Upaya Promosi Kesehatan
Upaya Promosi Kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat
dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan
upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar
dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan
peran serta masyarakat.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam
mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara
lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga
dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan meliputi :
A. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan
yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar
masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat meningkat dan
kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara
memelihara kesehatan.
B. Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah
kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak
jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan
antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
C. Upaya Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui
pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis.
Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary
prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
D. Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah
kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya
adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
http://dianhusadasefta.blogspot.com/p/upaya-promosi-kesehatan.html
Yhuyu
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-NYA kepada kita semua karena dengan izin-Nya-lah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Topik Makalah kami adalah Upaya Promosi Kesehatan Pada Pranikah,
Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dimana masih terdapat kekurangankekurangan yang tentunya masih diharapkan perbaikannya, oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran dari dosen pembimbing serta teman-teman semua guna
perbaikan dan kesempurnaan isi makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis
PENDAHULUAN
Kesehatan
merupakan
kebutuhan
dan
hak
setiap
insan
agar
dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya
sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan
suatu
sistem
kesehatan
nasional
yang
semakin
mendorong
pembangunan
kesehatan
tersebut
memerlukan
pembangunan
kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sektor
terkait termasuk swasta dan masyarakat.
Pembangunan
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (prevent), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Dalam
rangka
memajukan
kesehatan
masyarakat
serta
sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri.
Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan
sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek,
perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang
fasilitas
pelayanannya
lebih
lengkap.
Faktor
keluarga
juga
turut
masa
dapat
di
menimbulkan
dalam
konflik
membina
di
kesehatan
dalam
diri
diperlukan.
mereka.
Pendekatan
Penyampaian
pesan
disampaikan
antara
suami
kepada
dan
remaja.
istri.
Pekawinan
Perkawinan
bukan
hanya
memberikan
buah
sekedar
untuk
menghasilkan keturunan. Bayi yang dilahirkan adalah bayi yang sehat dan
2.
direncanakan.
Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluarga yang diidamkan adalah keluarga yang memiliki norma
keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri
dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial
ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung
untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu
dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3.
kehamilan
dalam
atau
masa
persalinan
kehamilan
atau
atau
juga
penyakit
persalianan.
yang
akan
Penyakit-penyakit
tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu
mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi,
DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada
masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang
(suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat
perubahan perilaku.
Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan
dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu
remaja
berkonsultasi
atau
memberikan
penyuluhan.
Bila
masalah
remaja
menyangkut bidang lain maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila
remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat
dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan melalui
organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa
dan pemuda.
Dalam menghadapi proses perkawinan banyak hal ynag harus dipersiapkan oleh
pasangan calon pengantin. Baik fisik, mental maupun biaya. Bidan mempunyai
peran sebagai penyedia kesehatan antara lain dengan memberikan promosi
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
menjadi depresi.
Penyuluhan pranikah
Hakikat perkawinan
Persiapan kehamilan pertama
Pemeliharaan kehamilan dan nifas
Pemberian ASI
Imunusasi
Imunisasi yang diberikan adalan imunisasi tetenus toksoid (TT), yang diberikan
f.
yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih
3.
efektif.
Persiapan calon pengantin.
Dalam pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satu ikatan
yang di abadikan melalui pernikahan. Kedua pribadi ini masing-masing memiliki
kepribadian, keinginan, dan tujuan hidup sendiri. Persiapan-persiapan yang di
a.
1)
keadaan pasangannya.
2) Umur
Usia menikah yang paling baik adalah dalam masa reproduksi sehat yaitu umur 20
tahun sampai dengan 30 tahun. Hal ini dilakukan dalam upaya persiapan kehamilan
3)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
Anak
yang
tempat
menghadapi
bernaung
pada
masalah,
orang
tua
baik
kecil
yang
maupun
menampung,
besar
yang
d.
dan menghancurkan sistem organ tubuh. Rokok juga memberikan dampak negatif
terhadap bukan perokok. Rokok yang di bakar, menghasilkan asap yang keluar
duakali lebih banyak dibanding asap yang dihisap oleh perokok. Bukti ilmiah
menunjukkan bahwa kadar bahan berbahaya dari asap yang keluar ternyata lebih
tinngi dibanding asap yang dihisap perokok. Kadar CO sekitar 2-4 kali lebih tinggi,
kadar nikotin 2-3 kali lebih tinggi dan kadar nitrosamine 50 kali lebih tinggi.
