Penurunan Penglihatan
Preseptor:
dr. Maya Sari W. K., SpM, M.Kes
Oleh:
Syed Anwar Husain
Wiwit Widiastuti
1301-1212-3571
1301-1212-0648
DEPARTEMEN ILMU
FAKULTAS
KESEHATAN MATA
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013
PENDAHULUAN
Visus
adalah
Kelainan semacam ini terdapat pada penyakit tertentu seperti : glaukoma kronis,
katarak, retinopati (retinopati diabetik, retinopati hipertensi), kelainan macula,
kelainan mata akibat intoksikasi dan kelainan mata akibat peningkatan
tekanan intra kranial.
Glaukoma kronis
Glaukoma sudut terbuka kronik bersifat familial, sering ditemukan pada
lansia dan orang kulit hitam. Penyebab glaukoma ini bersifat primer, yaitu proses
degeneratif pada trabecular meshwork berupa penebalan; akibat timbunanmateri
ekstraseluler.
Glaukoma sudut terbuka ditandai dengan tiga kriteria utama:
1. Tekanan intraokular (IOP) meningkat
(>21 mmHg, kira-kira sampai 30 mmHg)
pada dua kali pemeriksaan.
2. Lapang pandangan menyempit (visual field defect)
3. Funduskopi cup/disc ratio 0.5 atau lebih.
Ciri khas penyempitan lapang pandangan akibat glaucoma adalah adanya skotoma
Bjerrum > diikuti nasal step > dan diikuti skotoma Siedel. Penyempitan lapang
pandangan tidak disertai penurunan visus. Cup/disc ratio dilihat dengan
funduskopi; dihitung dengan membandingkan diameter dasar N.opticus dengan
diameter N.opticus yang tampak. Rasio normal adalah 0.4.
Ada 2 varian glaukoma sudut terbuka kronik
1. Glaukoma normotensif (kriteria 2 dan 3 memenuhi tapi 1 tidak), biasa pada
wanita tua. Tindakan untuk glaukoma normotensif adalah
2. Hipertensi okular (kriteria 1 memenuhi tapi 2 dan 3 tidak), biasa pada pria di
atas 40 tahun.Hipertensi okular tidak diapa-apakan, kecuali jika berisiko tinggi
mengalami glaukoma. Terapi glaukoma sudut terbuka bersifat seumur hidup,
tetapi tujuannya hanya untuk mempertahankan sisa lapangpandangan; bukan
untuk memperbaiki lapangpandang. demikian pula setelah mendapat terapi,
lapang pandangan kadang masih progresif memburuk.
3.1 Katarak
Katarak adalah proses memburamnya lensa mata karena sebab apapun. Katarak
dapat dibagi berdasarkanpenyebabnya
1. Katarak senilis (paling banyak, pada lansia)
2. Katarak kongenital (pada bayi atau anak-anak.
Akibat rubella kongenital, cytomegalovirus,
toksoplasmosis)
3. Katarak traumatik (katarak akibat trauma)
4. Katarak komplikata (katarak akibat penyakit
mata lain atau akibat penyakit sistemik lain)
5. Katarak toksik (keracunan steroid)
6. Katarak sekunder (setelah operasi mata
lainnya)
Katarak senilis terdiri atas 6 fase
1. Katarak insipiens (mulai terjadi kekeruhan)
2. Katarak intumesens
a. Lensa menyerap banyak air pada tahap ini sehingga menjadi lebih besar.
b. Pasien menunjukkan gejala miopisasi.
3. Katarak imatur
a. Kekeruhan lensa di lokasi tertentu.
b. Shadow test positif pada fase ini.
4. Katarak matur
a. Lensa sudah keruh seluruhnya.
b. Ukuran lensa kembali normal.
c. Shadow test sudah negatif, visus bias mencapai 0.
5. Katarak hipermatur
a. Lensa mengerut dan ukurannya lebih
kecil.
b. Korteks mengalami pencairan dan
keluar ke bilik mata depan.
c. Shadow test pseudopositif.
d. Dapat disertai glaukoma sekunder.
6. Katarak morgagni
a. Kapsul lensa tebal, sehingga materi
korteks yang sudah mencair tidak bisa
keluar dari lensa.
b. Dapat disertai glaukoma sekunder dan
abnormalitas mata yang lainnya.
Gejala katarak
Penglihatan berkabut dan warna lebih kuning, kadang ber-halo atau glaring
(pecah), fotofobia,atau tampak dobel.
Penglihatan sempat membaik pada malam hari dan penglihatan dekat membaik
(second sight /miopisasi).
Tidak ada gangguan lapang pandangan.
Pemeriksaan = shadow test positif (fase imatur);penilaian funduskopi / segmen
posterior mata sulit dilakukan.
Operasi
Operasi baru dilakukan saat lensa sudah keruh seluruhnya (katarak matur). Ada 3
indikasi operasi, yaitu indikasi medis (gangguan sistemik); indikasi optik
(gangguan penglihatan); dan kosmetik.
Metode operasi katarak antara lain:
Metode klasik = ICCE. Seluruh lensa dibuang. Kelemahan = tidak bisa pasang
IOL sehingga pasien jadi afakia.
Metode berikutnya = ECCE. Hanya nukleus dankorteks lensa yang dibuang.
