Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tanah terdiri dari campuran partake-partikel berbentuk padat, cair ataupun gas
yang membentuk lapisan-lapisan tanah memiliki tahanan jenis yang berbeda-beda.
Perubahan tahanan jenis tanah untuk berbagai komposisi tanah tidaklah sama, karena
komposisi tanah bervariasi baik vertikal mupun horizontal sehingga pada lapisan
tanah dapat diperoleh dua atau lebih jenis tanah. Pengamatan secara langsung yang
dilakukan pada area kampus Unsoed sangat penting untuk menentukan komposisi
umum tanah dan mentukan hal-hal penting mengenai sifat homongen tanah. Biasanya
untuk memeriksa struktur tanah dilakukan penggalian pada area yang akan diamati,
dimana sistem pembumian akan ditempatkan. Percobaan dan pemeriksaan geologi
dapat memberikan informasi penting mengenai adanya bermacam-macam lapisan
tanah dan material di dalam tanah. Suatu tanah memiliki nilai tahanan jenis yang
bervariasi tergantung pada jenis tanah, kelembapan, komposisi garam-garam mineral
di dalam tanah, dan suhu. Saat sebuah elektroda dilalui oleh arus maka arus akan
menyebar ke segala arah dan dapat menghasilkan data berupa arus dan dan tegangan.
Dari dua input yang dihasilkan, dapat diketahui nilai tahanan jenis () pada daerah
yang diamati. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada lahan belakang kampus
MIPA Universitas Jenderal Soedirman, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Hasil pengamatan pada daerah belakang kampus MIPA

C1 P1 P2 C2 a (m) V (mV) I (mA) K = 2a


rho = K*V/I DP
0
2
4
6
12,56
4
3
2
9,4
30
0
4
8 12
25,12
58
6
4
50,5
22
0
6 12 18
37,68
228
9
6
157,5
26
0
8 16 24
50,24
257 12
8
107,4
21
0 10 20 30
62,8
520 15
10
132,5
16
2
4
6
8
10
4
8
12
16
6
12
18
24
8
16
24
10
20
12
24
14
28
16
32
18
34
20
38
22
24
26
28

4
8
12
16
20
6
12
18
24
8
16
24
32
10
20
30
12
24
14
28
16
32
18
36
20
40
22
44
24
26
28
30

6
12
18
24
30
8
16
24
32
10
20
30
40
12
24
36
14
28
16
32
18
36
20
40
22
44
24
48
26
28
30
32

8
16
24
32
40
10
20
30
40
12
14
36
48
14
28
42
16
32
18
36
20
40
22
44
24
48
26
52
28
30
32
34

2
4
6
8
10
2
4
6
8
2
4
6
8
2
4
6
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
2
2
2

67,4
83,4
151,3
164,5
105,6
98,4
26,6
99,1
65,9
136,9
124,9
72,3
68,6
147,5
125,1
18,5
125,9
83,1
110,1
87,9
118,3
37,2
95,4
42,4
11,4
80,1
140,9
21,2
63,6
83,9
51,2
30,2

26
16
22
16
29
9
18
11
26
9
34
17
16
15
23
17
1
24
6,9
12
13
30
21
15
2,2
12
7
13
18
19
19
16

12,56
25,12
37,68
50,24
62,8
12,56
25,12
37,68
50,24
12,56
25,12
37,68
50,24
12,56
25,12
37,68
12,56
25,12
12,56
25,12
12,56
25,12
12,56
25,12
12,56
25,12
12,56
25,12
12,56
12,56
12,56
12,56

33
131
259
517
229
137
37
339
127
191
92
160
215
124
137
41
1.581
87
200
184
114
31
57
71
65
168
253
41
44
55
34
24

5
10
15
20
25
7
14
21
28
9
18
27
36
11
22
33
13
26
15
30
17
34
19
38
21
42
23
46
25
27
29
31

30
32
34
36
38
40

32
34
36
38
40
42

34
36
38
40
42
44

36
38
40
42
44
46

2
2
2
2
2
2

53,1
2,4
22,4
24,4
73,8
22,2

11
12
11
25
17
12,1

12,56
12,56
12,56
12,56
12,56
12,56

61
3
26
12
55
23

33
35
37
39
41
43

Setelah data tersebut didapatkan dan diolah dalam bentuk table, maka langkah
selanjutnya adalah mengolah data menggunakan software res2div. pengolahan ini
bertujuan untuk pendugaan lapisan-lapisan yang ada dalam daerah yang diamati. Dan
didapatkan hasil pengolahan data sebagagai berikut :

