Laporan K3 VENTILASI
Laporan K3 VENTILASI
PJ/Dosen
: M. Islam Nasution
Kelompok
: 6 (A P1)
Nama
NIM
Teodorus Yossie
J3E412143
Putri Rahmawati
J3E212134
Emily Sumarga W
J3E212128
M. Fathin Ibnu H
J3E212132
Yuli Ernita
J3E212141
Vivi Alviah
J3E212124
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja tepat pada waktu
nya. Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bogor, April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin maju perekonomian sebuah bangsa atau negara, maka akan
semakin banyak dilaksanakan pembangunan gedung-gedung pemerintah, gedunggedung komersial, infrastruktur juga fasilitas umum lainnya. Hal ini dapat
menjadi permasalahan yang harus diatasi atau dibenahi oleh setiap pengelola
tempat atau bangunan.
Salah satu jenis bangunan adalah gedung untuk kegiatan perkantoran yang
banyak digunakan untuk kegiatan kerja. Bagian sebuah gedung yang sangat
penting agar sebuah gedung dapat beroperasi dengan lancar adalah sistim utilitas
gedung. Salah satu bagian dari sistim utilitas gedung adalah sistim ventilasi.
Dengan adanya sistim ventilasi yang baik maka penghuni gedung perkantoran
akan dapat melaksanakan pekerjaannya secara produktif dan efisien.
Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, ventilasi berperan penting
dalam kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Banyak penelitian yang
juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ventilasi dan kejadian
penyakit berbasis lingkungan seperti tuberculosis paru atau penyakit lainnya.
Sebagai tenaga kesehatan lingkungan, kita juga memahami ventilasi sebagai salah
satu komponen standar pada bangunan tempat kerja maupun di rumah. Karena
pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan waktu lebih dari 90%
seluruh waktunya berada didalam lingkungan buatan (artificial environment),
mungkin rumah, tempat kerja ataupun sebuah kendaraan.
Ventilasi pada bangunan sangat diperlukan untuk mengolah udara secara
serempak dengan mengendalikan temperatur, kelembaban, kebersihan, dan
distribusinya untuk memperoleh kenyamanan penghuni dalam ruang yang
dikondisikan. Karena keadaan ruangan tempat bekerja merupakan hal yang dapat
mempengaruhi kualitas kerja pekerja. Kenyamanan termal yang dinilai dengan
menggunakan pendekatan psikologis dapat diartikan sebagai kondisi pikiran yang
mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya.
BAB II
ISI
A. Definisi
B. Fungsi
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain :
Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus
Sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap
(sering berupa jendela atau pintu)
Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).
Untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan
keracunan, kebakaran, dan peledakan.
Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh
keringat dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan
oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran.
Menghilangkan kalor yang berlebihan.
Selain itu, ada pula sisi negatif yang ditimbulkan dari system ventilasi, yaitu
adanya penurunan kualitas udara ruang dalam (indoor air quality) yang dialami
khususnya pada gedung-gedung fasilitas umum. Istilah sick building syndrome
semakin menjadi fenomena buruk pada era penghematan energi. Permasalahan
kualitas udara ruang dalam ini berkaitan dengan perawatan instalasi yang rendah,
konsentrasi tinggi dari polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan
(supply) udara luar rendah.
C. Syarat
Agar udara dalam ruangan tetap terjaga, dapat dilakukan persyaratan teknis
ventilasi dan jendela sebagai berikut :
Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas
lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
Udara yang masuk haruslah udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.
Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang
hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan
tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan
lain-lain.
Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
D. Prinsip
Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah
atau di tempat kerja, kemudian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem
ventilasi menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu
lingkungan kerja. Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan
kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat kerja.
E. Jenis
Secara umum jenis- jenis ventilasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ventilasi alami (Natural Ventilation)
Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan
alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan
membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian
dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada
dalam ruangan. Secara umum, standar luas ventilasi alami dihitung lebih dari
20 % luas lantai tempat kerja (Sumamur, 1987).
Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan
untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini
disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan
parameter yang harus kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin
dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang
yang ada pada dinding dan atap, Ventilasi alami biasanya digunakan dengan
tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang
tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi. Ventilasi umum dapat berlangsung
dengan baik bila :
Kadar kontaminan udara dalam ruang tidak terlalu tinggi agar volume
udara pengencer tidak terlalu besar.
Pekerja berada cukup jauh dari sumber pengencer agar tidak terpengaruh
pencemaran, kadar kontaminan udara masih dibawah nilai ambang batas.
Keterangan :
Gambar A : udara masuk melalui ventilasi alami dan langsung keluar melalui
exhaust fan.
Gambar B : udara masuk melalui ventilasi melewati bahan yang ada di meja
kerja, dihisap melalui exhaust fan.
Gambar C : posisi ventilasi berada di belakang tenaga kerja dengan ketinggian
yang sama.
Gambar D : udara masuk melalui ventilasi dan langsung dibuang melalui exhaust
fan. Udara tidak sampai bercampur dengan udara di bagian belakang tempat kerja.
Gambar E : udar yang masuk dari belakang langsung dibuang ke exhaust fan yang
ada di flapon ruangan
Gambar F : udara yang masuk dari depan tenaga kerja langsung dibuang melalui
flapon ruangan.
Berikut adalah contoh dari pemasangan ventilasi yang tidak tepat.
f.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasangan ventilasi yang baik akan menghasilkan jumlah dan
kualitas udara yang segar ke seluruh ruangan yang dapat berfungsi
mengurangi dan membebaskan udara dari bau maupun udara yang beracun.
Oleh karena itu
DAFTAR PUSTAKA
Industrial Ventilation, A Manual Of Recommended Pratice (ACGIH). 1984. Industrial
Ventilation, Edwards Brothers. Michigan USA