Anda di halaman 1dari 17

BAB III

BIAYA DAN PRODUKSI

3.1 Tujuan Materi Biaya Dan Produksi


Biaya produksi merupakan sejumlah pengorbanan sumber-sumber ekonomi
untuk mendapatkan benda ekonomi. Sumber ekonomi yang dikorbankan dapat
berupa uang, tenaga dan barang atau jasa lainnya. Karena itu biaya produksi
dapat diartikan sebagai besarnya pengorbanan nilai sumber ekonomi untuk
memproduksi barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang.
Sedangkan produksi ditinjau dari segi ekonomi adalah usaha untuk menambah
guna suatu benda. Artinya suatu benda akan menjadi lebih berguna jika
melalui proses produksi.
Bab ini akan membahas tentang macam-macam biaya produksi seperti biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) serta biaya diendapkan
(sunk costs) dan biaya alternatif (opportunity cost), selain itu juga membahas
sedikit tentang teori produksi.
Tujuan :
Setelah mengikuti kuliah dan mempelajari materi dari bab ini, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Mengerti dan memahami serta dapat menyebutkan pengertian dan macammacam dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
2. Mengerti dan memahami serta dapat menyebutkan pengertian dari biaya
diendapkan (sunk cost) dan biaya alternatif (opportunity cost).
3. Mengerti dan memahami serta dapat menyebutkan pengertian dari
produksi.
4. Mengerti dan memahami serta dapat menyebutkan pengertian dari Law of
Diminishing Return.

37

3.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak berubah (tetap) walaupun output
bertambah ataupun berkurang. Termasuk biaya tetap antara lain : gaji pegawai
tetap bagian administrasi/kantor, beban penyusutan aktiva tetap, beban bunga
modal, beban sewa kantor dan beban asuransi.
Contoh :
Tabel 3-1 : Tingkat Produksi-Total Biaya Tetap
Tingkat Produksi

Total Biaya Tetap

(Output)

(TFC)

1000 unit

Rp. 10.000,00

2000 unit

Rp. 10.000,00

3000 unit

Rp. 10.000,00

4000 unit

Rp. 10.000,00

5000 unit

Rp. 10.000,00

Grafik total fixed cost akan tampak seperti dibawah ini


Y
(Rp. 000)
15.000
10.000

TFC

5.000
0

X
1000

2000

3000

4000

5000

Output

Gambar 3-1 : Total Fixed Cost


Pada gambar diatas tampak kurva total fixed cost merupakan garis lurus
sejajar dengan sumb OX

38

3.3 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)


Biaya variable adalah biaya produksi yang besarnya berubah-ubah tergantung
besar kecilnya produksi. Apabila produksi diperbesar maka variable cost meningkat dan apabila produksi dikurangi maka variable cost berkurang.
Termasuk biaya variable antara lain : beban biaya perlengkapan (supplier),
bahan baku, beban listrik untuk pabrik, upah persatuan hasil produksi.
Perkembangan biaya tidak tetap dapat terlihat pada contoh dibawah ini :
Tabel 3-2 : Tingkat Produksi Total Biaya Variabel
Tingkat Produksi

Total Biaya Variabel

(Q)

(TVC)

1000 unit

Rp. 10.000,00

2000 unit

Rp. 18.000,00

3000 unit

Rp. 26.000,00

4000 unit

Rp. 42.000,00

5000 unit

Rp. 65.000,00

Total biaya variable dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :


(Rp) Y
65.000
60.000
55.000
50.000
45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0

X
1000

2000

3000

4000

5000

Gambar 3-2 : Total Variable Cost


Secara umum grafik biaya tetap dan biaya variable adalah seperti dibawah ini :

39

TC

TVC
TFC

X Output
Gambar 3-3 : Total Cost

Keterangan gambar :
OY

= tingkat biaya dalam rupiah

OX

= jumlah output (hasil produksi) dalam satuan/unit

TFC

= total biaya tetap (total fixed cost)

TVC

= total biaya variable (total variable cost)

TC

= total cost atau biaya keseluruhan yang merupakan penjumlahan


total biaya tetap dan total biaya variable ( TC = TFC + TVC )

