PENDAHULUAN
buah drum.
Jika kita simak dari asumsi yang telah dijelaskan diatas, sebelum
kita mengkaji lebih dalam mengenai fungsi gondang sabangunan pada
upacara kematian saurmatua pada masyarakat Batak Toba yang berada di
kota Medan, dalam konteks yang berkembang mengapa dalam upacara
kematian saurmatua di kota Medan pada saat tahapan upacara kematian
tersebut dimulai sampai dengan selesai, gondang sabangunan dimainkan
secara murni tanpa ada bantuan dari alat musik tiup yang ada dalam
upacara kematian tersebut?. Karena setelah saya tinjau langsung ke
lapangan (datang untuk mengikuti upacara kematian masyarakat Batak
Toba yang ada di kota Medan) mayoritas telah menggunakan dua
perangkat musik yaitu: gondang sabangunan dan musik tiup. Dan untuk
dapat meninjau langsung upacara kematian masyarakat Batak Toba di kota
Medan baiknya kita melihat terlebih dulu keberadaan gorci-gorci/
pangorci yang masih eksis di kota Medan.
maka pelaksanaan upacara kematian ini tidak terlepas dari kehadiran dari
unsur-unsur Dalihan Natolu yang memainkan peranan berupa hak dan
kewajiban pada setiap suku Batak Toba. Maka dalihan natolu inilah yang
mengatur peranan tersebut sehingga prilaku setiap unsur khususnya dalam
kegiatan adat maupun dalam kehidupan sehari-hari tidak menyimpang dari
adat yang sudah ada.
pada
masyarakat
Batak
Toba
yaitu
gondang
yang
Walaupun
demikian,
dalam
upacara
kematian
tersebut
adalah
gondang
usip-usip
yaitu
agar
mereka
dapat
secara
berdoa dalam
hati masing-masing
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Manfaat
3. Tujuan lebih jauh adalah untuk dapat digunakan lagi oleh penulis lain
yang ingin membahas tentang masalah yang sama, dengan objek yang
berbeda.
1.4.1. Konsep
dikarenakan
oleh
budaya
yang
berkembang
dan
juga
perkembangan zaman.
1. Gondang Mula-Mula
2. Gondang Sitio-tio
3. Gondang Liat-liat
4. Gondang Simba-simba
5. Gondang Hasuhuton
1.4.2. Teori
oleh adanya 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam hal
ini faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada
saat proses pembuatan taganing adalah faktor external. Faktor external
yang dimaksud disini adalah difusi atau penyebaran agama. Sementara
perubahan internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan
dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri. Perubahan internal
penulis sebut dengan invensi. Invensi merupakan penemuan-penuan baru
oleh pelaku budaya, sedangkan external ini penulis maksud dengan difusi
atau penyebaran agama.
(Sumardjo,2002:107)
kehidupan
terdiri
dari
dua
kutub
Untuk memperoleh
1.5.4 Wawancara
1.5.5 Observasi
Observasi
atau
pengamatan
dapat
berarti kegiatan
untuk