Anda di halaman 1dari 8

INTERAKSI SOSIAL YANG TERJADI PADA REMAJA

MASA REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke
masa dewasa (Hurlock, 1973). Pada masa ini akan timbul
berbagai kemung- kinan seseorang akan berkembang. Perkembangan yang meliputi aspek pisik dan psikis dan akan membawa
atau menimbulkan dampak baik bagi remaja itu sendiri, orang
tua dan orang- orang sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada
masa remaja terjadi transisi, dimana seseorang tidak dapat
dikatakan sebagai seorang anak tetapi belum dapat dikatakan
sebagai orang dewasa. Perubahan-perubahan kepribadi- an disini
sangat cepat dan menimbulkan banyak ketegangan.Pada masa
transisi ini terjadi storm and stress yang ditandai dengan emosi
yang bergolak serta mempengaruhi daya fikir dan perilakunya.
Selain itu masa remaja adalah masa yang paling tepat
untuk mengembangkan ketrampilan sehingga dalam usia yang
relatif muda dapat menjadi manusia yang kreatif dan dinamis.
Semua ini akan tercapai tidak dengan begitu saja akan tetapi
akan melalui proses yang cukup panjang dan penuh dengan
hambatan,

tantangan

atau

gangguan.

Bila

masa

remaja

didukung perlakuan yang tepat (moril) dan sarana prasarana


(materil) yang cukup meme- nuhi kebutuhan dari orang tua, yaitu
bagaimana orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan
sesuai dengan yang diharapkan para remaja, maka remaja akan
tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan para
orang tua.
Masa remaja adalah masa krisis identitas bagi kebanyakan
anak remaja. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun
figur itu tidak ada didekatnya. Secara umum dan dalam kondisi

normal sekalipun, masa ini merupakan periode yang sulit untuk


ditempuh, baik secara individual ataupun kelompok, sehingga
remaja sering dikatakan sebagai kelompok

umur bermasalah

(the trouble teens). Hal inilah yang menjadi salah satu sebab
mengapa masa remaja dinilai lebih rawan daripada tahap-tahap
perkembangan manusia yang lain.
INTERAKSI SOSIAL
Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal
balik

atau

saling

mempengaruhi

antar

manusia

yang

berlangsung sepanjang hidupnya didalam masyarakat. Menurut


Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dapat di- lihat jika individu dan kelompokkelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan
bentuk

hubungan

sosial.

Homans

(dalam

Ali,

2004)

mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu


aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
diberi ganjaran atau hukuman dengan menggu- nakan suatu
tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep
yang dikemu- kakan oleh Homans ini mengandung pengertian
bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi
tindakan indi- vidu lain yang menjadi pasangannya.
Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu
pertukaran

antar

pribadi

yang

masing-masing

orang

menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran


mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama
lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa
interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu
sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka
menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu
sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang

bertujuan

untuk

mempengaruhi

individu

lain.

Pengertian

Interaksi sosial menurut (Bonner dalam Ali, 2004) merupakan


suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana
kelakuan

individu

mempengaruhi,

mengubah

atau

mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL


Ada dua syarat yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial
yaitu:
1. Interaksi sosial terjadi oleh karena adanya kontak
2. Interaksi sosial terjadi oleh karena adanya komunikasi
Secara harfiah kontak berarti sama-sama menyentuh.
Secara fisik kontak terjadi apabila terjadinya hubungan
badaniyah. Sebagai gejala sosial kontak berarti tidak perlu
harus ada hubungan badaniyah.
Tapi kontak sudah dapat kita katakan telah terjadi tanpa
harus mengadakan hubungan badaniyah. Kenapa dikatakan
demikian, kaitannya yaitu dengan adanya perkembangan
teknologi

dewasa

ini,

dimana

orang

bisa

mengadakan

hubungan dengan alat-alat komunikasi. Misalnya dengan


telepon genggam, radio, dan lain-lain.
Disini kata komunikasi mengandung pengertian pandanga
umum atau adanya konsepsi yang sama tentang sesuatu
misalnya, lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan
Indonesia. Semua rakyat Indonesia akan mempunyai suatu

pandangan bahwa lagu Indonesia Raya tersebut adalah lagu


kebangsaan rakyat Indonesia.
Suatu komunikasi sosial berlangsung didahului dengan
kontak sosial, sebaliknya dalam terjadinya konta sosial, belum
tentu terjadi komunikasi sosial. Hal ini dikatakan demikian,
dibawah ini diberikan contoh oleh Prof. Dr. Soerjono Soekanto
MA.SH yaitu orang Indonesia bertemu dengan orang Jerman di
suatu tempat. Pada waktu bertemu dengan orang Jerman
mereka serta merta berjabat tangan dan saling tersenyum.
Kemudian pada waktu dilanjutkan dengan pembicaraan,
kedua-duanya tidak saling mengerti. Disini berarti syarat
kontak terjadi, tapi komunikasi sebagai syarat lainnya tidak
terjadi, karena kedua orang tersebut tidak saling mengerti apa
yang dibicarakan oleh masing-masing pihak. Kalo dikaitkan
dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi tidak
mempunyai arti apa-apa.
MACAM-MACAM INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial individu terbagi menjadi tiga yaitu, interaksi
di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mohammad Ali
dan Mohammad Asrori (2004: 93) menjelaskan bahwa proses
sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu
lingkungan