3.3.1 Total Cost , Average Cost, dan Marginal Cost


Sebagaimana dalam penjelasan diatas bahwa total cost merupakan
penjumlahan keseluruhan dari total biaya tetap dan total biaya variable.
Sedangkan average cost merupakan biaya rata-rata, biaya rata-rata diperoleh
dari total cost dibagi jumlah output. Bila total cost untuk memproduksi 1000
unit adalah Rp 20.000,- maka average costnya adalah : Rp. 20.000,- /1000 =
Rp. 20,Yang dimaksud dengan biaya marginal (marginal cost) adalah besarnya biaya
yang diperlukan apabila produksi ditambah satu satuan hasil produksi.

Contoh :

40

Untuk memproduksi 1000 unit diperlukan total cost Rp. 20.000,00, apabila
produksi ditingkatkan dari 1000 unit menjadi 2000 unit diperlukan total cost
Rp. 28.000,00 maka biaya marginalnya adalah :
Rp 28.000,00 Rp 20.000,00
Rp8.000

= Rp 8,00
2000 1000
1000

Selanjutnya perhatikan tabel dibawah ini :


Tabel 3-3 : Average Cost, dan Marginal Cost
Q

TFC

TVC

TC

AC

MC

AFC

AVC

1000

10.000

10.000

20.000

20

10,00

10,00

2000

10.000

18.000

28.000

14

5,00

9,00

3000

10.000

26.000

36.000

12

3,33

8,66

4000

10.000

42.000

52.000

13

16

2,50

10,50

5000

10.000

65.000

75.000

15

23

2,00

13,00

Keterangan :
TC = TFC + TVC
TC

AC = Q
MC =
AFC =

TC 3 TC 2
TC 2 TC1
atau
dan seterusnya.
Q2 Q1
Q3 Q2
TFC
Q

AVC =

TVC
Q

TC

= biaya total

MC

= biaya marginal

AC

= biaya rata-rata

TFC

= biaya tetap rata-rata

AVC

= biaya variable rata-rata

Perhatikan grafik biaya rata-rata dan biaya marginal di bawah ini :


Y

41

MC
AC
Gambar 3-4 : Biaya Rata-Rata &
AVC

Biaya Marginal

AFC
0

X
Output
Kurva AFC merupakan garis lengkung yang turun terus menerus dari kiri atas
ke kanan bawah. Kurva AVC merupakan garis-garis lengkung dari kiri atas
menurun ke kanan dan pada batas tertentu naik ke kanan atas. Demikian juga
dengan kurva AC dan MC seperti halnya AVC. Apa yang menyebabkan kurva
AVC, AC dan MC melengkung ke kanan atas. Hal ini disebabkan bahwa pada
tingkat produksi tertentu biaya variable mengalami kenaikan . Kenaikan ini
disebabkan karena ulah produsen yang berlomba-lomba mengadakan ekspansi
pada saat kurva menaik dan permintaan akan faktor produksi meningkat sedangkan penawaran tetap, sehingga harga factor produksi cenderung mengalami kenaikan . Faktor produksi tersebut antara lain : bahan baku, modal dan
tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi.

3.3.2

Laba / Rugi ( Profit / Loss )


Tujuan akhir yang hendak dicapai oleh setiap pengusaha adalah memperoleh
laba. Setiap pengusaha selalu berusaha untuk memaksimalkan laba yang akan
diperoleh. Masalahnya sekarang adalah tingkat output manakah suatu ekspansi
produksi secara rasional paling menguntungkan. Teknik yang sering digunakan dalam pemecahan masalah tersebut ialah dengan menggunakan analisa
break event point (BEP), yang sering juga disebut analisa sumbangan laba
(profit contribution analysis).
Perhatikan peta grafik Break Event Point dibawah ini !

TR

42

(Rp)
TC
60

Laba

50
40

AVC

30
20
10

Rugi

AFC

0
1

X
Output

Gambar 3-5 : Break Event Point


Pada grafik diatas, BEP terdapat pada produksi 4 satuan dimana hasil total
sama dengan biaya total (TR = TC), sehingga tidak diproleh laba, akan tetapi
juga tidak rugi. Produksi kurang dari 4 unit (satuan) maka akan menderita
kerugian. Sedangkan laba akan dicapai apabila produksi diatas 4 unit (satuan).
Perhaikan tabel berikut ini :
Tabel 3-4 : Tingkat Produksi Laba/Rugi
Tingkat Produksi(Output)

Keterangan

1 Unit

Rugi = 20 10 = 10

2 Unit

Rugi = 24 18 = 6

3 Unit

Rugi = 28 26 = 2

4 Unit

BEP = 35 35 = 0

5 Unit

Laba = 42 40 = 2

6 Unit

Laba = 52 46 = 6

7 Unit

Laba = 60 52 = 8

3.4 Biaya Diendapkan (Sunk Cost)

43

Biaya-biaya diendapkan adalah biaya-biaya yang telah lampau yang tidak


dapat diperoleh kembali. Sebagai contoh misalnya seorang investor membeli
100 lembar saham dari sebuah perusahaan melalui pedagang perantara
(broker) dengan harga Rp. 25.000,00 per saham. Selain itu investor tersebut
harus membayar Rp. 85.000,00 untuk komisi dan biaya-biaya lainnya.
Dua bulan kemudian sebelum menerima pembayaran deviden pembeli saham
itu menjual kembali 100 lembar saham tadi melalui pedagang perantara yang
sama dengan harga Rp.35.000,00 per-saham dikurangi Rp. 105.000,00 untuk
biaya penjualan. Dengan demikian investor menerima keuntungan bersih
sebesar Rp. 3.500.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 85.000,00 Rp.
105.000,00 = Rp. 810.000,00 pada transaksi-transaksi tersebut. Pada saat
waktu penjualan Rp. 2.500.000,00 dan Rp. 85.000,00 merupakan biaya-biaya
telah lampau, akan tetapi karena biaya-biaya ini pulih kembali setelah
diadakan transaksi-transaksi, maka biaya diendapkan (sunk cost) tidak jadi
dibuat. Jika sebaliknya investor menjual 100 lembar saham tersebut 2 bulan
setelah pembelian dan harga pasar pada saat itu adalah Rp. 20.000,00 persaham, dengan biaya Rp. 70.000,00 untuk biaya penjulan, maka investor akan
mengalami kerugian sebesar Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp.
85.000,00 Rp. 70.000,00 = Rp. 655.000,00. Dalam hal ini sebagian dari
biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan diperoleh kembali, tetapi kerugian
sebesar Rp. 655.000,00 akan merupakan biaya mengendap (sunk cost).

3.5 Biaya Alternatif (Opportunity Cost).


Biaya mengenai kesempatan terlebih dahulu untuk mendapatkan bunga atau
suatu pengembalian atas dana-dana investasi disebut suatu biaya alternatif
(opportunity cost). Sebagai contoh jika seorang mempunyai Rp. 1.000.000,00
dan disimpan baik-baik dalam rumah maka orang ini telah melewatkan
kesempatan untuk mendapatkan bunga atas uangnya dengan membuka suatu
rekening tabungan dalam sebuah Bank yang bersedia membayar bunga
berganda tahunan sebesar 5% misalnya. Untuk jangka waktu 1 tahun orang tsb

44

melewatkan kesempatan untuk mendapatkan (0,05) x Rp 1.000.000,00 = Rp.


