Flow
rate CO2
(l/menit)
3
110
7
4
10
16
4
10
16
Wakt
u
(meni
t)
4
10
16
4
10
16
11,6
11,8
12,2
15,5
16
15,8
11,6
12,1
12,8
16,6
16,2
15,2
11,6
11,95
12,5
16,05
16,1
15,5
12,6
12,6
12,6
14,8
15,2
14,6
12,5
12,5
13
15,5
16,1
14,8
12,55
12,55
12,8
15,15
15,65
14,7
Buttom
V2
12,9
13,3
12,5
15,5
15,7
16,1
Vrata2
12,75
13,45
12,5
15,45
15,6
15,95
Product
V2
12,8
14,1
13,3
16,4
14,8
15,3
Vrata2
12,5
14,05
12,95
16,3
15,2
14,9
V1
12,6
13,6
12,5
15,4
15,5
15,8
Tabel IV.1.2 Hasil Titrasi NaOH Setelah Proses Absorpsi dengan larutan
HCl 0,1 N dengan flowrate NaOH sebesar 115 ml/s
Wakt
Flow
Volume Titrasi (ml)
Flow
u
rate
Tray 2
Tray 4
rate CO2 (meni
NaOH
t)
(l/menit)
V1
V2
Vrata2
V1
V2
Vrata2
(ml/s)
3
115
7
Flow
rate
NaOH
(ml/s)
115
Flow
rate CO2
(l/menit)
3
4
10
16
4
10
16
Wakt
u
(meni
t)
4
13,8
13,6
14
15,1
15,1
15,4
14,3
14
14,7
14,8
14,9
15,3
14,05
13,8
14,35
14,95
15
15,35
15
14,8
14,8
14,7
15
15
14,5
15
15,2
14,4
14,6
15,7
14,75
14,9
15
14,55
14,8
15,35
V1
13
Buttom
V2
Vrata2
13,9 13,45
IV-2
10
16
4
10
16
14,3
15,1
13,2
14,9
15
14,9
15,8
14,5
15,1
15,6
14,6
15,45
13,85
15
15,3
14,3
14,4
13,6
14,7
14,5
15
14,7
14
14,6
15,1
14,65
14,55
13,8
14,65
14,8
Flow rate
CO2
(l/menit)
3
110
7
3
115
7
Wakt
u
(meni
t)
4
10
16
4
10
16
4
10
16
4
10
16
Konsentrasi NaOH
Product
Tray 2
Tray 4
Buttom
0,25
0,281
0,259
0,326
0,304
0,298
0,29
0,292
0,309
0,277
0,3
0,306
0,232
0,239
0,25
0,321
0,322
0,31
0,281
0,276
0,287
0,299
0,3
0,307
0,251
0,251
0,256
0,303
0,313
0,294
0,295
0,298
0,3
0,291
0,296
0,307
0,255
0,269
0,25
0,309
0,312
0,319
0,269
0,293
0,291
0,276
0,293
0,296
NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3
Na2CO3(s)
+ H2O(l)
Na2CO3(s)
+ H2O(l)
Flow rate
CO2
(l/menit)
3
Wakt
u
(meni
t)
4
10
Tray 2
Tray 4
Bottom
0,011695
0,011618
0,011740
0,011723
0,011693
0,011693
0,011683
0,011648
IV-3
7
3
115
7
16
4
10
16
4
10
16
4
10
16
0,011673
0,011505
0,011560
0,011575
0,012155
0,012150
0,012108
0,012188
0,012130
0,012115
0,011695
0,011518
0,011515
0,011545
0,012178
0,012190
0,012163
0,012133
0,012130
0,012113
0,011680
0,011563
0,011538
0,011585
0,012143
0,012135
0,012130
0,012153
0,012140
0,012113
0,011695
0,011548
0,011540
0,011523
0,012208
0,012148
0,012153
0,012190
0,012148
0,012140
IV.2 Pembahasan
Tujuan percobaan absorpsi adalah mengetahui tingkat kejenuhan larutan NaOH
0,224 N dalam proses penyerapan gas CO 2 3 l/mnt dan 7 l/mnt, mengetahui pengaruh flow
rate CO2 terhadap penyerapan gas CO2 pada larutan NaOH 0,224 N, mengetahui pengaruh
flow rate CO2 pada larutan NaOH 0,224 N terhadap penyerapan gas CO2 3 l/menit dan 7
l/menit, mengetahui pengaruh tray terhadap penyerapan gas CO2 3 l/menit dan 7 l/menit.
