Anda di halaman 1dari 1

Hati ini sudah terlalu sering merasakan yang namanya kecewa.

Gue ga bisa
menyalahkan siapa-siapa selain diri sendiri. Ingin mencurahkan semuanya kepada siapa? Ga
ada lagi orang yang bisa gue percaya. Curhat kepada-Nya? Selalu. Dan ga akan pernah
berhenti. Sesering itukah?
Seseorang pernah berkata, makanya kalau menjalin hubungan ga usah seserius itu,
sayangnya ga usah dengan kadar setinggi itu, jadinya kan keseringan sakit. Kemudian gue
berpikir, apa itu salah?. Gue cuma mau menjalin hubungan dengan dia yang gue sayang.
Gue ga mau ngabisin waktu dengan orang yang menurut gue salah. Meski pada
kenyataannya semua salah. Semuanya. Lalu haruskah gue ga usah terlalu sayang dengan doi?
Hubungan ini kemudian berdasar atas perasaan apa? Hanya saling membutuhkan kehadiran
semata? Temenan juga bisa.
Lalu sekarang gue bisa apa? Menangis? Rasanya air mata ini sudah terlalu berharga
untuk menangisi hal seperti ini. Menyalahkan diri sendiri? Ga usah disalahin ya emang udah
salah, sih.
So what? Memperbaiki diri? Udah keseringan. Ujung-ujungnya ya gini lagi.
Lalu gue mesti gimana? Sendiri dulu? Gue yakin pilihan ini cuma akan bertahan
beberapa hari. Setelah itu? Gue bakalan butuh seseorang lagi. Lagi. Lagi.
Pilihan terakhir, persiapkan diri dengan segala resiko dan konsekuensi yang mungkin
terjadi. Gue ga terlalu bodoh untuk ga tahu resiko dan konsekuensinya. Gue udah hafal di
luar kepala bahkan.

Anda mungkin juga menyukai