Anda di halaman 1dari 34

UPAYA PROMOSI KESEHATAN

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat
dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan
upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar
dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan
peran serta masyarakat.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam
mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara
lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga
dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan meliputi :
A. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan
yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar
masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat meningkat dan
kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara
memelihara kesehatan.
B. Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah
kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak
jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan
antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
C. Upaya Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui
pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis.
Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary
prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
D. Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah
kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya
adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
http://dianhusadasefta.blogspot.com/p/upaya-promosi-kesehatan.html

Yhuyu

Jumat, 22 Juni 2012


MAKALAH PROMOSI KESEHATAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN PRANIKAH, IBU HAMIL
DAN IBU BERSALIN

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-NYA kepada kita semua karena dengan izin-Nya-lah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Topik Makalah kami adalah Upaya Promosi Kesehatan Pada Pranikah,
Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dimana masih terdapat kekurangankekurangan yang tentunya masih diharapkan perbaikannya, oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran dari dosen pembimbing serta teman-teman semua guna
perbaikan dan kesempurnaan isi makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Yogyakarta,19 Mei 2012

Penulis

PENDAHULUAN
Kesehatan

merupakan

kebutuhan

dan

hak

setiap

insan

agar

dapat

kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya
sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan

suatu

sistem

kesehatan

nasional

yang

semakin

mendorong

peningkatan peran serta masyarakat.


Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong
dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam
pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat
di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana dapat meningkat.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi.
Keberhasilan

pembangunan

kesehatan

tersebut

memerlukan

pembangunan

kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sektor
terkait termasuk swasta dan masyarakat.
Pembangunan

kesehatan

bertujuan

untuk

meningkatkan

kesadaran,

kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (prevent), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.

Dalam

rangka

memajukan

kesehatan

masyarakat

serta

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi

kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya kepada


masyarakat.

A. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN PRANIKAH


Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang
ditujukan pada masyarakat reproduktif pranikah. Pelayanan kebidanan diawali
dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan
memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para
remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental
dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan. Promosi
kesehatan pada masa pra nikah disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau
pada wanita yang akan menikah.
Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan
dengan tingkat intelektual para calon ibu. Nasehat yang di berikan menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang di berikan bersifat pribadi
dan

sensitif.

Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri.
Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan
sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek,
perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang

fasilitas

pelayanannya

lebih

lengkap.

Faktor

keluarga

juga

turut

mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki

masa

pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat


mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah sangat dianjurkan.
Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang
kondisi kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri
remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau
kelainan tersebut tidak diatasi maka upayakan pada remaja tersebut untuk
berupaya menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada
pasangannya. Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila nantinya

hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja


yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV.
Caranya adalah di anjurkan menggunakan kondom saat besrsenggama. Upaya
pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok
atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita
remaja dan sebagainya. Para remaja yang terhimpun di dalam organisasi
masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam
menghadapi untuk menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan
semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Fakta
perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan
remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis
dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda
memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan
kebebasan
keremajaan

dapat
di

menimbulkan

dalam

konflik

membina

di

kesehatan

dalam

diri

diperlukan.

mereka.

Pendekatan

Penyampaian

pesan

kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.


Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1.

Perkawinan yang sehat


Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi
perkawinan,
hubungan

disampaikan
antara

suami

kepada
dan

remaja.

istri.

Pekawinan

Perkawinan

bukan

hanya

memberikan

buah

sekedar
untuk

menghasilkan keturunan. Bayi yang dilahirkan adalah bayi yang sehat dan
2.

direncanakan.
Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluarga yang diidamkan adalah keluarga yang memiliki norma
keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri
dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial
ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung
untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu
dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.

3.

Sistem reproduksi dan masalahnya


Tidak semua remaja memahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem
reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja.
Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan,
pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi.
Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan
sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti

penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.


4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan
membahayakan

kehamilan
dalam

atau

masa

persalinan
kehamilan

atau

atau

juga

penyakit

persalianan.

yang

akan

Penyakit-penyakit

tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu
mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi,
DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada
masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang
(suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat
perubahan perilaku.
Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan
dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu
remaja

berkonsultasi

atau

memberikan

penyuluhan.

Bila

masalah

remaja

menyangkut bidang lain maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila
remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat
dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan melalui
organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa
dan pemuda.
Dalam menghadapi proses perkawinan banyak hal ynag harus dipersiapkan oleh
pasangan calon pengantin. Baik fisik, mental maupun biaya. Bidan mempunyai
peran sebagai penyedia kesehatan antara lain dengan memberikan promosi
1.

kesehatan sebagai berikut :


Hakikat atau manfaaat perkawinan
Hubungan suami istri yang elibatkan aspek kejiwaan oleh karena itu sebuah
pernikahan haruslah sehat agar tercipta keharmonisan dalam rumah tangga.

a.

