Anda di halaman 1dari 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Monorail
Monorail atau kereta kecil adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang
terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang meiliki dua rel
paralel. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda dari kereta terbuat dari karet,
sehingga tidak sebising kereta konvensional. Sampai saat ini terdapat dua jenis
monorail, yaitu :
a. Tipe straddle-beam, dimana kereta berjalan diatas rel.
b. Tipe suspended, dimana kereta bergantung dan melaju dibawah rel.
Kelebihan dari monorail adalah :
a. Membutuhkan ruang yang kecil, baik ruang vertikal maupun
horizontal. Lebar yang diperlukan adalah selebar kereta dan karena
dibuat diatas jalan, hanya dibutuhkan tiang untuk menyangga.
b. Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton.
c. Dapat menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dari kereta
konvensional.
d. Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah
tanah.
Kekurangan dari monorail adalah :
a. Dibanding dengan kereta bawah tanah, monorail terasa lebih memakan
tempat.
b. Dalam keadaan darurat, penumpang tidak dapat langsung dievakuasi
karena tidak ada jalan keluar kecuali di stasiun.
c. Kapasitasnya masih dipertanyakan.
2.2 Aspek Lalu Lintas
2.2.1Volume Lalu Lintas
Sebagai pengukur jumlah dari arus lalu lintas digunakan volume.
Volume lalu lintas merupakan banyaknya jumlah kendaraan yang melewati suatu
titik di ruas jalan tertentu pada interval waktu tertentu. Volume lalu lintas yang
tinggi membutuhkan prasarana baru yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat
akan kelancaran berlalulintas sehingga tercipta kenyamanan dan keamanan.
2.2.2Pertumbuhan Lalu Lintas
Hasil perhitungan besarnya LHR digunakan sebagai dasar perencanaan
jalan dan observasi tentang segala kecenderungan-kecenderungan dengan evaluasi
volume pada masa yang akan datang. Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan
4

terhadap pertumbuhan lalu lintas di masa yang akan datang. Pertumbuhan lalu
lintas dimasa mendatang dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus :
LHRn = LHRo (1 + i)n
dimana:
LHRn = lalu lintas harian tahun yang dicari
LHRo = lalu lintas harian tahun awal perencanaan
i
= laju pertumbuhan lalu lintas
n
= kumulatif tahun rencana
Dalam penentuan nilai pertumbuhan (i) dari LHR, dipengaruhi beberapa
faktor antara lain :
a. Jumlah penduduk
Mempengaruhi pergerakan lalu lintas karena setiap aktivitas kota secara
langsung akan menimbulkan pergerakan lalu lintas, dimana subjek dari lalu
lintas tersebut adalah penduduk.
b. Jumlah kepemilikan kendaraan
Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah menuntut terpenuhinya sarana
angkutan yang memadai dan tercermin dengan adanya peningkatan
kepemilikan kendaraan yang ada. Akibatnya akan terjadi peningkatan jumlah
arus lalu lintas.
2.2.3Kecepatan Tempuh
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu, atau nilai
perubahan jarak terhadap waktu. Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai
perbandingan panjang jalan dengan waktu tempuh, yang dirumuskan sebagai
berikut (MKJI, 1997)
L
V=
TT
Dimana:
V
= kecepatan rata-rata (km/jam)
L
= Panjang segmen (km)
TT
= Waktu tempuh rata-rata sepanjang segmen (jam)
2.3 Analisis Finansial
2.3.1Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value merupakan selisih antara pengeluaran dan
pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of
capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang
diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Untuk
5

menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi,
dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Perbedaan antara nilai sekarang dari arus masuk kas dan nilai sekarang
dari arus kas keluar. NPV digunakan dalam penganggaran modal untuk
menganalisis profitabilitas investasi atau proyek. Analisis NPV sensitif terhadap
keandalan arus kas masa depan bahwa investasi atau proyek akan menghasilkan.
Secara matematis di tuliskan sebagai berikut :
NPV =Benefit Cost
2.3.2Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
BCR merupakan salah satu evaluasi kelayakan investasi. Pada dasarnya
perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada benefit
(manfaat) dan cost (biaya) suatu investasi, bisa berupa usaha atau proyek. Pada
umumnya jenis investasi yang sering digunakan adalah proyek-proyek
pemerintahan dimana benefitnya merupakan benefit langsung sehingga manfaat
akan dirasakan langsung oleh masyarakat.
BCR secara matematis merupakan perbandingan nilai ekuivalan semua
benefit terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan ekuivalensi bisa
menggunakan salah satu dari beberapa analisis. Secara matematis ditulis :
B Benefit (manfaat )
=
1
C
Cost (biaya)
2.3.3Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu
proyek atau investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of
return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di
tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
IRR digunakan untuk menentukan apakah investasi akan dilaksanakan atau
tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus
lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate
of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum
dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh investor.
IRR atau internal rate of return adalah besaran yang menunjukkan harga
discount rate pada saat NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat di anggap sebagai
tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek.

Anda mungkin juga menyukai