Bisa dipasang IOL (pseudofakia).
Metode terbaru = fakoemulsifikasi. Nukleus dan korteks dihancurkan dan
diisap dengan probe, lalu dipasang IOL.
Metode untuk anak = disisio lentis (sayatan pada kapsul anterior lensa).
Komplikasi
Komplikasi preoperasi katarak antara lain glaucoma sekunder, uveitis, dan
dislokasi lensa.
Komplikasi postoperasi katarak
Afakia (iris tremulans, +10 sampai +13 diopter dengan adisi 3 diopter untuk
penglihatan dekat).
Pseudofakia (dengan pemasangan IOL).
4.1 Retinopati Diabetik
Retinopati termasuk salah satu komplikasi mikrovaskuler dari diabetes melitus.
Bisa ditemukan sebelum DM-nya sendiri. Retinopati diabetik dapat dibagi
Yang
membedakan
tipe
proliferatif
dan
nonproliferatif
adalah
adanya
Retinopati
diabetik
tipe
Nonproliferatif sedang
1. perdarahan flame-shaped
2. soft exudate
3. cotton wool Spots
4. mikroaneurisma
4. mikroaneurisma
Cotton wool spots merupakan daerah yang mengalami gangguan perfusi pada
retina akibat spasme arteriol atau arteriovenous nicking.
Klasifikasi retinopati hipertensif menurut Scheie :
Stadium I : Terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah setempat.
Stadium II : Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang
kadang penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh arteri
Stadium IV : Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star
figure, disertai keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastole kira
kira 150 mmHg.
10
Demyelinative
Idiopathic
Multiple sclerosis
Sarcoidosis
Idiopathic
Contiguous inflammatory disease
Intraocular inflammation
Orbital disease
11
Pengobatan
Pada keadaan akut:
Visus sama atau lebih baik dari 20/40, dilakukan pengamatan saja.
Visus sama atau kurang dari 20/50:
Pengamatan, atau metilprednisolone IV 1gr/hari dalam dosis terbagi
yang diikuti dengan prednisolon oral 1mg/kgBB/hari selama 11 hari.
Ablasi Retina
Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang
retina dari sel epitel pigmen retina. Lepasnya lapisan retina atau sel kerucut dan
batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi
retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan
mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.
Bentuk ablasi retina:
1. Ablasi retina regmatogenosa: Terjadi akibat robekan pada retina sehingga
cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Faktor
risikonya ialah myopia tinggi, pasca retinitis, retina dengan degenerasi di
bagian perifer. Gangguan penglihatan tampak sebagai tabir yang menutup,
terdapat riwayat pijaran api (fotopsia) pada lapang pandang.
2. Ablasio retina eksudatif: Terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina
dan mengangkat retina. Disebabkan penyakit epitel pigmen retina, koroid,
uvea, idiopati, toksemia gravidarum.
12
3. Ablasio retina tarikan/traksi: Terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan
kaca. Dapat disebabkan DM proliferative, trauma, perdarahan, infeksi.
Penglihatan turun tanpa rasa sakit.
Oklusi Vena Retina Sentral
Oklusi vena retina adalah penyumbatan vena retina yang mengakibatkan
gangguan perdarahan di dalam bola mata, ditemukan pada usia pertengahan.
Biasanya penyumbatan terletak di mana saja pada retina, akan tetapi lebih sering
terletak di depan lamina kribosa. Penyumbatan vena retina sentral mudah terjadi
pada pasien dengan glaukoma, diabetes mellitus, hipertensi, kelainan darah,
arteriosklerosis, papiledema, retinopati radiasi dan penyakit pembuluh darah.
Tanda dan Gejala:
lutea.
Penderita biasanya mengeluh adanya penurunan tajam penglihatan sentral atau
perifer mendadak yang dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya.
Tidak terdapat rasa sakit dan mengenai satu mata.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat vena yang berbelok-belok, edema
makula dan retina, perdarahan berupa titik terutama bila terdapat penyumbatan
13
Vitreous Hemorrhage
Kekeruhan vitreous dapat terjadi akibat penuaan disertai degenerasi berupa
terjadinya koagulasi protein vitreous. Perdarahan vitreous dapat terjadi spontan
pada DM, ruptur retina, oklusi vena retina dan pecahnya pembuluh darah
neovaskular.Perdarahan vitreous dapat disebabkan oleh trauma, kenaikan tekanan
darah arteri dan vena, robekan, bedah intraokular dan trauma intraokular.
14
Ambliopia Toksik
Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak. Neuritis
optik toksik dapat terjadi pada keracunan alkohol, tembakau, timah, dan bahan
toksik lainnya.
Giant Cell Arteritis
Merupakan penyakit vaskular kronis pada orang tua, dengan penyebab
yang tidak diketahui, biasanya disertai dengan reumatika polimialgia, sering
terlihat pada
arteri
karotis
arteri
lain.
Daftar Pustaka
1. Marieb EN & Hoehn K. Human Anatomy & Physiology 7th edition. Pearson
Education Inc,2007.
2. Riordan-Eva P & Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology,
17th edition. New York: McGraw-Hill, 2007.
3. Yanoff M & Duker JS (eds). Yanoff & Duker Ophthalmology 3rd edition.
Philadelphia: