Anda di halaman 1dari 7

PLANT SURVEY

I. Definisi
Plant survey adalah salah satu cara awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi
bahaya-bahaya potensial yang terdapat pada lingkungan kerja, dengan cara mempelajari alur
produksi yang digunakan dan dilanjutkan dengan melihat secara langsung ke lapangan atau
tempat kerja . Apabila dilakukan hanya pada satu kali kunjungan dan tidak melakukan
pengukuran, juga sering disebut sebagai walk through survey.
Kegiatan plant survey dilakukan dalam sebuah tim yang terdiri dari dokter dan tenaga
kesehatan terkait untuk melakukan observasi, wawancara, dan pengukuran dengan
menggunakan daftar tilik yang telah disusun sebelumnya.
Dalam bahasa Indonesia, sering digunakan istilah Kunjungan Perusahaan namun tidak
selalu tepat, karena istilah tersebut digunakan untuk semua kegiatan berkunjung ke
perusahaan, termasuk hanya melihat bagaimana suatu produk dibuat.
II.Tujuan
Tujuan kegiatan plant survey bagi dokter layanan primer adalah :
1. Tujuan umum :
Agar dokter secara langsung melihat lingkungan kerja dan proses kerja suatu
komunitas pekerja yang dapat merupakan faktor risiko gangguan kesehatan dan
kecelakaan yang mungkin terjadi, sehingga memahami pengaruh lingkungan
terhadap kesehatan.
2. Tujuan khusus :
a. Mampu mengidentifikasi bahaya potensial/faktor risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja di suatu perusahaan/tempat kerja yang berhubungan dengan
masalah kesehatan pasien
b. Mampu mengidentifikasi gangguan kesehatan yang mungkin timbul dengan
adanya bahaya potensial tertentu di suatu tempat kerja
c. Mampu menjelaskan upaya perlindungan dan pencegahan yang telah atau dapat
dilakukan oleh perusahaan

d. Mampu memberikan rekomendasi untuk perbaikan upaya kesehatan dan


keselamatan kerja bagi pekerja di suatu perusahaan, yang bersifat evidencebased (berdasarkan referensi yang mutakhir)
III.

Walk Through Survey


Walk Through survey adalah survei untuk mendapatkan informasi yang relatif

sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat sehingga diperlukan upaya
pengumpulan data untuk kepentingan penilaian secara umum dan analisa sederhana. Walk
Through Survey dan Check list Walk through survey merupakan teknik utama yang penting
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat
memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan.
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah kerahasiaan
perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum melakukan pemotretan
perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan perusahaan. Ada dua lasan untuk
melarang pemotretan : Pertama trade secrecy dan kedua adalah safety. Ada beberapa sensor
pemadam apai yang bekerja dengan adanya cahaya.
Keuntungan dari melakukan survey ini termasuk :
a. Memperoleh satu pandangan umum tentang seluruh operasional
b. Dapat mengidentifikasi kunci dari kebahayaan di area tempat kerja
c. Mengakses keefektifitas terhadap metode control pada tempat
Pada saat walk-through, pihak okupasi kesehatan dapat menanyakan hal-hal seperti
berikut :
a. Apakah suatu tindakan pengukuran diperlukan di area ini?
b. Jika iya, bahaya (hazard) apa yang perlu diukur?
c. Dimana sebaiknya diukur?
d. Pekerja mana yang sering terpapar?
e. Kapan seharusnya pengukuran tersebut dibuat?
f. Kesimpulan apa yang dapat diambil setelah hasil didapatkan?
IV.

Bahaya Potensial (Hazard)


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,
kerusakan, cedera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang

berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk
mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada :
a. Manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan,
b. Properti termasuk peralatan kerja dan mesin-mesin,
c. Lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan,
d. Kualitas produk barang dan jasa,
e. Nama baik perusahaan.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upayaupaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai
faktor, antara lain :
a. Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan
kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;
b. Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam
lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik
produk antara maupun hasil akhir;
c. Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila
manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi
kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.
Beberapa jenis potensi bahaya yang terdapat pada perusahaan atau komunitas pekerja,
yaitu :
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguangangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas
penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat
memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui
pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact
(melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja

sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya
debu, gas, uap, asap, bahan beracun (toksisitas), cara masuk ke dalam tubuh.
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan
oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau
bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu,
misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan
yang digunakan dalam proses produksi
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang
disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta
peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan
kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja
ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang
baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang
tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu
yang tidak harmonis dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya
tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang
sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis
kegiatan yang dilakukan.
V.

Menentukan Cara Pengamatan


Hasil pengamatan dan observasi di lapangan akan dianalisa berdasarkan standar

penentuan risiko. Penulisan laporan berdasarkan pengamatan dan klarifikasi dari pihak
manjemen.

Aktivitas pengamatan ini meliputi beberapa rangkaian yaitu:


1. Opening conference
2. Walkthrough survey
3. Closing conference
Kriteria risiko dari suatu aktivitas ditetapkan berdasarkan:
1. Jenis pekerjaan yang dilakukan dan aktivitas yang berisiko.
2. Lingkungan tempat bekerja.
3. Alat yang dipakai untuk bekerja.
4. Kompetensi yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
5. Literature review.
6. Riwayat kecelakaan atau hampir celaka sebelumnya.
7. Besarnya akibat yang pernah tercatat atau pernah dilaporkan oleh karena
mengerjakan jenis pekerjaan tertentu dengan alat tertentu.
8. Berbagai kemungkinan yang tidak terprediksi.
Risk Assesment
Risk (R) = E x P
1. R : Resiko
2. E : Effect = Severity hazard
(Berapa besar resiko)
3. P : Likelihood of Accurancy (kemungkinan terjadinya)
Efek
Adalah akibat yang ditimbulkan dari suatu bahaya.
Kriteria :
1. Insignificant/tidak significant
2. Minor
3. Moderate
4. Mayor
5. Irreversibel

Tingkat keparahan efek bahaya akibat kecelakaan kerja :

Tingkat

Kriteria

Penjelasan

Insignificant

Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil

Minor

Moderate

Mayor
Catastropic/

bencana

Memerlukan perawatan P3K, langsung dapat ditangani,


kerugian materi sedang
Memerlukan perawatan medis, memerlukan bantuan pihak luar,
kerugian materi cukup besar
Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh secara
total, kerugian materi besar
Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar

Probability
Merupakan keseringan munculnya situasi tidak aman yang mengakibatkan efek yang
telah teridentifikasi.
Probability situasi tidak aman dikategorikan kedalam lima klasifikasi :
Tingkat
A
B
C

Kriteria

Penjelasan

Almost

Suatu kejadian akan terjadi pada semua

certain/hampir pasti

kondisi/setiap kegiatan yang dilakukan

Likely/cenderung

Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir

mungkin terjadi

semua kondisi

Moderate/mungkin

Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi

dapat terjadi

tertentu

Unlikely/kecil
D

kemungkinannya
terjadi

Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa


kondisi tertentu, namun kecil kemungkinan terjadi

Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu

Rare/jarang sekali

kondisi yang khusus/luar biasa/setelah bertahun-

terjadi

tahun

Penilaian resiko (R)


Secara analogi matematis, risiko merupakan perkalian antara tingkat keparahan efek
bahaya dengan probabilitinya.
MATRIX PENILAIAN RESIKO
Peluan

Akibat

E : Extreme risk/Risiko ekstrim, memerlukan penanganan/ tindakan segera


H : High risk/Risiko tinggi, memerlukan perhatian pihak senior manajemen
M : Moderate risk, harus ditentukan tanggung jawab manajemen terkait
L : Low risk/ Risiko rendah, kendalikan dengan prosedur rutin

Anda mungkin juga menyukai