Aktiva
tetap
merupakan
aktiva
perusahaan
yang
tidak
perusahaan
yang
umumnya
lebih
dari
satu
tahun,
dan
pertama
dari
aktiva
tetap
adalah
bahwa
maksud
Akibatnya,
semua
aktiva
yang
digunakan
dalam
kegiatan
perusahaan dan berumur lebih dari satu tahun langsung dijadikan aktiva
tetap ( istilahnya adalah : dikapitalisasi ). Contoh : sapu dan gelas minum
yang dipakai dikantor ikut dikapitalisasi.
Mengkapitalisasi aktiva yang tidak besar jumlahnya sebenarnya
tidaklah bijaksana. Setiap aktiva harus diadministrasikan dengan cara
tertentu, misalnya harus ada kartu aktiva tetap, penyusutan harus
dihitung secara berkala misalnya satu bulan sekali, dan harus ada
inventarisasi atas aktiva tetap, misalnya setahun sekali. Penatausahaan
aktiva tetap ini memakan waktu dan biaya sedangkan biaya ini mungkin
melebihi biaya aktiva tetap yang kecil.
Oleh karena itu untuk digolongkan sebagai aktiva tetap, suatu
aktiva
juga
harus
mempunyai
sifat
ketiga
yaitu
yakni
bahwa
tersebut.
Dengan
kata
lain,
suatu
perusahaan
harus
perusahaan
tentunya
mempunyai
kebijaksanaan
uraian
diatas
jelas bahwa
barang
tak
gerak
mungkin
merupakan aktiva tetap tapi mungkin juga tidak. Contoh : tanah tempat
usaha merupakan barang tak gerak dan aktiva tetap, sedangkan kalau
tanah tersebut diperjual belikan, maka ia merupakan barang tak gerak
tapi bukan aktiva tetap.
Aktiva tetap dapat dibagi atas tiga kelompok, yakni :
1. Aktiva tetap yang dicantumkan berdasarkan harga perolehannya, tanpa
disusutkan atau dideplesi, misalnya : tanah dimana gedung kantor atau
suatu pabrik terletak.
2. Aktiva tetap yang disusutkan, misalnya gedung, mesin-mesin, perabot
kantor, dll.
3. Aktiva tetap yang dideplesi misalnya tanah-tanah pertambangan.
Pengendalian Intern
Unsur-unsur utama dari sistem pengendalian intern atas aktiva
tetap adalah :
1. Adanya budget untuk pengeluaran bagi aktiva tetap yang disetujui oleh
pejabat yang berwenang. Persetujuan ini biasanya dilakukan dalam
berbagai tingkat tergantung dari jenis dan harga aktiva tetap yang
bersangkutan. Contoh : pembelian mesin pabrik yang baru harus
mendapat persetujuan dari dewan komisaris terlebih dahulu sedangkan
pembelian mesin tik atau mesin hitung cukup dengan persetujuan kepala
bagian yang membutuhkan perlengkapan tersebut dan direktur keuangan,
dst.
2. Adanya
kebijaksanaan
kapitalisasi
secara
tertulis,
yakni
yang
Program Pemeriksaan
1. Minta dari langganan suatu daftar utama mengenai aktiva tetapnya
dengan informasi yang berikut :
Harga
perolehan
31 des
sebelumnya
Tanah
Gedung
Mesin
Total
Xxx
Xxx
xxx
A
Akumulasi
Penusutan
Tanah
Gedung
Mesin
Total
Xxx
Xxx
xxx
E
Xxx
Xxx
xxx
F
Xxx
Xxx
xxx
G
Xxx
Xxx
Xxx
H
Bandingkan total A dan E dengan angka dalam kertas kerja tahun yang
lalu dan lakukan footing dan crossfooting.
2. Periksa tambahan-tambahan atas aktiva tetap dalam tahun berjalan( yang
jumlahnya dalah B ) mengenai hal-hal yang berikut :
a. Apakah tambahan aktiva tersebut benar ada. Ini dapat dilakukan
dengan melihat sendiri adanya tambahan tersebut.
b. Adanya persetujuan dari pejabat yang berwenang dan melalui
prosedur yang telah ditetapkan.
surat-surat
atau
dokumen
pemilikan,
misalnya
sertifikat tanah dan akte jual beli tanah, BPKB, dan lain-lain.
3. Periksa pengurangan-pengurangan aktiva tetap dalam tahun berjalan
( yang berjumlah total C ), khususnya mengenai :
a. Persetujuan atau otorisasi atas pengurangan aktiva tetap tersebut
misalnya persetujuan untuk menjual aktiva tetap itu atau untuk
menjadikan aktiva tersebut sebagai besi tua.
b. Kebenaran perlakuan akuntansi, misalnya dalam penetapan untung
atau rugi karena penjualan aktiva tersebut dan penyusutan sampai
saat penjualan. Ini juga meliputi pemeriksaaan atas total G.
4. Periksa tambahan atas cadangan penyusutan ( yang berjumlah total F ).
Ini tidak lain merupakan pemeriksaan perhitungan penyusutan. Yang
harus
diperhatikan
disini
adalah
konsistensi
pemakaian
metode
bersangkutan
atau
suatu
daftar/
perincian
tambahan
dan
pertanggungan,
premi
asuransi,
orang
atau
badan
yang
pemeriksaan
aktiva
tetap
sebenarnya
sekaligus
kita
dapat
dalam
bentuk
harga
perolehan
tanpa
dikurangi
Masalah-masalah Khusus
1) Sering terjadi bahwa aktiva tetap dibeli dari atau dibuat oleh perusahaan
yang masih berafiliasi dengan perusahaan/ pelanggan yang diperiksa.
Contoh:
PT. ABC yang mendapat kredit investasi dari suatu bank untuk
mendirikan hotel, kemudian membuat suatu perusahaan pemborong
bangunan ( PT. DEF ) atau PT. PQR yang merupakan suatu usaha patungan
( Joint venture ) antara sebuah perusahaan indonesia dengan suatu
perusahaan asing. Perusahaan asing ini mensupply aktiva tetap dan
aktiva tersebut mungkin barang bekas pakai yang diperbaiki kemudian
dikirim ke Indonesia.
Dalam kedua contoh ini ada masalah penetapan harga perolehan
yang wajar karena pihak yang mensupply aktiva tetap tersebut masih
berafiliasi dengan perusahaan yang diperiksa.
Dalam
bahas
inggris
transaksi
ini
disebut related
party
pada
perlengkapan
yang
bersangkutan
maka
ia
dapat
4) Sering dilihat bahwa aktiva tetap dibeli dengan harga yang terlalu tinggi
dibandingkan dengan harga yang umum berlaku untuk barang tersebut
pada waktu itu dan ditempat yang sama.
Kesulitannya disini adalah bahwa unsur komisi atau kick back yang
telah menambah harga aktiva tetap tersebut tidak dapat dibuktikan oleh
akuntan.
Pimpinan perusahaan atau dewan komisaris seharusnya diberi tahu
mengenai keadaan ini, tetapi bukan dengan pemberitahuan bahwa ada
unsur komisi atau kick back melainkan adanya barang yang dibeli dengan
harga yang lebih tinggi. Disini harga pasaran umumnya dan sumber harga
tersebut sebaiknya juga dicantumkan. Kalau barang-barang tersebut
dapat ditenderkan dan pembelian tersebut dilakukan tanpa tender hal ini
juga harus dicantumkan dalam surat komentar akuntan.
5) Didalam salah satu prosedur pemeriksaan diatas disebutkan bahwa
akuntan
harus
menelaah
jumlah
pertanggungan
asuransi
untuk
nilai
bukanya
nol.
Perbandingan
antara
jumlah
pertanggungan dengan nilai buku dapat memberi kesan seolaholah jumlah pertanggungan terlalu besar.
b. Misalkan aktiva tetapnya masih baru sehingga nilai buku masih
menggambarkan nilai aktiva tetap. Membandingkan nilai buku
dengan jumlah pertanggungan belum tentu memberikan gambaran
merekonsiliasi
penyusutan
menurut
prinsip
akuntansi
dan
juga
akan
terpengaruh
hingga
aktiva
itu
telah
sepenuhnya
disusutkan.
Karena pentingnya akuisis periode berjalan dalam audit aktiva
tetap, auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas
rincian saldo: (1) eksistensi (2) kelengkapan (3) keakuratan (4) klasifikasi
(5) pisah batas (6) detail tie-in (7) serta hak dan kewajiban.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan pengujian audit yang
umum ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tujuan audit yang
Pengujian atas rincian
berkaitan dengan
saldo yang umum
saldo
Akuisisi tahun
Memfooting skedul
berjalan dalam
akuisisi.
skedul akuisisi sama
Menelusuri setiap
dengan jumlah file
akuisisi ke file induk
induk terkait, dan
untuk melihat jumlah
totalnya sama
an deskripsinya.
dengan buku besar
Menelusuri total
umum (detail tie-in)
kebuku besar umum.
Memeriksa faktur
vendor dan laporan
penerimaan.
Memeriksa aktiva
secara fisik.
Memeriksa faktur
Komentar
Memfooting skedul
akuisisi dan
menelusuri setiap
akuisisi yang harus
dibatasi kecuali
pengendaliannya
lemah.
Semua kenaikan saldo
buku besar umum
selama tahun
tersebut harus
direkonsiliasi dengan
skedul
Bukanlah hal yang
umum untuk
memeriksa secara
fisik aktiva yang
diperoleh kecuali
pengendaliannya
lemah atau jumlahnya
meterial
Tujuan ini merupakan
telah dicatat
(kelengkapan)
Akuisisi tahun
berjalan yang ada
dalam daftar sudah
akurat. (keakuratan)
Akuisisi tahun
berjalan yang ada
dalam daftar telah
diklasifikasikan
dengan benar.
(klasifikasi)
Akuisis tahun
berjalan dicatat pada
periode yang benar
(pisah batas).
Klien memiliki hak
atas akuisisi tahun
berjalan (hak)
vendor yang
berhubungan erat
dengan akun seperti
reparasi dan
pemeliharaan untuk
mengungkapkan
item-item yang akan
menjadi aktiva tetap.
Mereview perjanjian
lease dan sewa.
Memeriksa vendor
Memeriksa faktur
vendor dalam akun
aktiva tetap untuk
mengungkapkan
item-item yang harus
diklasifikasikan
sebagai aktiva tetap
kantor, pabrik, dll.
Memeriksa faktur
vendor yang
berhubungan erat
dengan akun seperti
reparasi untuk
mengungkapkan
item-item yang akan
menjadi aktiva tetap.
Memeriksa beban
sewa dan lease untuk
lease yang dapat
dikapitalisasi.
Mereview transaksi
yang mendekati
tanggal neraca pada
periode yang benar.
Memeriksa faktur
vendor
Luasnya tergantung
pada resiko inheren
dan efektifitas
pengendalian internal.
Tujuannya berkaitan
erat dengan
pengujian untuk
kelengkapan. Hal ini
dilakukan dalam
kaitannya dengan
tujuan tersebut dan
pengujian untuk
keakuratan.
Biasanya dilakukan
sebagai bagian dari
pengujian pisah batas
utang usaha.
Biasanya tidak ada
masalah untuk aktiva
tetap.
Akte properti, aktiva
tidak berwujud, dan
tagihan pajak sering
kali diperiksa untuk
tanah dan bangunan
utama.
utama
auditor
dalam
memverifikasi
penjualan,
tukar
catatan
tentang
pelepasan
itu.
Skedul
tersebut
umumnya
merancang
pertama
pengujian
auditor
audit
untuk
mempertimbangkan
memenuhi
sifat
tujuan
pengendaliaqn
fisik
yang
memadai
terhadap
aktiva
yang
mudah
menentukan
hal
yang
pertama,
auditor
harus
yang
ada
dalam
file
permanen
auditor.
Dalam
bangunan.
Hal
ini
diakibatkan
oleh
kerentanan
dalam
perlu
menggunakan
pendekatan
pengutamaan
pengujian
II
Tahun
Anggaran
1998/1999,
menyatakan
ruislaag
itu
tukar
guling
asset,
sehingga
sangat
rawan
untuk
baku
oleh
perusahaan
mengenai
tukar
guling,
sehingga
BAB III
Kesimpulan
1. Aktiva Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yang
digunakan untuk
Membuktikan
kewajaran
penilaian
aktiva
tetap
yang
dicantumkan di neraca.