Perokok pasif akan menderita sakit karena terpapar bahan berbahaya dalam asap
rokok. Perokok pasif mempunyai kemungkinan terkena kanker paru 30% lebih tinggi
dibanding yang tidak terpapar asap rokok. Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa
istri dari seorang perokok mempunyai kemungkinan terkena kanker paru sebesar
20-50% lebih tinggi dari istri bukan perokok.
Batuk pilek pada anak perokok 20-80% lebih sering dibanding anak bukan perokok.
Bronkitis pada anak perokok 2 kali lebih sering daripada anak bukan perokok.
4.
a.
b.
c.
hendaknya
juga
mendapatkan informasi tentang PMS , bukan hanya jenisnya tetapi juga cara
penuluarannya dan juga cara untuk menghindarinya. Di harapkan setiap pasangan
yang ingin menikah melakukan tes HIV/AIDS terlebih dahulu sehingga dapat
diketahui apakah pasangannya mengidap HIV/AIDS atau tidak. Tujuannya adalah
d.
e.
f.
g.
B.
1.
a.
ingin lalngsung memiliki anak. Ada yang ingin menunda karena alasan umur (terlalu
muda), ada juga yang belum siap memiliki anak baik lahir maupun bathinnya. Pada
saat inilah peran bidan untuk membantu dan mengarahkan dalam menentukan
waktu yang tepat untuk memiliki anak.
b. Mengatur kehamilan dengan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi terdiri atas berbagai macam, mulai dari yang sederhana hingga
metode kontrasepsi mantap. Bidan dapat membantu pasangan untuk memilih
kontrasepsi mana yang lebih cocok. Jika ingin menunda kehamilan, maka dapat
diperkenankan berbagai jenis metode kontrasepsi hormonal, mulai dari pil suntik,
alat kontrasepsi bawah kulit(AKBK), dan alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR).
Hal lain, jika pasangan sudah tidak ingin punya anak lagi tapi belum mau untuk
kontrasepsi mantap, maka pasangan dapat dianjurkan untuk menggunakan
2.
a.
1)
2)
b.
c.
kontrasepsi AKDR.
Persiapan kehamilan dan saat kehamilan
Tanda-tanda kehamilan.
Tanda mungkin hamil
Tanda pasti hamil
Tujuan pemeriksaan kehamilan
Pelayanan pada saat antenatal care (ANC)
Adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan
untuk
ibu
selama
meliputi
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
(umum
dan
kebidanan)
pemeriksaan laboratorium khusus dan rutin, serta intervensi umum dan khusus
(sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri
atas :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan DJJ
6) Skrining status imunisasi TT dan berikan imunisasi TT bila diperlukan
7) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tata laksana kasus
10) Temu wicara, termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi serta
KB pascapersalinan.
Pemeriksaan laboratorium
rutin
mencakup
pemeriksaan
golongan
darah,
hemoglobin, protein urin, dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di
daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok berisiko, pemeriksaan yang dilakukan
adalah hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, tuberkolosis, cacingan dan thalasemia.
d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
1.
BERSALIN
Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika wanita persalinannya spontan, biasanya wanita tersebut yang
memulai perawatannya sendiri, baik dengan meminta penolong kelahiran datang
atau dengan melakukan persiapan ke fasilitas kesehatan. Tanggung jawab penolong
persalinan untuk mengkaji perawatan yang paling tepat pada awal persalinan telah
dibicarakan
dan
pentingnya
pemberian
dukungan
sepanjang
persalinan.
Di
manapun kelahiran terjadi, terbinanya hubungan yang baik antara wanita dan
pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah atau belum bertemu
sebelumnya. Kualitas penerimaan yang di tawarkan kepada wanita yang mencari
perawatan institusi akan sangat menentukan tingkat kepercayaan yang di berikan
oleh wanita tersebut dan keluarganya kepada pemberi perawatan.
Selama persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus
di kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah,
memeriksa asupan cairan dan keluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan
dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan privasi
selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan
2.
3.
mencegah atau mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat
bervariasi. Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat keinginan wanita
untuk makan dan minum selama persalinan dan melahirkan. Namun ada beberapa
ibu yang menghadapi persalinan dengan ketakutan yang luar biasa. Dengan
dilakukan promosi kesehatan tentang nutrisi pada ibu bersalin inilah di harapkan
akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan ketakutan makan
4.
makanan tertentu.
Tempat Melahirkan
Praktik persalinan dirumah yang benar memerlukan beberapa persiapan yang
esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia air bersih dan
ruangan untuk tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan harus di lakukan
dengan cermat. Pakaian atau handuk hangat harus di siapkan untuk membungkus
bayi agar tetap hangat. Jadi paling tidak harus ada beberapa bentuk peralatan
melahirkan yang bersih sesuai rekomendasi WHO, yang bertujuan menciptakan
lapangan persalinan sebersih mungkin dan memberi perawatan tali pusat yang
5.
adekuat.
Nyeri Persalinan
(Kwast, 1995).
Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan adalah
kebutuhan yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di
kamar operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan
harus di cuci dengan air dan sabun secara cermat. Beberapa tindakan harus diambil
selama persalinan untuk mencegah kemungkinan infeksi pada wanita dan penolong
persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung dengan darah dan
cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama pemeriksaan vagina dan
pelahiran bayi, serta dalam penanganan plasenta. Penting untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi dengan mempertahankan teknik invasif misalnya
episiotomi seminimal mungkin dan jika melakukan perawatan tambahan.
http://ayzha9413.blogspot.com/2012/06/makalah-promosi-kesehatan-upayapromosi.html
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara Indonesia ialah
masalah gizi kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan
dan kematian pada bayi dan anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah
diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, praktikpraktik rumah sakit yang kurang tepat seperti memberikan air dan suplemen untuk bayi
tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada awal periode
pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang luas, dan promosi
komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan rumah sakit waktu ibu pulang
ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu formula yang didistribusikan oleh
pemberi perawatan selama kehamilan dan iklan-iklan di televisi serta majalah.
Pada awal kehidupan sampai bayi berusia enam bulan, ASI eksklusif tanpa
bahan makanan lain sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun psikologis bayi karena dalam ASI mengandung banyak zat-zat gizi yang
mencukupi kebutuhan kelangsungan hidup bayi. Setelah enam bulan ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Bidan mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik.
Sebagai pelaksana, bidan melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan
kesehatan. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan mutu kesehatan. Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam
berbagai masalah tentang pelayanan kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat
berperan sebagai penyuluh dan penasihat tentang permasalahan kesehatan yang ada
di masyarakat, disinilah peran bidan dalam melakukan upaya promosi kesehatan.
Dimana sebagai promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan penerangan dan
pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat
menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan
baik serta menganggap pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan
lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan
kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi
kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu menyusui.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan menyusui?
2. Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif?
3. Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
4. Apakah yang dimaksud dengan ibu menyusui?
5. Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
6. Apakah tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
7. Apa saja yang termasuk dalam upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui?
8. Bagaimana promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja?
C.
Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa
mampu melakukan praktik promosi kesehatan ibu menyusui. Sedangkan tujuan khusus
dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian menyusui.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan
Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu
ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau
oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti
botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Pemerintah dan organisasi internasional
sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi
bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American
Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6
bulan. ASI sangat baik untuk kesehatan bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa
melindungi bayi dari berbagai penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh sebab itu
pemberian ASI disarankan pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI eksklusif).
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang
kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang
sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu itu sendiri.
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau
perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan
terhadap ibu menyusui.
B.
C.
a. Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum :
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada harihari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
Komposisi ASI :
1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu
keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung Whey : Casein lebih
banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey:Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
1) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi
sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
2) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing
dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2) Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
3) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4) Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan
virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari
3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya
kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan
membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin
tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin
tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI dilaksanakan dengan jalan :
a.
Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
b.
Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
c. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
Posisi yang benar dalam pemberian asi sangat menentukan bagi kenyamanan
bayi dan ibu sendiri. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan
berdiri, duduk, atau rebahan. Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang bersih
dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk, atau
berbaring dengan santai (sesuai keinginan).
a. Melekat dengan benar :
1) Dagu menempel pada payudara ibu
2) Bibir bawah terbuka keluar
3) Mulut terbuka lebar
4) Bagian atas areola mamae lebih banyak berada dalam mulut bayi
b. Posisi tubuh :
1) Perut bayi menghadap badan ibu
2) Telinga, bahu, tangan berada dalam satu garis lurus
3) Bayi di dekatkan dengan ibu
4) Ibu menyangga seluruh badan bayi
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi tampak tenang, bayi nampak
menghisap kuat dengan irama perlahan dan puting susu tidak terasa nyeri.
a. Posisi menyusui:
1) The cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bayi berada di perut ibu
sampai kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Tubuh bayi menghadap kearah ibu
dan meletakkan kepala bayi pada siku tangan ibu.
2) The cross cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi.
Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3) The football hold
Bayi disamping ibu dengan kaki bayi dibelakang ibu dan bayi terselip di bawah
lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk
ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar.
Posisi ini membutuhkan bantal untuk menopang bayi.
4) Saddle hold
Posisi ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi
duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi memiliki pilek atau sakit telinga. Bayi
duduk tegak dengan kaki mengangkangi ibu.
5) The lying position
Menyusui dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk
bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur saat bayi
menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal dan pastikan bahwa perut
bayi menyentuh ibu.
b. Berbagai masalah dalam menyusui
1) Payudara bengkak
Payudara bengkak biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan. Bengkak
pada payudara ini di sebabkan oleh penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di
payudara yang lama kelamaan dapat menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu
sehingga pengeluaran volume ASI berkurang. Desakan ASI yang tidak lancer
menimbulkan rasa nyeri pada payudara ibu.
Penggumpalan air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui pada ibu
nya kemungkinan karna derasnya aliran air susu yang keluar sehingga bayi tak nyaman
saat menyusui. Produksi ASI yang melimpah tanpa disusukan atau dipompa lambat
laun akan menyebabkan penggumpalan yang pada akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan memijat daerah
payudara yang sakit sehari 2 kali kearah puting susu. Gunakan baby oil atau minyak
kelapa murni untuk melemaskan dan membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.
2) Payudara meradang
Gangguan ini biasa disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu
tidak menyusui atau puting payudara lecet karena mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi
pada satu atau kedua payudara sekaligus. Umumnya radang terjadi 2-6 minggu pasca
persalinan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat. Untuk
mencegah mastitis, ibu harus menyusui bayi segera dan sesering mungkin, bila
payudara terasa penuh segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi.
Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotik yang baik dan aman untuk
ibu menyusui.
3) Puting datar atau tenggelam
Kalainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan
menarik puting susu kedalam. Upaya agar puting tidak datar atau tenggelam lagi ialah
tarik puting susu keluar dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu, lakukan
selama 2 hari sekali.
4) Puting lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui. Umumnya
terjadi pada hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, ibu dianjurkan untuk
teruskan menyusui bayinya agar nyeri berkurang dan oleskan sedikit ASI pada puting
susu dan sekitarnya atau kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5) Gangguan volume ASI
atau perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada
label yang berakibat bayi kurang gizi.
10. Langkah X : Membina kelompok pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi
penentu keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
a. Suami
Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika
sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat
sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian
ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa
pemberian ASI kepada sang buah hati.
b. Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui,
memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui,
membantu dalam perawatan bayi.
c. Tenaga kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI
dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai bayi
berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
d.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja atau
karyawan.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi
promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat sustained (kontinu) serta didasarkan pada prinsip-prinsip
pemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan
menggunakan lebih dari satu metode.
