Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRUKTUR REKAHAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Struktur dan Stratigrafi
Dosen Pengampu:
Irjan, M.Si

Disusun oleh:
Rohmatul Wahidah
13640068

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS

DAN TEKONOLOGI

UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar dari sumber-sumber kekayaan ini terdapat di dalam


bumi. Lapisan-lapisan batuan yang ada dalam bumi mengandung bahanbahan yang berguna untuk kehidupan manusia. Kerak bumi terdiri dari
bermacam-macam batuan yang sangat dibutuhkan dalam industri. Diantara
lapisan-lapisan batuan terdapat air tanah, minyak bumi, mineral-mineral
yang merupakan bahan-bahan yang diperlukan manusia untuk kehidupan
sehari-hari.
Salah satu cabang ilmu yang mempelajari hal
tersebut adalah geologi struktur. Keadaan Geologi Struktur
mempelajari tentang bentuk arsitektur kerak bumi beserta
gejala gejala geologi yang menyebabkan terjadinya
perubahan perubahan bentuk { deformasi } pada batuan.
Pada geologi struktur regional terdiri dari struktur Primer
dan sruktur Sekunder.
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk pada
saat pembentukan batuan, seperti struktur sedimen pada
batuan sedimen, sruktur aliran pada batuan beku dan dan
struktur batuan foliasi pada batuan metamorf. Struktur
sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah proses
pembentukkan batuan, terutama akibat adanya tegasan
eksternal
yang
bekerja
selama
atau
sesudah
pembentukkan batuan. Bagian terbesar dari geologi
struktur adalah contoh contoh sekunder adalah kekar,
sesar, dan lipatan.
1.2 Tujuan
1; Memahami pengertian struktur rekahan
2; Memahami klasifikasi struktur rekahan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kekar (Rekahan)

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative
tanpa mengalami pergeseran pada bidang rekahannya. Kekar dapat terjadi
pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang hanya beberapa millimeter
(kekar mikro) hingga ratusan kilometer ( kekar mayor ) sedangkan yang
berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor. Kekar dapat terjadi
akibat proses tektonik maupun perlapukan juga perubahan temperature yang
signifikan. Kekar merupakan jenis struktur batuan dalam bentuk bidang
pecah. Karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian
terpisah maka struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan
untuk dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan
unsurunsur lain yang menyertainya. Secara umum kekar dicirikan oleh: a).
Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain
(mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi.
Sifat kesarangan batuan akibat kekar bertalian erat dengan proses
mineralisasi. Atau dapat diartikan lain bahwa mineralisasi dapat dideteksi dari
sifat dan kehadiran kekar dalam batuan. Proses mineralisasi terutama
mineralisasi logam dasar termasuk emas dan perak maka pertalian kekar
sebagai pembawa logam menjadi sangat penting untuk dianalisis.Analisis
kekar baik sebagai individu maupun kelompok dapat dilakukan dengan cara
pemetaan kekar pada batuan. Yaitu memetakan fisik kekar, posisi kekar,
pengelompokan kekar dari tata letak atau pola geografisnya.
Kekar secara genetis sangat bervariasi cara kejadiannnya. Salah satu
proses kejadian kekar yang sangat umum adalah akibat tektonik selama
batuan terbentuk atau sesudah batuan terlitifikasi.Karena kejadian kekar yang
akibat tektonik bertalian pula dengan aktifitas magmatisma dari gunungapi,
maka kekar pada batuan yang kehadirannya pada batuan paling dekat dengan
lokasi gunungapi atau batuan magmatis perlu mendapat perhatian yang lebih
rinci.Sifat keterkaitan antara kekar dengan materi yang melaluinya, baik
cairan magma, gas atau materi lain yang berkaitan secara ecology
environment mempunyai ciri khas seperti filling, retas rekahan dan
kehancuran batuan.
2.2 Proses Terbentuknya Kekar

Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk


karena proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini
kekar merupakan akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan.
Kalau kekuatan suatu batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi
melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak. Jika
ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar disebut
terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya sampai
beberapa meter) dan relatif tidak terjadi pergeseran disebut sebagai kekar.
Penyebab terjadinya kekar yaitu unloading atau efek lembaran dan
juga tekanan dalam magma pendinginan yang dapat menyebabkan
columnar jointing di mana terdapat fraktur 6-sisi yang terdiri dari
pola jointing - Contoh terbaik adalah Devil's Tower, Wyoming .
2.3 Jenis-Jenis Kekar
1; Kekar pengerutan (srinkage joint) yaitu kekar yang disebabkan karena

gaya pengerutan yang timbul karena pendinginan (pada batuan beku =


kekar tiang / kolom) atau pengeringan (pada batuan sedimen) biasanya
berbentuk polygonal yang memanjang. Kekar kolom yang terjadi pada
batuan beku, pada umumnya terjadi akibat adanya intrusi dangkal (intrusi
batuan yang letaknya relative dekat dengan permukaan bumi) bentuknya
adalah seperti pilar-pilar berbentuk segi 4 atau segi 6.

