Anda di halaman 1dari 3

MEKANISME TOOTH BLEACHING

Meskipun tooth bleaching atau pemutihan gigi telah populer dan jutaan orang telah menerima
terapi ini selama dua dekade terakhir, namun mekanisme pemutihan gigi tetap belum sepenuhnya
dipahami. Mekanisme yang berlaku secara umum pada pemutihan gigi ini mirip dengan yang
terjadi pada prosedur tekstil dan pemutihan kertas. Radikal bebas yang diproduksi oleh H2O2,
berinteraksi dengan molekul pigmen untuk menghasilkan efek pemutihan. Hal ini membuat
hipotesis bahwa H2O2 pada gel bleaching menghasilkan radikal bebas ketika berdifusi melalui
email dan dentin, memecah ikatan ganda molekul pigmen dan mengubah konfigurasi molekul
pigmen dan / atau mengubah ukuran molekul tersebut. Beberapa perubahannya berupa
perubahan sifat optis dari struktur gigi dan menghasilkan persepsi gigi yang lebih putih. Teori ini
juga logis dalam menjelaskan shade rebounding yang biasa terlihat sesaat setelah terapi
bleaching, yang mungkin disebabkan karena reformasi dari ikatan ganda.
Selain efek pemutihan oleh radikal bebas, adapula pula kemungkinan bahwa adanya efek nonbleaching selama proses pemutihan yang membantu meningkatkan efek pemutihan seperti
dengan melakukan pembersihan permukaan gigi. Dehidrasi enamel selama proses pemutihan
juga dapat mengakibatkan efek pemutihan sementara karena dehidrasi enamel saja mampu
menghasilkan perubahan yang signifikan, yang terlihat dari adanya reduksi warna dari gigi.
Namun efek pemutihan yang demikian akan menghilang pada rehidrasi dari enamel.
Efektivitas pemutihan dapat dipengaruhi oleh faktor pasien (misalnya, usia, jenis kelamin dan
warna gigi awal), bahan bleaching yang digunakan (misalnya, jenis senyawa peroksida,
konsentrasi peroksida dan bahan-bahan lainnya), dan penerapan metode (misalnya, waktu
kontak, frekuensi aplikasi, profilaksis enamel sebelum perawatan bleaching). Faktor-faktor ini
tidak hanya berkontribusi pada efektifitas pemutihan saja tetapi juga mempengaruhi stabilitas
berikutnya dari efektivitas pemutihan yang telah dicapai. Di antara faktor-faktor tersebut, waktu
kontak bahan bleaching ke permukaan enamel tampaknya merupakan hal yang lebih
berpengaruh daripada faktor yang lain.
MASALAH KEAMANAN DAN SUMBER MASALAH DARI PROSEDUR PEMUTIHAN
GIGI
Masalah keamanan pada pemutihan gigi awalnya muncul bersama dengan pesatnya pertumbuhan
dari at-home bleaching. Sumber utama dari masalah keamanan pada bleaching gigi tersebut
berasal dari toksisitas H2O2, terutama kemampuannya untuk menghasilkan radikal bebas,

termasuk radikal hidroksil. Studi menunjukkan bahwa reaksi oksidatif radikal bebas terhadap
protein, lipid dan asam nukleat, serta terhadap kerusakan patologis, memungkinkan adanya
keterkaitan dengan penuaan, stroke dan penyakit degeneratif lainnya. Reaksi oksidatif dan
kerusakan pada sel oleh radikal bebas diyakini sebagai mekanisme utama yang bertanggung
jawab pada toksisitas H2O2. Akibatnya, adapun masalah keamanan dengan potensi efek samping
sistemik jika gel pemutih terserbut tercerna serta efek samping lokal pada enamel, pulpa dan
gingiva karena adanya kontak langsung dari gel dengan jaringan. Kontroversi keamanan selama
bleaching gigi menggunakan peroksida mendorong untuk tidak hanya pertimbangan secara
ilmiah, tetapi juga adanya tantangan hukum untuk penggunaannya dalam kedokteran gigi.

