ABSTRAK
Dalam penelitian ini di buat sebuah model struktur 3D dengan variasi bentang b/ 1; 1,5 ; 2 dimana b ialah bentang
bangunan arah X dan ialah bentang bangunan arah Y dengan ketinggian bangunan 56 m ( 14 lantai ). Analisa yang dipakai dalam
meninjau perilaku struktur akibat gempa adalah analisa statis nonlinear pushover. Metode yang digunakan untuk analisa tingkat
kinerja ialah metode capacity method dan metode target displacement. Digunakan data diagram stress strain beton terkekang milik
Cussons Paultre. Dari hasil analisa diperoleh bahwa semakin tinggi rasio b/ bangunan makin kecil nilai daktilitas strukturnya.
Bangunan yang memasukkan diagram stress strain Cussons Paultre memiliki daktilitas 2-3 kali lipat lebih tinggi daripada bangunan
yang dirancang sesuai FEMA 356. Analisa dengan metode capacity method (Performance Point) ATC 40 lebih akurat untuk
menjelaskan perbedaan tingkat kinerja struktur dengan memasukkan efek nonlinearitas dibanding dengan metode target
displacement FEMA 356
Kata kunci:
Diagram Stress Strain Cussons Paultre, Tingkat Kinerja, Daktilitas, Analisa Statis Non Linear Pushover,
metode koefisien perpindahan, metode performance point
PENDAHULUAN
Struktur bangunan yang dirancang oleh arsitek
mempunyai beragam gaya, model dan bentuk
menjadi fenomena tersendiri bagi seorang teknik
sipil dalam menganalisis strukturnya ketika
menerima beban gempa. Dalam penelitian ini di
buat sebuah model struktur 3D dengan variasi
bentang b/ 1; 1,5 ; 2 dimana b ialah bentang
bangunan arah X dan ialah bentang bangunan
arah Y dengan ketinggian bangunan kurang lebih
56 m (14 lantai).
Perkembangan disain struktur tahan gempa akhirakhir ini menawarkan suatu pendekatan baru
dengan menggunakan konsep Performance Based
Seismic Design. Konsep Performance Based
Seismic Design adalah konsep yang menetapkan
tingkat kinerja (performance level) yang
diharapkan dapat dicapai saat struktur dilanda
gempa dengan intensitas tertentu. Metoda evaluasi
tingkat kinerja struktur yang dipakai pada
penelitian ini bedasarkan FEMA 356 dan ATC 40,
yaitu metoda koefisien perpindahan (Displacement
Coefficient) dan metoda Performance Point.
Sedangkan analisa yang dipakai dalam meninjau
perilaku struktur akibat gempa adalah analisa statis
nonlinear pushover.
A-61
ISBN 978-979-18342-1-6
Wi .hi
xV .(2)
Wi .hi
Lt
14
1-13
BEBAN
DL
LL
(kg/m2) (kg/m2)
341
100
351
250
B. segitiga
Ly = 5 ; Lx = 2,5
DL
LL
(kg/m)
(kg/m)
852,5
250
877,5
625
Lt
14
1-13
BEBAN
DL
LL
(kg/m2) (kg/m2)
341
100
351
250
B. segitiga
Ly = 5 ; Lx = 2,5
DL
LL
(kg/m)
(kg/m)
1704
500
1755
1250
A-62
Wi (kg)
14
775.836,0
825.336,0
12
825.336,0
11
825.336,0
10
825.336,0
926.136,0
926.136,0
926.136,0
926.136,0
926.136,0
1.037.016,0
1.037.016,0
1.037.016,0
1.037.016,0
Wi.hi
(kg.m)
43.446.
816,0
42.917.
472,0
39.616.
128,0
36.314.
784,0
33.013.
440,0
33.340.
896,0
29.636.
352,0
25.931.
808,0
22.227.
264,0
18.522.
720,0
16.592.
256,0
12.444.
192,0
8.296.1
28,0
4.148.0
64,0
366.448
.320,0
Fix (kg)
100%
Tulangan
melintang
jarak
tulangan
melintang
(mm)
8D25 (atas)
4D25(bawah)
2D10
150
4D25 (atas)
2D25(bawah)
2D10
150
7D25 (atas)
3D25(bawah)
2D10
150
3D25 (atas)
2D25(bawah)
2D10
150
5D25 (atas)
3D25(bawah)
2D10
150
3D25 (atas)
2D25(bawah)
2D10
150
24D25
4D13
100
16D25
4D12
100
30%
11.527,7
3.458,3
11.387,3
3.416,2
10.511,3
3.153,4
9.635,4
2.890,6
8.759,5
2.627,8
8.846,3
2.653,9
7.863,4
2.359,0
6.880,5
2.064,1
5.897,6
1.769,3
4.914,6
1.474,4
4.402,4
1.320,7
3.301,8
990,5
2.201,2
660,4
1.100,6
330,2
No
Lantai
1 s/d
4
1 s/d
4
5 s/d
9
5 s/d
9
10 s/d
14
10 s/d
14
1 s/d
4
5 s/d
14
Elemen
Struktur
Balok
interior
400x800
mm
Balok
eksterior
400x800
mm
Balok
interior
400x700
mm
Balok
eksterior
400x700
mm
Balok
interior
300x600
mm
Balok
eksterior
300x600
mm
kolom
800x800
mm
kolom
700x700
mm
Tulangan
memanjang
Gambar 5:
800x800mm
A-64
sendi
C 0 C1 C 2 C 3 S a
Sd
Te
4
g .................(4)
(5)
Sa
Sd
T
2
) S a (6)
0,5767
0,0448
12,8728
0,5193
0,0448
11,5915
0,5097
0,0448
11,3772
model
Dimana
Sd-Spektral displacement; MPF- faktor
partisipasi ragam; roof -perpindahan pada lantai i
ragam ke-1.
Berikutnya dilakukan pemeriksaan tingkat kinerja
sesuai ATC 40 yaitu dengan mencari rasio kinerja
untuk kemudian dicocokkan dengan tingkat kinerja
yang dimiliki bangunan
Rasio kinerja = Xroof / Hbangunan.............(9)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A-65
ISBN 978-979-18342-1-6
model
1,771
0,0448
39,5313
1,0634
0,0448
23,7366
1,0627
0,0448
23,721
Struktur
Ti
(dtk)
Te (dtk)
t (m)
m/H
level
ATC
40
1,46
1,4475088
0,47427861
0,00846926
IO
1,433
1,4104578
0,45030973
0,00804125
IO
1,434
1,4119792
0,45128167
0,0080586
IO
Xroof
Xroof/
H
tingkat kinerja
0,46
0,734
0,013
Damage control
0,47
0,748
0,013
Damage control
0,45
0,718
0,013
Damage control
DAFTAR PUSTAKA
[1] Prof. Budiono, Bambang, Performance
Based
Design, International Conference on
Earthquake engineering and disaster
mitigation, Jakarta, 2008
[2] Fattah, Ahmed, Eccentricity Based Analysis of
Confinement Reinforced Concrete Circular
Column,
Kansas
State
University,
Manhattan, 2008
[3] Lee, Sam, Nonlinier Dynamic Earthquake analysis
of Skyscraper, CTBUH 8th World Congress,
Dubai,2008
[4] Giri, Momen Curvature of reinforced Concrete
Beams Using Various Confinement Models
and Eksperimental Validation, Asian
A-67
ISBN 978-979-18342-1-6