Manfaat perkawinan untuk kesehatan :


Menikah dapat mengurangi stress
Orang yang sudah menikah memiliki kadar kortisol (hormon stress) yang lebih
rendah di bandingkan dengan orang yang belum menikah. Penelitian di laksanakan
oleh univercity of california dengan cara mengambil sempel air liur orang yang

b.

sudah dan belum menikah


Menikah dapat mengurangi kemungkinan mengalami stroke
Studi penelitian ini dilakukan oleh Tel aviv univercity yang menunjukkan pernikahan

c.

yang bahagia bisa membentu mencegah stroke fatal pada pria.


Menikah menjauhkan seseorang dari depresi
Persoalan terkadang membutuhkan tempat curhat, orang yang sudah mrnikah akan
lebih mudah menemukan teman curhatnya sehingga persoalan tidak lagi menjadi
sebuah tekanan. Berbeda dengan orang yang belum menikah, setiap masalah akan
ia pendam sendiri karena tidak menemukan teman curhat. Jika setiap permasalahan
selalu terpendam maka akan mengakibatkan rasa stress dan semakin meningkat

2.
a.
b.
c.
d.
e.

menjadi depresi.
Penyuluhan pranikah
Hakikat perkawinan
Persiapan kehamilan pertama
Pemeliharaan kehamilan dan nifas
Pemberian ASI
Imunusasi
Imunisasi yang diberikan adalan imunisasi tetenus toksoid (TT), yang diberikan

f.

menjelang hari perkawinan.


Keluarga berencana
Pasangan muda yang belum menikah informasi yang dikehendaki mungkin
mengenai infeksi menular seksual, informasi mengenai penjarangan kehamilan, dan
penundaan kehamilan. Petugas membentu klien membuat keputusan mengenai
pilihannya , dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak
memutuskan atau menangguhkan menggunakan kontrasepsi. Dalam melakukan
konseling, petugas mengkaji apakah klien sudah mengenal jenis kontrasepsi
termasuk keuntungan dan kerugian, serta bagaimana menggunakannya. Konseling
mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis
kontrasepsi dalam program KB. Petugas mendorong klien untuk berfikir, melihat
persamaan yang ada. Dan membendingkan antar jenis kontrasepsi tersebut.dengan
cara ini petugas membentu klien mengambil suatu keputusan. Jika tidak ada
halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi
sesuai dengan pilihannya. Bila memilih pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan

yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih
3.

efektif.
Persiapan calon pengantin.
Dalam pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satu ikatan
yang di abadikan melalui pernikahan. Kedua pribadi ini masing-masing memiliki
kepribadian, keinginan, dan tujuan hidup sendiri. Persiapan-persiapan yang di

a.
1)

perlukan bagi calon penganten adalah sebagai berikut :


Persiapan fisik
Sehat
Pasangan calon pengantin diharapkan sehat sehingga mampu menghasilkan
keturunan yang sehat pula. Jika diperlukan, pasangan calon pengantin dapat
melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum sehimgga jika ditemukan salah
satu pasangan mempunyai penyakit pasangan yang lainnya mampu menerima

keadaan pasangannya.
2) Umur
Usia menikah yang paling baik adalah dalam masa reproduksi sehat yaitu umur 20
tahun sampai dengan 30 tahun. Hal ini dilakukan dalam upaya persiapan kehamilan
3)
b.
1)
2)
3)
4)
5)

sehingga kehamilan nantinya bukanlah kehamilan dengan risiko.


Istirahat dan lain lain
Persiapan mental
Nilai-nilai agama
Cinta kasih
Sikap sosial dalam keluaraga
Keluarga harmonis
Menjaga ketahanan keluarga
Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik.
Hubungan yang baik dan kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang
memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak. Hubungan serasi ayah dan ibu
memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak, serta keluarga yang kelak
dibentuknya.
mengidamkan

Anak

yang

tempat

menghadapi

bernaung

pada

masalah,
orang

tua

baik

kecil

yang

maupun

menampung,

besar
yang

diperolehnya melalui komunikasi yang baik. Komunikasi terbentuk bila hubungan


c.

timbal balik selalu terjalin antara ayah ibu dan anak.


Persiapan ekonomi
Sejalan dengan tuntutan kebutuhan yang semakin hari semakin besar, maka
diharapkan calon suami telah mempunyai pekerjaan tetap agar dapat menafkahi

d.

seluruh anggota keluarga.


