin tinggi


dividen yang bisa dibagi sehingga investor menyukai saham perusahaan ini,
sehingga ROI berhubungan positif dengan harga saham.
Indikator Leverage merupakan kekayaan perusahaan yang dibiayai dari
hutang. Secara teoritis pada ondisi ekonomi yang baik, semakin tinggi hutang
semakin besar kemamapuan perusahaan menghasilkan keuntungan, sehingga
berhubungan positif dengan harga saham. Indikator ini diukur dengaan Debt
to Equity yakni imbangan antara hutang dengan modal sendiri.
Total Hutang
DER

x 100
Modal Sendiri

Indikator

aktivitas

yang

merupakan

efektivitas

perusahaan

dalam

memutarkan dananya diukur dengan Total Asset Turnover dengan formulasi


sebagai berikut:
Total Penjualan
TATO =
Total Aktiva
Semakin tinggi TATO semakin baik perusahaan, sehingga indikator ini
mempunyai pengaruh yang positif dengan harga saham.

Faktor Teknikal merupakan variabel laten independen (mempengaruhi)


yang diukur dengan beberapa indikator. Indikator-indikator ini didapat dari
sumber dokumen dari lembaga-lembaga yang terkait dengan indikatornya.
Indikator suku bunga berupa bunga deposito dari beberapa bank baik bank
pemerintah maupun bank swasta yang akan dirata-rata. Sumber data akan
diambil dari bebarapa bank besar. Suku bunga ini mempunyai hubungan
yang negatif dengan harga saham artinya jika suku bunga naik investor
cenderung akan menjual sahamnya untuk ditanamkan pada deposito.
Indikator Kurs Valuta asing

diambil dari valuta asing yang kuat (hard

currency) yakni kurs Dolar Amerika. Jika kurs dolara naik investor akan
membeli dollar, sehingga kurs dollar mempengruhi secara negatif terhadap
harga saham.
Indikator inflasi mempunyai pengaruh yang negatif artinya jika inflasi tinggi
investor akan cenderung memanfaatkan dananya untuk investasi riil seperti
pendirian perusahaan, pembelian real estate, dll.
Faktor Perilaku investor saham merupakan variabel laten dependen
(dipengaruhi) yang sumber datanya diperoleh peneliti dengan teknik
wawancara mendalam atau deep interviw dengan para investor yang ada di
bursa efek Jakarta. Wawancara mendalam ini sangat diperlukan dalam rangka
memperoleh data riil dilapangan mengenai seberapa besar faktor-faktor
fundamental dan teknikal mempengaruhi dan untuk mencari tahu apakah ada
faktor lain yang mempengaruhinya. Sementara, harga sebagai dampak dari
perilaku investor berupa dokumen-dokumen yang dapat diperoleh dari
laporan Bursa Efek Jakarta atau sumber-sumber lain yang terkait.

Data-data yang diperoleh tersebut setelah diolah ke dalam masing-masing


indikator, kemudian dianalisis/diuji untuk membuktikan kebenaran hubungan
antar variabel untuk kemudian diambil kesimpulan.
Sedangkan pengujiannya akan digunakan uji statistika untuk mencari pengaruh
variabel-variabel dependen dan independennya, dengan rumusan:
Y = + 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4+ 5X5+ 6X6+ 7X7+ 8X8
Paradigma Metodologi
Pada penelitian ini dikonstruk dengan beberapa cirri dan pertimbangan sebagai
berikut:
Bukan penelitian grounded
Peneliti dengan obyek penelitian terpisah dan bebas nilai
Hasil penelitian bisa digeneralisasi
Penelitian bertujuan mencari hubungan sebab akibat
Bisa digunakan untuk memprediksi
Menggunakan hipotesis dan teori yang kemudian akan diuji
Dari beberapa cirri dan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini mempunyai
paradigma POSITIVISME dengan pendekatan KUANTITATIF.

b. Kemanfaatan Hasil Penelitian (Aksiologi)


Kemanfaatan bagi teori

Sebagai ajang pembuktian kebenaran antara teori yang sudah ada


dengan kejadian riil.

Sebagai kontribusi atau sumbangan terhadap teori, jika dalam


penelitian ini ada yang menyimpang dari teori yang sudah ada.

10

Kemanfaatan bagi dunia praktek

Hasil penelitian bisa dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur


sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan.

Bagi para pelaku pasar modal penelitian ini bisa digunakan salah satu
acuan dalam kebijakan investasinya.

11

a. Pandangan dari Sudut Agama


Pandangan terhadap kegiatan pasar modal:
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri. Instrumen yang diperjual belikan di pasar modal adalah saham, obligasi,
right, obligasi konvertibel, dan produk-produk turunannya. Dengan demikian
aktivitas di pasar modal berupa perdagangan (jual beli), dengan obyek barang
yang diperdagangkan berupa surat berharga.
Menurut agama islam, pada dasarnya perdagangan dijinkan sementara
riba dilarang, seperti di firmankan dalam Alquran surat An-Nisa 29: Hai orangorang yang beriman janganlah kamu makan hak sesamamu dengan jalan bathil
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu. Sementara ayat-ayat tentang riba sangat banyak dalam Alquran, seperti
dalam surat Al Imran 130: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.
Di pasar modal aktivitasnya berupa perdagangan dan yang diperdagangkan adalah surat berharga. Surat berharga di pasar modal ada dua jenis ada yang
berupa modal sendiri yakni saham dan hutang (obligasi). Saham memberikan
keuntungan kepada pembelinya berupa dividen yakni bagian laba, sementara
hutang memberikan kompensasi berupa bunga, dan bunga menurut agama islam
merupakan hal yang riba. Dengan demikian kegiatan pasar modal sebagian
diijinkan oleh agama (perdagangan saham) dan ada yang dilarang (perdagangan
obligasi). Sahampun harus dilihat aktivitas perusahaan yang mengeluarkannya,
yakni tidak bertentangan dengan syariah islam, seperti saham perbankan, saham
perusahaan produsen minuman keras, atau saham perusahaan bertentangan
dengan syariah islam tentu dilarang oleh agama islam.

12

Pandangan dari Sudut Perdagangan saham di pasar


modal
Perdagangan saham di pasar modal masih banyak diragukan oleh para
ulama, sebab perdagangan saham yang dilakukan masih mengandung maisir,
gharar, dan riba. Perdagangan saham masih banyak dilakukan dengan cara
spekulasi, bila untung untungnya besar dan bila rugi ruginya juga akan besar,
sebab seperti pada dua mata uang bila ada yang untung pasti ada yang rugi.
Padahal dalam islam kegiatan seperti masuk dalam kategori maisir atau gharar.
Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa Rasulullah
saw melarang jual beli dengan hasab dan penjualan berisiko (gharar). Biasanya
para investor ini hidupnya tidak tenang, setiap saat melakukan pengecekan
terhadap harga-harga saham yang dimiliki, karena harga saham bisa berubah
setiap saat sehingga perlu dimonitor. Padahal Allah membenci terhadap orang
yang menghitung-hitung hartanya sementara orng lain kelaparan.
b. Pandangan Pribadi
Pasar modal merupakan salah satu lembaga keuangan yang membantu
pemerintah untuk mendukung pendanaan baik bagi perusahaan negara maupun
swasta. Pemerintah tidak mungkin membiayai sendiri kebutuhan dana dalam
rangka memajukan perekonomian, sehingga peran pasar modal sangat
diperlukan.
Diakui

bahwa

peran

pasar

modal

dalam

rangka

mendorong

perkembangan sektor riil dangat besar. Namun demikian, ada sebagian kegiatan
pasar modal yang masih bertentangan dengan agama seperti adanya unsur riba
pada salah satu instrumen pasar modal yakni obligasi. Juga masih ada
perusahaan-perusahaan yang beroperasi belum sesuai dengan agama, sehingga
diperlukan sebuah pasar modal yang sesuai dengan syariah islam. Oleh karena itu
pemerintah harus bisa mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasinya
misalnya dengan mendorong berdirinya pasar modal syariah yang produkproduknya terbebas dari maisir dan gharar.

