NPM: 1606880610 Peredaran gelap narkotika yang begitu cepat hingga menyentuh kepada masyarakat lapisan bawah, tidak memandang status sosial seseorang dan tidak memilih siapa calon korbannya. Narkotika kini telah mempengaruhi dan merusak sendi kehidupan masyarakat. Tidak sedikit orang mulai dari lapisan atas, seperti orang kaya, pejabat, elit politik dan lain sebagainya sampai pada lapisan terbawah sekalipun, yakni rakyat miskin terkena dampak dari penyalahgunaan narkotika. Para pelaku dan korbannya tidak terbatas pada usia tertentu saja. Mulai dari yang tua sampai pada yang muda pun bisa jadi mangsa dari peredaran gelap narkotika. Secara medis penyalahgunaan narkotika akan meracuni sitem syaraf dan daya ingat, menurunkan kualitas berfikir dan daya ingat, merusak berbagi organ vital seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru dan sumsum tulang, bisa terjangkit hepatitis, HIV/AIDS dan over dosis bisa menimbulkan kematian. Resiko psikososial penyalahgunaan narkotika akan mengubah seseorang menjadi pemurung, pemarah, pencemas, depresi, paranoid, dan mengalami gangguan jiwa, sikap masa bodoh, tidak peduli dengan penampilan, pemalas, melakukan tindakan kriminal, menjambret, mencopet dan lain-lain. Penyalahgunaan narkotika juga berakibat tidak baik kepada individu, masyarakat, keluarga, maupun bangsa. Bagi individu akibatnya adalah menimbulkan ketagihan/ketergantungan, mengganggu mental, mengganggu kesehatan, menjadi pelaku kejahatan, menghancurkan masa depan dan mengakibatkan kematian. Terhadap keluarga akibat yang menimbulkan dapat mengganggu keharmonisan, membuat aib, dan menghilangkan harapan. Terhadap masyarakat akibatnya akan mengganggu ketertiban, menimbulkan rasa takut dilingkungan dan meresahkan. Terhadap bangsa dan negara akibatnya merugikan harkat dan martabat bangsa dan negara, merusak generasi muda dan ketahanan nasional. Sedemikian parahnya penyalahgunaan narkotika yang beredar ditengah-tengah masyarakat terhadap kondisi fisik maupun lingkungan sosial, jika tidak ditangani secara serius semenjak dini, dikhawatirkan akan merusak masa depan orang-orang serta merusak generasi penerus suatu bangsa. Jika generasi penerus telah hancur, siapa lagi yang akan membangun dan memimpin negeri ini ke peradaban yang lebih baik. Oleh karenanya perlu ada upaya yang dilakukan secara terus-menerus demi mengontrol dan mencegah peredaran gelap narkotika sehingga Indonesia bisa terlepas dari bahaya yang mengancam generasi penerus bangsa dari penyalahgunaan narkotika. Untuk itu perlu adanya peran serta masyarakat dalam membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Tiga komponen dasar dalam penanggulangan kejahatan ini yaitu Masyarakat/sekolah, Peme-rintah dan Polisi atau Penegak Hukum. Masyarakat berperan sebagai subyek sekaligus obyek dari langkah penanggulangan narkotika, aparat penegak hukum utamanya polisi menjadi fasilitator dan pemerintah berperan sebagai pendukung terhadap kegiatan penanggulangan narkotika oleh masyarakat. Penanggulangan narkotika oleh masyarakat didasarkan pada pendapat bahwa setiap organisasi atau kelompok dalam suatu daerah memiliki sumber daya yang unik yang dapat di kontribusikan pada usaha penanggulangan narkotika.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan terciptanya lingkungan pendidikan,
lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas narkotika melalui peran serta instansi pemerintah terkait, komponen masyarakat, bangsa, dan negara. Rehabilitasi bertujuan untuk meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu narkotika dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial dan meningkatnya pelaksanaan pasca rehabilitasi penyalahgunaan dan/atau pecandu narkotika. Pemberantasan bertujuan untuk meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika dan terungkapnya jaringan sindikat peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika Luar dan Dalam Negeri. Serta disitanya barang bukti dan aset yang berkaitan tindak kejahatan penyalahgunaan, peredaran gelap narkotika serta prekursor narkotika. Pengaturan khusus mengenai peran serta masyarakat diatur dalam bab tersendiri yaitu BAB XIII Peran Serta Masyarakat yang dimulai dari Pasal 104 sampai dengan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Peran serta masyarakat ialah peran aktif masyarakat untuk mewujudkan upaya pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Kewajiban masyarakat ialah melaporkan tentang terjadinya tindak pidana narkotika kepada aparat penegak hukum. Disamping kewajiban itu, masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan keamanan dan perlindungan hukum dari aparat penegak hukum. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberantas peredaran gelap narkotika, karena tanpa dukungan masyarakat maka segala usaha, upaya dan kegiatan penegakan hukum akan mengalami kegagalan. Disinilah pentingnya mengubah sikap tingkah laku dan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan dan penanggulangan tindak pidana narkotika. Menurut Sinta Agustina, masyarakat telah menerima kejahatan yang berkaitan dengan narkotika sebagai musuh umat manusia. Yang harus diberantas sampai kepada akar-akarnya demi kehidupan yang lebih baik lagi. Peran serta masyrakat amat tergantung pada tingkat kepercayaan publik pada kepada penegak hukum, untuk hal tersebut maka diperlukan transparansi penegakan hukum, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan kewajiban pelaporan masyarakat serta peningkatan bobot akuntabilitas kinerja aparat penegak hukum yang dapat dipertanggung-jawabkan di depan publik. Mengenai peran serta masyarakat dalam membantu pencegahan dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai pencegahan tindak pidana narkotika, kewajiban melaporkan tindak pidana narkotika, jaminan keamanan dan perlindungan hukum. Suatu motto di bidang kesehatan masyarakat menyatakan bahwa pencegahan itu lebih baik daripada mengobati. Masyarakat dapat berupaya melakukan pengawasan terhadap semua aktivitas warga masyarakatnya agar tidak melakukan peredaran dan menyalahgunakan penggunaan narkotika secara ilegal. Hal ini bertujuan untuk membangun sistem pengendalian sosial tersebut melalui proses belajar. Proses belajar inilah yang nantinya akan membawa masyarakat kearah yang lebih baik, sehingga masyarakat benar-benar menyadari betul akan bahaya dari peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika yang tengah beredar di sekitar lingkungan kehidupan mereka. Dengan demikian, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dipandang sebagai suatu ancaman yang serius dan akan dapat menghancurkan sistem sosial masyarakat tersebut. Salah satu upaya dalam melakukan pencegahan yaitu dengan cara sosialisasi kepada masyarakat itu sendiri. Sosialisasi bisa dilakukan melalui
pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik, melalui lingkungan
pendidikan, dan menyelenggarakan event anti narkotika serta Seminar. Selain itu masyarakat dapat melaporkan tindak pidana narkotika sebagaimana dalam Pasal 107, masyarakat dapat melaporkan kepada pejabat yang berwenang atau BNN jika mengetahui adanya penyalahgunaan atau peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Ini merupakan salah satu bentuk atau wujud peran serta masyarakat dalam pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Dan dalam melakukan tugasnya, masyarakat memperoleh jaminan keamanan dan perlindungan hukum. Penggunaan orang-orang yang terlibat atau dilibatkan secara langsung oleh penegak hukum, baik sebagai informan maupun yang terlibat dalam pembelian terselubung, dan/atau penyerahan yang diawasi, perlu mendapatkan prioritas jaminan keamanan dan perlindungan hukum oleh penegak hukum. Dalam kaitannya dengan peran serta masyarakat untuk mencegah dan melakukan penanggulangan kejahatan narkotika, aparat penegak hukum merasa ada kecenderungan masyarakat enggang melaporkan kegiatan peredaran narkotika tersebut kepada petugas di dalam lingkungan masyarakat mereka sendiri. Dan disisi lain adanya pandangan masyarakat yang menilai kurang adanya tanggapan serius dari aparat prnrgak hukum, padahal selama ini masyarakat telah berupaya memberikan informasi dan penggalangan kekuatan untuk bertindak sendiri memberantas narkotika. Merasa kurang ditanggapi akan hal tersebut, masyarakat menjadi curiga bahwa aparat penegak hukum ikut serta dan terlibat dalam mengambil keuntungan materil dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Berdasarkan fenomena diatas, diperlukan sistem penyebaran arus informasi dan penguatan untuk membangkitkan motivasi masyarakat. Sehingga masyarakat sadar betul hukum ini dipandang sebagai unsur regulasi terhadap tingkah laku manusia yang pada akhirnya manusia akan menciptakan bagaimana hukum itu bisa teratur dan dapat menjaga keseimbangan dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat. Membuat kehidupan didalam masyarakat menjadi lebih baik, tentram dan bebas dari narkotika illegal. Berdasarkan apa yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut sebagai berikut : 1. Peran masyarakat amat dibutuhkan dalam rangka membantu aparat penegak hukum untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Dengan ikut sertanya masyarakat membatu tugas aparat penegak hukum tersebut, maka peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat diminimalisir, yang nantinya diharap-kan masyarakat bisa terlepas dari bahaya peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. 2. Dalam rangka pencegahan dan memberantas peredaran gelap narkotika hubungan antara masyarakat dengan aparat penegak hukum harus terus menerus ditingkatkan, baik dalam rangka memberikan sosialisasi kepada masyarakat, melakukan seminar-seminar tentang bahaya penyalahgunaan narkotika, hibauan melalui iklan layanan masyarakat dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat sadar betul akan peredaran gelap narkotika merupakan bahaya yang mengancam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang.