Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah analisis bioekivalen (BE) in
vitro ranitidine generik yang sudah beredar di pasaran dengan membandingkannya terhadap
innovator dari Ranitidin, yaitu ranitidine braded. Penggunaan ranitidine braded sebagai
produk pembanding dikarenakan berdasarkan peraturan Kepala BOPM tentang pedoman uji
bioekivalen yang menyatakan bahwa produk pembanding adalah produk innovator, selain itu
dikarenakan produk innovator yang telah memiliki izin edar telah terbukti efikasi, keamanan
dan mutunya. Tujuan dari praktikum ini untuk mempelajari perbedaan profil disolusi dari
masing-masing produk.
Percobaan ini dilakukan berdasarkan uji disolusi terbanding, yaitu mengukur % disolusi
masing-masing obat tersebut dalam medium dapar posfat pH 4,5 sehingga diperoleh nilai
faktor perbedaan dan faktor similaritas ranitidine generik terhadap ranitidine branded sebagai
innovator dari ranitidin. Adapun tujuan dari penggunaan medium dapar posfat pH 4,5 adalah
untuk mengetahui profil disolusi dari ranitidin di usus yang mempunyai pH asam sehingga
dapat memprediksi jumlah ranitidin yang dapat di absorpsi di usus.
Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah membuat kurva baku dari zat
ranitidine dengan
adalah untuk menghindari kesalahan perhitungan konsentrasi. Karena pelarut yang digunakan
adalah dapar fosfat sesuai dengan kondisi fiisiologis usus didalam tubuh maka blanko yang
digunakan dalam pengukuran kurva baku ranitidine adalah dapar fosfat untuk menghindari
terjadinya pengukuran yang tigkat ketelitian jauh dari nilai sebenarnya. Setelah dilakukan
pengukuran absorbansi dengan berbagai variasi konsentrasi senyawa baku, maka dari data
yang ada dibuat persamaan regresi linearnya. Tujuan dari pembuatan kurva baku ini adalah
untuk memperoleh persamaan larutan baku dalam penentuan kadar sampel. Nilai R yang
diperoleh dari kurva baku harus mendekati 1,00 yang menujukan terbentuk garis lurus linear
pada rentang konsentrasi yang dibuat. Persamaan regresi yang diperoleh dari kurva baku
adalah y = 0.0092x-0.0816 dengan R2 = 0,99. Persamaan ini digunakan untuk menghitung
konsentrasi sampel, sehingga diperoleh persen disolusi dari masing-masing sampel. Dari hasil
ini di peroleh faktor similaritas dan faktor perbedaan dari masing-masing sampel terhadap
ranitidin.
Selanjutnya adalah dilakukan uji disolusi terhadap ranitidine generik dan ranitidine
branded
sebanyak 3 butir tablet ranitidin generik dan 3 butir tablet ranitidin branded
pada zat yang diukur. Ionisasi akan mengubah konsentrasi zat yang diukur. Sedangkan
hidrolisis disebabkan reaksi suatu partikel dengan air yang bisa menyebabkan penyimpangan
karena dapat mengurangi konsentrasi larutan yang diukur. Lalu, faktor berkaitan dengan
keadaan alat seperti penggunaan yang terus menerus dalam periode waktu cukup lama
sehinga alat menjadi terlalu panas dan ketidakmonokromatisan sinar (menyebabkan
penyimpangan karena hal tersebut mempengaruhi nilai absorpsitivitas yang akhirnya
mepengaruhi serapan sinar).
Dari hasil percobaan yang dilakukan, berikut adalah tabel nilai faktor similaritas dan
faktor perbedaan sampel terhadap ranitidine branded :
Sampel
Ranitidin generik
Faktor Similaritas
Faktor Perbedaan
52.112
12.609
Suatu obat dinyatakan bioekivalen terhadap obat pembanding jika mempunyai nilai faktor
similaritas pada rentang 50-100 dan faktor perbedaan pada rentang 0-15. Dari tabel diatas
dinyatakan bahwa semua produk sampel bioekivalen karena memiliki nilai faktor similaritas
memasuki rentang 50-100 dan farktor perbedaan pada rentang 0-15. Dari nilai ini
menunjukan bahwa semua produk memiliki kemiripan profil disolusi sehingga akan
menghasilkan kemiripan profil bioavaibilitas yang akan memberikan efek yang sama, baik
dalam hal khasiat, efikasi maupun keamanan.
Meskipun semua produk dinyakatakan ekivalen karena memiliki nilai faktor similaritas
sesuai rentang yang diperbolehkan, akan tetapi masing-masing produk masih memiliki nilai
faktor perbedaan, walaupun faktor perbedaan ini masih memenuhi persyaratan. Hal ini dapat
terjadi karena adanya perbedaan teknologi formulasi dari masing-masing produk, misalnya
teknik pembuatan produk, zat tambahan yang digunakan, jenis sediaan, dll sehingga
menghasilkan perbedaan biofarmasi dari produk tersebut.
Dari hasil percobaan diperoleh % disolusi masing-masing produk pada medium dapar
posfat pH 4,5 yang disajikan dalam tabel berikut ini :
Waktu
(menit
)
10
15
30
30
45
Disolusi
Generi Brande
k
d
49.058 56.781
66.454
70.767
85.770
79.192
89.488
80.586
88.982
78.969
Untuk memberikan efek terapi, zat berkhasiat harus dapat berikatan dengan reseptornya
di dalam tubuh. Molekul zat berkhasiat yang dapat berikatan dengan reseptor adalah molekul
utuh dari zat berkhasiat tersebut. Oleh karena itu dari hasil percobaan ini dapat diketahui
untuk menghasilkan profil bioavaibilitas ranitidin yang baik dan cukup untuk menghasilkan
efek, maka diperlukan formulasi yang akan membuat ranitidin diabsorpsi secara maksimal,
sehingga menghasilkan bioavaibilitas yang cukup untuk menghasilkan efek terapi.