13

Memang sebagian umat islam yang notabene ingin menjalankan syariah


islam secara kaffah di pasar modal, telah merintis dengan memilah-milah
perusahaan-perusahaan publik yang beroperasinya tidak melanggar syariah. Dari
perusahaan-perusahaan publik tersebut kini telah dibentuklah Jakaarta Islamic
Index (JII).
Sementara, dari segi perdagangan di pasar modal yang penuh dengan
spekulasi yang memang menjadi nuansa tersendiri di lantai bursa, menjadi
bagian yang tidak terpisahkan. Ramainya lantai bursa disebabkan banyaknya
investor yang bersifat tidak rasional yang menanamkan dananya dengan penuh
spekulasi, bahkan kadang-kadang merekayasa informasi yang menjadikan harga
semakin berfluktuasi.
Pasar modal masih sangat dibutuhkan oleh kalangan pengusaha dan
pemerintah sementara pasar modal syariah belum juga ada kabar kapan akan
berdiri, sehingga pasar modal konvensional memang harus tetap jalan dengan
berbagai risikonya. Namun demikian sebagai umat islam sebaiknya berhati-hati
dalam berinvestasi di bursa, sebab jangan sampai hidup kita tidak tenang karena
harta, harusnya hartalah yang harus menenangkan kita.
c. Kesimpulan
Pergerakan harga saham terjadi hampir setiap saat, dan hal inilah yang
menyebabkan terjadinya transaksi setiap hari. Pergerakan harga saham tiap saat
ini lebih banyak disebabkan karena supply and demand atas saham tersebut
terkecuali ada hal-hal spesifik yang menyebabkan perubahan harga saham sangat
tajam, seperti informasi yang menyesatkan, kondisi ekonomi yang memburuk,
dan lainnya. Pergerakan harga saham yang secara teoritis dipengaruhi oleh dua
faktor, yakni faktor fundamental dan faktor teknikal dan akan diteliti
kebenarannya untuk kasus perusahaan-perusahaan manufaktur yang ada di Bursa
Efek Jakarta (BEJ).
Obyek utama (ontologi) dari penelitian ini adalah perilaku investor yang
diwujudkan dengan pergerakan harga saham, yang dipengaruhi oleh variabel

14

bebas berupa faktor fundamental (Curreent Ratio, ROE, DER, dan TATO).
Sementara paradigma metodologinya berupa positivisme dengan pendekatan
kuantitatif.

15

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, 1998, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Ed 3, BPFE,


Yogyakarta
Brealey, Richard & Steward Myers, 1996, Principles of Corporate Finance,
4thEd, Mc Graw Hill, Tokyo.
Creswell, John W., 1994, Research Design: Qualitative & Quantitative
Approaches, Sage Publication, New Delhi
Dagun, Save M,. 1992, Pengantar Filsafat Ilmu, Rineka Cipta, Jakarta
Gie, The Liang., 1999, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty Yogyakarta
Heri Sudarsono,. 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,Ed 2,. Penerbit
Ekonisia, Yogyakarta.
------------------,. 2003, Konsep Ekonomi Islam: suatu pengantar, Ed 1, Penerbit
Ekonisia, Yogyakarta
Jujun S. Suriasumantri, 2003, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafei Antonio., 1992, Apa dan Bagaimana
Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta.
Kirk, Jerome & Marc L. Miller., 1987, Reliability and Validity in Qualitatif
Research, Sage Publication, New Delhi.
Mardjuki Usman, dkk., 1990, ABC Pasar Modal Indonesia, Institute Bankir
Indonesia, Jakarta.
Moleong, J., 2000, Metode Penelitian Kuantitatif, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Mudzakir, 2003, Filsafat Ilmu, Modul Kuliah Program Doktor Universitas
Airlangga, Surabaya.
Noeng Muhadjir, 2001, Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme dan Post
Modernisme, Ed II., Rake Sarasin, Yogyakarta.

16

-------------------- , 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ed IV, Rake Sarasin,


Yogyakaarta.
Sudarwan Danim., 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Pustaka Setia, Bandung
Sumariyah, 2002, Pengantar pasar Modal Indonesia, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi, Penerbit
Ekonisia, Yogyakarta.
Utwin, Mark S,. 1995, How to Measure Survey Reliability and Validity, Sage
Publication, New Delhi.

17

Anda mungkin juga menyukai