2; Kekar lembar (sheet joint ) yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar

dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar


ini akibat penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban
pada kekar ini terjadi akibat :
1) Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh.
2) Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat.
3) Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal.
Sheet joint di sekitar Half Dome di California

Sheet Joint granit pada Enchanted Rock di Texas, AS

3; Kekar akibat tektonik, yaitu kekar yang terbentuk karena proses endogen,

yang berupa pasangan garis yang lurus. Kekar karena tektonik ini
dibedakan atas :
1; Gaya Pembentukannya
a; Gaya Tekan (kompresi), dimana gaya-gaya yang bekerja menuju ke
satu titik, yaitu gaya menekan daerah tersebut, akan menghasilkan
shear joint (kekar gerus).
b; Gaya Tarik (tension)

2; Pola Kekar

Berdasarkan pola kekarnya, kekar tektonik dibedakan atas :


a; Kekar sistematik yaitu kekar dalam bentuk berpasangan arahnya
sejajar satu dengan yang lainnya.
b; Kekar non sistematik yaitu kekar yang tidak teratur biasanya
melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar
lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada
bidang perlapisan.

3; Dimensi (ukurannya)

Berdasarkan pada ukuran/besarnya, kekar tektonik dibedakan atas :


a; Master joint : kekar yang memotong melalui sejumlah lapisan
batuan atau bahkan satuan batuan dan mempunyai ukuran ratusan
meter.
b; Mayor joint : kekar yang ukurannya lebih kecil dari master joint,
kekar ini masih bisa dipakai untuk analisis struktur (sangat relatif)
c; Minor joint : kekar-kekar yang ukurannya lebih kecil dari mayor
joint, ukurannya bisa beberapa meter sampai satu inchi. Kekar ini
tidak bisa dipakai dalam analisis tektonik.
d; Mikro joint : kekar-kekar yang ukurannya lebih kecil dari minor
joint, ukurannya dari 1 inchi sampai sekitar 0,5 mm.

2.4 Klasifikasi Kekar


1; Berdasarkan Cara Pembentukannya/Terjadinya

Untuk memudahkan analisa

biasanya kita hubungkan kekar dengan

susunan poros utama tegasan atau keterakannya. Kedudukan daripada


tegasan yang menyebabkan pembentukan kekar sukar untuk dapat
dikenal. Tetapi kadang-kadang dengan cara memperhatikan sifat-sifat
daripada permukaan bidangnya, dan hubungan sudutnya (antara
pasangan-pasangan),

maka

kedudukan

daripada

tegasan

dapat

dianalisakan.
;

Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)


Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya
pengerutan yang timbul akibat pendinginan (kalau pada batuan beku
terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom) atau akibat pengeringan
(seperti pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk
polygonal yang memanjang.

Kekar Lembar (Sheet Joint)


Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan
tanah. Kekar seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet
joint terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal
Gambar Srinkage Joint
Gambar Sheet joint

2; Berdasarkan ganesanya (genetik), kekar terbagi atas:


;

Kekar Kolom
Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang
juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini
berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga
pada sill atau aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada
dike kurang lebih akan horizontal, dengan mengukur sumbu kekar

kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari bidang pendinginan


dan struktur batuan beku.
;

Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress
yang cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang
berdekatan.
Ciri-ciri di lapangan :
- Biasanya bidangnya licin.
- Memotong seluruh batuan.
- Memotong komponen batuan.
- Bidang rekahnya relatif kecil.
- Adanya joint set berpola belah ketupat.

Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan


arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan
batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang
cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah
yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling
menjauhi.
Ciri-ciri dilapangan :
- Bidang kekar tidak rata.
- Bidang rekahnya relatif lebih besar.
- Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan
berpola kotak-kotak.
- Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian
disebut vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:

a. Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah


dengan tegasan.
b. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya
atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya
utama. Struktur ini biasanya disebut stylolite.
; Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar
gerus dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh
mineral sekunder.
3; Berdasarkan Genesa dan Keaktifan Gaya yang membentuknya

Kekar Orde Pertama


Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya
pembentuk kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang
teratur dan ukurannya relative besar.
Kekar Orde Kedua
Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali
atau pengaruh gaya balik atau lanjutan untuk mencapai
kesetimbangan massa batuan.

4; Berdasarkan Bentuknya
;

Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya


sejajar satu dengan yang lainnya

Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya


melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar
lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada
bidang perlapisan

2.5 Analisis Kekar

Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan


dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan
dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut.
Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh
moody dan Hill (1956).
Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan
menggunakan tiga metode,yaitu:
a; Histogram
b; Diagram kipas
c; Stereografis

Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram


kipas yang dianalisis hanyalah jurus dan kekar dengan
mengabaikan

besar

dan

analisis

arah

kemiringan

sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila


kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip yang cukup

besar atau mendekati 90 .Gaya yang bekerja dianggap


lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka
dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180 E
dihitung sama dengan N65 W . Jadi semua pengukuran
dihitung ke dalam interval N 0 E- N 90 E Dan N 0 W N
90 W.
Untuk analisis statistik , data yang diperkenankan
umumnya 50 data , tetapi 30 data masih diperkenankan .
Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan ,
karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut
berbeda.
1; Buat

tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar


berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel kemudian buat
interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan
prosentase masing-masing interval. Prosentase dihitung
masing-masing interval terhadap pengukuran.
2; Membuat histogram
a; Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu
tegak lurus sebagai prosentase
b; Sumbu datar terdiri dari interval N 0 E- N 90 E Dan
N 0 w N 90 W. Buat skala sesuai interval.
c; Buat balok masing-masing interval sesuai dengan
besar prosentase msing-masing interval.

3; Membuat diagram kipas


a; Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari

menunjukan besar prosentase terbesar dari interval


yang ada, misal 24%.
b; Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat
maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar
sesuai interval.
c; Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan
prosentase masing-masing interval mulai dari batas
bawah interval , hingga atas interval . Misal N 0E

N 5 W prosentase 20%, maka buat busur lingkaran


dari sumbu dekat (N 0E) hingga sama N 5W
dengan jari-jari skala 20%.
4; Interpretasi

Arah gaya membentuk kekar membagi dua sudut lancip


yang dibentuk oleh kedua kekar.
a; Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar

adalah besarnya sudut (jenis kekar) yang terbaca


pada busur lingkungan , yang diperoleh dengan
membeagi dua dari dua maksima (interval dengan
prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90
derajat.
b; Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut
yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan
titik tengah antara dua maksima yang berjarak
kurang dari 90 derajat.
c; Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan
90 derajat dari arah gaya , searah atau berlawanan
jarum jam.
2.6 Penentuan Umur Kekar

Ada beberapa kriteria yang dapat menentukan umur relatif suatu kekar, yaitu
:
1; Jika dijumpai kekar yang terletak di bawah bidang ketidakselarasan

mengalami perekahan akibat proses pelapukan dan kemudian diisi oleh


batuan yang terletak di atas bidang ketidakseiarasan tersebut (batuan
penindih terletak di atas bidang ketidakselarasan), maka kekar tersebut
berumur lebih tua dari batuan penindih. Conto batuan penindih berumur
Miosen Tengah maka kekar yang diisi oleh batuan tersebut berumur
lebih tua dari miosen Tengah.
2; Kekar berumur lebih tua dibandingkan dengan retas atau urat (vein).
3; Kekar yang dipotong lebih tua dari pada kekar yang memotong (azas
pemotongan).

4; Pembentukan kekar gerus dan kekar tarik pada struktur lipatan yang

terletak di lengkungan maksimum terbentuk bersamaan (berumur


sama) dengain proses pembentukan lipatannya.
2.7 Kedudukan Kekar Terhadap Perlapisan Batuan

Secara geometris, kekar dibedakan menjadi :


1; Dip joint, Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan
batuan.
2; Strike joint, Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan.
3; Bedding joint, Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di
sekitarnya.
4; Diagonal joint, Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan
sekitarnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1; Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak

mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh


gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).
2; Klasifikasi rekahan dapat dibedakan berdasarkan:
a; Cara terbentuknya: Kekar lembar (sheet joint) dan Srinkage joint
(kekar pengkerutan)
b; Bentuknya: kekar sistematik dan kekar non sistematik
c; Ganesanya: Kekar Gerus, Kekar kolom, Kekar Lembar dan Kekar
Hybrid
d; Genesa & keaktifan gaya yang membentuknya: kekar orde
pertama dan kekar orde kedua

Anda mungkin juga menyukai