50.000,00. Jumlah Rp. 50.000,00 disebut biaya alternative (opportunity costs)
sehubungan dengan penyetoran Rp. 1.000.000,00.
Dalam pemikiran yang sama dapat pula diterapkan dalam menentukan suatu
biaya alternative tahunan unutk investasi-investasi dalam usaha dan proyekproyek rekayasa / engineering. Pembelian dari suatu macam peralatan mesin
produksi dengan harga Rp. 20.000.000,00 diambilkan dari modal bersih yang
diinvestasikan (equity capital) mencegah uang ini untuk diinvestasikan
dibidang usaha lainnya dengan keamanan yang lebih besar atau keuntungan
yang lebih tinggi. Konsep biaya alternative ini adalah fundamental untuk studi
ekonomi teknik dan merupakan unsur biaya yang dimasukkan kedalam semua
metodologi sebenarnya untuk perbandingan alternative proyek-proyek.
Dalam setiap penggantian yang ditunjukkan untuk suatu analisa ekonomi
seperti misalnya : pembelian sebuah mesin baru, penggantian volume
produksi, dan sebagainya maka beberapa biaya akan tetap dipengaruhi,
sedangkan biaya-biaya lainnya tidak.
Biaya-biaya yang tidak dipengaruhi pada saat penggantian ini jadi tetap
konstan biasanya disebut sebagai biaya-biaya tetap (fixed cost), sedangkan
biaya-biaya yang dipengaruhi pada setiap penggantian disebut sebagai biayabiaya yang bertambah (incremental costs).
Jika kita membicarakan mengenai biaya-biaya untuk berbagai volume
produksi yang berbeda-beda, maka biasanya istilah variable lebih sering
digunakan dari pada incremental. Tetapi jika diinginkan untuk membicarakan perubahan-perubahan dalam biaya-biaya untuk suatu perubahan kecil
dalam volume produksi, maka istilah-istilah differential dan marginal lebih
sering digunakan dari pada variable.

3.6 P r o d u k s i

45

Produksi ditinjau dari segi ekonomi adalah usaha untuk menambah guna suatu
benda. Artinya suatu benda akan menjadi lebih berguna jika melalui proses
produksi.
Faktor-faktor produksi :
a. Faktor produksi alam
Adalah factor alam yang menyediakan berbagai keperluan hidup yang
mutlak bagi manusia, antara lain :

tanah dan iklim

air, udara dan sinar matahari

kekayaan yang terdapat dalam tanah

b. Faktor produksi tenaga kerja


Faktor ini dibedakan atas :

Tenaga kerja jasmani : tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan


kekuatan jasmani

Tenaga kerja rohani : tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan


rohaninya atau kepandaiannya.

Disamping itu tenaga kerja dapat pula dibedakan atas :

Tenaga kerja terdidik (skilled labour) yaitu tenaga kerja yang melalui
proses pendidikan terlebih dahulu.

Tenaga kerja terlatih (trained labour) yaitu tenaga kerja yang melalui
proses pelatihan terlebih dahuli .

Tenaga kerja tidak terdidik atau tida terlatih (unskilled and untrained
labour) yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan
pelatihan untuk melakukan pekerjaannya.

c. Faktor produksi modal

46

Menurut sifatnya
1. Modal tetap yaitu modal yang dapat digunakan beberapa kali
dalam proses produksi, contoh : gedung, mesin, kendaraan dan lain
sebagainya.
2. Modal tidak tetap yaitu modal yang hanya dapat dipakai untuk
sekali produksi, contoh : bensin, bahan baku, bahan pembantu dan
lain-lainnya.

Menurut segi pemiliknya


1. Modal masyarakat yaitu modal yang digunakan untuk memproduksi barang-barang keperluan masyarakat, contoh : industri
pesawat terbang, kereta api, mobil dan lain-lain.
2. Modal pribadi/industri yaitu modal yang digunakan oleh industri
atau digunakan untuk memupuk keuntungan pribadi contoh :
tabungan dengan bunganya dan lain-lain.

Menurut bentuknya
1. Modal nyata yaitu barang/modal yang dapat digunakan untuk
proses selanjutnya, contoh : mesin, gedung dan lain sebagainya.
2. Modal abstrak yaitu nilai dari benda-benda modal yang ada, contoh
: nilai mesin, nilai gedung dan lain-lainnya.

d. Faktor produksi skill/keahlian


Skill/keahlian digolongkan dalam :
1. Managerial skill yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan untuk
mempergunakan kesempatan yang ada sebaik mungkin.
2. Technological skill yaitu keahlian yang bersifat teknis dan ekonomis
dalam suatu kegiatan usaha.
3. Organizational skill yaitu kemampuan untuk mengatur usaha.

47

3.7 Law of Diminishing Return


Seorang ahli ekonomi Inggris, David Ricardo (1772-1823) mengemukakan
teori tentang Hukum Hasil Lebih Yang Makin Berkurang

(the law of

diminishing marginal return).


Hukum ini menyatakan bahwa hasil tambahan akan semakin berkurang bila
ditambah terus menerus sejumlah tambahan input/factor produksi yang lain .
Contoh :
Sebidang tanah dikerjakan seorang petani menghasilkan 500 karung padi,
sekiranya tiap tahun jumlah tenaga kerja yang menggarap bertambah
sedangkan luas tanah dan factor lain tidak bertambah, hasil produksi total
terlihat naik. Namun demikian, pertambahan hasil tidak sebanding dengan
tambahan tenaga kerja, artinya setelah mencapai titik tertentu pertambahan
hasil akan berkurang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan table dibawah ini :
Tabel 3-5 : Hasil Lebih Yang Makin Berkurang
Jumlah

Jumlah Hasil

Tambahan Hasil

Tenaga Kerja

(Dalam Ukuran Karung)

(Marginal)

0
500

500
700

1200
800

2000
750

2750
450

3200

48

3.8 Fungsi Pendapatan Total


Pendapatan total / Total Revenue (TR) yang akan dihasilkan dari suatu usaha
selama suatu periode waktu tertentu adalah hasil perkalian dari harga
penjualan per unit (P) dengan jumlah / banyaknya unit-unit yang dijual (Q).
TR = harga x permintaan = P.(Q)

..

(3-1)

Dalam bab 1 dapat dikatakan hubungan antara harga dan permintaan dapat
dinyatakan sebagai suatu fungsi linier yaitu :
P = a bQ

untuk

0 Q a/b dan a > 0, b > 0 .. (3-2)

Jika hubungan antara harga dan permintaan seperti dalam persamaan (3-2)
digunakan, maka :
TR = (a - bQ) Q = aQ - bQ2 untuk 0 Q a/b dan a > 0, b > 0 . (3-3)
Jika kita abaikan fungsi biaya yang mana saja, maka hubungan antara
pendapatan total dan permintaan, untuk kondisi seperti dinyatakan dalam
persamaan (3-3) dapat ditunjukkan dengan kurva seperti terlihat dalam grafik
3-6 di bawah. Dalam kondisi-kondisi ini pendapatan total maksimum dapat
dicari pula. Secara kalkulus permintaan unit barang, , yang akan menghasilkan pendapatan total maksimum dapat diperoleh dengan pemecahan :
dTR = (a 2bQ) dQ
dTR
a 2bQ 0
dQ

(3-4)

Sehingga :
Q

a
2b

. (3-5)

49

Gambar 3-6 di bawah ini memperlihatkan fungsi pendapatan total sebagai


fungsi permintaan dimana sumbu x adalah permintaan akan barang (unit) dan
sumbu y adalah pendapatan total.

T
O
t
a
l

Maks TR = (a bQ)Q = aQ bQ2

R
e
v
e
n
u
e

Q
Permintaan
a
Q
2b

Gambar 3-6 : Fungsi Pendapatan Total - Permintaan


Pada titik ini, perhatian harus ditujukan kepada turunan dari pendapatan total
berkenaan dengan volume (permintaan), dTR/dQ , yang disebut pendapatan
tambahan (incremental revenue) atau pendapatan marginal (marginal revenue).

3.9 Contoh Soal


Seorang pengusaha pabrik kapur memiliki biaya tetap / fixed cost untuk
operasional pabrik sebesar Rp 250.000,- per bulan. Pengusaha tsb ingin
mencari berapa produksi yang harus dihasilkan sehingga akan mendapatkan
keuntungan yang maksimum. Data-data mengenai biaya tidak tetap / variable
cost, jumlah produksi (output) kapur dan harga jual kapur sesuai dengan
output dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

50

Tabel 3-6 : Output, Biaya Variabel & Harga Jual


Output
[ kg/bulan ]
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1050

Biaya Variabel
[ Rp ribu / bulan ]
130
180
220
240
260
280
310
350
410
500
620

Harga Jual
[ Rp ribu / kg ]
2,10
1,97
1,87
1,71
1,58
1,45
1,32
1,19
1,06
0,93
0,80

Penyelesaian :
Diketahui biaya tetap per bulan adalah Rp 250.000,- sehingga dapat dicari
biaya totalnnya, pendapatan total dan keuntungan atau kerugian dari masingmasing output produksi, hal itu dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 3-7 : Biaya Total, Pendapatan Total & Untung/Rugi
Output

BVT

BT/TC

Harga Jual

PT/TR

Untung/Rugi

[kg/bl]
100

[Rpribu/bl]
130

[Rpribu/bl]
380

[Rpribu/kg]
2,10

[Rpribu/bl]
210

[Rpribu/bl]
-170

200

180

430

1,97

394

-36

300

220

470

1,84

552

82

400

240

490

1,71

684

194

500

260

510

1,58

790

280

600

280

530

1,45

870

340

700

310

560

1,32

924

364

800

350

600

1,19

952

352

900

410

660

1,06

954

294

1000

500

750

0,93

930

180

1050

620

870

0,80

840

-30

51

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan maksimum ada pada
output / hasil produksi 700 kg/bulan, yaitu untung sebesar Rp 364.000,-/bulan
kalau output diperbesar lagi sampai mencapai 1050 kg/bulan maka bukannya
keuntungan yang akan didapat tetapi malah kerugian yaitu sebesar Rp
30.000,-/bulan. Sebaliknya output yang terlalu rendah juga akan mendapatkan
kerugian, hal ini terlihat bila output yang dihasilkan di bawah 300 kg/bulan .
3.10

Soal-Soal Latihan
Kerjakan soal-soal latihan di bawah ini dengan teliti dan benar !!

1.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari biaya tetap (fixed cost) dan berikan
contohnya ?

2.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari biaya tidak tetap (variable cost) dan
berikan contohnya ?

3.

Jelaskan apa yang dimaksud dari Break Event Point ?

4.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari biaya diendapkan (sunk cost) dan
berikan contohnya ?

5.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari biaya alternatif (opportunity cost) dan
berikan contohnya ?

6.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari faktor produksi alam ?

7.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari faktor produksi tenaga kerja ?

8.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari faktor produksi modal ?

9.

Sebutkan dan jelaskan pengertian dari faktor produksi skill / keahlian ?

10.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Law of Diminishing Return ?

3.11Rangkuman
o Pengertian dari biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak
berubah (tetap) walaupun output bertambah ataupun berkurang.

52

o Pengertian dari biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya produksi
yang besarnya berubah-ubah tergantung besar kecilnya produksi. Apabila
produksi diperbesar maka variable cost meningkat dan apabila produksi
dikurangi maka variable cost berkurang.
o Total cost ( biaya total ) merupakan penjumlahan keseluruhan dari total
biaya tetap dan total biaya tidak tetap (variable cost).
o Average cost merupakan biaya rata-rata, biaya rata-rata dapat diperoleh
dari total cost / biaya total dibagi jumlah output.
o Biaya marginal (marginal cost) adalah besarnya biaya yang diperlukan
apabila produksi ditambah satu satuan hasil produksi.
o Biaya diendapkan (sunk cost) adalah biaya-biaya yang telah lampau yang
tidak dapat diperoleh kembali.
o Biaya alternatif (opportunity cost) adalah biaya kesempatan yang kemungkinan tidak dapat diperoleh kembali karena masa nya sudah lewat.
o Faktor produksi alam adalah faktor alam yang menyediakan berbagai
keperluan hidup yang mutlak bagi manusia, antara lain :

tanah dan iklim.

air, udara dan sinar matahari.

kekayaan yang terdapat dalam tanah.

o Law of Diminishing Return adalah hukum yang menyatakan bahwa hasil


tambahan akan semakin berkurang bila ditambah terus menerus sejumlah
tambahan input/faktor produksi yang lain .

53

Anda mungkin juga menyukai