Upaya promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk ibu menyusui yang
bekerja antara lain:
1. Memberikan konseling tentang persiapan ketika sudah kembali bekerja seperti:
a.
Memberitahu ibu untuk mersiapkan segala kebutuhan esok hari, pada malam hari
sebelumnya.
b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sebelum berangkat ke kantor.
c.
Mengusahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali ibu dengan bayi
dilaksanakan dalam suasana gembira.
2. Memberikan konseling kepada ibu ketika ibu berada di kantor seperti:
a.
Memberitahu ibu untuk memerah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi
atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
b. Memberitahu memerah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan
sebelum payudara ibu terasa penuh.
c. Menggunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
d. Memastikan bahwa pengasuh bayi mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar.
e.
Memberitahu kepada pengasuh bayi untuk tidak memberikan ASIP ketika anda
sudah dekat rumah.
f.
Memberitahu ibu untuk menyusui bayi ketika sudah kembali pulang, pada malam
hari, diakhir pekan dan setiap saat ibu sedang bersama bayi.
g. menganjurkan ibu agar meminta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya ibu
untuk terus memberikan ASI.
h. menganjurkan ibu untuk mencari sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk
saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau
perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan
terhadap ibu menyusui.
Tujuan dari promosi kesehatan ialah mengoptimalkan status kesehatan dalam
hal menyusui, menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar, sasaran atau
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
B.
ibu menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan
memiliki norma yang positif mengenai menyusui.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui merupakan upaya promosi
kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI
Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan
Menjelaskan manfaat menyusui
Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Menunjukkan teknik menyusui yang benar
Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
Melaksanakan rawat gabung
Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
Tidak memberikan dot atau kempeng
Membina kelompok pendukung ASI
Ibu menyusui yang bekerja juga penting untuk diberikan promosi kesehatan
tentang menyusui dengan cara konseling maupun memberi dukungan baik saat
persiapan sebelum bekerja ataupun saat ibu sudah bekerja. Adapun beberapa prinsip
umum bagi Prinsip umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara
lain manajemen puncak yang mendukung secara nyata serta antusias program
intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut, adanya evaluasi keefektifan
intervensi serta intervensi yang bersifat sustained (kontinu).
Saran
Dalam pemberian ASI eksklusif sangat diperlukan dukungan dari beberapa
pihak terkait khususnya keluarga, selain itu dukungan dari lingkungan seperti adat,
kebiasaan, sarana prasarana haruslah terpenuhi juga. Perlunya intervensi melalui
pelayanan kesehatan di tempat-tempat tertentu dan pemberdayaan kepada petugas
kesehatan (Dokter, Bidan dan Paramedis lainnya), diantaranya dengan memberikan
tempat khusus untuk ibu menyusui bayinya serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan ASI.
http://cahyatoshi12.blogspot.com/2012/01/upaya-promosi-kesehatan-pada-ibu.html
kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya.
A. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/
derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan
upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya,
kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk
kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara kesehatan.
B. Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya
adalah kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko
tinggi agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya
adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan
neonatal.
C. Upaya Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah
melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama
penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
D. Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/
mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari
penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary
prevention).
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri.
Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan
sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek,
perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang pasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut
mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat
mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan dari
pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi
kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja,
maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan
tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk
menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada
pasangannya. Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara
teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita
AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya adalah agar
menggunakan kondom saat besrsenggama, bila menikah. Upaya pemeliharaan
kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan
para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan
sebagainya. Para remaja yang terhimpu di dalam organisasi masyarakat perlu
diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk
menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata
menyangkut bidang alin maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila
remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat
dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog.
Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna ,
pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari bernafas
dengan dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk
menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan
tempat tidur untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai
dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerahmerahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.
2. Kala dua
Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala
diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu
diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan
beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut
sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran
darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas
perut ibu untuk melakukan IMD.
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim
dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan
berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim
berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari
vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat
total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu
diamati, demikian pula tanda-tanda vital.
kencing, bayi tidak boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar menjaga
kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air besar.
Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4
kali kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga
diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah
persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan.