Kepemimpinan Dalam Industri
Kepemimpinan Dalam Industri
Oleh:
UMMU KAMILAH
K111 14 318
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas berkat
ramat serta kehendak-Nya lah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Dalam
menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat bimbingan dari
Dosen kami, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Seperti yang kita ketahui beberapa tantangan yang dihadapi oleh setiap tenaga kerja baik
itu tenaga medis ataupun yang lainnya memiliki struktur organisasi dimana di tingkat yang
tertinggi merupakan seorang pimpinan. Setiap bawahan mempunyai atasan, begitupun
sebaliknya. Setiap atasan memiliki bawahan. Perlu dipahami bahwa guna meningkatkan kinerja,
setiap tenaga kerja perlu memahami karakteristik karakteristik seseorang apalagi karakteristik
seorang pemimpin di tempat kerja maupun di suatu perusahaan. Karenanya Penulis akan
membahas tentang tema Kepemimpinan dalam Industri pada makalah ini untuk mengetahui
bagaimana karakteristik dan tipe-tipe pemimpin dalam memimpin suatu perusahaan.
Kami menyadari, sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih
perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang. Harapan
kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca ke
depannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..i
DAFTAR ISI.......ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................3
B. Rumusan Masalah........................4
C. Tujuan..........................................4
BAB II ISI
A.
B.
C.
D.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang banyak dibicarakan saat ini. Tidak
hanya dikaji oleh para akademisi-akademisi ilmu sosial, kepemimpinan juga menjadi
perbincangan pada masyarakat di kalangan umum. Meskipun sudah banyak teori yang
mendasari munculnya macam-macam gaya kepemimpinan yang dikembangkan saat
ini, namun belum ada satu pun teori yang bisa menjelaskan teori kepemimpinan yang
sempurna. Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan-batasan tentang
kepemimpinan kurang lebih sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat
batasan tentang pengertian kepemimpinan.
Pada unit kerja di instansi maupun suatu perusahaan selalu saja dikacaukan
dengan persoalan kepemimpinan. Bennis dan Nanus (1985) melihat ada perbedaan
yang mendasar antara manajemen dan kepemimpinan. Meskipun banyak yang sering
menganggap kedua hal tersebut sama. To manage, menurut mereka berarti to bring
about, to accomplish, to have charge of or responsibility for, to conduct. Sedangkan
leading adalah influencing, guiding in direction, course, action, opinion.
Kepemimpinan pada dasarnya lebih berhubungan dengan efektivitas,
sedangkan memanajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi. Bennis mengatakan
bahwa pemimpin do the right hings, sedangkan manajer do the things right.
Kepemimpinan merupakan suatu hal penting yang dibutuhkan oleh seorang manajer.
Para manajer akan menjadi pemimpin bagi perusahaan yang dipimpinnya. Tidak
hanya para manager yang perlu memahami tentang kepemimpinan, setiap tenaga kerja
juga harus mampu mempelajari mengenai kepemimpinan untuk memahami tipe-tipe
dan gaya-gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang mungkin adalah
pimpinannya di perusahaan tempat ia bekerja. Oleh karena penulis menganggap
penting untuk mempelajari tentang kepemimpinan, maka penulis akan membahas
mengenai kepemimpinan dalam industri lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kepemimpinan ?
2. Bagaimana teori gaya dan sifat kepemimpinan ?
3. Apa saja fungsi dari kepemimpinan ?
4. Bagaimana kepemimpinan yang ideal ?
5. Bagaimana pola hubungan antartenaga kerja dalam perusahaan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui teori gaya dan sifat kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui fungsi dari kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal.
5. Untuk mengetahui pola hubungan antartenaga kerja dalam perusahaan.
BAB II
ISI
A. Definisi Kepemimpinan
Berikut ini adalah definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli, antara lain :
1) Donelly, Ivancevich dan Gibson (1985) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
sebuah upaya mempengaruhi aktivitas para pengikut melalui proses komunikasi
dan untuk pencapaian tujuan.
2) Kepemimpinan merupakan proses antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai
tujuan kelompok, organisasi, atau sosial. (Hollander, 1995)
3) Kepemimpinan merupakan sebuah proses pengaruh sosial melalui tempat dimana
individu mendaftar dan memobilisasi kepada orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. (Chemers, 2001)
4) Menurut Hackman and Johnson (2004), kepemimpinan merupakan elemen
fundamental dari kondisi manusia.
5) Kepemimpinan dapat didefinisikan tentang suatu hal yang berurusan dengan orang,
umumnya dalam kelompok, serta tentang mengubah sikap dan kebiasaan seseorang
untuk menyesuaikan diri terhadap visi pimpinan terhadap kelompok. (Hogg, 2004)
6) Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana individu mempengaruhi kelompok
individu untuk mencapai tujuan bersama. (Northouse, 2004)
7) Rowitz (2009) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kreativitas dalam
tindakan atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru (creativity in
action).
Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa :
a. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain.
b. Kepemimpinan adalah phenomena kelompok, Anda tidak dapat bicara tentang
seorang pemimpin tanpa adanya sekelompok para pengikut.
c. Kepemimpinan adalah berorientasi tujuan artinya ada tujuan yang ingin dicapai.
d. Kepemimpinan adalah lenih ke imspirasi dan non-material.
ketenangan.
Pada Teori X, pegawai dipaksa, dikendalikan atau ditegur agar tujuan
organisasi dapat tercapai, sedangkan pada Teori Y, pegawai menerima
tingkat organisasi.
2) Gaya kepemimpinan Karismatik
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris.
Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka
6
mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama,
orang orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa
yang
diucapkan
ternyata
tidak
dilakukan.
Ketika
diminta
hasil
kinerja
yang
tinggi
luar
biasa.
Kepemimpinan
transformasional
dipandang
sebagai
model
transformasional
mengandung
dua
kata
Attributed Charisma.
Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang
lain dari kepentingan diri.
Inspirational Leadership/Motivation.
Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain
dengan menentukan standar standar tinggi, memberikan keyakinan
pimpinannya.
Idealized Influence.
Pemimpin berusaha melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan
dengan menekankan pentingnya nilai nilai dan keyakinan untuk
mencapai tujuan.
10) Kepemimpinan Transaksional
Dalam bentuk kepemimpinan ini pemimpin berinteraksi dengan
bawahannya melalui proses transaksi. (Bass dan Avolio,1994) membahas
-
kemampuan
bawahannya
dan
pengawasan.
Management By Exception Passive.
Kepercayaan akan kemampuan bawahan telah menjadi lebih besar
sehingga pengawasannya tidak ketat dan atasan percaya bahwa bawahan
10
pelaksanaan.
Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakanya.
Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/
menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah
kepada anda jika anda tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang
baik tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya.
Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap
karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
8. Tak kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan erat terkait dengan hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya
bahwa anda tulus peduli dengan mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam
bekerja. Kenali lebih dekat bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya.
Pada akhirnya, kualitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas
hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.
E. Pola Hubungan antartenaga kerja dalam Perusahaan
Setiap tenaga kerja memiliki pola hubungan antara tenaga kerja sendiri. Ada 4
macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan pada tingkat:
a) Manajemen Puncak
Manajemen yang banyak berhubungan dengan orang orang yang bekerja diluar
organisasi perusahaannya (seperti: Pejabat, Pemerintahan, nasabah / langganan).
Karena ia harus peka dan tanggap terhadap peristiwayang terjadi disekitar
perusahaannya yang mempengaruhi kelancaran perkembangan usahanya. Manajer
Puncak bekerja secara langsung dengan bawahannya. Karena itu Kepribadian
Manajer Puncak mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi perusahaan.
b) Manajemen Madya
Manajemen yang mempunyai hubungan dengan atasan, rekan setingkat dan
bawahan yang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan. Manajer ini
berhubungan dengan orang-orang diluar perusahaan, ia juga mempunyai peran
ganda. Dan berperan sebagai bawahan, rekan, atasan dan wakil dari perusahaan. Ia
juga mempunyai peran penting sebagai penghubung dan kreatif antara tingkattingkat manajemen rendah dengan tinggi. Meringkaskan data dari bawahannya
untuk dilaporkan ke atasannya beserta dengan pandangannya, dapat pula
menerjemahkan
kebijaksanaan
untuk
tingkat
manajemen
bawahannya.
disebut tenaga kerja yang berada ditengah (the man in the - middle,Petit,1975)
antara manajer dan para pekerja. Tergantung dari jenis pekerjaannya manajer
pertama menghadapi bawahannya secara perorangan atau kelompok. Pada
umumnya interaksi antara pekerja bawahannya lebih besar dari pada interaksi
antar tenaga kerja pada tingkat organisasi yang lebih tinggi.
d) Tenaga kerja Produktif
Tenaga kerja ini menduduki jabatan yang terendah dalam organisasi perusahaan,
berhubungan dengan rekan dan atasan saja. Peran utamanya adalah sebagai
Bawahan,
dan
dapat
memberikan
pengaruh
nyata
dalam
keberhasilan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan
mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta
tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan
dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Gaya Kepemimpinan
yang diterapkan tentu berbeda-beda seperti gaya yang otoriter, demokratis dan lainlain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
B. Saran
Kepemimpinan sangat diperlukan pada setiap pribadi manusia dalam kehidupan
sehari-harinya. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan.
Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Dan terlebih lagi untuk memahami
pemimpin di tempat kerja. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin
sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin
kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin. Semoga pembaca
makalah ini bisa memahami apa yang kami bahas diatas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Ashar Sunyoto. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press). 2008.
Palutturi, Sukri. Public Health Leadership. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2013.
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. 2003.
16