keluarga,

lingkungan

sekolah,

dan

lingkungan

masyarakat.
a. Lingkungan keluarga
Interaksi di lingkungan keluarga terjadi dalam bentuk
hubungan antara anak dengan orang tua. Anak berkewajiban
menghormati dan patuh kepada orang tua, sedangkan orang tua
berkewajiban untuk memberikan pengarahan yang positif pada
perkembangan anak. Interaksi di lingkungan keluarga merupakan
dasar bagi perkembangan kemampuan hubungan sosial yang

dimiliki oleh anak sebelum mereka bersosialisasi di lingkungan


masyarakat

sehingga

penting

bagi

anak

untuk

mampu

melakukan interaksi secara positif di dalam lingkungan keluarga


agar dapat bersosialisasi secara positif di dalam lingkungan
masyarakat.
b. Lingkungan sekolah
Interaksi di lingkungan sekolah merupakan hubungan
timbal balik yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Interaksi di
lingkungan sekolah melibatkan hubungan antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan tenaga administrasi
sekolah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa anak diharapakan
mampu membina hubungan yang baik terhadap sesama teman,
guru, serta tenaga administrasi sekolah. Kemampuan siswa
dalam membangun hubungan sosial tersebut akan menyebabkan
siswa merasa nyaman berada di lingkungan sekolah sehingga
akan mudah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.
c. Lingkungan masyarakat
Interaksi di lingkungan masyarakat merupakan bentuk
interaksi yang paling luas. Hal tersebut dikarenakan lingkungan
masyarakat merupakan lingkungan yang paling kompleks apabila
dibandingkan dengan lingkungan keluarga dan sekolah. Di dalam
masyarakat individu akan bergaul dengan individu lain yang
memiliki bermacam-macam karakteristik serta latar belakang
yang berbeda-beda sehingga

individu diharapakan mampu

menyesuaikan diri dengan orang lain agar tercipta hubungan


sosial yang positif di dalam masyarakat.
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa proses-proses yang
asosiatif

dan juga disosiatif . Asosiatif sendiri juga terdapat

beberapa penjelasan, antara lain kerja sama serta akomodasi.

Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap


kelompoknya (yaitu in-groupnya) dan kelompok lainnya (outgroupnya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila
ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan
yang menyingggung kesetiaan yang secara tradisional atau
institusional yang tertanam di dalam kelompok, dalam diri
seseorang atau golongan orang. Kemudian selain kerja sama
terdapat akomodasi, yaitu suatu hal untuk menunjuk pada suatu
keadaan dimana berarti adanya suatu keseimbangan dalam
interaksi antara orang perorangan maupun kelompok dengan
norma serta nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Disisi lain di
dalam proses disosiatif terdapat persaingan yang dapat diartikan
sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok
manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang
kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian
umum dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Dalam persaingan terdapat persaingan pribadi serta
non pribadi.

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

INTERAKSI

SOSIAL
Dalam interaksi sosial, terdapat kemungkinan bahwa individu
akan menyesuaikan dengan individu yang lain, demikian juga
sebaliknya.

Interaksi

sosial

yang

kelihatannya

sederhana,

sesungguhnya merupakan sesuatu yang kompleks. Perilaku


dalam interaksi sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun
faktor yang mempengaruhi interaksi sosial (Walgito, 1990:66-73)
antara lain :

1) Imitasi. Dalam proses imitasi, seseorang mengikuti sesuatu di luar dirinya.


Peranan imitasi pada perkembangan kepribadian seseorang tidaklah kecil, karena
dengan mengikuti contoh yang baik, dapat merangsang perkembangan watak
seseorang. Imitasi dapat mendorong individu untuk melaksanakan perbuatanperbuatan yang baik. Namun sebaliknya, imitasi juga bisa mempunyai segi
negatif, yaitu apabila hal-hal yang diimitasi itu salah atau menyimpang.
2) Sugesti. Sugesti mempunyai peranan besar dalam pembentukan norma-norma
kelompok dan norma-norma susila, karena kebanyakan orang
mengadaptasi tingkah lakunya pada orang lain tanpa pertimbangan yang matang,
3) Identifikasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik/sama dengan
orang lain. Pada masa pubertas, umumnya remaja melepas identifikasinya dengan
orang tua dan mencari norma-norma kehidupannya sendiri,
4) Simpati. Merupakan perasaan tertarik pada orang lain. Proses simpati
menghendaki hubungan kerjasama dengan orang lain.
INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA
Interaksi sosial sangat penting bagi remaja, karena apabila
seorang remaja tidak memiliki kemampuan untuk berinteraksi
sosial atau bahkan tidak dapat berinteraksi, disadari atau tidak,
remaja ini akan kehilangan relasi. Dalam hubungan sehari-hari
remaja tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain,
remaja akan menyesuaian diri dengan lingkungannya, sehingga
kepribadian remaja, kecakapannya, ciri- ciri kegiatannya baru
menjadi

kepribadian

individu

yang

sebenarnya

apabila

keseluruhan system psychophisik tersebut berhubungan dengan


lingkungannya. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu
(seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan

bersama.

Remaja

membutuhkan

bantuan

dan

bimbingan serta pengarahan dari orangtua atau orang dewasa


lainnya untuk meng- hadapi segala permasalahan yang dihadapi

berkaitan dengan proses perkembangan, sehingga remaja dapat


melalui dan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
dengan wajar. Dengan kata lain, remaja membutuhkan dukungan
dari orangtua dan orang dewasa yang ada di sekitarnya untuk
membantu

mengatasi

permasalahan-permasalahan

yang

dihadapi dan menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan sosial


yang lebih luas, yaitu masyarakat terhadap mereka.

Anda mungkin juga menyukai