Gambar. 3 Tissue burn akibat kontak dari gel pada jaringan gingiva selama prosedur bleaching
Ketika digunakan dengan tepat, paparan H2O2 dari terapi bleaching akan minimal. Selama inoffice bleaching, jaringan lunak dilindungi secara memadai menggunakan arrier material dan gel
akan dihilangkan pada akhir pemutihan; jika ada sedikit gel yang tertinggal memungkinkan
untuk tercerna atau terkonsumsi oleh pasien. Untuk at-home bleaching, perkiraan dosis
carbamide peroxide pada setiap aplikasi di rumah adalah 90 mg. Sebuah hasil penelitian
belakangan memperkirakan rata-rata 502 mg gel bleaching per aplikasi digunakan secara klinis
selama sepuluh gigi rahang atas (enam gigi anterior ditambah empat bicuspid). Ketika kedua
rahang sedang di-bleaching, jumlah rata-rata dari gel yang digunakan adalah sekitar 1,0 g. Untuk
gel pemutih yang mengandung 10% karbamid peroksida, dosis paparan akan menjadi 100 mg per
aplikasi. Dahl dan Becher memperkirakan bahwa sekitar 10% dari gel bleaching yang
diaplikasikan dapat dikonsumsi selama aplikasi. Oleh karena itu, bagi seorang individu dengan
berat bada 60 kg yang menerima at-home bleaching untuk kedua rahang sekali sehari, paparan

gel bleaching dapat dihitung pada 1,67 mg / kg / hari, dan paparan gel carbamide peroksida yang
mengandung 10 % karbamid peroksida sebesar 0,167 mg / kg / hari. Gel karbamid peroksida
10% mengandung sekitar 3,5% H2O2; akibatnya, estimasi paparan H2O2 adalah 0,058 mg / kg /
hari, atau 3,48 mg H2O2 per hari untuk orang dewasa dari 60 kg berat badan.
Tubuh manusia sudah dilengkapi dengan berbagai mekanisme pertahanan pada tingkat sel dan
jaringan untuk mencegah potensi kerusakan dari H2O2 pada sel dan untuk memperbaiki
kerusakan berkelanjutan. Enzim-enzim seperti katalase, SOD, peroksidase dan seleniumdependent glutathione peroxidase, yang terdapat dalam jumlah banyak dalam cairan tubuh dan
jaringan, termasuk air liur, efektif memetabolisme H2O2. Bahkan, saliva peroksidase telah
diusulkan untuk menjadi pertahanan yang paling penting dan efektif dalam tubuh manusia
terhadap efek negatif dari H2O2. Sebuah studi pada bayi, remaja, dan orang dewasa dengan
gangguan aliran saliva ditemukan dekomposisi yang cepat dari H2O2 pada pasta gigi. Setelah
satu menit menyikat dengan satu gram pasta gigi, <2% dari dosis pra-brushing H2O2 (30 mg)
terdeteksi di rongga mulut dari subjek tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam waktu satu
menit, rongga mulut ini mampu menghilangkan> 8 kali dari H2O2 digunakan dalam sesi
pemutihan dengan gel carbamide peroksida 10%. Oleh karena itu, jika digunakan secara tepat
eksposur/paparan H2O2 dari pemutihan akan menjadi minimal; lebih jauh lagi, pada dasarnya
terbatas pada rongga mulut dan tidak mampu mencapai tingkat sistemik untuk menginduksi
toksisitas karena mekanisme pertahanan metabolisme yang efektif.
Dengan upaya penelitian dan akumulasi data selama dua dekade terakhir, masalah keamanan
dengan potensi toksisitas sistemik pemutihan gigi menggunakan peroksida sebagian besar telah
berkurang. Namun, upaya penelitian terus dilakukan untuk menentukan keamanan dari
penggunaan at-home bleaching, terutama pada penilaian risiko, relevansi klinis secara in vitro,
serta peraturan dan standar internasional. Di Eropa terdapat instruksi baru yang telah diterapkan
untuk semua negara di EU dan Inggris dengan memberlakukan undang-undang untuk mematuhi
instruksi pada bulan Oktober 2012. Instruksi ini menyatakan bahwa hingga 6% hidrogen
peroksida dapat diberikan kepada konsumen untuk perawatan pemutihan gigi di-rumah (at-home
bleaching) hanya setelah pemeriksaan dan pengobatan/terapi pertama oleh seorang dokter gigi.
Sementara itu, British Dental Bleaching Society sedang mencoba untuk memasukkan larangan
penggunaan klorin dioksida untuk pemutihan gigi.

Anda mungkin juga menyukai