Gambar 4. 1 Hasil pengolahan data menggunakan software res2div

Resistivitas semu (apparent resisitivity) dipengaruhi oleh jenis batuan yang


berada di bawah permukaan. Apabila batuannya lebih berrongga maka nilai
resistivitasnya besar, sedangkan apabila batuan lebih kompak maka nilai
resistivitasnya akan lebih kecil. Batuan yang lebih kompak akan lebih mudah
mengalirkan arus daripada batuan berrongga, sehingga nilai resistivitas batuan
kompak akan lebih kecil. Resisitivitas terhadap kedalaman tidak dapat diperoleh
hubungan secara langsung, karena masih tergantung dari jenis batuan yang dikandung

di bawah permukaannya. Pada umumnya semakin ke dalam permukaan bumi maka


batuan akan semakin kompak. Oleh karena itu resisitivitasnya akan semakin kecil.
Berdasarkan Gambar 4.1 yang telah diperoleh menggunakan software
res2div berupa penampang resistivitas 2 dimensi (2D) yang menggambarkan struktur
bawah permukaan area yang diamati. Penampang resistivitas dari gambar di atas kita
mendapatkan berbagai nilai masing-masing nilai resistivitas dan kedalaman batuan.
Golongan warna dapat diklasifikasikan menjadi 3 warna utama, yaitu merah, hijau,
dan biru. Warna biru memiliki interval nilai resistivitas 1,61-22,6 m, warna hijau
84,6-1185 m, dan warna merah memiliki interval resistivitas 4436-16603 m. Dari
perbedaan warna tersebut dapat dikelompokkan bahwa warna merah masuk pada
kategori nilai resistivitas yang tinggi, warna hijau masuk pada nilai resistivitas yang
sedang, dan warna biru masuk pda nilai resistivitas yang rendah. Dari
pengelompokkan warna dan kategori nilai resistivitas dapat diinterpretasikan (diduga)
dengan mencocokkan nilai resistivitas daerah yang diamati dengan table resistivitas
batuan, pada resistivitas sedang, yaitu berwarna hijau dengan interval resistivitas
84,6-1185 m dengan kedalaman 0-4,8 m yaitu jenis tanah penutup sesuai dengan
tabel resistivitas batuan yang berada pada interval nilai resistivitas 250-1700 m.
Pada resistivitas rendah, yaitu berwarna biru dengan interval resistivitas 1,61-22,6
m dengan kedalaman 0-4,8 m yaitu jenis lempung (basah) sesuai dengan tabel
resistivitas batuan yang berada pada interval nilai resistivitas 1-100 m.
Keuntungan memakai metode geolistrik khususnya metode resistivitas
konfigurasi wenner adalah sangat cocok untuk mencari kandungan air. Karena salah
satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk memetakan adanya kandungan air
atau intrusi air di dalam batuan adalah metoda geolistrik tahanan jenis. Banyak
penelitian metoda tahanan jenis yang telah dilakukan untuk mendekteksi adanya
kandungan air di bawah permukaan (Virgo, 2006).

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran tomografi tahanan jenis listrik tanah dan batuan dilakukan dengan
menggunakan metode konfigurasi Wenner, caranya dengan mengubah-ubah
jarak antar elektroda a, jika a nya semakin besar maka semakin dalam pula
resistivitas yang diukur di bawah permukaan daerah yang diamati.
2. Dari pemodelan diperoleh gambaran atau dugaan bahwa di bawah permukaan
belakang kampus fakultas biologi, terdapat 2 lapisan, yaitu lapisan lempung
dan lapisan tanah pentutup.

DAFTAR PUSTAKA

Virgo, F. (2006). Penerapan Konfigurasi Wenner-Schlumberger Untuk Pemetaan


Intrusi Air Sungai Di Sekitar Pasar 16 Ilir Palembang, 12(1), 2124.

Anda mungkin juga menyukai