Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati
permukaan bumi. Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan
habitatnya.
Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan
studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan
bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah.
Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal balik
antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif,
interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat
keruangan.
Berdasarkan konsep tersebut, studi Geografi bekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Where is it?
Why is it there?
So what?
Dalam kata yang lain, Geografi mempelajari penyebaran keruangan dari sesuatu (bahasa,
kegiatan ekonomi, pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim, dan dan fenomena lainnya) untuk
menemukan mengapa fenomena itu menyebar sebagaimana adanya. Geografi selanjutnya
mencoba untuk menggambarkan terjadinya distribusi itu, dan dengan pemahaman itu dapat
mengusulkan pemecahan masalah yang terjadi.
Preston James mencoba untuk memecahkan pertanyaan apakah geografi dengan memberikan
batasan geografi menjadi empat tradisi utama, yaitu:
1. The spatial tradition
Geographers have long been concerned with mapping and the spatial arrangement of
things. Some geographers were developing statistical methods to improve both the
description and analysis of such spatial patterns (James). Because this trend was not
without its critics, the James article is often seen as a fence-mending effort within the
discipline.
2. The area studies tradition
Geographers such as Reclus and Humboldt were famous for their exhaustive descriptions
of places. Even today, many geographers develop an expertise in the study of one or two
regions. Typically, geographers will learn the language or langauges spoken in the region
being studied and they will develop an understanding of both the natural physical features
and of the human activities and patterns. The goal is to become an expert on the region as
it is and to study specific problems or questions about the region.
3. The man-land tradition
Beginning with George Perkins Marsh in the middle of the nineteenth century,
geographers have sought to understand how the natural environment either determines or
constrains human behavior and how humans, in turn, modify the physical world around
them. Given the inherent sexism of this title, most geographers would now use the term
human-environment to describe this tradition.
4. The Earth sciences tradition
Many geography programs in the United States emerged from geology departments, and
the connection between the disciplines remains strong. Most geographers even if they
focus on human geography receive some training in such physical geography areas
landforms, climate, soils, and the distribution of plants.
Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan
antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat
ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan kombinasi yang
kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang kompleks.
Geografi lingkungan cenderung pada geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik
dalam memahami perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan
holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik antara manusia
dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak mungkin tanpa
pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada konsumsi sumberdaya
yang meningkat dan generasi yang merosot. Kebanyakan proses tersebut kompleks dan
tranasional. Solusi potensial hanya dengan memahami fungsi siklus biokimia (sirkulasi air,
karbon, nitrogen, dan sebagainya) dan juga teknologi yang digunakan manusia untuk campur
tangan pada siklus itu.
Atas dasar perspektif tersebut, dapat disarkan bahwa geografi lingkungan merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan fenomena alam (fisis) maupun
manusia di permukaan bumi. (Environmental geography is the scientific study ot the location and
spatial variation in both physical and human phenomena of Earth) (James Hayes-Bohanan).
2. Obyek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya.
Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan
dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan
(cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki
substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena
geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu
juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika,
kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga
menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat
dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi
memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu
dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut
dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan
pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
3. Prinsip Geografi
Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena
atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam
memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi
secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan
dengan fenomena atau permasalahan lain.
Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip
bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada
kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu:
prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.
1. Prinsip Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi.
Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu
tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak
dijumpai disemua sungai atau laut.
2. Prinsip Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek
yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena
alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek
fenomena manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena
kerusakan hutan di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku
menusia. Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan
yang rendah.
3. Prinsip Deskripsi
Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam
(lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui
fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan
bantuan peta, grafik, diagram, dll.
4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan
deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya,
dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada
kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
4. Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu
merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak
fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar
merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.
Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:
1. bumi sebagai planet
2. variasi cara hidup
3. variasi wilayah alamiah
4. makna wilayah bagi manusia
5. pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan penyebarannya,
relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh
ungkapan konsep variasi cara hidup setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian
penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah
penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata
pencaharian itu.
Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:
1. wilayah atau regional
2. lapisan hidup atau biosfer
3. manusia sebagai faktor ekologi dominan
Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek
alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu
ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya
prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan
lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam
ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan
karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya
region-region yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaanpertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang
terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk
pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan
why? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai
faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan
kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang
bersangkutan.
6. Hakekat Geografi
Untuk mendapat konsep yang lebih mendalam dalam uraian berikut akan dibahas hakekat
geografi. Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia.
Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki
struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia.
Selain itu konsep tempat tinggal manusia tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang
ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh
manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia.
Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat
dipermukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan
kehidupan manusia. gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya,
perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.
Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara
keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan
selalu mengkaji faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk
integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala interelasi- interaksi integrasi
keruangan menjadi hakekat kerangka kerja utama geografi. Kerangka analisisnya selalu
menggunakan pertanyaan geografi.
7. Klasifikasi dan Cabang-Cabang Geografi
Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam
dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya.Untuk mempelajari obyek yang demikian luas
tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap
obyek yang dipelajarinya. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut.
Menurut Huntington, geografi terbagi empat cabang, yaitu:
1. Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam
2. Pitogeografi yang mempelajari tanaman
3. Zoogeografi yang mempelajarai hewan
4. Antropogeografi yang mempelajari manusia.
Menurut Muller dan Rinner, cabang-cabang geografi terdiri atas:
1. Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi,
klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna
lahan
2. Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan
geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan
komunikasi) geografi politik
3. Geografi regional
Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan
bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian
dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan
hidup manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan
dengan mansuia.
2. Geografi Manusia
1. Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan
manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan,
aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas
sosial dan aktivitas budayanya. Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan,
geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi
ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial.
2. Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya
keruangan penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas,
Link:
http://www.lablink.or.id
http://www.geocities.com/keamanan_hijau