Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL

Keikutsertaan Masyarakat Lokal (Local Community Involvement) sebagai


Katalisator Produktivitas Pariwisata
Ayudya Arumsari
C 301 13 048
Jurusan Akuntansi S-1, Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako

Gejolak ekonomi global yang ditandai dengan adanya unsur pelemahan dan ketidakpastian
keadaan ekonomi yang cenderung lamban menuju titik keseimbangan baru yang lebih baik
memiliki dampak negatif terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia dalam kurun waktu
dua tahun terakhir. Merujuk pada fokus utama perekonomian nasional yang terletak pada sektor
riil yang bersifat komoditi, adanya pelemahan dan ketidakpastian ekonomi global mampu
membenarkan adanya realita dari melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Munculnya cikal bakal currency war dalam lingkup ekonomi global yang diakibatkan oleh
devaluasi nilai mata uang oleh China (Fortune, 2016) semakin menegaskan indikasi bahwa
ketidakpastian global akan terus berlangsung cukup lama. Hal tersebut tentu menjadi ancaman
bagi tiap Negara termasuk Indonesia. Perlu diadakan adanya tindakan antisipasi untuk mengatasi
bahaya ancaman tersebut. Berdasarkan pada status quo bahwa ketidakpastian ekonomi global
berdampak pada sektor riil Indonesia, maka kini sudah sepantasnya Indonesia beralih untuk
berfokus pada sektor lain untuk meningkatkan perekonomian nasional; yaitu pada sektor nonkomoditi, yang dimana salah satunya adalah sektor pariwisata yang tidak terpengaruh oleh
pelemahan dan ketidakpastian ekonomi global.
Kuatnya sektor pariwisata dibuktikan oleh banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara
yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor pariwisata merupakan salah satu dari 5 (lima)
penyumbang devisa terbesar sepanjang tahun 2009-2013 (KEMENPAR, 2015), selain yang
berasal dari batu bara, minyak kelapa sawit, minyak dan gas bumi, serta karet olahan. Hal inilah
yang kemudian mendasari pemerintah dalam menggagas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016, yang dimana
menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dan prioritas pemerintah dalam rangka
peningkatan perekonomian nasional. Dalam perencanaannya, pemerintah mengalokasikan

anggaran sebesar Rp 5,63 Triliun yang diberikan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif untuk mendorong produktifitas sektor pariwisata (Kurnia, 2015). Begitu menjanjikannya
prospek yang diberikan oleh sektor pariwisata termasuk pariwisata Indonesia, idealnya menjadi
suatu pertimbangan bagi pemerintah untuk lebih serius dalam mengelola sektor tersebut.
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu bentuk nyata dari fenomena tersebut.
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wisata (alam dan
budaya) yang luar biasa dibandingkan daerah lain. Banyaknya objek wisata baik pantai,
pegunungan, bukti sejarah, maupun kearifan local membuktikan bahwa daerah ini memiliki
potensi yang besar bagi sektor pariwisata. Namun sayangnya, potensi tersebut belum diketahui
oleh masyarakat umum bahkan tak jarang masyarakat lokal sekalipun. Rendahnya tingkat
promosi yang diakibatkan oleh kurangnya sikap Sadar Wisata masyarakat dan pemerintah
menjadi suatu bahan evaluasi yang kini perlu dibenahi, mengingat reformasi perekonomian
nasional dalam bentuk sektor pariwisata kini sangat urgent dilakukan akibat kondisi
perekonomian global yang tak kunjung membaik dan terlebih lagi akibat adanya program
Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) yang kurun menuntut adanya
pengadaan keunggulan kompetitif agar mampu bersaing.
Peningkatan sikap Sadar Wisata perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
seputar sektor pariwisata, yang dimana dapat direalisasikan melalui keterlibatan aktif masyarakat
local yang tergabung dalam suatu komunitas. Adapun keterlibatan aktif yang dilaksanakan yaitu
dengan melakukan gerakan promosi yang nantinya akan secara tidak langsung menstimulus
produktifitas pariwisata itu sendiri. Dengan adanya komunitas ini, diharapkan kemampuan
masyarakat dalam bidang pariwisata dan gerakan promosi dapat menjadi motor penggerak utama
produktifitas di sektor pariwisata, yang dimana semakin baik dan responsif.
Adanya suatu sinergitas antara pemerintah dan pihak masyarakat terutama masyarakat
lokal mampu menjadi suatu katalisator bagi produktivitas pariwisata. Melalui keikutsertaan
langsung masyakat lokal, terdapat sejumlah keuntungan yang diperoleh baik bagi masyarakat itu
sendiri maupun bagi pemerintah. Sudah sepantasnya masyarakat memiliki andil dalam
pembangunan ekonomi Negara, dikarenakan masyarakatlah yang merupakan the mother of
nature.

Anda mungkin juga menyukai