Persiapan perilaku : tidak merokok, tidak narkoba, dan sebagainya.
Dampak fisiologis dari merokok adalah berupa dampak rokok terhadap fungsi kerja
organ tubuh akibat kandungan 4000 bahan kimia dimana 40 diantaranya merusak

dan menghancurkan sistem organ tubuh. Rokok juga memberikan dampak negatif
terhadap bukan perokok. Rokok yang di bakar, menghasilkan asap yang keluar
duakali lebih banyak dibanding asap yang dihisap oleh perokok. Bukti ilmiah
menunjukkan bahwa kadar bahan berbahaya dari asap yang keluar ternyata lebih
tinngi dibanding asap yang dihisap perokok. Kadar CO sekitar 2-4 kali lebih tinggi,
kadar nikotin 2-3 kali lebih tinggi dan kadar nitrosamine 50 kali lebih tinggi.
Perokok pasif akan menderita sakit karena terpapar bahan berbahaya dalam asap
rokok. Perokok pasif mempunyai kemungkinan terkena kanker paru 30% lebih tinggi
dibanding yang tidak terpapar asap rokok. Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa
istri dari seorang perokok mempunyai kemungkinan terkena kanker paru sebesar
20-50% lebih tinggi dari istri bukan perokok.
Batuk pilek pada anak perokok 20-80% lebih sering dibanding anak bukan perokok.
Bronkitis pada anak perokok 2 kali lebih sering daripada anak bukan perokok.
4.
a.
b.
c.

Informasi lain yang perlu diketahui adalah sebagai berikut


Imunisasi TT
Memahami jenis kontrasepsi.
Penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
Setiap pasangan yang datang ke pelayanan kesehatan

hendaknya

juga

mendapatkan informasi tentang PMS , bukan hanya jenisnya tetapi juga cara
penuluarannya dan juga cara untuk menghindarinya. Di harapkan setiap pasangan
yang ingin menikah melakukan tes HIV/AIDS terlebih dahulu sehingga dapat
diketahui apakah pasangannya mengidap HIV/AIDS atau tidak. Tujuannya adalah
d.
e.
f.

mendeteksi dan mencari jalan pemecahannya.


Penyakit genetik : diabetes melitus, buta warna.
Mengetahui status gizi.
Hak-hak reproduksi : menentukan jumlah anak bukan hanya menjadi hak laki-laki,
namun juga hak perempuan. Hendaknya setiap pasangan membicarakan terlebih

g.

B.
1.
a.

dahulu berapa jumlah anak yang akan diinginkan kelak.


Mengetahui alat reproduksi.

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KEHAMILAN


Perencanaan dan pengaturan kehamilan
Merencanakan suatu kehamilan yang sehat dan aman.
Anak adalah anugerah yang selalu didambakan setiap pasangan yang telah
menikah, namun pada berbagai kondisi tidak semua pasangan yang telah menikah

ingin lalngsung memiliki anak. Ada yang ingin menunda karena alasan umur (terlalu
muda), ada juga yang belum siap memiliki anak baik lahir maupun bathinnya. Pada
saat inilah peran bidan untuk membantu dan mengarahkan dalam menentukan
waktu yang tepat untuk memiliki anak.
b. Mengatur kehamilan dengan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi terdiri atas berbagai macam, mulai dari yang sederhana hingga
metode kontrasepsi mantap. Bidan dapat membantu pasangan untuk memilih
kontrasepsi mana yang lebih cocok. Jika ingin menunda kehamilan, maka dapat
diperkenankan berbagai jenis metode kontrasepsi hormonal, mulai dari pil suntik,
alat kontrasepsi bawah kulit(AKBK), dan alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR).
Hal lain, jika pasangan sudah tidak ingin punya anak lagi tapi belum mau untuk
kontrasepsi mantap, maka pasangan dapat dianjurkan untuk menggunakan
2.
a.
1)
2)
b.
c.

kontrasepsi AKDR.
Persiapan kehamilan dan saat kehamilan
Tanda-tanda kehamilan.
Tanda mungkin hamil
Tanda pasti hamil
Tujuan pemeriksaan kehamilan
Pelayanan pada saat antenatal care (ANC)
Adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan

untuk

ibu

selama

kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang


ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai
standar

meliputi

anamnesis,

pemeriksaan

fisik

(umum

dan

kebidanan)

pemeriksaan laboratorium khusus dan rutin, serta intervensi umum dan khusus
(sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri
atas :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan DJJ
6) Skrining status imunisasi TT dan berikan imunisasi TT bila diperlukan
7) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tata laksana kasus
10) Temu wicara, termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi serta
KB pascapersalinan.
Pemeriksaan laboratorium

rutin

mencakup

pemeriksaan

golongan

darah,

hemoglobin, protein urin, dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di
daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok berisiko, pemeriksaan yang dilakukan
adalah hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, tuberkolosis, cacingan dan thalasemia.

d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
e.

Kehamilan risiko tinggi


Hal-hal yang termasuk ke dalam kelompok kehamilan risiko tinggi adalah :
Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Pernah melahirkan dari 4 kali
Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu
Tinggi badan kurang dari 145 cm
Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
Mempunyai penyakit menahun.
Kunjungan ulang
Menurut WHO seorang ibu hamil minimal memeriksakan dirinya 4 kali selama hamil
yaitu 1 kali trimester 1 (saat ia merasa bahwa ia hamil), 1 kali pada trimester 2. Dan
2 kali pada trimester 3. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan
pelayanan antenatal kepada ibu hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter,

f.

bidan, dan perawat.


Tempat dan penolong persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataannya di
lapangan masih ada penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan
dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang kompeten
memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah dokter spesialis kebidanan,

g.
h.
i.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
d.
e.

dokter, dan bidan.


Senam hamil
Perawatan payudara
Kehamilan yang tidak diinginkan
Peranan gizi
Asupan gizi seimbang
Masalah yang timbul akibat kekurangan gizi
Peranan suami
Dukungan suami semasa kehamilan
Peran suami dalam mendukung pola makan bagi ibu
Dukung psikologis
Dukungan fisik yaitu suami siaga
Dukungan ekonomi
C.

1.

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN IBU

BERSALIN
Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika wanita persalinannya spontan, biasanya wanita tersebut yang
memulai perawatannya sendiri, baik dengan meminta penolong kelahiran datang
atau dengan melakukan persiapan ke fasilitas kesehatan. Tanggung jawab penolong
persalinan untuk mengkaji perawatan yang paling tepat pada awal persalinan telah
dibicarakan

dan

pentingnya

pemberian

dukungan

sepanjang

persalinan.

Di

manapun kelahiran terjadi, terbinanya hubungan yang baik antara wanita dan
pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah atau belum bertemu
sebelumnya. Kualitas penerimaan yang di tawarkan kepada wanita yang mencari
perawatan institusi akan sangat menentukan tingkat kepercayaan yang di berikan
oleh wanita tersebut dan keluarganya kepada pemberi perawatan.
Selama persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus
di kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah,
memeriksa asupan cairan dan keluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan
dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan privasi
selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan
2.

menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.


Prosedur Rutin
Persiapan kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat kesehatan sering kali
meliputi beberapa prosedur rutin . Seperti mengukur suhu, nadi dan tekanan
darah, enema. Prosedur rutin ini tidak boleh di hilangkan meskipun hal tersebut
harus di perkenalkan dan di jelaskan kepada wanita dan pasangannya karena untuk

3.

mencegah atau mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat
bervariasi. Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat keinginan wanita
untuk makan dan minum selama persalinan dan melahirkan. Namun ada beberapa
ibu yang menghadapi persalinan dengan ketakutan yang luar biasa. Dengan
dilakukan promosi kesehatan tentang nutrisi pada ibu bersalin inilah di harapkan
akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan ketakutan makan

4.

makanan tertentu.
Tempat Melahirkan
Praktik persalinan dirumah yang benar memerlukan beberapa persiapan yang
esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia air bersih dan
ruangan untuk tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan harus di lakukan
dengan cermat. Pakaian atau handuk hangat harus di siapkan untuk membungkus
bayi agar tetap hangat. Jadi paling tidak harus ada beberapa bentuk peralatan
melahirkan yang bersih sesuai rekomendasi WHO, yang bertujuan menciptakan
lapangan persalinan sebersih mungkin dan memberi perawatan tali pusat yang

5.

adekuat.
Nyeri Persalinan

Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon


setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode noninvasif sekaligus non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat
digunakan selama persalinan. Banyak wanita merasa nyeri berkurang dengan
mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang mengatasi nyeri dengan cara
relaksasi yang di lakukan secara verba, menjauhkan wanita dari nyerinya secara
hipnotis, musik dan umpan balik biologic. Semua budaya mempunyai cara masingmasing untuk membantu dan memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut
menjelaskan kebiasaannya dengan mitos dalam keluarga, bidan mencoba memberi
penjelasan yang lebih masuk akal tentang sistem yang di terapkan. Ciri umum dari
metode-metode ini adalah pemberian perhatian yang intens kepada wanita selama
persalinan dan melahirkan. Mungkin inilah alasan mengapa begitu banyak wanita
hamil merasa metode ini nyaman dan banyak membantu. Pelatihan dalam
melakukan konseling atau promosi kesehatan dan keterampilan komunikasi
interpersonal sangat penting untuk semua yang merawat wanita usia reproduktif
6.

(Kwast, 1995).
Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan adalah
kebutuhan yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di
kamar operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan
harus di cuci dengan air dan sabun secara cermat. Beberapa tindakan harus diambil
selama persalinan untuk mencegah kemungkinan infeksi pada wanita dan penolong
persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung dengan darah dan
cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama pemeriksaan vagina dan
pelahiran bayi, serta dalam penanganan plasenta. Penting untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi dengan mempertahankan teknik invasif misalnya
episiotomi seminimal mungkin dan jika melakukan perawatan tambahan.
http://ayzha9413.blogspot.com/2012/06/makalah-promosi-kesehatan-upayapromosi.html

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara Indonesia ialah
masalah gizi kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan
dan kematian pada bayi dan anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah
diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, praktikpraktik rumah sakit yang kurang tepat seperti memberikan air dan suplemen untuk bayi
tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada awal periode
pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang luas, dan promosi
komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan rumah sakit waktu ibu pulang
ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu formula yang didistribusikan oleh
pemberi perawatan selama kehamilan dan iklan-iklan di televisi serta majalah.
Pada awal kehidupan sampai bayi berusia enam bulan, ASI eksklusif tanpa
bahan makanan lain sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun psikologis bayi karena dalam ASI mengandung banyak zat-zat gizi yang
mencukupi kebutuhan kelangsungan hidup bayi. Setelah enam bulan ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Bidan mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik.
Sebagai pelaksana, bidan melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan
kesehatan. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan mutu kesehatan. Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam
berbagai masalah tentang pelayanan kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat
berperan sebagai penyuluh dan penasihat tentang permasalahan kesehatan yang ada
di masyarakat, disinilah peran bidan dalam melakukan upaya promosi kesehatan.
Dimana sebagai promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan penerangan dan
pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat
menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan
baik serta menganggap pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan
lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan
kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi
kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu menyusui.
B.

Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan menyusui?
2. Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif?
3. Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
4. Apakah yang dimaksud dengan ibu menyusui?
5. Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
6. Apakah tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
7. Apa saja yang termasuk dalam upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui?
8. Bagaimana promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja?

C.

Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa
mampu melakukan praktik promosi kesehatan ibu menyusui. Sedangkan tujuan khusus
dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian menyusui.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengertahui pengertian ASI Eksklusif.


Mengetahui pengertian promosi kesehatan.
Mengetahui pengertian ibu menyusui.
Mengetahui pengertian promosi kesehatan pada ibu menyusui.
Memahami tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui.
Mengetahui tentang upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui.
Memahami tentang promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Definisi
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan
Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu
ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau
oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti
botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Pemerintah dan organisasi internasional
sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi
bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American
Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6
bulan. ASI sangat baik untuk kesehatan bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa
melindungi bayi dari berbagai penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh sebab itu
pemberian ASI disarankan pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI eksklusif).
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang
kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang
sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu itu sendiri.
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau
perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan
terhadap ibu menyusui.

B.

Tujuan Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui


Tujuan jangka panjang dalam promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah
mengoptimalkan status kesehatan dalam hal menyusui, tujuan jangka menengah
adalah menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar dan tujuan jangka
pendek adalah sasaran atau ibu menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui
yang benar, bersikap dan memiliki norma yang positif mengenai menyusui.

C.

Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan


secara serentak di seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus.
Tujuannya adalah agar setiap negara, secara terus menerus bersama-sama
melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk membantu ibu agar berhasil menyusui.
"Menyusui : Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi" adalah tema Pekan ASI Sedunia
tahun 2010 dengan slogan Sayang Bayi, Beri ASI adalah suatu komitmen nyata dari
fasilitas kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui, melalui pemberian
perlindungan dan memberikan informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat
menyusui bayinya secara eksklusif.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui atau Ten Step to Successful
Breeastfeeding (WHO/UNICEF 1989, isi dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI)
merupakan upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1. Langkah I : Buatlah kebijakan tertulis tentang pemberian ASI yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1989, UNICEF bersama WHO memperkenalkan Sepuluh Langkah
Keberhasilan Menyusui dengan mengeluarkan sebuah Pernyataan Bersama mengenai
Perlindungan, Promosi, dan Dukungan Menyusui: Peran Khusus Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Ibu. Tahun 1990 Deklarasi Innocenti menghimbau dunia agar mendukung
pelaksanaan Sepuluh Langkah disemua fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan ibu. Selain itu juga mempunyai kebijakan yang melarang promosi
susu formula sesuai dengan Juklak Dep.Kes. tahun 1991 tentang Permenkes no.240
tahun 1985. Dimana semua kebijakan tersebut harus dikomunikasikan secara rutin
kepada semua staf dan dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh semua orang
yang datang ke Pelayanan Kesehatan tersebut.
2. Langkah II : Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan
hal-hal yang disebutkan dalam kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI.
Keberhasilan komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien pada umumnya
akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya
timbulnya empati atau ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh pasien. Pada
promosi kesehatan pada ibu menyusui petugas kesehatan diberi pelatihan mengenai
berkomunikasi yang baik secara efektif dengan ibu-ibu (ibu menyusui) dan keluarganya
sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri khususnya pada ibu
menyusui dan meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang
baik. Dalam melaksanakan promosi pemberian ASI di Rumah Sakit pelatihan kepada
petugas meliputi:
a.
10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan kebijakan tertulis lainnya
mengenai pemberian ASI.
b.
Pelatihan paling sedikit 16 jam dan pengalaman klinik paling sedikit 3 jam,
kemudian diikuti dengan supervisi.
c.
Pelatiahan atau penyegaran dilakukan secara berkelanjutan terhada semua staf
yang terkait terhada promosi pemberian ASI
3. Langkah III : Menjelaskan manfaat menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis
dan aspek penundaan kehamilan.

a. Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum :
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada harihari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
Komposisi ASI :
1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu
keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung Whey : Casein lebih
banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey:Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
1) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi
sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
2) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing
dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2) Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
3) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4) Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan
virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari
3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut

Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary


Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi
dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
c. Aspek Psikologis
1) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi
ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying
terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
2) Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung
pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa
aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
d. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point
lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
e. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
f. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal
sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
4. Langkah IV : Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu
langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai dan dapat
menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan demikian, kolostrum atau ASI
yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama keluar akan langsung dihisap
oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum mengandung zat kekebalan yang
lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada hari-hari berikut setelah kelahiran bayi.
Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan rasa kasih sayang
ibu dan bayi. Lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol
sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
5. Langkah V : Menunjukkan teknik menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya
kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan
membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin
tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin
tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI dilaksanakan dengan jalan :
a.
Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
b.
Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
c. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
Posisi yang benar dalam pemberian asi sangat menentukan bagi kenyamanan
bayi dan ibu sendiri. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan
berdiri, duduk, atau rebahan. Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang bersih
dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk, atau
berbaring dengan santai (sesuai keinginan).
a. Melekat dengan benar :
1) Dagu menempel pada payudara ibu
2) Bibir bawah terbuka keluar
3) Mulut terbuka lebar
4) Bagian atas areola mamae lebih banyak berada dalam mulut bayi
b. Posisi tubuh :
1) Perut bayi menghadap badan ibu
2) Telinga, bahu, tangan berada dalam satu garis lurus
3) Bayi di dekatkan dengan ibu
4) Ibu menyangga seluruh badan bayi
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi tampak tenang, bayi nampak
menghisap kuat dengan irama perlahan dan puting susu tidak terasa nyeri.
a. Posisi menyusui:
1) The cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bayi berada di perut ibu
sampai kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Tubuh bayi menghadap kearah ibu
dan meletakkan kepala bayi pada siku tangan ibu.
2) The cross cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi.
Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3) The football hold
Bayi disamping ibu dengan kaki bayi dibelakang ibu dan bayi terselip di bawah
lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk

ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar.
Posisi ini membutuhkan bantal untuk menopang bayi.
4) Saddle hold
Posisi ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi
duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi memiliki pilek atau sakit telinga. Bayi
duduk tegak dengan kaki mengangkangi ibu.
5) The lying position
Menyusui dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk
bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur saat bayi
menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal dan pastikan bahwa perut
bayi menyentuh ibu.
b. Berbagai masalah dalam menyusui
1) Payudara bengkak
Payudara bengkak biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan. Bengkak
pada payudara ini di sebabkan oleh penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di
payudara yang lama kelamaan dapat menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu
sehingga pengeluaran volume ASI berkurang. Desakan ASI yang tidak lancer
menimbulkan rasa nyeri pada payudara ibu.
Penggumpalan air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui pada ibu
nya kemungkinan karna derasnya aliran air susu yang keluar sehingga bayi tak nyaman
saat menyusui. Produksi ASI yang melimpah tanpa disusukan atau dipompa lambat
laun akan menyebabkan penggumpalan yang pada akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan memijat daerah
payudara yang sakit sehari 2 kali kearah puting susu. Gunakan baby oil atau minyak
kelapa murni untuk melemaskan dan membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.
2) Payudara meradang
Gangguan ini biasa disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu
tidak menyusui atau puting payudara lecet karena mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi
pada satu atau kedua payudara sekaligus. Umumnya radang terjadi 2-6 minggu pasca
persalinan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat. Untuk
mencegah mastitis, ibu harus menyusui bayi segera dan sesering mungkin, bila
payudara terasa penuh segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi.
Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotik yang baik dan aman untuk
ibu menyusui.
3) Puting datar atau tenggelam
Kalainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan
menarik puting susu kedalam. Upaya agar puting tidak datar atau tenggelam lagi ialah
tarik puting susu keluar dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu, lakukan
selama 2 hari sekali.
4) Puting lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui. Umumnya
terjadi pada hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, ibu dianjurkan untuk
teruskan menyusui bayinya agar nyeri berkurang dan oleskan sedikit ASI pada puting
susu dan sekitarnya atau kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5) Gangguan volume ASI

