Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan
kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Nabi Nuh
dikaruniai Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, yaitu fasih dan tegas
dalam kata-katanya, pandai bersyukur, bijaksana, dan sabar dalam berdakwah. Selain itu,
beliau adalah seorang nabi yang membela dan melindungi kaum yang lemah, miskin, dan
tertindas. Beliau terus memperjuangkan nasib mereka dari ketertindasan kaumnya yang
zalim.
Kaum Nabi Nuh terkenal zalim dan sewenang-wenang. Mereka menganggap harta
adalah satu-satunya tolok ukur untuk meningkatkan martabat dan harga diri manusia. Oleh
karena itu, mereka sangat meremehkan fakir miskin. Disamping itu, Kaum Nabi Nuh lebih
suka menyembah berhala dan percaya bahwa berhala-berhala tersebut dapat memberi
pertolongan kepada mereka.
Melihat kondisi seperti ini, Nabi Nuh mengajak mereka untuk kembali kepada Allah.
Suatu ketika, ia berdakwah kepada kaumnya, "Sesungguhnya aku peringatkan kamu akan
siksaan Allah dan aku jelaskan kepadamu jalan keselamatan maka sembahlah Allah saja dan
jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Aku khawatir apabila kamu menyembah
selain Allah atau menyekutukan dengan yang lain maka Allah menyiksamu pada hari kiamat
dengan siksaan yang pedih." Nabi Nuh selalu menyampaikan dakwahnya dengan penuh
kebijaksanaan, kecakapan, dan kesabaran.
Walaupun telah berusaha berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan,
kecakapan, dan kesabaran, Nabi Nuh tidak mendapatkan hasil. Ia hanya mendapatkan ejekan
dan penghinaan dari kaumnya. Bahkan, beberapa pemimpin kaumnya berkata, "Kami tidak
melihat kamu, melainkan seorang manusia seperti kami; kami tidak melihat orang-orang yang
mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina di antara kami yang lekas percaya saja;
kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin
bahwa kamu adalah seorang pendusta."
Setelah sekian lama berdakwah, Nabi Nuh hanya mendapatkan sedikit pengikut.
Kadang-kadang, ia kehilangan harapan, namun Allah selalu menguatkannya. Nabi Nuh terus
berdakwah mengajak kaumnya untuk kembali ke jalan Allah. Akan tetapi, ajakan tersebut
tidak pernah didengar oleh kaumnya. Akhirnya, Nabi Nuh mulai kehilangan kesabaran, ia
memberikan peringatan kepada kaumnya agar segera kembali ke jalan Allah karena khawatir
Allah akan mendatangkan bencana kepada mereka.
Ancaman Nabi Nuh justru dianggap permainan. Mereka menantang Nabi Nuh, "Hai
Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami. Kamu telah memperpanjang
bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan
kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar."
Nuh menjawab, "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika
Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri."
mana. Mereka begitu panik karena ke mana pun mereka berlari, air mengejar dan
menenggelamkan mereka. Tiada tempat berlindung dari banjir yang dahsyat itu, kecuali kapal
Nabi Nuh yang telah terisi penuh orang Mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan
oleh Nabi Nuh atas perintah Allah. Kaum Nuh benar-benar telah hancur tersapu banjir yang
dahsyat tersebut. Sebelum terjadinya banjir, Nabi Nuh mengajak anaknya yang bernama
Kan'an untuk segera menaiki kapal, bersama kerabat dan pengikutnya.
"Hai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang
yang kafir." Namun, anaknya menolak dan menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke
gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!". Nabi Nuh begitu sedih dengan sikap keras
kepala anaknya. Ia pun berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain
Allah yang Maha Penyayang."
Kemudian, Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar menyelamatkan anaknya dan
membukakan pintu hatinya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan
sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."
Allah memperingatkan Nabi Nuh dan berfirman, "Hai Nuh! sesungguhnya dia
bukanlah termasuk keluargamu. Sesungguhnya, perbuatannya tidak baik. Oleh sebab itu,
janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya.
Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang
yang tidak berpengetahuan."
Nabi Nuh pun berdoa, mengakui kesalahannya, dan pasrah terhadap takdir Allah, "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau
sesuatu yang aku tiada mengetahuinya. Sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku
dan menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."
Akhirnya, Kan'an pun tenggelam bersama kaum Nuh yang zalim. Mereka semua mati
ditelan banjir yang dahsyat tersebut. Meskipun merasa sedih Setelah semua pengikutnya yang
zalim tenggelam, Allah memberi perintah kepada bumi dan langit agar berhenti
melaksanakan tugasnya, "Hai bumi, telanlah airmu; dan hai langit (hujan), berhentilah.".
Surutlah air banjir yang dahsyat itu. Perintah pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di
atas Bukit Judy. Judy adalah sebuah daerah di Negara Armenia.
Lalu, Allah berkata kepada Nabi Nuh, "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera
dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat dad orang-orang yang
bersamamu. Ada umat-umat yang Kami beri kesenangan kepada mereka. Kemudian, mereka
akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." Nabi Nuh dan pengikutnya pun selamat, termasuk
ketiga putra Nabi Nuh yang beriman, yakni Sam, Ham, dan Yafits. Kelak, ketiganya akan
menurunkan keturunan dengan warna kulit yang berbeda. Sam memberikan keturunan bangsa
berkulit putih. Ham memberikan keturunan bangsa berkulit hitam. Yafits memberikan
keturunan bangsa berkulit kuning. Lalu, mereka turun dari kapal dan bersiap-siap
membangun kehidupan baru yang lebih balk serta melanjutkan dakwah menyampaikan ajaran
Allah Swt.
Pesan moral dan amanat dari Kumpulan Cerita Anak Muslim : Mukjizat Nabi Nuh dalam
Kisah Nabi Nuh AS adalah:
1. Sosok Nabi Nuh yang melindungi dan membela kaum yang Iemah patut kita jadikan
teladan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pembangkangan terhadap perintah Allah dapat mengakibatkan manusia terkena azab.
3. Kita juga patut meneladani ketabahan dan kepasrahan Nabi Nuh dalam menerima
takdir yang menimpa putranya yang bernama Kan'an.
4. Dalam kisah pembangkangan, Kan'an merupakan anak seorang nabi. Hal tersebut
memberi pelajaran bagi kita bahwa yang dapat menyelamatkan manusia adalah
keimanannya sendiri, bukan jabatan atau kedudukan orang tua.