Daftar Isi
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Sistem Saraf Pusat......
II.2 Klasifikasi Sistem Saraf Pusat ...
BAB III PENUTUP
III. Kesimpulan.....
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Farmakologi Toksikologi II dengan judul Sistem Saraf Pusat ini dengan tepat
waktu.
Dalam makalah ini, kami mengkaji atau mengulas beberapa hal yaitu
tentang pengertian sistem saraf pusat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaan
dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang
bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tugas makalah Farmakologi dan Toksikologi dengan tema Sistem
Saraf Pusat ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta khususnya bagi
penulis sebagai penerapan dalam kehidupan sehari-hari serta penambah wawasan
dan pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem
koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan
ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan
tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi. Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk
menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara
cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan
neuron, berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan. Dalam menanggapi rangsangan tersebut, ada
3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: reseptor, penghantar
impuls, dan efektor.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dan sangat penting maka perlu perlindungan dengan tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang. Fungsi sistem saraf pusat adalah untuk memila-mila semua
informasi yang di terimanya. Sistem kemudian menempatkan bersamabersama informasi dalam rangka untuk mengendalikan tindakan dari tubuh
manusia (Tom Hoan, 2002).
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh
bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran,
dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian
luarnya berwarna kelabu berisi badan sel saraf.
Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1) Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalon
berkembang
Diencephalon
berkembang
menjadi
menjadi
otak
besar
thalamus,
(Cerebrum).
hipotalamus.
dengan
kepandaian
(intelegensi),
ingatan
(memori),
belakang
berkembang
menjadi
metencephalon
dan
oblongata.
- Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.
Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar
yang
normal
tidak
mungkin
dilaksanakan.
Jembatan
varol
(pons
varoli)
berisi
serabut
saraf
yang
syarafnya.
Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak
lansung memblokir proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang
belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek
yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara
umum). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya
analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri
tanpa pengaruh jelas.
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa
golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedatif dan
tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh
2.
BAB III
PENUTUP
III. Kesimpulan
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Otak juga terbagi dalam beberapa bagian, yaitu otak bagian depan
di mana pada otak bagian depan ada otak besar, otak bagian tengah, otak
bagian belakang, otak kecil. Adapun obat yang bekerja terhadap sistem saraf
pusat ada yang menghambat dan merangsang aktivitas otak, serta terbagi
dalam beberapa golongan pada obat.
DAFTAR PUSTAKA
Bukanda.2008 sumsung tulang belakang. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta
Pack, Phillip E. 2007. Anatomy and Physiology. Bandung: Pakar
Raya
Rian 2010. Sistem saraf untuk mahasiswa. Penerbit buku kedokteran Jakarta
Sloane,E.2004.Anatomi dan Fisiologi. Penerbit buku kedokteran Jakarta
Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT
Kiblat Buku Utama
Tom Hoan 2002. Fungsi sistem saraf. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta