anggrainiy kusuma
permatasari
Alumnus Program
Magister Akuntansi,
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Sejak
diperkenalkan
istilah
beneficial owner dalam Pasal 10,11,12
(berhubungan dengan penghasilan
dividen, bunga, dan royalti) OECD
Model Tahun 1977, menimbulkan
berbagai argumentasi sehubungan
dengan makna konsep tersebut. Tax
treaty OECD Model tidak menjelaskan
secara eksplisit definisi istilah tersebut.
Di dalam OECD Commentary, makna
istilah beneficial owner mengandung
referensi terbatas sehingga persepsi
Wajib Pajak, Otoritas Pajak, serta
Pengadilan dapat berbeda satu dengan
lainnya. OECD secara periodik mengkaji
istilah beneficial owner melalui kongres
internasional dan melakukan revisi
terhadap Commentary-nya. Berbagai
pendapat
dari
ahli
perpajakan,
hasil keputusan sidang, serta opini
berbagai negara menjadi aspek
yang diperhitungkan dalam rangka
melengkapi konsep beneficial owner.
Berikut ini akan disajikan berbagai
pendekatan konsep beneficial owner
dalam tax treaty.
Konsep Beneficial Owner dalam
Ketentuan Domestik dan Global
Telah
disebutkan
sebelumnya,
bahwa di dalam tax treaty OECD
Model (begitu pula dengan UN
Model) tidak ditemukan definisi istilah
beneficial owner. Hal ini menimbulkan
50
negara sumber.
Mengutip
pernyataan
Vogel
(1977) yang menyebutkan bahwa
istilah beneficial owner tidak dapat
diinterpretasikan menurut ketentuan
hukum
domestik
negara
yang
mengadakan perjanjian karena tidak
ada sistem perpajakan nasional negara
manapun yang menawarkan definisi
yang tepat dari beneficial owner.
Sebagai contoh di Indonesia, istilah
beneficial owner belum tercantum
pada saat pembentukan pertama
kali Undang-undang tentang Pajak
Penghasilan Nomor 7 Tahun 1983,
kemudian akhirnya dimuat dalam SE04/PJ.34/2005 dan revisi keempat
insidereview
Undang-undang Pajak Penghasilan
No. 36 Tahun 2008. Peraturan terbaru
untuk menjelaskan transaksi dan kriteria
beneficial owner, dimuat dalam PER25/PJ/2010 revisi PER-62/PJ/2009
tentang Pencegahan Penyalahgunaan
Persetujuan
Penghindaran
Pajak
Berganda.
Dalam berbagai penyelesaian kasus,
Wajib Pajak menggunakan argumen
bahwa dasar hukum negara domestik
seharusnya ditempatkan di bawah
ketentuan internasional sehingga dasar
hukum SE yang dikeluarkan otoritas
pajak seharusnya dikesampingkan
dalam menginterpretasi konsep istilah
di dalam tax treaty. Alasan tersebut
masuk akal mengingat hukum pajak di
Indonesia Lex specialis derogat legi
generalis yang tercantum dalam Pasal
32A UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas UU No. 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Pertanyaan selanjutnya, melalui media
apa kita menginterpretasi konsep
beneficial owner?
Apabila terdapat ketidakjelasan
dalam tax treaty, menurut Pasal 32
Vienna Convention on the Law of
Treaties (VCLT) dapat menggunakan
dokumen
untuk
memperjelas
interpretasi istilah agar tidak terjadi
ambiguitas. Ines Hofbaurer dalam
Lang (2001) menyebutkan karena
Inggris
Swedia
Owned 51%
Owned 49%
Prevost Holding
B.V (Dutch co)
100%
Belanda
Kanada
$$$ Dividen
Tax 5%?
Owned 100%
Isu: Dutcho
merupakan Beneficial
Owner
insidereview
Gambar 2 - Kasus Indofood
Trustee: JP Morgan
PT Indofood Sukses
Makbur Tbk
(Parent - Indonesia)
Noteholder
Interenst
Tax 100%?
Tax 100%?
NewCo
(Wholly owned Belanda)
Indoof International
Finance
(Mauritius)
Isu: IIF & Newco
Beneficial Owner
Sumber: Dioleh dari berbagai sumber
insidereview
Gambar 3 - Kasus Velcro ( HoldCo)
Velcro Canada
Inc
Kanada
Inggris
$$$ Royalties
WHT 0%?
Isu: Vekro
(HoldCo)
merupakan
Beneficial
Owner?
Velcro Holding
B.V (Belanda)
Belanda
Belanda
Antilles
Velcro Industries
BV (Belanda
Antilles)
Sumber: Dioleh dari berbagai sumber
53
insidereview
Tabel 1 - Empat Kesimpulan Hakim dalam Interpretasi Kasus Velcro (HoldCo)
Possession (kepemilikan)
Use (penggunaan)
Risk (risiko)
Control (kontrol)
Daftar Pustaka
Arnold, Brian. The Concept of Beneficial Ownerhip under Canadian Tax Treaties. Dalam Beneficial Ownership Recent Trends, ed. Michael Lang. Amsterdam:
IBFD Publication, 2013.
Baker, Philip. The Meaning of Beneficial Ownership as Applied to Dividend under the OECD Model Tax Convention. Dalam Taxation of Intercompany
Dividends under Tax Treaties and EU Law, ed. Masito . The Netherlands: IBFD Publication, 2012.
Baker, Philip. Indofood International Finance Ltd. V. JP Morgan Chase Bank NA. Dalam Beneficial Ownership Recent Trends, ed. Michael Lang. Amsterdam:
IBFD Publication, 2013.
Darussalam., Hutagaol, J., Septriadi, D. Konsep dan Aplikasi Perpajakan Internasional. Jakarta: PT Dimensi International Tax, 2010.
Du Toit, Charl P. Beneficial Ownership of Royalties in Bilateral Tax Treaties. Amsterdam: IBFD Publication, 1999.
Duff, David G. Beneficial Ownership: Recent Trends. Dalam Beneficial Ownership Recent Trends, ed. Michael Lang. Amsterdam: IBFD Publication, 2013.
Hassam, Muhamed. The concept of beneficial ownership: Velcro Canada v The Queen. Tax ENSight (2012).
Jain, Saurabh. Effectiveness of the Beneficial Ownership Test in Conduit Company Cases. Amsterdam: IBFD Publication, 2013.
Jimenez, Aldofo Martin. Beneficial Ownership: Current Trends (Part II). Tax India International (2011).
Krupsky, Kenneth J, Esq. Prevost Car v. The Queen: Who Is the Beneficial Owner of Dividends - in Canada, in the Netherlands, in the United States? Tax
Management International Journal 37.7 (2008): 404-406.
Lang, Michael (editor). Tax Treaty Interpretation. Belanda: Linde Verlag Wien, 2001.
Lang, Michael, et al (editor). Beneficial Ownership Recent Trends. Amsterdam: IBFD Publication, 2013.
Lederman, Alan S. Indofood for Thought: U.K. Court Disapproves Treaty Shopping Trip. Tax Management International Journal, 35.7 (2006): 331-343.
OECD. Clarification of The Meaning of Beneficial Owner in The OECD Model Tax Convention. Paris: OECD Publishing, 2011.
OECD. The Meaning Of Beneficial Owner Revised Discussion Draft. Paris: OECD, 2012.
Vogel, Klaus et al. Klaus Vogel on Double Taxation Conventions. A Commentary to the OECD, UN, and US Model Convention for the Avoidance of Double
Taxation of Income and Capital. With Particular Reference to German Treaty Practice. Third Edition. The Hague: Kluwer Law Internasional, 1997.
54