Reaksi yang terjadi selama percobaan adalah:
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + H2O(l)
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka CO2 yang terabsorbsi oleh NaOH
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
IV-4
0.011500
0.011450
0.011400
6 8 10 12 14 16
Waktu (menit)
Grafik IV.1 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Tray 2 pada
Flowrate NaOH 110 ml/detik dan Flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Dari Grafik IV.1 dapat dilihat perbandingan mol CO2 terabsorpsi pada tray 2 dengan
flowrate CO2 3 l/mnt dan7 l/mnt. Mol CO 2 terabsorpsi pada tray 2 dengan flowrate CO2 3
l/mnt pada masing-masing variabel waktu 4, 10, dan 16 menit secara berturut-turut yaitu
0,011740; 0,011723; dan 0,011695 mol/detik. Sedangkan pada flowrate CO2 7 l/mnt yaitu
0,011518; 0,011515; dan 0,011545 mol/detik.
Berdasarkan hasil percobaan pada flowrate NaOH 110 ml/s dengan flowrate CO2 7
l/mnt menggambarkan hasil CO2 terabsorbsi telah mengalami kenaikan konsentrasi,
dimana hal ini tidak sesuai dengan literatur yang ada. Ketidaksesuaian ini dikarenakan
proses difusi yang tidak berlangsung antara NaOH dengan gas CO2 artinya tidak adanya
perpindahan molekul-molekul yang berpindah dari fasa gas ke liquid dan peristiwa ini
disebabkan pula reaksi NaOH dengan gas CO2 yang membentuk Na2CO3 yang kembali ke
sisi kiri kesetimbangan (reaktan). Kembalinya kesetimbangan reaksi ke sisi kiri reaktan
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-5
0.012140
0.012120
0.012100
0.012080
0.012060
10
15
20
Waktu (menit)
Grafik IV.2 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Tray 2 pada
Flowrate NaOH 115 ml/detik dan Flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Dari Grafik IV.2 dapat dilihat perbandingan mol CO2 terabsorpsi pada tray 2 dengan
flowrate CO2 3 l/mnt dan7 l/mnt. Mol CO 2 terabsorpsi pada tray 2 dengan flowrate CO2 3
l/mnt pada masing-masing variabel waktu 4, 10, dan 16 menit secara berturut-turut yaitu
0,012178; 0,012190; dan 0,012163 mol/detik. Sedangkan pada flowrate CO2 7 l/mnt yaitu
0,012133; 0,012130; dan 0,012113 mol/detik.
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-6
0.011550
0.011500
0.011450
6
10 11 12 13 14 15 16
Waktu (menit)
Grafik IV.3 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Tray 4 pada pada
flowrate NaOH 110 ml/detik flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Dari Grafik IV.3 dapat dilihat perbandingan mol CO2 terabsorpsi pada tray 4
dengan flowrate CO2 3 l/ mnt dan 7 l/mnt. Mol CO2 terabsorpsi pada tray 4 dengan
flowrate CO2 3 l/mnt pada masing-masing variabel waktu 7, 10, dan 16 yaitu 0,011693;
0,011693; dan 0,011680 mol/detik. Sedangkan pada flowrate CO2 7 l/menit yaitu
0,011563; 0,011538; dan 0,011585 mol/detik.
Berdasarkan hasil percobaan pada flowrate NaOH 110 ml/s dengan flowrate CO2 7
l/mnt mengalami penurunan konsentrasi pada menit ke 10, namun pada menit ke 16
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-7
0.012120
0.012110
0.012100
0.012090
5 10 15 20
Waktu (menit)
Grafik IV.4 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Tray 4 pada pada
flowrate NaOH 115 ml/detik flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-8
8 10 12 14 16
Grafik IV.5 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Produk pada
flowrate NaOH 110 ml/detik flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Dari Grafik IV.5 diatas dapat dilihat perbandingan mol CO2 terabsorpsi pada produk
dengan flowrate CO2 3 l/ mnt dan 7 l/mnt. Mol CO2 terabsorpsi pada produk dengan
flowrate CO2 3 l/mnt pada masing-masing variabel waktu 6, 10, dan 16 secara berturut-
IV-9
0.012140
0.012120
0.012100
0.012080
0.012060
10 15 20
Waktu (menit)
IV-10
CO2 yang
0.011600
Terabsorpsi
(mol)
Flow rate CO2
3 l/menit
0.011550
0.011500
0.011450
0.011400
6
10 11 12 13 14 15 16
Waktu (menit)
Grafik IV.7 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Bottom pada
flowrate NaOH 110 ml/detik flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-11
0.012160
0.012140
0.012120
0.012100
5 10 15 20
Waktu (menit)
IV-12
Grafik IV.8 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 Bottom pada
flowrate NaOH 115 ml/detik flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/menit
Dari Grafik IV.8 diatas dapat dilihat perbandingan mol CO2 terabsorbsi pada
bottom dengan flowrate CO2 3 l/mnt dan 7 l/mnt. Mol CO2 dengan flowrate CO2 3 l/mnt
pada masing-masing variabel waktu 7, 10, dan 16 menit secara berturut-turut yaitu
0,012208; 0,012148; 0,012153 mol/detik. Sedangkan pada flowrate CO2 7 l/mnt yaitu
0,012190; 0,012148; 0,012140 mol/detik.
Berdasarkan hasil percobaan pada flowrate NaOH 110 ml/s dengan flowrate CO2 3
l/mnt mengalami penurunan konsentrasi pada menit ke 10, namun pada menit ke 16
mengalami kenaikan konsentrasi kembali dimana hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
ada. Ketidaksesuaian ini dikarenakan proses difusi yang tidak berlangsung antara NaOH
dengan gas CO2 artinya tidak adanya perpindahan molekul-molekul yang berpindah dari
fasa gas ke liquid dan peristiwa ini disebabkan pula reaksi NaOH dengan gas CO2 yang
membentuk Na2CO3 yang kembali ke sisi kiri kesetimbangan (reaktan). Kembalinya
kesetimbangan reaksi ke sisi kiri reaktan disebabkan karena bercampurnya hasil reaksi
Na2CO3 dengan feed NaOH sehingga menyebabkan nilai NaOH yang bereaksi dengan CO2
bernilai negatif (Setiadi, 2008).
Sedangkan pada flowrate CO2 7 l/mnt menggambarkan hasil CO2 terabsorbsi telah
mengalami penurunan konsentrasi. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa penurunan jumlah CO2 yang diserap oleh NaOH yang semakin lama
semakin jenuh, karena semakin banyak CO2 yang telah diikat oleh NaOH tersebut.
Sehingga kemampuan mengikat NaOH tersebut telah menurun (Presetya et al, 2015).
Hubungan Antara Flow Rate CO2 dan CO2 yang Terabsorpsi
0.01
0.01
0.01
Produk
Bottom
Tray 2
Tray 4
0.01
IV-13
Grafik IV.9 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 pada flowrate NaOH
110 ml/detik yang bereaksi pada flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/mnt
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui pengaruh waktu terhadap mol CO 2
terabsorpsi pada produk, tray 2, tray 4, dan bottom pada flowrate NaOH 110 ml/s dengan
flowrate CO2 3 l/mnt dan flowrate CO2 7 l/mnt. Nilai mol CO2 yang terabsorbsi paling
besar yaitu pada tray 2 pada flowrate 3 l/mnt. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa semakin tinggi laju alir CO 2 dapat membuat laju absorbsi CO2
menjadi semakin besar. Hal ini karena semakin besar laju alir gas CO 2, maka jumlah
(kuantitas) gas CO2 yang terdistribusi kedalam membran akan semakin banyak. Sehingga
nilai koefisien dan fluks perpindahan massa akan meningkat (Servatius,2012).
Dari rata-rata grafik diatas, kandungan mol CO2 yang terabsorbsi paling besar yaitu
pada tray 4. Hal ini tidak sesuai literatur dengan yang menyebutkan bahwa kandungan mol
CO2 yang terabsorbsi paling besar yaitu pada produk. Pada proses absorbsi, semakin ke
bawah NaOH akan banyak mengikat CO2. Udara yang mengandung komponen terlarut
(misalnya CO2) dialirkan ke dalam kolom pada bagian bawah. Pada saat udara dan air
bertemu dalam kolom isian, maka akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap
udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut), maka hanya gas CO 2 saja yang berpindah
ke dalam fase air (terserap). Semakin kebawah, aliran air semakin kaya CO 2 sedangkan
semakin ke atas, aliran udara semakin miskin CO2 (Yudi,2013).
Hubungan Antara Flow Rate CO2 dan CO2 yang Terabsorpsi
produk
bottom
Tray 2
Tray 4
IV-14
Grafik IV.10 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 pada flowrate
NaOH 115 ml/detik yang bereaksi pada flowrate CO2 3 l/menit dan 7 l/mnt
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui pengaruh waktu terhadap mol CO 2
terabsorpsi pada produk, tray 2, tray 4, dan bottom pada flowrate NaOH 110 ml/s dengan
flowrate CO2 3 l/mnt dan flowrate CO2 7 l/mnt. Nilai mol CO2 yang terabsorbsi paling
besar yaitu pada tray 2 pada flowrate 3 l/mnt. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa semakin tinggi laju alir CO 2 dapat membuat laju absorbsi CO2
menjadi semakin besar. Hal ini karena semakin besar laju alir gas CO 2, maka jumlah
(kuantitas) gas CO2 yang terdistribusi kedalam membran akan semakin banyak. Sehingga
nilai koefisien dan fluks perpindahan massa akan meningkat (Servatius,2012).
Dari rata-rata grafik diatas, kandungan mol CO2 yang terabsorbsi paling besar yaitu
pada bottom. Hal ini tidak sesuai literatur dengan yang menyebutkan bahwa kandungan
mol CO2 yang terabsorbsi paling besar yaitu pada produk. Pada proses absorbsi, semakin
ke bawah NaOH akan banyak mengikat CO 2. Udara yang mengandung komponen terlarut
(misalnya CO2) dialirkan ke dalam kolom pada bagian bawah. Pada saat udara dan air
bertemu dalam kolom isian, maka akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap
udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut), maka hanya gas CO 2 saja yang berpindah
ke dalam fase air (terserap). Semakin kebawah, aliran air semakin kaya CO 2 sedangkan
semakin ke atas, aliran udara semakin miskin CO2 (Yudi,2013).
IV-15
Produk
Bottom
Tray 2
Tray 4
108
110
112
114
116
Grafik IV.11 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 pada flowrate CO2 3
l/menit yang bereaksi pada flowrate NaOH 110 ml/s dan 115 ml/s
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui pengaruh waktu terhadap mol CO 2
terabsorpsi pada produk, tray 2, tray 4, dan bottom pada flowrate CO2 3 l/mnt dengan
flowrate NaOH 110 ml/s dan flowrate NaOH 115 ml/s. Nilai mol CO2 yang terabsorbsi
paling besar yaitu pada tray 2 pada flowrate 115 ml/s. Hal ini tidak sesuai dengan literatur
yang menyebutkan bahwa semakin besar laju alir NaOH, jumlah CO2 yang terserap
semakin kecil. Hal ini dikarenakan pada operasi absorpsi dengan laju alir besar, waktu
kontak antara NaOH dengan CO2 untuk jumlah molekul yang sama akan semakin kecil.
Waktu kontak yang singkat ini menyebabkan transfer massa yang terjadi lebih sedikit dan
jumlah CO2 yang terserap juga lebih sedikit (Maarif, 2007).
Ketidaksesuaian ini terjadi karena ketika kesetimbangan itu telah tercapai
penambahan konsentrasi justru akan mengurangi produk (jumlah gas CO 2 terabsorp), atau
dapat dikatakan larutan telah jenuh (Cundari, 2014).
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-16
Produk
Bottom
Tray 2
Tray 4
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
109 110 111 112 113 114 115 116
Grafik IV.12 Grafik Perbandingan antara Waktu dan Konsentrasi CO2 pada flowrate CO2 7
l/menit yang bereaksi pada flowrate NaOH 110 ml/s dan 115 ml/s
Laboratorium Proses Pemisahan dengan Perpindahan Panas dan Massa
Secara Simultan
D3 Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya
IV-17