Menyusui melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biarkan


pemberian ASI lancar, kedua proses itu harus berjalan dengan seimbang. Jika tidak
terjadi keseimbangan maka proses menyusuipun tidak akan berjalan lancar.
6) Bingung puting
Bingung puting merupakan masalah menyusui yang timbul karena bayi yang
masih terlalu kecil mengalami kebingungan antara meghisap puting dengan botol susu.
Solusinya ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perah dengan sendok,
bukan botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak
binggung puting.
6. Langkah VI : Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena
ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan
kebutuhan bayi setiap saat. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada
bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
7. Langkah VII : Melaksanakan rawat gabung
Rawat gabung merupakan satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan.
Manfaat dilakukannyan rawat gabung yaitu:
a.
Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding)
yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya
b. Ibu mudah menyusui kapan saja
c.
Bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan refleks
prolaktin yang mampu memacu proses produksi ASI dan refleks oksitosin yang
membantu pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim
d.
Petugas kesehatan lebih mudah untuk mengetahui perkembangan kondisi
kesehatan ibu dan bayi.
8. Langkah VIII : Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab
lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada
awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai
pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa
jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang
bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
9. Langkah IX : Tidak memberikan dot atau kempeng
Oleh karena pemberian susu formula kadang tidak disertai dengan botol atau
dot yang cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi diare. Dan pengenceran

atau perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada
label yang berakibat bayi kurang gizi.
10. Langkah X : Membina kelompok pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi
penentu keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
a. Suami
Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika
sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat
sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian
ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa
pemberian ASI kepada sang buah hati.
b. Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui,
memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui,
membantu dalam perawatan bayi.
c. Tenaga kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI
dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai bayi
berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
d.

Lingkungan kerja atau kantor


Menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan yang
menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk memerah/menyusui
langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu kerja.
e. Sesama ibu menyusui
Saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan
dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil
diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia
2 tahun atau lebih.
f. Pemerintah
Senantiasa mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat,
memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan menyusui dan
pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang
bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi
Indonesia.
D.

Promosi Kesehatan pada Ibu Menyesui yang Bekerja


Prinsip umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara lain:
1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi
dan turut terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja atau karyawan pada semua tingkat pengorganisasian harus terlibat
dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada faktor risiko yang dapat didefinisikanserta
dimodifikasi, dan merupakan prioritas bagi pekerja atau karyawan.

4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja atau
karyawan.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi
promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat sustained (kontinu) serta didasarkan pada prinsip-prinsip
pemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan
menggunakan lebih dari satu metode.
Upaya promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk ibu menyusui yang
bekerja antara lain:
1. Memberikan konseling tentang persiapan ketika sudah kembali bekerja seperti:
a.
Memberitahu ibu untuk mersiapkan segala kebutuhan esok hari, pada malam hari
sebelumnya.
b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sebelum berangkat ke kantor.
c.
Mengusahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali ibu dengan bayi
dilaksanakan dalam suasana gembira.
2. Memberikan konseling kepada ibu ketika ibu berada di kantor seperti:
a.
Memberitahu ibu untuk memerah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi
atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
b. Memberitahu memerah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan
sebelum payudara ibu terasa penuh.
c. Menggunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
d. Memastikan bahwa pengasuh bayi mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar.
e.
Memberitahu kepada pengasuh bayi untuk tidak memberikan ASIP ketika anda
sudah dekat rumah.
f.
Memberitahu ibu untuk menyusui bayi ketika sudah kembali pulang, pada malam
hari, diakhir pekan dan setiap saat ibu sedang bersama bayi.
g. menganjurkan ibu agar meminta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya ibu
untuk terus memberikan ASI.
h. menganjurkan ibu untuk mencari sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk
saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau
perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan
terhadap ibu menyusui.
Tujuan dari promosi kesehatan ialah mengoptimalkan status kesehatan dalam
hal menyusui, menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar, sasaran atau

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

B.

ibu menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan
memiliki norma yang positif mengenai menyusui.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui merupakan upaya promosi
kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI
Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan
Menjelaskan manfaat menyusui
Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Menunjukkan teknik menyusui yang benar
Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
Melaksanakan rawat gabung
Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
Tidak memberikan dot atau kempeng
Membina kelompok pendukung ASI
Ibu menyusui yang bekerja juga penting untuk diberikan promosi kesehatan
tentang menyusui dengan cara konseling maupun memberi dukungan baik saat
persiapan sebelum bekerja ataupun saat ibu sudah bekerja. Adapun beberapa prinsip
umum bagi Prinsip umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara
lain manajemen puncak yang mendukung secara nyata serta antusias program
intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut, adanya evaluasi keefektifan
intervensi serta intervensi yang bersifat sustained (kontinu).
Saran
Dalam pemberian ASI eksklusif sangat diperlukan dukungan dari beberapa
pihak terkait khususnya keluarga, selain itu dukungan dari lingkungan seperti adat,
kebiasaan, sarana prasarana haruslah terpenuhi juga. Perlunya intervensi melalui
pelayanan kesehatan di tempat-tempat tertentu dan pemberdayaan kepada petugas
kesehatan (Dokter, Bidan dan Paramedis lainnya), diantaranya dengan memberikan
tempat khusus untuk ibu menyusui bayinya serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan ASI.
http://cahyatoshi12.blogspot.com/2012/01/upaya-promosi-kesehatan-pada-ibu.html
kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya.

Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan


menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan.
GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional
yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan
oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar
peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari
upaya kesehatan masyarakat.
Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan meliputi :

A. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/
derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan
upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya,
kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk
kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara kesehatan.
B. Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya
adalah kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko
tinggi agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya
adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan
neonatal.
C. Upaya Kuratif

Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah
melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama
penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
D. Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/
mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari
penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary
prevention).

A. PROMOSI KESEHATAN PRANIKAH


Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang
ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.
Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu.
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual
yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan
tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra
dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja
wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang
kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para
calon ibu. Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti
karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan sensitif.

Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri.
Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan
sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek,
perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang pasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut
mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat
mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan dari
pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi
kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja,
maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan
tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk
menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada
pasangannya. Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara
teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita
AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya adalah agar
menggunakan kondom saat besrsenggama, bila menikah. Upaya pemeliharaan
kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan
para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan
sebagainya. Para remaja yang terhimpu di dalam organisasi masyarakat perlu
diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk
menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata

kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Fakta


perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan
remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis
dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda
memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan
kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan
keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan
kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan terhadap remaja antara lain
mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi
perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar
hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk
menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan
direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga
kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2
anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial
ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung
untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu
dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.

3. Sistem reproduksi dan masalahnya


Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan
sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang
terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem
reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi
dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit
hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan
membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit
tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara
lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada
masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang
(suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat
perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa
mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan
dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu
remaja berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja

menyangkut bidang alin maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila
remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat
dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog.
Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna ,
pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.

B. PROMOSI KESEHATAN SAAT HAMIL


Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang
berada diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan
sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi
pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin.
Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau
pemimpn desa. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada
Trimester pertama 1 kali, Trimester dua 1 kali dan pada Trimester tiga 2 kali.
Pada ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.
Untuk itu bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada ibu hamil atau
pendekatan dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader posyandu, atau peminat
KIA.
Melalui pemeriksaan teratur dapat diketahui perkembangan kesehatan ibu. Bila
ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan sesegera
mungkin.
Pemeriksaan kesehatan ibu dilakukan dengan menggunnakan pendekatan
menajemen kebidaanan. Didalam menajemen kebidanan pemeriksaan kesehatan

mencakup langkah identifikasi dan analisa masalah serta penentuan diagnosa.


Pemeriksaan dimulai dengan pengumpulan data subyektif yang dilakukan dengan
wawancara atau anamnesa, lalu dilanjutka pengumpulan data obyektif yang
dilakukan dengan pemeriksaan fisik, melakukan diagnosa, rencana asuahn dan
tindaka.

C. PROMOSI KESEHATAN PERSALINAN


Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa
persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa
persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan
bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang
sehat.
1. Kala pertama
Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari
punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10
sampai 15 menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan
berlendir dan campuran sedikit darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi.
Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4
jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan
biasa. Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam
dilakukan. Dalam kondisi demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa
apakah ketuban sudah pecah.
Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul

bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari bernafas
dengan dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk
menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan
tempat tidur untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai
dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerahmerahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.
2. Kala dua
Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala
diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu
diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan
beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut
sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran
darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas
perut ibu untuk melakukan IMD.
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim
dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan
berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim
berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.

4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari
vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat
total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu
diamati, demikian pula tanda-tanda vital.

D. PROMOSI KESEHATAN NIFAS


Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan
keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam
menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap
dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan
memantau ibu terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam
pasca persalinan rentan akan komplikasi-komplikasi pada ibu. Dalam masa nifas,
tanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemah.
Keadaan fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan daerah vagina.
Bila keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu dan bayi
diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau

kencing, bayi tidak boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar menjaga
kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air besar.
Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4
kali kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga
diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah
persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan.

E. PROMOSI KESEHATAN MENYUSUI


Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui,
khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera
setelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi dukungan
dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam
ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI
eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ), cara menyusui yang benar, dan masalah
dalam menyusui beserta cara mengatasinya.
Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat kesehatan
masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri
yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi
bayi).
http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/upaya-promosi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai